Anda di halaman 1dari 25

LABORATORIUM FARMASEUTIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM

TEGANGAN PERMUKAAN

OLEH :

NAMA : DIANA SYAM MULIADI

NIM : 150 2012 0131

KELOMPOK : I (SATU)

KELAS : 34

ASISTEN : JAFIS ADHA RIDHA MAHAYUSMAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal gerakannya

yang mengikuti gerakan Brown dan daya alirnya (fluiditasnya). Selain

itu cairan juga menunjukkan adanya tegangan permukaan yang

merupakan salah satu sifat penting lainnya dari cairan. Permukaan

cairan berperilaku seperti lapisan yang memiliki tegangan dan

cenderung mengambil bentuk permukaan paling sempit. Penjepit

kertas dapat mengapung di atas permukaan air dan tetes-tetes embun

yang jauh jatuh pada sarang laba-laba berbentuk bola merupakan

fenomena tegangan permukaan.

Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh gaya tarik

menarik antara molekul dalam cairan. Umumnya cairan yang

mempunyai gaya tarik antara molekulnya besar seperti raksa, maka

tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya cairan seperti alkohol

gaya tarik menarik antara molekulnya kecil, maka tegangan

permukaan juga kecil. Dalam kehidupan sehari-hari tegangan

permukaan cairan banyak dimanfaatkan dalam hubungan dengan

kemampuan cairan tersebut membasahi benda. Detergen sintesis

misalnya di desain untuk meningkatkan kemampuan air membasahi

kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan

tegangan permukaan sehingga hasil cucian menjadi bersih. Demikian


pula alkohol dan jenis obat antiseptik lainnya, selain dibuat agar

memiliki daya bunuh kuman yang baik juga memiliki tegangan

permukaan rendah agar membasahi seluruh permukaan luka.

Dalam hal menentukan tegangan dari permukaan suatu

benda kita haruslah meninjau dari besarnya massa benda yang

mengalir dalam fluida.Bila dihubungkan dengan bidang farmasi,

ternyata banyak sekali pembahasaan tegangan permukaan yang

terselubung dalam permasalahan obat-obat di kehidupan sehari-hari.

Seperti, dalam mengatasi sediaan obat yang berbusa adsorbsi obat

pada saluran pencernaan.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan

permukaan suatu zat cair.

2. Menentukan tegangan permukaan suatu zat cair.

3. Menentukan konsentrasi misel kritik suatu zat aktif permukaan

dengan metode tegangan permukaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang

harus dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya

tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena pada

permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari

pada gaya khohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan

terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan (Giancoli,2001).

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang

terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur.

Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan

permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur

lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara

(Giancoli,2001).

Molekul-molekul pada permukaan cairan mempunyai sifat

khusus yang tidak dimiliki oleh sebagian dasar molekul-molekul

dalam cairan. Salah satu sifat khusus ini adalah tegangan

permukaan. Apabila jarum diletakkan secara hati-hati di atas

permukaan air, jarum akan terapung. Padahal jelas berat jenis

jarum lebih besar daripada berat jenis air, sehingga diharapkan

jarum akan tenggelam. Terapungnya jarum disebabkan permukaan

air seolah-olah diliputi oleh selaput tipis yang berhubungan dengan


tegangan permukaan yaitu terbentuknya miniskus apabila

dimasukkan cairan ke dalam tabung reaksi. Air yang membasahi

dinding kapiler dan akan naik sehingga lebih tinggi daripada

permukaan air sekitarnya. Spons yang dapat menyerap air ataupun

air yang dapat meresap ke dalam tanah merupakan beberapa

contoh yang menunjukkan bahwa tegangan permukaan memang

ada (Bird,1993).

Tegangan permukaan didefenisikan sebagai kerja yang

dilakukan dalam memperluas permukaan cairan dengan suatu

satuan luas. Satuan untuk tegangan permukaan (Y) adalah J.m -2

atau dyne.cm-1. Metode yang paling umum untuk mengukur

tegangan permukaan adalah kenaikan atau penurunan cairan

dalam pipa kapiler (Francis Weston, 1994).

Di dalam zat cair suatu molekul dikelilingi oleh molekul-

molekul lainnya yang sejenis dari segala arah sehingga gaya tarik

menarik sesama molekul (kohesi) adalah sama. Pada permukaan

zat cair terjadi suatu gaya tarik menarik antar molekul zat cair

dengan molekul udara (gaya adhesi). Gaya adhesi lebih kecil bila

dibandingkan dengan gaya kohesi, sehingga molekul di permukaan

zat cair cenderung untuk masuk ke dalam. Tetapi hal ini tidak

terjadi karena adanya gaya yang bekerja sejajar dengan

permukaan zat cair untuk mengimbangi. Sedangkan tegangan

antar permukaan karena gaya adhesi antara zat cair untuk


mengimbangi gaya kohesi. Sedangkan tegangan antar permukaan

selalu lebih kecil dari tegangan permukaan (Lachman, 1994).

Pada umumnya zat cair memiliki permukaan mendatar,

tetapi apabila zat cair bersentuhan dengan zat padat atau dinding

bejana, maka permukaan bagian tepi yang bersentuhan dengan

dinding akan melengkung. Gejala melengkungnya permukaan zat

cair disebut dengan ministus (Estien, 2005).

Ada dua jenis miniskus yaitu miniskus cekung dan miniskung

cembung. Miniskus cekung terjadi jika gaya tarik menarik antara

partikel zat cair dipermukaan dengan partikel zat padat (gaya

adhesi) lebih besar dari pada gaya tarik menarik antara partikel-

partikel zat cair (gaya kohesi) (Estien, 2005).

Secara kuantitatif tegangan ini dapat dinyatakan dengan

berbagai cara, yang paling lazim adalah tegengan permukaan,

yakni gaya yang dikerahkankebidang permukaan per satuan

panjang ( Robert, 1991).

Fenomena lain yang berhubungan dengan tegangan

permukaan adalah terbentuknya meniskus apabilah cairan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi . Air yang membasahi dinding

kapiler dan akan naik sehingga akan lebih tinggi dari pada

permukaan air sekitarnya , spon yang dapat menyerap air ataupun

air yang dapat meresap kedalam tanah merupakan beberapa


contoh yang menunjukkan bahwa tegangan permukaan itu

memang ada (Tony, 1993).

Pada permukaan temu antara cairan dangas, atau dua

cairan yang tidak dapat bercampur, seolah-olah terbentuk suatu

selaput atau lapisan khusus, yang nampaknya disebabkan oleh

tarikan molekul-molekul cairan di bawah permukaan tersebut

adalah suatu percobaan yang sederhana untuk meletakkan sebuah

jarum kecil pada permukaan air yang tenang dan mengamati

bahwa jarum itu didukung di sana oleh selaput tersebut (Wyle,

1988).

Cairan mempunyai sifat yang menyerupai gas dalam hal

gerakannya yang mengikuti gerakan brown dan gaya alirnya

(fluiditasnya). Selain itu, cairan juga dapat menunjukkan adanya

tegangan permukaan yang merupakan salah satu sifat yang

penting dari cairan (Najib, 2006).

Tegangan permukaan dinyatakan sebagai gaya persatuan

panjang yang diperlukan untuk memperluas permukaan. Simbol

yang digunakan untuk tegangan permukaan adalah Y dan

satuannya adalah dyne/cm (Sutrisno, 1992).

Daya tarik kapiler disebabkan oleh tegangan permukaan dan

oleh nilai relatif adhesi antara cairan dan benda padat terhadap

kohesi cairan. Cairan yang membasahi benda padat mempunyai

adhesi yang lebih besar daripada kohesi. Kegiatan tegangan


permukaan dalam hal ini menyebabkan cairan naik di dalam tabung

vertical kecil yang terendam sebagian dalam cairan itu. Bagi cairan

yang tidak membasahi benda padat, tegangan permukaan

cenderung untuk menekan miniskus dalam tabung vertikel kecil.

Bila sudut kontak antara cairan dan zat padat diketahui maka

kenaikan kapiler dapat dihitung untuk bentuk miniskus yang

diasumsikan (Benjamin,1988).

Tegangan permukaan atau tegangan antar muka adalah

suatu gaya nyata yang efeknya tampak pada tingkat makroskopik

seperti halnya pada tingkat molekuler. Hal ini dapat dilukiskan

dengan meletakkan sebuah kerangka kawat dengan batang yang

dapat bergerak dalam larutan energi per satuan luas jika kerja yang

diperlukan untuk memindahkan batang yang bergerak dengan

suatu jarak kecil. Kebanyakan antar yang tercakup dalam sistem

farmasetik berbentuk lengkung (Lachman, 1994).

Mekanisme aksi surfaktan diduga melibatkan absorbsi

hidrokarbon oleh permukaan partikel yang hidropibik sedangkan

bagian polar surfaktan diserahkan ke fase air dan pada poliserbat

adalah salah satu bahan pembasah yang digunakan dalam sediaan

farmasi dan merupakan hal yang konsensi oleat dari sursobotol

anhidrannya berkondensasi dengan lebih kurang 20 molekul

etilekosida, berupa cairan kental dengan kekentalan 600 CPS dan


bersifat non ionik. Bahan pembasah adalah bahan yang dapat

menurunkan tegangan antara partikel-partikel (Sutrisno, 1992).

Bintik air yang jatuh di udara atau gelembung udara yang

ada dalam air akan selalu berbentuk bola terbatas dan pengaruh

gaya luas seperti gaya gravitasi akibat viskositas. Bila air dituang

ke dalam gelas bersih sampai penuh maka pada batas tertentu

permukaan air pada gelas dapat lebih tinggi dari permukaan

dinding gelas. Bila tabung pipa kaca bersih dicelupkan tegak lurus

pada permukaan air maka air pada tepi luar tabung akan naik.

Lebih hingga sedikit dari permukaan air sekelilingnya. Contoh-

contoh tersebut adalah efek dari adanya tegangan permukaan

karena adanya tarik-menarik antara molekul-molekul dekat

permukaan air sekelilingnya. Contoh-contoh tersebut adalah efek

dari adanya tegangan permukaan pada zat cair. Properti ini dikenal

dengan nama tegangan permukaan karena adanya tarik menarik

antara molekul-molekul dalam permukaan. Kerja molekul ini terjadi

untuk membawa molekul ke permukaan. Pembentukan permukaan

dikenal dengan nama tegangan permukaan yang biasanya diberi

notasi σ. Tegangan permukaan σ berdimensi tegangan persatuan

panjang. Gaya ini selalu tegak lurus (normal) dengan setiap garis

yang dapat digambar pada permukaan. Sebagai contoh tegangan

permukaan dan air dalam udara sekitar 0,073 N/m (Maksud,1992).


Tegangan permukaan sebuah campuran zat cair fungsi

sederhana permukaan komponen murni karena komposisi

permukaan pada campuran tidak sama dengan komposisi pada

cairnya. Dalam situasi begini, kita hanya mengetahui komposisi

badan cair (Reed,1991).

Bila dua fase dicampurkan maka batas fase-fase tersebut

dinamakan antar permukaan. Batas antara zat cair atau zat padat

dengan udara biasanya disebut permukaan saja. Sedangkan batas

antara zat cair dengan zat cair lainnya yang tidak bercampur atau

antara zat padat dengan zat cair disebut antar permukaan

(Martin,2008).

Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan

beberapa metode antara lain (Kosman, 2006):

a. Metode Cincin du-Nouy

Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan

permukaan dan tegangan antar permukaan zat cair. Prinsip

kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa gaya yang

dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair

yang sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan

antar permukaan. Gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan

cincin dalam hal ini diberikan oleh kawat besi yang dinyatakan

dalam dyne.
b. Metode Kenaikan Kapiler

Metode ini hanya dapat digunakan untuk menentukan

tegangan suatu zat cair, dan tidak dapat digunakan untuk

menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak

bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat

cair, dan tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan

antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur. Bila pipa

kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat tersebut

akan naik ke dalam pipa sampai gaya gerak ke atas

diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke bahan akibat berat zat

cair.

Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu dan zat terlarut.

Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan

mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul

zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan

monomolecular yang disebut dengan molekul surfaktan

(Giancoli,2001).

Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi

(Giancoli,2001):

1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu

padat pada sediaan obat.

2. Penetrasi molekul melalui membrane biologis


3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak

larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi

Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari

konsep tegangan permukaan secara kualitatif (tidak ada

persamaan matematis). Kali ini kita tinjau tegangan permukaan

secara kuantitatif. Untuk membantu kita menurunkan persamaan

tegangan permukaan, kita tinjau sebuah kawat yang dibengkokkan

membentuk huruf U. Sebuah kawat lain yang berbentuk lurus

dikaitkan pada kedua kaki kawat U, di mana kawat lurus tersebut

bisa digerakkan (Giancoli,2001).

Jika kawat ini dimasukan ke dalam larutan sabun, maka

setelah dikeluarkan akan terbentuk lapisan air sabun pada

permukaan kawat tersebut. Mirip seperti ketika dirimu bermain

gelembung sabun. Karena kawat lurus bisa digerakkan dan

massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan

memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga

kawat lurus bergerak ke atas (perhatikan arah panah). Untuk

mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam

kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke

bawah, di mana besarnya gaya total adalah F = w + T. Dalam

kesetimbangan, F = gaya tegangan permukaan yang dikerjakan

oleh lapisan air sabun pada kawat lurus (Giancoli,2001).


2.2 Uraian Bahan

1. Air Suling (Ditjen POM,1979)

Nama Resmi : Aqua destillata

Nama Lain : Air Suling

RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai Pelarut

2. Parafin (Ditjen POM,1979)

Nama Resmi : Parafin

Nama lain : Paraffinum

Berat molekul : 0.84–0.89

Pemerian : Hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak

berwarna atau putih, tidak berbau, tidak

berasa, agak berminyak. Mineral yang sangat

sangat halus putih

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah

larut dalam kloroform, dalam eter, dalam

minyak menguap, dalam hampir semua jenis

minyak lemak hangat; sukar larut dalam etanol

mutlak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan cegah

pemaparan terhadap panas berlebih

Kegunaan : Sebagai surfaktan

3. Polysorbatum 80 (Ditjen POM,1979:)

Nama Resmi       : Polysorbatum 80

Nama Lain          : Polisorbat 80, tween 80

Pemerian             : Cairan kental, transparan, tidak berwarna

hampir tidak mempunyai rasa

Kelarutan            : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P

dalam etil asetat P dan dalam methanol P,

sukar larut dalam parafin cair P dan dalam biji

kapas P

Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan           : Sebagai surfaktan

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2013)

Tentukan tegangan permukaan zat-zat berikut ini dengan

metode kenaikan kapiler:

1. Air

2. Larutan tween 80 dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0; 2,0;

4,0; 6,0; 8,0 dan 10,0 mg/100 ml air

3. Parafin cair
BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

A. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang pengaduk,

botol semprot, cawan petri, Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia,

Mistar penggaris, pipa kapiler, dan pipet tetes.

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu

Aquadest,parafin cair dan tween 80,.

III.2 Cara Kerja

1. Pembuatan larutan Tween 80 0,5% - 10%

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Ditimbang tween 80 sebanyak 0,5 gr, 1,5 gr – 10 gr

c) Dilarutkan dalam 100 mL air suling

2. Penentuan tegangan permukaan

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Diambil 10 mL air suling, paraffin cair, dan larutan tween 80

0,5%-10%

c) Dimasukkan dalam cawan petri

d) Dicelup pipa kapiler sampai cairan sampel naik dan diukur

ketinggiannya

e) Dihitung tegangan permukaan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

No Sampel h ρ (r) cm (g) cm ( γ )dyne/cm2


1. Air 1 cm 0,997 0,0575 cm 980 cm/ s 28,09 dyne /cm 2
2. Parafin Cair 0,8 cm 0,89 0,0575 cm 980 cm/ s 20,06 dyne /cm2
3. Tween 80 0,5% 0,9 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s 27,38 dyne /cm2

1% 0,8 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s 24,34dyne /cm2

2% 0,9 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s 27,38dyne /cm 2

3% 0,9 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s 27,38dyne /cm2


4% 1,3 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s 39,55dyne /cm 2
5% 1,2 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s
36,51dyne /cm2
6% 1 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s
30,42dyne /cm 2
7% 1,2 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s
36,51dyne /cm2
8% 1,1 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s
33,47dyne /cm 2
9% 0,9 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s
27,38dyne /cm2
10% 1 cm 1,08 0,0575 cm 980 cm/ s
30,42 dyne /cm2

Keterangan : h = Ketinggian cairan

ρ = Bobot Jenis

(r) cm = Jari-jari Pipa Kapiler

(g) cm = Gaya Gravitasi

⃰ FI IV,1193 : BJ TWEEN 80 : 1,06& 1,09


Dik. Diameter pipa kapiler 1,1−1,2mm

1,1+ 1,2
=1,15 mm
2

d=1,15mm

r =0,575 mm=0,575 cm

g=9,8 m/s = 980 cm/ s

Perhitungan

a) Tween 80%

1
Tween80 1 % γ= . r . h . ρ . g
2

1
¿ 0,0575 x 0,8 x 1,08 x 980
2

¿ 24,34 dyne /cm2

1
Tween 80 2 % γ = .r . h . ρ. g
2

1
¿ 0,0575 x 0,9 x 1,08 x 980
2

¿ 27,38 dyne /cm2

1
Tween80 3 % γ = .r . h . ρ. g
2

1
¿ 0,0575 x 0,9 x 1,08 x 980
2

¿ 27,38 dyne /cm 2

1
Tween80 4 % γ = .r . h . ρ. g
2

1
¿ 0,0575 x 1,3 x 1,08 x 980
2
¿ 39,55 dyne /cm2
1
Tween80 5 % γ = .r . h . ρ. g
2
1
¿ 0,0575 x 1,2 x 1,08 x 980
2
¿ 36,51 dyne /cm2
1
Tween80 6 % γ = . r . h . ρ . g
2
1
¿ 0,0575 x 1 x 1,08 x 980
2
¿ 30,429 dyne /cm2
1
Tween80 7 % γ = . r . h . ρ . g
2
1
¿ 0,0575 x 1,2 x 1,08 x 980
2
¿ 36,51 dyne /cm2
1
Tween80 8 % γ = . r . h . ρ . g
2
1
¿ 0,0575 x 1,1 x 1,08 x 980
2
¿ 33,47 dyne /cm 2
1
Tween80 9 % γ = . r . h . ρ . g
2
1
¿ 0,0575 x 0,9 x 1,08 x 980
2
¿ 27,38 dyne /cm2
1
Tween 80 10 % γ = .r . h . ρ. g
2
1
¿ 0,0575 x 1 x 1,08 x 980
2

¿ 30,429 dyne /cm2


b) Parafin cair

1
Parafin γ = .r . h . ρ. g
2

1
¿ 0,0575 x 0,8 x 0,62 x 980
2

¿ 13,97 dyne / cm2

c) Air

1
Air γ = . r . h . ρ. g
2

1
¿ 0,0575 x 1 x 0,997 x 980
2

¿ 28,09 dyne /cm2

 Kurva Tegangan Permukaan

TEGANGAN PERMUKAAN
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12
B. Pembahasan

Tegangan permukaan yaitu tegangan yang terjadi karena adanya

gaya atau tarikan ke bawah karena molekul ke bawah yang

menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam

keadaan tegang.Tegangan antar muka adalah tegangan yang terjadi

antara dua zat cair yang tidak sejenis.

Pada umumnya zat cair memiliki permukaan mendatar, tetapi

apabila zat cair bersentuhan dengan zat padat atau dinding bejana,

maka permukaan bagian tepi yang bersentuhan dengan dinding akan

melengkung. Gejala melengkungnya permukaan zat cair disebut

dengan ministus.

Ada dua jenis miniskus yaitu miniskus cekung dan miniskung

cembung. Miniskus cekung terjadi jika gaya tarik menarik antara

partikel zat cair dipermukaan dengan partikel zat padat (gaya adhesi)

lebih besar dari pada gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat cair

(gaya kohesi).

Dalam kehidupan sehari-hari tegangan permukaan cairan banyak

dimanfaatkan dalam hubungannya dengan kemampuan cairan

tersebut membasahi benda. Detergen sintesis modern misalnya, di

desain untuk meningkatkan kemampuan air membasahi kotoran yang

melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan sehingga

hasil cucian menjadi bersih. Demikian pula alkohol dan jenis obat
antiseptik lainnya, selain dibuat agar memiliki daya bunuh kuman yang

baik juga memiliki tegangan permukaan rendah agar membasahi

seluruh permukaan luka.

Pada percobaan ini dilakukan dengan metode kenaikan kapiler.

Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang

menyebabkan permukaan cairan berkontraksi den benda dalam

keadaan tegang. Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang tidak

seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera diketahui

pada kenaikan cairan biasa dalam pipa kapilerdan bentuk suatu

tetesan kecil cairan. tegangan permukaan merupakan fenomena

menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan

diam (statis).

Besarnya tegangan permukaan diperngaruhi oleh beberapa

faktor, seperti jenis cairan, suhu, dan, tekanan, massa jenis,

konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul

besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah

satu factor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah

massa jenis/ densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin

rapat muatan – muatan atau partikel-partiekl dari cairan tersebut.

Kerapatan partikel ini menyebabkan makin besarnya gaya yang

diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini

karena partikel yang rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel
yang kuat. Sebaliknya caiarn yang mempunyai densitas kecil akan

mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula.

Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai

pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan

adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang

ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka,

karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar

daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya

kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi

dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.

Cara kerja dari metode kenaikan kapiler ini yaitu disiapkan alat

dan bahan yang akan digunakan. Diambil 10 mL air suling, paraffin

cair, dan larutan tween 80 0,5%-10% kemudian dimasukkan ke dalam

cawan petri. Dicelup pipa kapiler sampai cairan sampel naik dan diukur

ketinggiannya. Dihitung tegangan permukaan.

Adapun hasil percobaan yang diperoleh yaitu pada pada tween

80 1% yaitu 24,34dyne /cm2, 2% yaitu 27,38dyne /cm2, 3% yaitu 27,38

dyne /cm2, 4% yaitu 39,55dyne /cm2, 5% yaitu 36,51dyne /cm2, 6% yaitu

30,42dyne /cm2, 7% yaitu 36,51dyne /cm2, 8% yaitu 33,47dyne /cm2 , 9%

yaitu 27,38dyne /cm2, dan 10% yaitu 30,42 dyne /cm2. Parafin cair yaitu

13,97 dyne /cm2 dan Air yaitu 28,09 dyne /cm2.

Dari hasil kurva diperoleh tegangan permukaan larutan tween

80 konsentrasi 0,5 %- 10 % tidak konstan terkadang naik terkadang


juga turun, sehingga dari kurva tersebut tidak bisa didapatkan nilai

KMK.

Adapun penambahan tween 80, hasil tegangan permukaan

akanberbeda-beda, tergantung pada konsentrasinya. Pada hasil

praktikum pengaruh pertambahan tween dapat mempengaruhi

tegangan permukaan dari air.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat

cair yaitu Temperatur, zat terlarut, dan masa jenis.

2. a. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa tegangan

permukaan zat cair yaitu pada tween 80 1% yaitu 24,34

dyne /cm2, 2% yaitu 27,38dyne /cm2, 3% yaitu 27,38dyne /cm2,

4% yaitu 39,55dyne /cm2, 5% yaitu 36,51dyne /cm2, 6% yaitu

30,42dyne /cm2, 7% yaitu 36,51dyne /cm2, 8% yaitu 33,47

dyne /cm2 , 9% yaitu 27,38dyne /cm2, dan 10% yaitu 30,42

dyne /cm2.

b. Parafin cair yaitu13,97 dyne /cm2 dan Air yaitu 28,09 dyne /cm 2

3. Tidak terdapat nilai KMK

B. Saran

Diharapkan kerjasama yang lebih ditingkatkan lagi antara

praktikan dan asisten. Sebaiknya alat-alat yang digunakan pada

praktikum ini lebih dilengkapi agar pengetahuan dari mahasiswa

semakin luas serta dapat dibandingkan dari beberapa alat lain yang

digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2012., “Penuntun Praktikum Farmasi Fisika II”., UMI., Makassar


Bird., 1993., “Kimia Fisika Untuk Universitas”.,PT.Gramedia Pustaka
Utama., Jakarta
Dirjen POM., 1979., “Farmakope Indonesia Edisi III”., Departemen
Kesehatan RI., Jakarta
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit
Erlangga
Kosman,R., 2006.,”Farmasi Fisika”., UMI., Makassar
Maksud,L., 1992., “Dasar-dasar Analisis Aliran Disfungsi dan Muatan”., UII
Press., Jogjakarta
Robert C. Reid. 1991. ”SIfat Gas dan Zat Cair”. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Reed., 1991.,”Sifat Gas dan Zat Cair”., PT.Gramedia Pustaka Utama.,
Jakarta
Tony Bird. 1993. ”Kimia Fisaka Untuk Universitas”. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Wyle,B.E., 1988.,”Mekanika Fluida”., Erlangga., Jakarta
Yazid, Estien, 2004. “Kimia Fisika untuk Paramedis” Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai