Alasan mengapa diperlukan pencetakan pada rongga mulut pasien adalah dalam bidang
kedokteran gigi adalah pencetakan pada rongga mulut pasien digunakan untuk
mendapatkan reproduksi negatif dari gigi dan jaringan sekitarnya atau membentuk tiruan
dari jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut yang bertujuan dalam menentukan
diagnosis dan perawatan gigi serta mulut pasien, kemudian akan diisi dengan bahan pengisi
untuk mendapatkan model studi ataupun model kerja.
Pencetakan atau bentuk tiruan ini biasanya disebut model studi, cetakan, atau die.
A. Model studi dibuat dalam rangka mengamati dan mempelajari struktur rongga mulut pasien,
contohnya orthodontist biasanya menggunakan model studi untuk mengevaluasi
perkembangan suatu perawatan ortho.
B. Cetakan atau sering disebut dengan model kerja, contohnya orthodontist biasanya
menggunakan model kerja untuk membuat retainer setelah perawatan ortho.
C. Die adalah bentuk tiruan dari sebuah gigi, biasanya digunakan dalam pembuatan mahkota
berbahan metal atau inlay.
Sumber : - Plillips Science of Dental Materials 11 ed. Kenneth J. Anusavice (halaman 152)
- Dental Materials and Their selection 3 ed, William J. O 'Brien (halaman 278)
2. Persyaratan bahan cetak untuk menghasilkan replika yang akurat dari jaringan intra dan ekstraoral
yaitu :
G. Dimensi stabil cukup lama untuk memungkinkan satu atau lebih cetakan dituangkan
atau mudah di manipulasi
H. Waktu kerja pendek
I. Cukup kental untuk dikandung dalam baki,
J. Kualitas cetakan bagus
K. Mudah di disinfeksi
L. Biokompatibel
M. Hemat biaya dalam hal waktu serta biaya peralatan pengolahan terkait. Kondisi
lingkungan dan jenis jaringan menentukan pilihan bahan, kualitas cetakan dan kualitas
cetakan.
Sumber : - Plillips Science of Dental Materials 11 ed. Kenneth J. Anusavice (halaman 152)
-Buku Bahan Ajar Dental Material Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017
(halaman 114)
3. Klasifikasi bahan cetak saat ini dapat dibagi menurut komposisi, mekanisme pengaturan
(setting mechanism), sifat/karakter mekanik (mechanical characteristics), dan
aplikasinya (clinical application)
a. Berdasarkan Komposisi
b. Berdasarkan Mekanisme Pengaturan (Setting Mechanism)
1. Reaksi Kimia (Ireversibel) (Chemical Reaction)
2. Reaksi Fisik yang diinduksi termal (reversibel)(Thermally induced physical
reaction)
c. Berdasarkan Sifat/Karakteristik Mekanik (Mechanocal Characteristic)
1. Tidak elastis (inlastic)
- Plaster of Paris (irreversibel)
- Zinc oxide-eugenol (irreversibel)
- Impression Compound (reversibel)
2. Elastis (elastic)
-Alginate (irreversibel)
-Polysulfida (irreversibel)
-Polyether (irreversibel)
-Silikon Kondensasi (irreversibel)
-Silikon adisi/tambahan (irreversibel)
-Agar (reversibel)
4. Setelah membaca buku Dental Material dari Phlips, saya dapat menarik kesimpulan
Perbedaan Bahan Cetak Alginate dan Bahan Cetak Elastomer
Secara ringkas perbedaannya adalah bahan cetak alginate hasil cetakannya cukup detail tapi mudah
distorsi kalau dibiarkan terlalu lama, sedangkan bahan cetak elastomer hasil cetakannya lebih
akurat, tidak mudah distorsi tapi harganya lebih mahal.
Dari sifatnya :
Bahan cetak alginat adalah satuan bahan cetak golongan hidrokoloid bersifat elastis yang
irreversible, bahan utamanya adalah garam natrium, kalium atau ammonium alginat yang larut
dalam air. sedangkan bahan cetak elastomer merupakan bahan cetak elastik yang merupai karet.
bahan ini dikelompokan sebagai karet sintetik. suatu pengerasan elastomer merupakan reaksi
polimerisasi yang terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh sejumlah kecil ikatan, yang
disebut sebagai reaksi polimerasi.
Sumber : - Plillips Science of Dental Materials 11 ed. Kenneth J. Anusavice (halaman 151, 153)
6. Working time atau Waktu kerja adalah waktu yang dimulai pada awal pencampuran dan
berakhir tepat sebelum sifat elastis telah berkembang, harus lebih besar dari waktu yang
diperlukan untuk pencampuran, mengisi jarum suntik dan / atau baki, menyuntikkan
bahan pada persiapan gigi.
Setting time atau pengaturan waktu adalah waktu yang telah berlalu sejak awal
pencampuran hingga proses pengeringan telah cukup maju sehingga kesan dapat
dihilangkan dari mulut tanpa distorsi atau waktu dari awal pencampuran ke titik di mana
bahan kehilangan potensi aliran atau plastisitas.
Sumber : - Plillips Science of Dental Materials 11 ed. Kenneth J. Anusavice (halaman 156)
Manipulasi alginat adalah proses awal pencetakan untuk mendapatkan model studi yang
akan membantu rencana perawatan dan diskusi dengan pasien (Anusavice, 2013). Proses
pencetakan dilakukan berdasarkan tahapan berikut (Powers, 2008):
1) Pemilihan sendok cetak
Sendok cetak untuk rahang atas harus memenuhi beberapa kriteria berikut, yaitu: (1) dapat
menutup tuberositas secara keseluruhan, (2) lebih lebar 4 mm dari batas tulang alveolar di
regio molar, (3) menutupi seluruh gigi anterior. Sedangkanuntuk rahang bawah harus
memenuhi kriteria berikut: (1) menutupi seluruh gigi dan retromolar pad, (2) lebih lebar 4
mm dari bagian bukal dan lingual gigi posterior dan 4 mm lebih lebar dari labial dan lingual
gigi anterior.
2) Modifikasi sendok cetak
Menambahkan wax pada bagian labial anterior dari sendok mungkin diperlukan, untuk
memastikan alginat dapat mengalir ke vestibulum bagian labial, selain itu penambahan wax
pada batas sendok cetak di bagian tertentu juga mungkin dibutuhkan agar alginat dapat
mencetak seluruh bagian yang diinginkan.
3) Dispensing alginat
Jumlah bubuk alginat dan air yang akan dicampurkan sebaiknya ditakar menggunakan
sendok takar yang terdapat dalam kemasan. Alginat kemudian dimasukkan kedalam bowl
yang berisi air bertemperatur 22-23°C.
4) Pengadukan
Bubuk alginat dan air diaduk dengan menggunakan spatula yang cukup kaku dan lebar.
Pengadukan dilakukan dengan gerakan angka delapan yang cepat dengan cara ditekan pada
dinding bowl untuk mengeluarkan gelembung. Waktu yang dibutuhkan untuk mencampur
alginat dengan waktu setting sedang secara sempurna sekitar 45 detik, sedangkan untuk
alginat dengan waktu setting cepat adalah 30 detik. Hasil cetakan yang baik akan didapatkan
dari campuran yang halus,tidak berbutir, dan konsistensi tepat.
5) Penempatan alginat pada sendok cetak
Alginat ditempatkan pada sendok cetak dengan menggunakan spatula. Alginat harus
menempati seluruh bagian sendok cetak terutama bagian perforasi untuk menambah
retensi alginat saat dilepaskan dari rongga mulut agar tidak mudah lepas.
6) Pencetakan
Pencetakan dalam rongga mulut dilakukan dalam waktu 2-3 menit sampai setting
sempurna. Bagian yang harus tercetak pada proses pencetakan adalah seluruh gigi rahang
atas dan bawah, seluruh prosesus alveolaris, seluruh retromolar rahang bawah, hamular
notch rahang atas, setiap detail jaringa rongga mulut.
7) Tahapan akhir
Setelah pencetakan, hasil cetakan alginat harus melalui beberapa tahapan lagi sebelum di
cor dengan menggunakan gips. Tahapan dilakukan secara berurutan: cetakan dibilas dengan
air, potong kelebihan alginat yang mengganggu visual,
desinfeksi hasil cetakan, bilas dengan air, keringkan kelebihan air, lalu di cor menggunakan
gips.
Sumber : - Plillips Science of Dental Materials 11 ed. Kenneth J. Anusavice (halaman 173-
174)
8. Bahan desinfeksi untuk impression material diantaranya, Senyawa Chlorine Desinfektan
atau iodofor (untuk material alginate,polyether) Glutaraldehydes, senyawa klorin,
iodofor, fenolat ( untuk polysulfida dan silicone), Glutaraldehida atau iodofor (untuk
material ZOE impression paste), sodium hipoklorit, dan fenol kompleks.
Sumber : - Plillips Science of Dental Materials 11 ed. Kenneth J. Anusavice (halaman
166)
Bahan jarum suntik dan Baki digunakan dalam teknik ini. Biasanya, dua kelompok bahan dicampur
secara bersamaan, masing-masing oleh orang yang berbeda. Dengan perangkat mekanis yang ada,
material sekarang dapat dicampur sesuai kebutuhan oleh satu orang. Bahan yang lebih ringan
disuntikkan dari jarum suntik yang terisi atau langsung dari pistol pencampur statis di dalam dan di
sekitar ransum gigi. Baki yang diisi kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan duduk di atas bahan
jarum suntik, yang telah diekstrusi pada jaringan keras dan / atau lunak. Bahan baki akan memaksa
bahan jarum suntik untuk beradaptasi dengan jaringan yang disiapkan. Kedua bahan harus saling
mengikat pada saat pengaturan. Jika salah satu material telah melewati masa kerjanya ketika kedua
material tersebut disatukan, ikatan antara keduanya akan hilang. Jika bahan yang diatur sebagian
duduk, itu akan ditekan secara klastik. Setelah dikeluarkan dari mulut, impresi akan "melompat
kembali" atau rileks, dan cetakan dari impresi ini akan terlalu sempit dan terlalu pendek.
Polieter medium dan silikon tambahan sering digunakan untuk teknik monofase atau viskositas
tunggal. Prosedurnya mirip dengan teknik campuran ganda kecuali bahwa hanya satu campuran
dibuat, dan bagian dari bahan ditempatkan di cetakam, dan bagian lain ditempatkan di jarum suntik
untuk injeksi dalam persiapan rongga gigi atau jaringan lunak. Keberhasilan teknik ini tergantung
pada sifat pseudoplastik (Shear tinning) material. Ketika bahan viskositas sedang dipaksa melalui
ujung jarum suntik, viskositas berkurang untuk memungkinkan bahan beradaptasi dengan baik
dengan persiapan. Sementara itu, bahan dalam baki mempertahankan viskositas sedangnya, dan,
ketika duduk, itu dapat memaksa bahan jarum suntik mengalir melewati area kritis preparasi gigi.
C Teknik Putty-Wash
Metode ini pada awalnya dikembangkan untuk silikon kondensasi untuk meminimalkan efek
perubahan dimensi yang terkait. Bahan dempul tebal ditempatkan di baki persediaan dan kesan
dibuat. Prosedur ini menghasilkan apa yang pada dasarnya adalah baki custom intraoral yang
dibentuk oleh dempul. Ruang untuk bahan "pencuci" badan cahaya disediakan dengan memotong
sebagian dempul "baki" atau dengan menggunakan lembaran polietilen tipis sebagai pengatur jarak
antara dempul dan gigi yang disiapkan selama pembuatan kesan awal. Seseorang juga dapat
menghasilkan ruang dengan vakum membentuk lembaran plastik kosong pada gips dan kemudian
membuat kesan dengan bahan dempul.
Sumber : - Plillips Science of Dental Materials 11 ed. Kenneth J. Anusavice (halaman 159-160)
10.
A. Akurasi. Kekentalan material cetak ini tergantung komposisinya. Secara umum, elastomer
dapat mencetak detil permukaan. Polymerisation shninkage selama setting menyebabkan
sedikit kontraksi. Kontraksi dapat juga terjadi saat pendinginan dan suhu mulut ke suhu
ruang. Koefisien ekaspansi termal polieter> silikon > polisulfida.
B. Bahan cetak elastomer ini pada umumnya bersifat hidrofobik yaitu tidak basah dengan
sempurna apabila terkena air. Sifat elastisitas bahan cetak elastomer akan bertahan baik
dengan peningkatan waktu pengerasan di dalam mulut dalam arti kata lain semakin lama
bahan cetak berada di dalam mulut semakin berkurang untuk terjadinya distorsi semasa
melepaskan cetakan dari sendok cetak. Bahan cetak elastomer dapat mengalami perubahan
stabilitas dimensi apabila tidak dilakukan pengisian Gips stone dengan segera. Stabilitas
dimensi ialah kemampuan bahan cetak untuk mengekalkan keakuratan hasil cetakan tanpa
mengalami perubahan dimensi.
C. Cukup elastis sehingga dapat melewati undercuts dan tidak mudah robek.
D. Stabilitas dimensi silikon> polieter> polisulfida
E. Secara umum kompatibel dengan bahan model dan die.
F. Tidak toksik dan tidak iritan. Bau dan rasa bahan yang mengandung timah hitam kurang
enak.
G. Waktu setting tergantung komposisi.
H. Stabilitas bahan dalam penyimpanan baik
I. Dapat disterilisasi dengan perendaman dalam hipoklorit atau glutardehida.
Sumber : -Craig’s Restorative Dental Material. Ronald L. Sakaguchi, DDS, MS, PhD, MBA. John M.
Powers, PhD. 13th Edition. (halaman 188)