Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TEKNIK EKSPLORASI

“Review Jurnal”

Disusun Oleh :

Maya Gustina
BP/NIM: 2018/18080024

Dosen Pengampu :
Ansosry, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Review Jurnal 1
Judul Eksplorasi dan Eksploitasi Penambangan Emas Lebong Donok
(Bengkulu) Tahun 1897 - 1942
Jurnal Jurnal Kronologi
(http://kronologi.ppj.unp.ac.id/index.php/jk/article/view/13)
Volume, Vol. 1 No. 3
Nomor, dan ISSN: 1411-1764
Halaman Halaman 10 - 21
Tahun 2019
Penulis Rendi Andriyanto, Azmi Fitrisia
Reviewer Maya Gustina
Tanggal 6 September 2020
Tujuan 1. Penulis ingin melihat kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
Penelitian
penambangan emas Lebong Donok (Bengkulu) pada tahun
1897 – 1942 yang dikelolai oleh Mijnbouw Maatschappij
Redjang Lebong.
2. Tambang emas Lebong Donok di Bengkulu yang dikelola
oleh Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong merupkan
tambang emas pertama yang membuka jalur tambang emas
yang lain di daerah Lebong sekaligus menjadi perusahaan
pertambangan pertama di Lebong, sehingga penulis sangat
ingin meneliti tentang kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
penambangan emas Lebong Donok ini.
Subjek Subjek dari penelitian ini adalah kegiatan eksplorasi dan
Penelitian eksploitasi penambangan emas Lebong Donok (Bengkulu)
Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis yang
Penelitian terdiri dari empat Langkah yang berurut dalam penelitian sejarah,
yaitu: (1) Heuristik, (2) Kritik Sumber, (3) Interpretasi, dan (4)
Historiografi.
(1). Heuristik
Pada tahapan ini penulis akan mengumpulkan data berkaitan
dengan Tambang Emas Lebong Donok. Sumber primer yang
digunakan penulis adalah dokumen yang berasal dari arsip
Belanda yang dapat diakses di www.delpher.nl.
(2) Kritik Sumber
Langkah kedua dari metode penelitian sejarah ialah melakukan
kritik terhadap sumber yang telah ada. Sumber-sumber yang
telah dikumpulkan kemudian diverifikasi atau diuji melalui
serangkaian kritik, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
(3) Interpretasi
Langkah selanjutnya ialah melakukan interpretasi yaitu tahap
penafsiran. Penulis akan melakukan interpretasi atas data-data
yang telah ditemukan, kemudian penulis melakukan sintesis atas
sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah
dengan teori disusun fakta-fakta tersebut dalam suatu interpretasi
menyeluruh.
(4) Historiografi
Langkah terakhir yaitu melakukan kegiatan menulis,
memaparkan dan melaporkan hasil penelitian sejarah yang telah
dilakukan. Melakukan penulisan dan pemaparan tentang
Eksplorasi dan Eksploitasi Penambangan Emas Lebong Donok
(Bengkulu) Tahun 1897-1942.
Hasil 1. Gambaran Umum Wilayah Lebong
Penelitian Secara Geografis Lebong merupakan dataran tinggi
bergelombang dan subur yang membentang dari Gunung
Seblat hingga daerah aliran Sungai Ketahun dan Sungai Musi
dengan rata-rata DAS 1.100 M yang juga merupakan
perbatasan dengan Gunung Rejang. Dataran ini dikelilingi
oleh dua pegunungan yang membelah gunung Seblat.
Lebong di bagian barat berbatasan langsung dengan gunung
berapi kembar BelirangLumut, Bukit Bubung, Bukit Panjang,
serta Bukit Tiga. Sungai Ketahun masih merupakan sungai
utama di wilayah Lebong. Kondisi ini yang menjadikan
Lebong sebagai wilayah yang menyimpan banyak kandungan
Logam berupa emas primer maupun emas sekunder.
Endapan primer dan sekunder di Lebong terbentuk sesuai
dengan kondisi wilayah Lebong yang dikelilingi oleh gunung
berapi. Banyaknya tersebar gunung api dengan berbagai
aktivitasnya yang berbeda, serta didukung oleh iklim wilayah
Lebong yang merupakan iklim tropis menjadikan wilayah
Lebong sebagai salah satu tempat penyimpanan endaoan
emas.
2. Eksplorasi dan Eksploitasi Penambangan Emas Lebong
Donok (Bengkulu) Tahun 1897-1942.
Sekitar abad ke-13, jauh sebelum pemerintah Hindia Belanda
datang ke Lebong, penduduk setempat sudah mulai mencari
emas dengan cara mendulang atau mencuci pasir-pasir yang
mengandung emas di sekitaran Sungai Ketahun yang ada di
Lebong Donok.
eksplorasi awal dimulai pada akhir abad ke-19, ketika seorang
penambangan emas tradisional yang bernama Haji Ismael
yang tinggal di Pasar Curup. Haji Ismael menceritakan
tentang daerah-daerah di Lebong khususnya di Lebong Donok
yang tanahnya mengandung emas kepada Eugene Kassel,
seorang administratur Perkebunan Kopi Suban Ayam.
Berdasarkan informasi tersebut Eugene Kassel melakukan
sebuah penelitian di Lebong. Hasil penelitiannya menarik
perhatian pemilik perusahaan tambang di Batavia sehingga
perusahaan tersebut memutuskan untuk melakukan eksplorasi
tambang melalui Lebong Goud Syndicaat. Tambang emas
Lebong Donok. merupakan hasil eksplorasi Eugene Kassel
yang kemudian diambil alih oleh perusahaan swasta Belanda
bernama Mijnbouw Maatschappij Rejang Lebong pada tahun
1897.
Eksploitasi yang dilakukan di Lebong Donok adalah bisnis
dari Pemerintah Hindia Belanda yang memberikan hak
pengelolaan kepada perusahaan swasta alasannya yang sangat
besar yaitu keuntungan didistribusikan melalui Mijnbouw
Maatschappij Redjang Lebong selama beberapa tahun
eksploitasi terumbu di Lebong Donok pada periode 1899
sampai 1911 adalah 33½ juta bruto logam mulia (emas dan
perak), dimana 18 juta sebagai laba bersih dapat
dipertimbangkan. Pabrik emas Lebong Donok yang dikelola
oleh Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong dilengkapi
dengan alat-alat untuk pengolahan emas seperti alat
pengeboran, alat pengangkut bijih emas dengan menggunakan
kereta listrik, alat pengangkut mesin, alat pencetak emas,
laboratorium untuk mencek kadar emas, mesin pemompa air,
alat penyaringan, oven untuk pembakaran emas, dan bengkel
listrik. Untuk alat-alat Laboratorium Mijnbouw Maatschappij
Redjang Lebong mendapat persedian alat bantuan dari Batavia
dan Surabaya yang dikirim secara rutin tiap setiap tahunnya.
Tambang emas Lebong Donok dilakukan dengan sistem
tambang bawah tanah, sistem tambang bawah tanah ini
dikenal dengan dua jenis terowongan yaitu terowongan utama
dan terowongan mendatar. .sistem tambang bawah tanah ini
dilakukan dengan cara mengebor dinding-dinding goa untuk
mendapatkan batu yang mengandung emas.
Untuk tambang emas di Lebong Donok ini sendiri karena
emasnya berbentuk emas klorida, jadi cara pengolahan emas
dilakukan dengan menggunakan oven listrik pada 350 amp
dan 110 volt dalam ruang hampa menguap sekitar 1.170
derajat celcius dimasak pada 1.800 gram. Dari jumlah tersebut
nantinya ditemukan emas, tellurium, antimony, belerang,
perak, dan timah
Kesimpula Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
n eksplorasi awal dimulai pada akhir abad ke-19, ketika seorang
penambangan emas tradisional yang bernama Haji Ismael yang
tinggal di Pasar Curup. Haji Ismael menceritakan tentang daerah-
daerah di Lebong khususnya di Lebong Donok yang tanahnya
mengandung emas kepada Eugene Kassel, seorang administratur
Perkebunan Kopi Suban Ayam. Berdasarkan informasi tersebut
Eugene Kassel melakukan sebuah penelitian di Lebong. Hasil
penelitiannya menarik perhatian pemilik perusahaan tambang di
Batavia sehingga perusahaan tersebut memutuskan untuk
melakukan eksplorasi tambang melalui Lebong Goud Syndicaat.
Tambang emas Lebong Donok merupakan hasil eksplorasi
Eugene Kassel yang kemudian diambil alih oleh perusahaan
swasta Belanda bernama Mijnbouw Maatschappij Rejang
Lebong pada tahun 1897. Perusahaan Mijnbouw Maatschappij
Redjang Lebong dibawah pimpinan manajemen tambang
Administrator H.J.A. Sanders melakukan ekploitasi di Lebong
Donok.
Eksploitasi Tambang emas Lebong Donok yang dikelola oleh
Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong dilengkapi dengan
alat-alat untuk pengolahan emas seperti alat pengeboran listrik,
alat pengangkut bijih emas dengan menggunakan kereta listrik,
alat pengangkut mesin, alat pencetak emas, laboratorium untuk
mencetak kadar emas, mesin pemompa air, alat penyaringan,
oven untuk pembakaran emas, dan bengkel listrik. Tambang
emas Lebong Donok dilakukan dengan menggunkan sistem
tambang bawah tanah. Sisitem tambang bawah tanah ini
dilakukan dengan cara pengeboran pada dinding-dinding goa
untuk mendapatkan batu yang mengandung emas.
Komentar A. Kekuatan (Kelebihan)
1. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana metode
penelitian yang telah dilakukan.
2. Penjelasan mengenai eksploitasi pada penambangan emas
Lebong Donok (Bengkulu) dapat mudah untuk dipahami.
3. Penulisan jurnal penelitian ini teratur dan sesuai dengan
kaidah pembuatan jurnal.
B. Kelemahan (Kekurangan)
1. Penjelasan mengenai kegiatan eksplorasi penambangan
emas Lebong Donok (Bengkulu) tahun 1897 – 1942 kurang
spesifik dan tidak mendetail atau tidak jelas, sehingga tidak
dapat dengan mudah di mengerti bagaimana kegiatan
eksplorasi yang dilakukan.
2. Terdapat beberapa penulisan kalimat yang tidak sesuai
dengan EYD.

Review Jurnal 2

Judul Analisis Data Eksplorasi Bijih Nikel Laterit Untuk Estimasi


Cadangan dan Perancangan Pit Pada Pt. Timah Eksplomin di Desa
Baliara Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi
Sulawesi Tenggara
Jurnal Ejournal AKPRIND (SNAST)
(https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/prosidingsnast/article/view/1
739)
Nomor, ISSN: 1979-911X
dan Halaman B-252 – B260
Halaman
Tahun 2012
Penulis Woro Sundari
Reviewer Maya Gustina
Tanggal 6 September 2020
Tujuan 1. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis data eksplorasi tiap
Penelitian
lubang bor untuk menentukan besar cadangan berdasarkan
distribusi high grade dan medium grade dari nikel laterit,
2. Menentukan metode perhitungan cadangan dan kuantitas cadangan
nikel laterit di daerah studi.
3. Mengetahui parameter input output untuk design pit atau
perancangan pit berdasarkan data bor.
Subjek Subjek dari penelitian ini adalah data eksplorasi bijih nikel laterit dari
Penelitian PT. Timah Eksplomin.
Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode yang dilakukan
Penelitian tidak langsung yaitu secara pengolahan data sekunder. Data dari
lapangan diolah dan dianalisis menghasilkan kesimpulan berupa
output berbentuk model dan tabulasi berdasarkan informasi data
tersebut. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara sebagai berikut: (1) Studi Literatur dilakukan sebelum
dan selama penelitian, (2) Pengamatan Lapangan yaitu data-data bor,
data curah hujan, data kondisi topografi dan geografi daerah
penelitian, lokasi kuasa pertambangan serta kondisi geologi daerah
penelitian.
dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
teknik pengolahan data secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian
adalah analisis matematis utamanya terhadap analisis data eksplorasi
tiap lubang bor untuk menentukan besar cadangan berdasarkan
distribusi atas high grade dan medium grade dari nikel laterit,
perhitungan cadangan, dan menentukan parameter input untuk design
pit atau perancangan pit berdasarkan data bor
Hasil Berdasarkan grafik %Ni tiap lubang bor maka dapat diketahui kadar
Penelitian Ni secara high grade berkisar antara 1,81-3,06, medium grade
berkisar antara 1,65-1,78 dan low grade berkisar antara 0,52-1,31.
Berdasarkan bentuk ore endapan nikel hasil korelasi badan bijih
menggunakan surpac, perhitungan cadangan dilakukan dengan dua
cara yaitu metode daerah pengaruh dan hasil perhitungan cadangan
endapan nikel.
1. Menggunakan metode daerah pengaruh:
Kadar Ni (Medium grade) >=1.6 dan <=1.79 dengan Cut Off
Grade rata-rata 1,70
a. Total cadangan/ore: 122.500 ton
b. Estimasi total cadangan IUP: 612.500 ton
c. Target produksi: 50.000/bulan
d. Lamanya penambangan: 1.02 tahun
Kadar Ni (High grade) >=1,8 dengan Cut Off Grade rata-rata 2,00
a. Total cadangan/ore: 267.500 ton
b. Estimasi total cadangan IUP: 1.337.500 ton
c. Target produksi: 50.000/bulan
d. Lamanya penambangan: 26.75 bulan
Perhitungan cadangan nikel laterit di daerah penelitian dilakukan
berdasarkan pada data yang diperoleh dari pemboran eksplorasi.
Data-data pemboran tersebut akan dianalisis sesuai dengan kadar
nikel baik secara high grade, medium grade dan low grade sehingga
dapat mengetahui volume total ore dan overburden (OB). Dari hasil
perhitungan cadangan tiap lubang bor untuk total volume ore adalah
390.000 ton dan total volume OB (overburden) 1.095.000 BCM maka
striping ratio (SR) adalah 1:3.
Perhitungan Cadangan Menggunakan Program Surpac, perhitungan
volume Ore:
1. Pada Volume 1 : Surface area: 47124 : Volume : 164156
2. Pada Volume 2 ; Surface area: 58723 ; Volume : 134372
3. Pada Volume 3 ; Surface area: 7688 ; Volume : 6481
4. Pada Volume 4 ; Surface area: 4410 ; Volume : 9787
Jadi, total volume Ore tiap Hole ID adalah: 314.796 x 1 = 314.796
ton.
Dalam pembuatan design pit, dimana terlebih dahulu dibuat dasar pit
dan menentukan ram atau jalan berdasarkan dua titik sesuai dengan
keadaan topografi dan bentuk badan bijih. Setelah dasar pitnya selesai
dilanjutkan dengan menentukan lebar berm 3 meter, tinggi bench 6
meter dan kemiringan 30º.
Kesimpulan1. Berdasarkan analisis statistik (varians) yang meliputi kadar
ekplorasi, ketebalan dan total kedalaman lapisan nikel maka
cadangan tertambang dengan harga pasaran: high grade Ni berkisar
1,81-3,06 dan medium grade Ni berkisar antara 1,65-1,78.
2. Berdasarkan bentuk ore endapan nikel hasil korelasi badan bijih
menggunakan surpac, perhitungan cadangan dilakukan dengan dua
cara yaitu metode daerah pengaruh dan hasil perhitungan cadangan
endapan nikel.
a. Menggunakan deaerah pengaruh adalah: Kadar Ni >=1.6<=
1.79 dengan Cut Off Grade rata-rata 1,70, volume total Ore:
122.500 ton, Kadar Ni >=1.8 dengan Cut Off Grade rata-rata
2,00 , volume total Ore: 267.500 ton ,Volume total OB
1.095.000 BCM dan SR 1:3
b. Hasil perhitungan cadangan endapan nikel menggunakan
surpac menentukan total volume ore adalah 314.796 ton.
Perbedaan total volume ore antara kedua cara perhitungan
diatas, dimana daarah pengaruh cadangannya dihitungan dalam
batas-batas yang ada, masih memperkirakan area. Surpac
menginterpretasi grade tiap hole dan lebih mendekati keadaan
yang sebenarnya.
3. Berdasarkan hasil pengukuran elevasi menggunakan GPS (Global
Positioning System) dan TS (Total Station) maka diperoleh
parameter-parameter input-output yaitu koordinat x, y, z. Untuk
merancang pit dalam penelitian menggunakan parameter input dan
bentuk ore dari surpac.
Komentar A. Kekuatan (Kelebihan)
1. Telah dipaparkan dengan jelas dan rinci bagaimana metode
penelitian yang telah dilakukan.
2. Penulisan jurnal penelitian ini teratur dan sesuai dengan kaidah
pembuatan jurnal.
B. Kelemahan (Kekurangan)
1. Terdapat beberapa penulisan kalimat dan simbol yang tidak
sesuai dengan EYD.
Review Jurnal 3
Judul Perilaku Informasi Para Penggali Emas Tradisional (Gurandil)
Dalam Melakukan Kegiatan Eksplorasi dan Pengolahan
Tambang Emas
Jurnal Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan
(http://jurnal.unpad.ac.id/jkip/article/view/9487)
Volume, Vol. 3 No. 1
Nomor, dan ISSN: 2303-2677
Halaman Halaman 33 - 42
Tahun 2015
Penulis Tine Silvana, Yunus Winoto
Reviewer Maya Gustina
Tanggal 6 September 2020
Tujuan 1. Untuk mengetahui kehidupan para penggali emas tradisional
Penelitian
(gurandil) yang ada di Kecamatan Cineam kabupaten
Tasikmalaya sebagai pencari informasi
2. Untuk mengetahui bagaimana pengalaman para penggali emas
tradisional (gurandil) dalam menggunakan saluran informasi
untuk menemukan daerah penambagangan emas
3. Untuk mengetahui bagaimana pengalaman para penggali emas
tradisional (gurandil) dalam menggunakan berbagai sumber
daya informasi untuk mencari informasi daerah penambangan
emas
Subjek Subjek dari penelitian ini adalah para penggali emas tradisional
Penelitian (gurandil) di wilayah Kecamatan Cineam Kabupaten
Tasikmalaya.
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Prinsip
fenomenologi berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana
keseharian, dunia intersubyektif (dunia kehidupan) atau juga
disebut Lebenswelt terbentuk. Fenomenologi bertujuan
mengetahui bagaimana kita menginter-pretasikan tindakan sosial
kita dan orang lain sebagai sebuah yang bermakna (dimaknai)
dan untuk merekonstruksi kembali turunan makna (makna yang
digunakan saat berikutnya) dari tindakan yang bermakna pada
komunikasi intersubjektif individu dalam dunia kehidupan sosial.
Hasil Dalam konteks perilaku informasi yang terjadi di lingkungan
Penelitian para pengali emas tradisional di Kecamatan Cineam, faktor
kebutuhan informasi untuk mengetahui bagaimana
perkembangan para pencarian emas kelompok lain yang sedang
ada di daerah serta bagaimana keuntungan yang mereka peroleh
ditambah tekanan kehidupan ekonomi, pekerjaan para penggali
yang pada umumnya tidak menetap serta tidak memilikinya
keahlian lain telah mendorong mereka untuk melakukan
pencarian informasi. Dalam melakukan pencarian informasi ini
para penggali emas juga mengharapkan adanya informasi yang
memuaskan tentang perkembangan penggalian emas di daerah
lain, sehingga kelompok mereka dapat mengikuti jejak para
penggali emas lainnya.
Aspek kedua dalam perilaku informasi seseorang berkaitan
dengan saluran atau system informasi yang digunakan. Dalam
penggunaan saluran informasi yang dilakukan para penggali
emas di Wilayah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya
dalam memperoleh informasi tentang perkembangan penggalian
emas kelompok lainnya mereka menggunakan saluran yang
berupa media telepon atau HP untuk menanyakan kondisi dan
perkembangan kelompok penggalian emas lainnya baik yang
sedan melakukan pengalian di daerah lain atau pada para
penggali yang baru datang dari daerah lain. Selain menggunakan
saluran atau system informasi yang bermedia seperti media
telepon atau HP, para penggali emas ini juga biasanya
mengunakan saluran secara tradisional, artinya para pengali emas
yang sedang berada di wilayah Kecamatan Cineam bisanya
secara lisan menanyakan kepada para penggali emas yang
kebetulan baru datang atau pada keluarga/kerabatnya mengenai
perkembangan penggalian emas di daerah lainnya.
Mengenai sumber daya informasi yan digunakan para penggali
emas tradisional yang tinggal di kecamatan Cineam dalam
mencari perkembangan penggalian emas yang sedang terjadi di
daerah lain, sumber daya informasi yang digunakan berupa
manusia baik itu pelaku yakni para penggali emasnya, maupun
keluarga atau kerabatnya.
Kesimpula 1. Dilihat dari aspek kehidupan para pencari emas yang ada di
n Kecamatan Cineam, jka dilihat aspek pendidikannya hampir
sebagian besar para penggali emas tradisional rata-rata
berpendidikan SD/sederajat dan hanya beberapa orang saja
yang tamat SLTP/MTs dan SLTA/MA; dari pekerjaan dan
keterampilan yang dimiliki sebagian besar mereka tidak
memiliki perkerjaan yang tetap atau serabutan dan tidak
memiliki keterampilan khusus. Dari sisi kondisi alam Desa
Cikondang dan Desa Pasirmukti adalah merupakan daerah
pegunungan yang tanahnya kurang subur dan hanya ditanami
tanaman keras seperti kayu sengon dan daerah pesawahan
tadah hujan. Selain itu juga para penggali emas ini merupakan
buruh yang tidak memiliki tanah pesawahan maupun kebun
yang cukup untuk bertani. Oleh karena demikian dengan
kondisi seperti ini akan mendorong mereka untuk melakukan
pencarian informasi untuk mengetahui perkembangan para
penggali emas kelompok lain yang sedang ada di daerah lain.
2. Mengenai penggunaan saluran atau system informasi,
diketahui bahwa dalam melakukan pencarian informasi
saluran informasi yang digunakan yaitu berupa media telepon
atau HP untuk menanyakan kondisi dan perkembangan
kelompok penggali emas lainnya baik yang sedang melakukan
pengalian di daerah lain atau pada para penggali yang baru
datang dari daerah lain. Selain menggunakan saluran atau
system informasi yang bermedia seperti media telepon atau
HP, saluran informasi lain yang digunakan adalah secara lisan
yaitu dengan menanyakan kepada para penggali emas yang
kebetulan baru datang atau pada keluarga/ kerabatnya
mengenai perkembangan penggalian emas di daerah lainnya.
3. Sumber daya informasi yan digunakan para penggali emas
tradisional yang tinggal di kecamatan Cineam dalam mencari
perkembangan penggalian emas yang sedang terjadi di daerah
lain, adalah sumber daya informasi yang berupa manusia baik
itu pelaku yakni para penggali emasnya, maupun keluarga
atau kerabatnya.
Komentar A. Kekuatan (Kelebihan)
1. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana perilaku
informasi para penggali emas tradisional (gurandil) dalam
melakukan kegiatan eksplorasi dan pengolahan tambang
emas.
2. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana metode
penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat dipahami.
3. Penulisan jurnal penelitian ini teratur dan sesuai dengan
kaidah pembuatan jurnal.
B. Kelemahan (Kekurangan)
1. Terdapat beberapa penulisan kalimat yang tidak sesuai
dengan EYD.

Anda mungkin juga menyukai