Anda di halaman 1dari 2

Pelabuhan Tobelo

Pelabuhan di Provinsi Maluku Utara yang sudah siap beroperasi, yaitu


Pelabuhan Tobelo dan Pelabuhan Galela. Jika ditelusuri lebih dalam,
pelabuhan Tobelo dibangun 2008 dan selesai pada 2015 dengan
menyedot investasi Rp 163 miliar.

Fasilitas yang dibangun, meliputi Dermaga General Cargo seluas 174x8


m2, Dermaga Penumpang I seluas 50x10 meter persegi, Dermaga
Penumpang II seluas 85x10 m2, Dermaga Peti Kemas II seluas 170x20
m2, Trestle General Cargo seluas 12x6 m2, dan Trestle Peti Kemas seluas
64x10 m2.

Selain itu, fasilitas darat yang dibangun adalah kantor seluas 15x6 m2,
lapangan penumpukan barang I seluas 10.118 m2, lapangan penumpukan
barang II seluas 20 ribu M2, gudang seluas 10x30 m2, lapangan parkir,
pos jaga, jalan induk dan jalan poros.

Pelabuhan Tobelo memiliki kapasitas dermaga yang baru sebesar 10 ribu


DWT dengan kedalaman kolam di depan dermaga sebesar 10 mLWS.
Pelabuhan Tobelo yang berada di Kabupaten Halmahera Utara adalah
pelabuhan pengumpul yang berfungsi sebagai prasarana bongkar muat
barang dan penumpang di kabupaten Halmahera Utara.

Pelabuhan yang terletak di pusat kota Halmahera Utara dan telah diresmikan
oleh Presiden Joko Widodo pada 6 April 2016 lalu merupakan pelabuhan yang
memiliki fasilitas dermaga untuk peti kemas. Sesuai dengan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KP.750 Tahun 2014 tentang Penetapan Rencana Induk
Pelabuhan Nasional, Pelabuhan Tobelo memiliki hierarki sebagai Pelabuhan
Pengumpul.
"Pelabuhan pengumpul berfungsi sebagai prasarana bongkar muat barang dan
penumpang di Kabupaten Halmahera Utara", ujar Noh Said, petugas KPLP
Pelabuhan Tobelo. Bagi masyarakat Halmahera Utara yang sebagian besar
penduduknya adalah petani ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
perekonomian seperti pelabuhan ini sangat berperan dalam mendorong roda
perekonomian di wilayahnya.
Noh Said menambahkan, manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Halmahera
Utara dengan hadirnya Pelabuhan Tobelo ini adalah harga kebutuhan pokok
menjadi lebih terjangkau dikarenakan supply yang dibawa langsung dari
Surabaya, Makasar, Manado ke Halmahera Utara, hal ini sejalan dengan tujuan
dari program tol laut yang dicanangkan oleh bapak Presiden Joko Widodo.
Saat ini Pelabuhan Tobelo dilewati oleh trayek kapal Pelni yang dilayani oleh
KM. Sangiang serta jaringan 2 trayek kapal perintis.
Pelabuhan tol laut di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut)
yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo beberapa tahun silam
kini tinggal kenangan.
Pelabuhan tol laut yang diidamkan oleh Pemkab dan masyarakat setempat saat
diresmikan, guna mendongkrat laju perkembangan transportasi jalur laut serta
pertumbuhan perekonomian. Tapi perkembangan tol laut tidak terdengar lagi bisingan
kapal pelabuhan tersebut.
Kepala Syahbandar Tobelo, Rushan Muhammad mengatakan, dari hasil evaluasi awal
Januari 2019 lalu, kapal tol laut tidak beroperasi lagi di pelabuhan Tobelo, yang ada
hanya kapal kontainer tol laut. Kemudian kontainer tol laut pada Maret 2019 semua
sudah diangkat.
"Saya berkoordinasi ke pusat terkait dengan pelabuhan tol laut, katanya pelabuhan hub
tol laut di Maluku Utara yaitu Tobelo tidak lagi, karena pelabuhan hub tol laut sudah
dipindahkan. Hal itu saya juga tidak tahu," tutur Rushan kepada indotimur.com, Selasa
(23/7/2019) di ruang kerjanya.
Menurutnya, sampai realisasinya kegiatan pelabuhan hub di Soasio, sehingga ada
kepastian ternyata pelabuhan tol laut dipindahkan ke Soasio, Kota Tidore Kepulauan.
"Aalasan pemindahan oleh pejabat pembuat komitmen (PPK) Direktorat lalulintas
angkutan laut di Jakarta, bahwa pada saat penentuan tidak ada pengajuan dari
Pemerintah Daerah Halmahera Utara," ungkapnya.
Menurutnya, untuk kewenangan pengajuan tol laut ada di Pemkab Halut, bukan di UPP
Tobelo. "Ketika saya koordinasikan dengan Dinas Perhubungan Halut, katanya
pertemuan pada Oktober 2018 lalu di Jakarta undangannya tidak diterima," tutupnya.
(don)

Anda mungkin juga menyukai