Oleh:
Dewi Sartika
(2019.NS.A.07.009)
LEMBAR PERSETUJUAN
.
Telah melaksanakan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan Stase Keperawatan Maternitas Program Studi Sarjana Keperawatan
dan Program Profesi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
Pembimbing Akademik,
BAB 1
PENDAHUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu
berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di Negara berkembang. Diperkirakan setiap tahunnya 300.000 ibu di dunia
meninggal ketika melahirkan. Sebanyak 99 persen kasus kematian ibu terjadi di
negara berkembang. Hal ini terungkap berdasarkan laporan terbaru yang (dirilis
United Nations Population fund.) Pudjiastuti (2011: 24).
Menurut laporaan WHO yang telah di publikasikan pada tahun 2014 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai angka 289.000 jiwa. Dimana terbagi atas
beberapa Negara, antara lain Amerika Serikat mencapai 9300 jiwa, Afrika Utara
179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Dan di Indonesia sendiri mencapai 214
per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat
digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini
dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama
kehamilan dan melahirkan.
(Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa
Tengah tahun 2014 berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Tengah sebesar 126,55 (711
kasus) per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan AKI pada tahun 2013 sebesar 118,62 (668 kasus) per 100.000 kelahiran
3
4
hidup, hal ini berarti terjadi peningkatan permasalahan kematian ibu di Provinsi Jawa
tengah. (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2015).
Sebesar 57,61% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu
hamil sebesar 24,33% dan pada waktu persalinan sebesar 18,06% (Profil Kesehatan
Jateng, 2013). Adapun komplikasi yang mengakibatkan banyak kematian maternal
lainnya seperti pendarahan, infeksi nifas/sepsis, partus lama/macet dan abortus.
Menurut Sitti Saleha (2009) pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan fisiologis,
yaitu adanya involusi uterus, pengeluaran lokhia, terjadi laktasi ASI, sistem
pencernaan, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal, sistem endokrin, sistem
kardiovaskuler, sistem hematologi dan perubahan psikologis.
Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada
saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah
terjadinya proses kehamilan dan bersalin. Jika saat pemulihan terjadi perubahan-
perubahan fisiologis yang abnormal maka akan terjadi komplikasi nifas yang bisa
mengancam jiwa ibu atau gangguan psikologis. Masa nifas terbagi menjadi beberapa
tahap diantaranya puerperium dini, puerperium intermedial dan remote puerperium.
Setelah masa nifas 42 hari masalah selanjutnya yang perlu diketahui oleh ibu
primipara adalah tehnik menyusui yang benar dan nutrisi ibu menyusui, perawatan
bayi, dan pemilihan alat kontrasepsi keluarga berencana. Hal ini perlu disampaikan
pada ibu primipara karena belum pernah mengalami persalinan sebelumnya dan
pengetahuan mengenai beberapa hal tersebut mungkin belum diketahui.
Data yang diperoleh bagian rekam medis Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono
Magelang selama tahun 2014 didapatkan jumlah klien dengan post partum spontan
sebanyak 275 orang. Terdiri dari Post partum spontan dengan disertai beberapa
indikasi sebanyak 188 orang (68,36%) dan 87 orang (31,64%) post partum spontan
tanpa indikasi.
Kejadian persalinan dengan post partum spontan primipara di Rumah Sakit
Tentara dr. Soedjono Magelang pada tahun 2014 sebanyak 43 kasus. Data pada tahun
2015 sampai dengan bulan September sebanyak 128 kasus.
5
BAB
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Post Partum
2.1.1 Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2019).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui
jalan lahir. (Prawirohardjo, 2018).
Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi
pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
melalui jalan lahir.
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini
yaitu 6 – 8 minggu. (Rustam Mochtar, 2019).
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika
alat – alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. ( Barbara F. weller
2018).
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam.(Abdul Bari Saifuddin, 2018).
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2019).
2.1.2 Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2019).
7
8
2.1.3 Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari
kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah
yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
9
pathway
11
2.1.4.6 Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas,
sifat lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak.
Jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi,
berbau anyir, tetapi tidak busuk.
Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
a. Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion,
liguor amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
b. Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir, banyak
serum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
c. Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair
dan tidak berdarah lagi.
d. Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung
leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah mati.
2.1.4.7 Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari
dan pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya
dapat dilalui oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat
laun mencapai ukuran normal dan tonus otot kembali seperti biasa, pada
minggu ke-3 post partum, rugae mulai nampak kembali.
2.1.4.8 Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang
begitu lama. Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat
striae melipat, dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat
janin yang terlalu besar atau bayi kembar.
13
3) Letting Go Period
Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa
kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
d. Anemia.
4) Rasa sakit waktu berkemih
Gejala :
a. Kencing sakit
b. Nyeri tekan di atas simpisis
5) Mastitis (peradangan pada payudara)
Gejalanya:
a. Suhu tubuh > 380C
b. Terjadi minggu pertama post partum
c. Nyeri tekan pada payudara
6) Inflamasi vena femoralis dengan pembentukan pembekuan darah
a. edema pada bagian paha atas dan tungkai
b. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha dan pada betis
c. Tampak benalungan pembuluh darah
d. Suhu badan meningkat, menggigil.
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Tes diagnostic
a) Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit ( Hb/Ht )
b) Urinalisis; kadar urin, darah.
2.1.7.2 Therapy
a) Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
b) Memberikan antibiotik bila ada indikasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu nifas :
1) Mobilisasi
Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan menganjurkan ibu nifas untuk
melakukan mobilisasi dini ( early mobilization ), hal ini mempunyai
keuntungan yaitu :
a. Memperlancar pengeluaran lochia
b. Mempercepat involusi
17
5) Senam Nifas
Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi drah dan
mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang
memuai saat hamil.
Latihan senam nifas dapat diberikan mulai hari kedua misalnya :
a. Ibu telentang lalu kedua kak ditekuk, kedua tangan ditaruh diatas dan
menekan perut. Lakukan pernapasan dada dan pernapasan perut.
b. Dengan posis yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali
c. Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti
menahan miksi dan defakasi
d. Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan
berusaha menyentuh tumit.
19
BAB 3
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
19
20
17) Berikan sprei anestetik, salep topical, dan kompres witc hazel untuk
perineum bila dibutuhkan.
18) Bantu sesuai dengan injeksi salin atau pemberian “ blood patch “ pada sisi
pungsi dural. Pertahankan klien pada posisi horizontal setelah prosedur.
b. Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman sebelumnya,
usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur karakteristik fisik payudara ibu.
Tujuan : setelah dilakukan demostrasi tentang perawatan payudara diharapkan
tingkat pengetahuan ibu bertambah. Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman
tentang proses menyusui, mendemonstrasikan tehnik efektif dari menyusui,
menunjukan kepuasan regimen menyusui satu sama lain, dengan bayi dipuaskan
setelah menyusui.
Rencana tindakan : Mandiri :
1) Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelumnya.
2) Tentukan system pendukung yang tersedia pada klien, dan sikap
pasangan/keluarga.
3) Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologis dan keuntungan
menyusui, perawatan putting dan payudara, kenutuhan diet khusus, dan
factor – factor yang memudahkan atau mengganggu keberhasilan menyusui.
4) Demostrasikan dan tinjauan ulang tehnik – tehnik menyusui. Perhatikan
posisi bayi selama menyusui dan lama menyusui.
5) Kaji putting klien; anjurkan klien melihat putting setiap habis menyusui.
6) Anjurkan klien untuk mengeringkan putting dengan udara selama 20 – 30
menit setelah menyusui.
7) Instruksikan klien untuk menghindari pengunaan putting kecuali secara
khusus diindikasi.
8) Berikan pelindung putting payudara khusus untuk klien menyusui dengan
putting masuk atau datar.
9) Kolaborasi : Rujuk klien pada kelompok pendukung; misal posyandu
10) Identifikasi sumber – sumber yang tersedia dimasyarakat sesuai indikasi
24
7) Kaji terhadap tanda-tanda infeksi saluran kemih (ISK) atau sisitis (mis :
peningkatan frekiensi, doronganatau disuria). Catat warna dan tampilan urin,
hematuria yang terlihat, dan adanya nyeri suprapubis.
8) Anjurkan perawatan perineal, dengan menggunakan botol atau rendam
duduk 3 sampai 4 kali sehari atau setelah berkemih/defekasi. Anjurkan klien
mandi setiap hari ganti pembalut perineal sedikitnya setiap 4 jam dari depan
ke belakang.
9) Anjurkan dan gunakan tehnik mencuci tangan cermat dan pembuangan
pembalut yang kotor, pembalut perineal dan linen terkontaminasi dengan
tepat.
10) Kaji status nutrisi klien. Perhatikan tampilan rambut, kuku, kulit, dan
sebagainya. Catat berat badan kehamilan dan penambahan berat badan
prenatal.
11) Berikan informasi tentang makanan pilihan tinggi protein, vitamin C, dan zat
besi. Anjurkan klien untuk meningkatkan masukan cairan sampai 2000
ml/hari.
12) Tingkatkan tidur dan istitahat.
13) Kolaborasi : Kaji jumlah sel darah putih ( SPD ).
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN (KASUS BAYANGAN)
27
28
Genogram 3 generasi :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
29
: Ny. Y ( klien)
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
Keterangan :
4.3.4 Masa hamil : Tidak ada
4.3.5 Masalah Lahir/persalinan : Tidak ada
4.3.6 Masalah Nifas : Tidak ada
4.3.7 Masalah bayi : Tidak ada
b. Keadaan Anak : Normal
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
4.3.8 Amenorhoe : Tidak ada
4.3.9 Keluhan waktu hamil : Mual dan pusing
Gerakan anak pertama dirasakan : Usia kehamilan 20 minggu
4.3.10 Imunisasi : Pernah
4.3.11 Penambahan BB selama hamil : 10 Kg
4.3.12 Pemeriksaan kehamilan : Teratur
4.3.13 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : Puskesmas
dengan hasil baik.
TB : 150 cm
Kesadaran : Compos Menthis
Turgor kulit : Baik
Pendengaran: Baik
8. Leher
Pembesaran kel. Tyroid : Tidak ada
Distensi Vena Jugularis : Tidak ada
Sesak nafas : Tidak ada
Pembengkakan : Tidak ada
Vulva/vagina :
Edema/tumor/penyempitan : Tidak ada
Portio :
- Konsistensi : Cair
- Pendataran : 5/5
- Pembukaan : lengkap
- Hodge/bagian terendah : 1
- Selaput Ketuban : Utuh (+)
- Presentasi : Kepala
- Posisi : Presentasi Kepala
- Bau : Khas
- Konsistensi : lembek
- Masalah / Keluhan : tidak ada
2. Buang Air Kecil (BAK)
- Frekuensi : 4-5 x/hari
- Warna :Kuning jernih
- Bau : Khas amoniak
- Masalah / Keluhan : Tidak ada masalah
3. Pola tidur dan istirahat :
- Waktutidur : Siang dan malam
- Lama tidur/hari : Siang 1-3 jam, malam 7-8 jam
- Kebiasaan pengantar tidur : Tidak ada
- Kebiasaan saat tidur : Tidak ada
- Kesulitan dalam tidur : Tidakada
4. Pola aktivitas dan latihan :
- Kegiatan dalam pekerjaan : Memasak dan membersihkan rumah
- Olah raga : Jalan kaki di sekitar rumah
- Mobilisasi dini :-
- Kegiatan di waktuluang : Berjalan bersama keluarga
5. Personal Hygiene :
Kulit : Bersih
Rambut : Bersih
Mulut dan Gigi : Bersih
Pakaian : Rapidanbersih
Kuku : Bersih
6. Ketergantungan fisik :
- Merokok : Tidakada
- Minuman keras : Tidakada
- Obat-obatan : Tidakada
- Lain-lain : Tidakada
35
d) Kala IV
Adaptasi nyeri : Apabila terasa nyeri klien melakukan nafas dalam
Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : Klien tetap tenang
b. Persepsi diri
Hal yang amat dipikirkan saat ini : memikirkan janinnya lahir
dengan selamat dan sehat.
Harapan setelah menjalani perawatan : agar cepatpulihkembali
beraktivitas seperti biasanya
Perubahan yang dirasa setelah hamil:Terasa perut semakin
membesar dan BB bertambah
c. Konsep diri
Body Image : Klien dapat menerima proses persalinannya
Peran : Klien sebagai istri dan ibu untuk anak-anaknya
Ideal Diri : Klieningin cepat pulih dan beraktifitas lagi
IdentitasDiri : Klien seorang perempuan dan ibu rumah
tangga
HargaDiri : Klien menghargai dirinya dan orang sekitarnya
d. Hubungan/komunikasi
Bicara : jelas
Bahasa utama :Indonesia, Bahasa daerah Dayak
Yang tinggal serumah : orang tua, suami, dan anak
Adatistiadat yang dianut : Adat Dayak
Yang memegangperananpentingdalam keluarga: Tn. S
Motivasi dari suami : Semangat selalu
Apakah suami perokok : Tidak
Kesulitandalamkeluarga : Tidakadakesulitan
e. Kebiasaan seksual
Gangguan hubungan seksual :Tidak ada gangguan
Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : ya klien mengerti
f. Sistem Nilai – Kepercayaan
37
4.8 PENGOBATAN
Jenis Obat Dosis Rute Indikasi
RL 500 mg 30 tpm Intravena Penambah cairan dan
elektrolit tubuh untuk
mengembalikan
keseimbangan tubuh
Oxytosin 1x1 ampul Intravena Memicu dan
memperkuat kontraksi
pada otot rahim dan
menghentikan
pendarahan setelah
persalinan
Paracetamol 3x1 tablet Oral Melegakan sakit kepala,
38
Dewi Sartika
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
39
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri Akut b/d peregangan perineum; luka episiotomi; involusi uteri; hemoroid;
pembengkakan payudara.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan klien tampak bingung saat ditanya, klien tampak bertanya-tanya tentang
41
ASI Ekslusif dan klien idak langsung memberikan ASI Ekslusif saat bayi sudah
lahir
42
INTERVENSI KEPERAWATAN
NamaPasien : Ny. Y
RuangRawat : VK (UPT Puskesmas Pahandut)
DiagnosaKeperawatan Tujuan (KriteriaHasil) Intervensi Rasional
1. Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi skala nyeri 1. Untuk mengetahui skala nyeri pasien
peregangan perineum;
luka episiotomi; keperawatan 1 x 7 jam 2. Kontrol lingkungan yang 2. Untuk membuat pasien merasa tenang
involusi uteri; diharapkan tingkat nyeri memperberat rasa nyeri dan rileks
hemoroid;
pembengkakan menurun. Dengan kriteria 3. Jelaskan startegi meredakan 3. Agar pasien mampu menangani nyeri
payudara.
hasil : nyeri secara mandiri
- Keluhan nyeri menurun (5) 4. Kolaborasi dengan dokter / 4. Untuk meminimalkan nyeri yang terjadi
- Meringis menurun (5) petugas ditempat dalam
- Frekuensi tanda-tanda vital pemberian terapi obat
membaik (5)
42
43
INTERVENSI KEPERAWATAN
NamaPasien : Ny. Y
Ruang Rawat :KIA (UPT Puskesmas Pahandut)
DiagnosaKeperawatan Tujuan (KriteriaHasil) Intervensi Rasional
1. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Memudahakan dalam kelancaran
berhubungan dengan keperawatan 1 x kunjungan kemampuan pasien menerima pemberian pendidikan kesehatan pada
kurang terpapar rumah diharapkan kecukupan informasi pasien
informasi informasi kognitif. Dengan 2. Sediakan materi dan media 2. Penunjang dalam memudahkan
kriteria hasil : pendidikan kesehatan pelaksanaan pendidikan kesehatan
- Kemampuan menjelaskan 3. Berikan pendidikan kesehatan 3. Agar pasien mengerti serta memahami
pengetahuan tentang ASI tentang tanda dan bahaya tentang tanda dan bahaya kehamilan
Ekslusif meningkat (5) kehamilan 4. Mengevaluasi kembali tentang materi
- Tidak bertanya-tanya dan 4. Berikan kesempatan untuk yang sudah dijelaskan
tidak bingung tentang ASI pasien bertanya
Ekslusif
- Perilaku sesuai anjuran
yaitu memberikan ASI
Ekslusif meningkat (5)
43
44
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi TTD
Keperawatan
Jam
Senin, 29 Diagnosa 1. Mengidentifikasi skala nyeri S: Klien mengatakan “nyeri perut semakin
Juni 2020 keperawatan 1 2. Mengontrol lingkungan yang memperberat kuat”
Pukul 09.30 rasa nyeri O:- Klien meringis, skala nyeri 8, frekuensi
WIB 3. Menjelaskan strategi meredakan nyeri timbulnya nyeri meningkat
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam - Lingkungan klien dengan pencahayaan
pemberian terapi obat cukup, suhu ruangan sejuk dan tidak
bising Dewi
- Klien mempraktekan bagaimana Sartika
manajemen nyeri dengan cara menarik
nafas panjang dari mulut tahan selama 3
detik dan mengembuskannya perlahan
- Pasien terpasang infus RL dan diberikan
resep obat sesuai indikasi
A= Masalah belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
44
45
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi TTD
Keperawatan
Jam
senin, 29 Diagnosa 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S: Klien mengatakan “Sudah memahami
Juni 2020 keperawatan 2 kemampuan pasien menerima informasi pentingnya ASI Ekslusif”
Pukul 11.00 2. Menyediakan materi dan media O: - Klien bersedia dan menerima saat akan
WIB pendidikan kesehatan di berikan pendidikan kesehatan
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang - Materi berupa SAP dan leaflet
tanda dan bahaya kehamilan - Klien memperhatikan saat di berikan
4. Memberikan kesempatan untuk pasien pendidikan kesehatan tentang ASI Dewi
bertanya Ekslusif Sattika
- Klien aktif bertanya setelah di berikan
pendidikan kesehatan
A= Masalah teratasi
P= Hentikan intervensi
45
46
DAFTAR PUSTAKA