Carpal Tunnel Syndrome
Carpal Tunnel Syndrome
HALAMAN JUDUL
HALAMAN JUDUL........................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iv
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................vi
A. IDENTITAS PASIEN..............................................................................................................1
B. RIWAYAT PENYAKIT..........................................................................................................1
D. DIAGNOSIS............................................................................................................................8
E. PLANNING.............................................................................................................................8
H. PROGNOSIS...........................................................................................................................8
A. Anatomi N. Medianus..............................................................................................................9
F. Gambaran Klinis.....................................................................................................................14
G. Diagnosis...............................................................................................................................15
H. Diagnosis Banding.................................................................................................................18
I. Penatalaksanaan......................................................................................................................18
J. Prognosis................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................23
DAFTAR SINGKATAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I STATUS PASIEN
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Perermpuan
Alamat : Karanglo Kidul Jambon
No Register : 43280*
Tanggal Pemeriksaan : 25 Mei 2019 (10.45 WIB)
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. KELUHAN UTAMA
Kesemutan pada telapak tangan kiri
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
− Keluhan serupa : disangkal
− Kejang : disangkal
− Hipertensi : diakui
− Diabetes Melitus : disangkal
− Herpes : disangkal
− Trauma : disangkal
4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
− Keluhan serupa : -
C. PEMERIKSAAN FISIK
1) Vital Sign
Tekadan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36.5˚C
2) Status Internus
a Kepala : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
b Leher : Pembesaran Kalenjar Getah Bening (-/-)
c Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : Simetris, Massa (-)
Palpasi : Fremitus (+/+)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Suara Dasar Vesikuler (+/+) Wheezing(-/-)
Rhonki(-/-)
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Redup, Batas jantung (DBN)
Auskultasi : Bunyi Jatung I/II reguler, bising(-/-)
2
d Abdomen :
Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dada
Palpasi : Massa(-) Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+)
e Ektremitas :
- -
Edema
- -
Hangat Hangat
Akral
Hangat Hangat
Sensorik :
-Sensibilitas normal normal
N. Abducens M.rectus lateralis normal normal
N. Facialis Diam
a.Kerutan dahi a. + a. +
b.Sudut mata b. normal b. normal
c.Lipatan c. + c. +
nasolabial
Bergerak
a.Mengangkat alis a. + a. +
b.Mengerutkan b. + b. +
dahi
c.Menutup mata c. + c. +
d.Tersenyum d. + d. +
Sensorik 2/3 lidah
anterior dbn dbn
N. Pendengaran + +
Vestibulochocle- (bising jam tangan)
aris Nistagmus - -
N.Glossophari- a. Tersedak a. – a. –
ngeus b. Faring b. Simestris b. Simetris
c. Reflek muntah c. tidak dilakukan c. tidak dilakukan
d. Motorik :
Bebas Bebas
Gerakan
Bebas Bebas
555 555
Kekuatan
555 555
Eutrofi Atrofi
Trofi
Eutrofi Eutrofi
Klonus : Patella & Ankle (-)
Kesan: dalam batas normal
e. Sensorik
Eksteroseptif
No Pemeriksaan Ektremitas
Nyeri + +
1
+ +
Taktil + +
2
+ +
Propioseptif
No Pemeriksaan Ektremitas
Gerakan + +
1
+ +
+ +
2 Tekanan + +
f. Reflek Fisiologis :
BPR (+1/+1) KPR(+1/+1)
TPR (+1/+1) APR(+1/+1)
Kesan : Dalam Batas Normal
g. Reflek Patologis :
Pemeriksaan Dextra Sinstra
Hoffman - -
Tromner - -
Babinski - -
Chaddock - -
Mandel
- -
Bechterew
Rosolimo - -
Oppenhim - -
Gordon - -
Schaffer - -
Kesan : Dalam Batas Normal
h. Fungsi Cerebelum
− Finger to nose : (Normal/Normal)
− Heel to shin : (Normal/Normal)
− Romberg test : (Normal/Normal)
− Rebound phenome : (Normal/Normal)
Kesan : Dalam batas normal
i. Provokasi Nyeri
− Laseque sign : (-/-)
− Patrick sign : (-/-)
− Kontrapatrick sign : (-/-)
Kesan : Dalam batas normal
j. Fungsi Vegetatif
− Miksi : produksi, kuning jernih, dalam batas normal
− Defekasi : Konstipasi (-), diare(-), dalam batas normal
k. Pemeriksaan Khusus
− Phalen’s test : (+) kiri
− Wrist extension test : (+) kiri
− Tinel’s test : (+) kiri
− Thenar wasting : (+) kiri
− Flick’s sign : (+) kiri
D. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : Parestesi telapak tangan sampai ujung jari 1,2,3 sinistra
Diagnosis topis : N. Medianus
Diagnosis etiologi : Carpal Tunnel Syndrome
E. PLANNING
− Diagnostik : EMG
− Terapi :
Non farmakologi :
Istirahatkan pergelangan tangan
Farmakologi :
Neurodex 3x1
Meloxicam 2 x 7,5 mg
Gabapentin 2 x 100 mg
H. PROGNOSIS
Disease : Bonam
Dissability : Bonam
Discomfort : Dubia ad Bonam
Dissatification : Bonam
Death : Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi N. Medianus
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan suatu sindrom klinis yang timbul
akibat tertekannya nervus medianus di dalam carpal tunnel (terowongan karpal) di
pergelangan tangan. Nervus medianus merupakan nervus yang rentan terhadap
kompresi dan cedera di telapak dan pergelangan tangan, dimana nervus tersebut
dibatasi oleh tulang pergelangan tangan (karpal) dan ligamentum karpal transversal.
Carpal Tunnel Syndrome merupakan kombinasi dari kelainan jari, tangan dan lengan
ditandai gejala sensoris atau motoris. Kelainan ini paling sering terjadi usia 30 tahun
keatas, khususnya perempuan.14,19
Carpal Tunnel syndrome adalah salah satu gangguan saraf yang umum terjadi.
Sebuah survei di California memperkirakan 515 dari 100.000 pasien mencari
perhatian medis untuk carpal tunnel syndrome pada tahun 1988. Di Belanda,
prevalensinya dilaporkan 220 per 100.000 orang.11
Angka kejadian Carpal Tunnel Syndrome di Amerika Serikat telah
diperkirakan sekitar 1-3 kasus per 1.000 orang setiap tahunnya dengan revalensi
sekitar 50 kasus dari 1.000 orang pada populasi umum. Orang tua setengah baya lebih
mungkin beresiko dibandingkan orang yang lebih muda, dan wanita tiga kali lebih
sering daripada pria.11,16
Perkembangan CTS berhubungan dengan usia. Phalen melaporkan jumlah
kasus meningkat untuk setiap dekade usia 59 tahun, setelah itu, jumlah kasus di setiap
dekade menurun. Atroshi et al. mengamati serupa distribusi usia dengan prevalensi
tertinggi CTS pada pria dari 45-54 tahun dan wanita usia 55-64. Lunak dan Rudolfer
menemukan bahwa kasus CTS memiliki distribusi usia dengan puncak pada usia 50-
54.11
Tana et al menyimpulkan bahwa dapat jumlah tenaga kerja dengan CTS di
beberapa perusahaan garmen di Jakarta sebanyak 20,3% responden dengan besar
gerakan biomekanik berulang sesaat yang tinggi pada tangan pergelangan tangan
kanan 74,1%, dan pada tangan kiri 65,5%. Pekerja perempuan dengan CTS lebih
tinggi secara bermakna dibandingkan dengan pekerja laki-laki. Tidak terdapat
perbedaan antara peningkatan umur, pendidikan, masa kerja, jam kerja serta tekanan
biomekanik berulang sesaat terhadap peningkatan terjadinya CTS.8
Jagga et al meneliti bahwa pekerjaan yang beresiko tinggi mengalami Carpal
Tunnel Syndrome adalah :
1. Pekerja yang terpapar getaran
2. Pekerja perakitan
3. Pengolahan makanan & buruh pabrik makanan beku
4. Pekerja Toko
5. Pekerja Industri
6. Pekerja tekstil
7. Pengguna komputer
F. Gambaran Klinis
Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gangguan
motorik hanya terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa
parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling)
pada jari 1-3 dan setengah sisi radial jari 4 sesuai dengan distribusi sensorik nervus
medianus walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari-jari.18
Komar dan Ford membahas dua bentuk carpal tunnel syndrome: akut dan
kronis. Bentuk akut mempunyai gejala dengan nyeri parah, bengkak pergelangan
tangan atau tangan, tangan dingin, atau gerak jari menurun. Kehilangan gerak jari
disebabkan oleh kombinasi dari rasa sakit dan paresis. Bentuk kronis mempunyai
gejala baik disfungsi sensorik yang mendominasi atau kehilangan motorik dengan
perubahan trofik. Nyeri proksimal mungkin ada dalam carpal tunnel syndrome.18
Keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala lainnya
adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam hari sehingga
sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri ini umumnya agak
berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan tangannya atau dengan
meletakkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila
penderita lebih banyak mengistirahatkan tangannya.18,3
Apabila tidak segera ditangani dengan baik maka jari-jari menjadi kurang
terampil misalnya saat memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada tangan juga
sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang penderita sewaktu
menggenggam. Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar (oppones
pollicis dan abductor pollicis brevis).dan otot-otot lainya yang diinervasi oleh nervus
medianus.6
G. Diagnosis
Diagnosis CTS ditegakkan selain berdasarkan gejala klinis seperti di atas dan
diperkuat dengan pemeriksaan yaitu :
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan
perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan. Beberapa
pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa CTS
adalah :
a. Phalen's test: Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila
dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa.
Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan
diagnosa CTS.
Gambar 2. Phalen’s test17
Pemeriksaan Laboratorium
Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa
adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti
kadar gula darah , kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap.17
H. Diagnosis Banding
1. Cervical radiculopathy. Biasanya keluhannya berkurang bila leher
diistirahatkan dan bertambah hila leher bergerak. Distribusi gangguan
sensorik sesuai dermatomnya.
2. Thoracic outlet syndrome. Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain
otot-otot thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan
dan lengan bawah.
3. Pronator teres syndrome. Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di
telapak tangan daripada CTS karena cabang nervus medianus ke kulit
telapak tangan tidak melalui terowongan karpal.
4. de Quervain's syndrome. Tenosinovitis dari tendon muskulus abductor
pollicis longus dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan
yang repetitif. Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada
pergelangan tangan di dekat ibu jari. KHS normal. Finkelstein's test :
palpasi otot abduktor ibu jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila
nyeri bertambah.2,1
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan carpal tunnel syndrome tergantung pada etiologi, durasi
gejala, dan intensitas kompresi saraf. Jika sindrom adalah suatu penyakit sekunder
untuk penyakit endokrin, hematologi, atau penyakit sistemik lain, penyakit primer
harus diobati. Kasus ringan bisa diobati dengan obat anti inflamasi non steroid
(OAINS) dan menggunakan penjepit pergelangan tangan yang mempertahankan
tangan dalam posisi netral selama minimal 2 bulan, terutama pada malam hari atau
selama gerakan berulang. Kasus lebih lanjut dapat diterapi dengan injeksi steroid
lokal yang mengurangi peradangan. Jika tidak efektif, dan gejala yang cukup
mengganggu, operasi sering dianjurkan untuk meringankan kompresi.1,2
Oleh karena itu sebaiknya terapi CTS dibagi atas 2 kelompok, yaitu :
1. Terapi langsung terhadap CTS
a. Terapi konservatif
Istirahatkan pergelangan tangan.
Obat anti inflamasi non steroid.
Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat
dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3
minggu.
Nerve Gliding, yaitu latihan terdiri dari berbagai gerakan (ROM)
latihan dari ekstremitas atas dan leher yang menghasilkan ketegangan
dan gerakan membujur sepanjang saraf median dan lain dari
ekstremitas atas. Latihan-latihan ini didasarkan pada prinsip bahwa
jaringan dari sistem saraf perifer dirancang untuk gerakan, dan bahwa
ketegangan dan meluncur saraf mungkin memiliki efek pada
neurofisiologi melalui perubahan dalam aliran pembuluh darah dan
axoplasmic. Latihan dilakukan sederhana dan dapat dilakukan oleh
pasien setelah instruksi singkat.
Gambar 4. Nerve Gliding2
J. Prognosis
Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif umumnya prognosa baik.
Bila keadaan tidak membaik dengan terapi konservatif maka tindakan operasi harus
dilakukan. Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi hanya
dilakukan pada penderita yang sudah lama menderita CTS penyembuhan post
operatifnya bertahap.6
Bila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga diperoleh perbaikan maka
dipertimbangkan kembali kemungkinan berikut ini :
1. Kesalahan menegakkan diagnosa, mungkin jebakan/tekanan terhadap nervus
medianus terletak di tempat yang lebih proksimal.
2. Telah terjadi kerusakan total pada nervus medianus.
3. Terjadi CTS yang baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti akibat edema,
perlengketan, infeksi, hematoma atau jaringan parut hipertrofik. Sekalipun
prognosa CTS dengan terapi konservatif maupun operatif cukup baik, tetapi
resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. Bila terjadi kekambuhan,
prosedur terapi baik konservatif atau operatif dapat diulangi kembali.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada penderita terdapat adanya riwayat perkerjaan yang mendasari yaitu sebagai
petani dimana sehari-hari melakukan perkejaannya dengan menggunakan tangan setiap hari
dan mengulek sebelum menderita Carpal Tunnel Syndrome.
Hasil anamnesis didapatkan bahwa terdapat kesemutan pada pergelangan tangan saat
istirahat ataupun beraktivitas.
Pada pemeriksaan fisik pasien dalam keadaan kesadaran compos mentis, GCS 15
E4V5M6, karena parastesia pada Carpal Tunnel Syndrome tidak mengenai kesadaran
disentral, hanya melibatkan N.Mediuanus. Pada pemeriksaan, Pada pemeriksaan neurologis
yang lain didapatkan yakni, tanda meningeal sign (-) normal, pada pemeriksaan nervus
kranialis lainnya dalam batas normal, kesan motorik atas dan bawah kekuatannya 555, reflek
patologis dan fisiologis pada keempat ekstremitas normal.
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini berupa pengobatan non farmakologi yaitu
mengedukasi pasien untuk istirahatkan pergelangan tangan. Sedangkan untuk terapi
farmakologi dapat diberikan injeksi steroid deksametason 1-4 mg atau hidrokortison 10-25
mg atau metiprednisolon 20 mg atau 40 mg, vitamin B6, fisioterapi. Menjelaskan tentang
prognosis dari penyakit yang sedang diderita.
DAFTAR PUSTAKA
18. Joseph J. Biundo, and Perry J. Rush. Carpal Tunnel Syndrome. American College of
Rheumatology. 2012.