Proposal Yuli Marlina
Proposal Yuli Marlina
Oleh :
Yuli Marlina
P24840119279
JURUSAN FARMASI
TAHUN 2020
i
Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah
arteri.7 Pasien hipertensi di Indonesia semakin bertambah karena kurangnya
pemahaman masyarakat akan resiko penyakit tersebut. Hipertensi seringkali
tidak bergejala, sehingga sering disebut silent killer atau pembunuh terselubung
yang tidak disadari.7
Penyakit hipertensi dapat menyebabkan pengerasan dan penyumbatan
pembuluh darah8. Penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah tersebut dapat
disebabkan oleh berbagai hal seperti aterosklerosis dan hipertensi yang tidak
terkontrol7. Dengan demikian hipertensi adalah faktor risiko yang paling sering
menyebabkan terjadinya serangan stroke8. Risiko terkena serangan stroke pada
orang yang mempunyai penyakit hipertensi kira-kira 5 kali dibandingkan orang
tanpa hipertensi8. Dalam statistik kesehatan dunia tahun 2012, Organisaisi
Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hipertensi adalah suatu kondisi
berisiko tinggi yang menyebabkan sekitar 51%.9 Di Indonesia, angka kejadian
stroke akibat hipertensi mencapai 36% pada lansia diatas 65 tahun.7
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional merupakan Rumah Sakit milik
Kementerian Kesehatan yang menjadi salah satu tempat rujukan pengobatan
memiliki permasalah di bidang kesehatan otak dan saraf (neurologi) yang
semakin meningkat pula. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dan pengambilan data Profil Peresepan Antihipertensi di Puskesmas
Simpang IV Sipin Kota Jambi periode Oktober-Desember tahun 2019.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis di mana tekanan
darah (TD) meningkat diatas TD yang disepakati normal. TD terbentuk dari
interaksi antara aliran darah dan tahanan pembuluh darah perifer. Tekanan darah
meningkat dan mencapai suatu puncak apabila aliran darah deras misalnya pada
waktu sistol, kemudian menurun pada waktu aliran darah berkurang seperti pada
waktu diastole. Dengan demikian didapatkan dua macam TD, yaitu TD sistolik
(normal ±120 mmHg) dan TD diastolik (normal ±80 mmHg).10
2. Hipertensi sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi. Termasuk dalam kelompok ini antara
lain hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), hipertensi endokrin,
kelainan saraf pusat, obat-obatan dan lain-lain.11
2.2 Stroke
Stroke adalah sindrom klinis yang ditandai dengan adanya defisit
neurologis serebral fokal atau global yang berkembang secara cepat dan
berlangsung selama minimal 24 jam atau menyebabkan kematian yang semata-
mata disebabkan oleh kejadian vaskular, baik perdarahan spontan pada otak
(stroke perdarahan) maupun suplai darah yang inadekuat pada bagian otak
(stroke iskemik) sebagai akibat aliran darah yang rendah, thrombosis atau
emboli yang berkaitan dengan penyakit pembuluh darah (arteri, vena), jantung,
dan darah.2
penurunan parah dalam aliran darah otak yang mengarah ke infark. Jaringan
yang iskemik tetapi mempertahankan integritas membran disebut sebagai
isumbemik penumbra karena biasanya mengelilingi inti yang terimpotasi.5
lain, oleh karena itu obat golongan ini (furosemide, torsemid, bumetanide dan
asam etakrinat) jarang digunakan sebagai obat antihipertensi, kecuali pada
pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau gagal jantung.11
Furosemide
Diuretik loop cepat diabsorpsi dan dieliminasi oleh ginjal melaui filtrasi
glomerulus dan sekresi tubulus. Absorpsi furosemide selama 2-3 jam dan
absorpsinya hampir penuh pada pemberian intravena. Durasi efek pada
furosemide biasanya 2-3 jam.15
a) Spironolakton
Merupakan steroid sintetik yang bekerja sebagai antagonis kompetitif
terhadap aldosterone. Awitan dan durasi kerjanya ditentukan oleh kinetic
respons aldosterone di jaringan sasarn. Sprionolakton sebagian besar diinaktivasi
di hati. Secara keseluruhan, awitan kerja sprionolakton agak lambat,
membutuhkan bebrapa hari sebelum efek penuh terapi di capai.15
b) Triamteren
Penghambat langsung influks Na+ di TCC. Triamterene dimetabolisasi
di hati, tetapi ekskresi ginjal merupakan jalur eliminasi bentuk aktif dan
metabolit triamterene yang utama. Karena sangat dimetabolisasi, triamterene
memiliki waktu-paruh yang lebih singkat sehingga harus diberikan lebih
sering.15
4. Penghambat SSP
a) Metildopa
Merupakan prodrug yang dalam SSP menggantikan kedudukan DOPA
dalam sintesis katekolamin dengan hasil akhir α-metilnorepinefrin. Efek
antihipertensi disebabkan karena stimulasi reseptor α-2 di sentral sehingga
mengurangi sinyal simpatis ke perifer. Metildopa menurunkan resistensi
vascular tanpa banyak memengaruhi frekuensi dan curah jantung. Tapi pada usia
lanjut, dilatasi vena, penurunan beban hulu dan penurunan frekuensi jantung
dapat menyebabkan curah jantung dapat menyebabkan curah jantung menurun.
Obat ini pilihan utama pengobatan hipertensi pada kehamilan karena terbukti
aman untuk janin.11
b) Klonidin
Bekerja pada reseptor α-2 di susunan saraf pusat dengan efek
penurunan sympathetic outflow. Efek hipotensif klonidin terjadi karena
penurunan resistensi perifer dan curah jantung.11
2.4.3 Vasodilator
1. Hidralizin
Bekerja langsung merelaksasi otot polos arteriol dengan mekanisme yang
belum dapat dipastikan. 11
2. Minoksidil
Bekerja dengan membuka kanal kalium sensitive ATP dengan akibat
terjadinya effluks kalium dan hiperpolarisasi membrane yang diikuti oleh
relaksasi otot polos pembuluh darah dan vasodilatasi. Obat ini efektif pada
semua pasien dan berguna untuk terapi jangka panjang hipertensi berat yang
refrakter terhadap kombinasi 3 obat yang terdiri dari diuretik.11
2.4.4 Penghambat sistem renin angiotensin
BAB III
GEOGRAFI DAN GAMBARAN UMUM TEMPAT PENGAMBILAN
DATA
3.1 Geografi
Puskesmas Simpang IV Sipin terletak di Kecamatan Telanaipura, di
kembangkan dari Puskesmas Pembantu tahun 1986 di atas tanah dengan luas
750 meter dan dengan bangunan luas 233,65 meter dan mengalami rehabilitas
terakhir tahun 2016 dengan letak di dataran rendah di ibukota Propinsi Jambi
dengan luas wilayah kerja 5,80 km2.
Wilayah kerja Puskesmas Simpang IV Sipin yaitu:
a.Kelurahan Simpang IV Sipin
b.Kelurahan Telanaipura
c.Kelurahan Pematang Sulur
Batas wilayah kerja Puskesmas Simpng IV Sipin:
a.Sebelah utara berbatas dengan sungai Batang Hari
b.Sebelah selatan berbatas dengan Kecamatan Alam Barajo
c.Sebelah Timur berbatas dengan Kelurahan Sungai Putri
d.Sebelah Barat dengan Kelurahan Buluran Kenali
3.2 Gambaran Umum Puskesmas Simpang IV Sipin
Tabel 1: Distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Simpang IV Sipin
NO KELURAHAN LUAS WILAYAH JUMLAH PENDUDUK
1 Simpang IV Sipin 1,53 km2 20.979 jiwa
2 Telanaipura 1,29 km2 6.670 jiwa
3 Pematang Sulur 2,98 km2 16.491 jiwa
Jumlah 5,80 km2 44.140 jiwa
3.3.1 Visi
Visi dari Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi ke depannya yang
dapat dilakukan secara optimal. Visi merupakan tujuan masa depan dari
Puskesmas yaitu “Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu menuju
masyarakat sehat dan mandiri di wilayah kerja Puskesmas Simpang IV sipin
Kota Jambi “.
3.3.2 Misi
Misi dari Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan
Puskesmas.
2. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
3. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan masyarakat dalam hal
UKBM.
4. Budaya perilaku hidup bersih dan sehat.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.5 Data
Sumber data merupakan data primer yang berasal dari lembar resep yang
mengandung antihipertensi selama periode Oktober-Desember tahun 2019.
DAFTAR PUSTAKA
3. Kim JS. Stroke in Asia: a global disaster. Data tersedia pada situs internet:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/220195231579. Diakses pada 5
Desember 2019
5. Posey ML, Wells GB, Matzke RG, Yee CG, Talbert LR, DiPiro TJ.
Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach. 10 th edition. United
States of America: McGraw Hill Education; 2017. 261-68.
14. Lingga L. All About stroke, Hidup sebelum dan pasca stroke. Jakarta: Elex
Media Komputindo; 2013. 71-2.
15. Mohani CI. Hipertensi primer. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Editor. Ilmu penyakit dalam. Jilid
II Edisi VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 2287-95.