0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
72 tayangan15 halaman
Eksplorasi awal tambang emas Lebong Donok dimulai pada akhir abad ke-19 ketika Haji Ismael memberi informasi tentang potensi emas di Lebong kepada Eugene Kassel. Penelitian Eugene Kassel menarik perhatian perusahaan tambang Belanda, Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong untuk melakukan eksplorasi dan kemudian eksploitasi tambang emas Lebong Donok sejak 1897 hingga 1942 dengan menggunakan peralatan modern dan sistem tambang
Eksplorasi awal tambang emas Lebong Donok dimulai pada akhir abad ke-19 ketika Haji Ismael memberi informasi tentang potensi emas di Lebong kepada Eugene Kassel. Penelitian Eugene Kassel menarik perhatian perusahaan tambang Belanda, Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong untuk melakukan eksplorasi dan kemudian eksploitasi tambang emas Lebong Donok sejak 1897 hingga 1942 dengan menggunakan peralatan modern dan sistem tambang
Eksplorasi awal tambang emas Lebong Donok dimulai pada akhir abad ke-19 ketika Haji Ismael memberi informasi tentang potensi emas di Lebong kepada Eugene Kassel. Penelitian Eugene Kassel menarik perhatian perusahaan tambang Belanda, Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong untuk melakukan eksplorasi dan kemudian eksploitasi tambang emas Lebong Donok sejak 1897 hingga 1942 dengan menggunakan peralatan modern dan sistem tambang
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020 Review Jurnal 1 Judul Eksplorasi dan Eksploitasi Penambangan Emas Lebong Donok (Bengkulu) Tahun 1897 - 1942 Jurnal Jurnal Kronologi (http://kronologi.ppj.unp.ac.id/index.php/jk/article/view/13) Volume, Vol. 1 No. 3 Nomor, dan ISSN: 1411-1764 Halaman Halaman 10 - 21 Tahun 2019 Penulis Rendi Andriyanto, Azmi Fitrisia Reviewer Maya Gustina Tanggal 6 September 2020 Tujuan 1. Penulis ingin melihat kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Penelitian penambangan emas Lebong Donok (Bengkulu) pada tahun 1897 – 1942 yang dikelolai oleh Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong. 2. Tambang emas Lebong Donok di Bengkulu yang dikelola oleh Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong merupkan tambang emas pertama yang membuka jalur tambang emas yang lain di daerah Lebong sekaligus menjadi perusahaan pertambangan pertama di Lebong, sehingga penulis sangat ingin meneliti tentang kegiatan eksplorasi dan eksploitasi penambangan emas Lebong Donok ini. Subjek Subjek dari penelitian ini adalah kegiatan eksplorasi dan Penelitian eksploitasi penambangan emas Lebong Donok (Bengkulu) Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis yang Penelitian terdiri dari empat Langkah yang berurut dalam penelitian sejarah, yaitu: (1) Heuristik, (2) Kritik Sumber, (3) Interpretasi, dan (4) Historiografi. (1). Heuristik Pada tahapan ini penulis akan mengumpulkan data berkaitan dengan Tambang Emas Lebong Donok. Sumber primer yang digunakan penulis adalah dokumen yang berasal dari arsip Belanda yang dapat diakses di www.delpher.nl. (2) Kritik Sumber Langkah kedua dari metode penelitian sejarah ialah melakukan kritik terhadap sumber yang telah ada. Sumber-sumber yang telah dikumpulkan kemudian diverifikasi atau diuji melalui serangkaian kritik, baik yang bersifat internal maupun eksternal. (3) Interpretasi Langkah selanjutnya ialah melakukan interpretasi yaitu tahap penafsiran. Penulis akan melakukan interpretasi atas data-data yang telah ditemukan, kemudian penulis melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dengan teori disusun fakta-fakta tersebut dalam suatu interpretasi menyeluruh. (4) Historiografi Langkah terakhir yaitu melakukan kegiatan menulis, memaparkan dan melaporkan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Melakukan penulisan dan pemaparan tentang Eksplorasi dan Eksploitasi Penambangan Emas Lebong Donok (Bengkulu) Tahun 1897-1942. Hasil 1. Gambaran Umum Wilayah Lebong Penelitian Secara Geografis Lebong merupakan dataran tinggi bergelombang dan subur yang membentang dari Gunung Seblat hingga daerah aliran Sungai Ketahun dan Sungai Musi dengan rata-rata DAS 1.100 M yang juga merupakan perbatasan dengan Gunung Rejang. Dataran ini dikelilingi oleh dua pegunungan yang membelah gunung Seblat. Lebong di bagian barat berbatasan langsung dengan gunung berapi kembar BelirangLumut, Bukit Bubung, Bukit Panjang, serta Bukit Tiga. Sungai Ketahun masih merupakan sungai utama di wilayah Lebong. Kondisi ini yang menjadikan Lebong sebagai wilayah yang menyimpan banyak kandungan Logam berupa emas primer maupun emas sekunder. Endapan primer dan sekunder di Lebong terbentuk sesuai dengan kondisi wilayah Lebong yang dikelilingi oleh gunung berapi. Banyaknya tersebar gunung api dengan berbagai aktivitasnya yang berbeda, serta didukung oleh iklim wilayah Lebong yang merupakan iklim tropis menjadikan wilayah Lebong sebagai salah satu tempat penyimpanan endaoan emas. 2. Eksplorasi dan Eksploitasi Penambangan Emas Lebong Donok (Bengkulu) Tahun 1897-1942. Sekitar abad ke-13, jauh sebelum pemerintah Hindia Belanda datang ke Lebong, penduduk setempat sudah mulai mencari emas dengan cara mendulang atau mencuci pasir-pasir yang mengandung emas di sekitaran Sungai Ketahun yang ada di Lebong Donok. eksplorasi awal dimulai pada akhir abad ke-19, ketika seorang penambangan emas tradisional yang bernama Haji Ismael yang tinggal di Pasar Curup. Haji Ismael menceritakan tentang daerah-daerah di Lebong khususnya di Lebong Donok yang tanahnya mengandung emas kepada Eugene Kassel, seorang administratur Perkebunan Kopi Suban Ayam. Berdasarkan informasi tersebut Eugene Kassel melakukan sebuah penelitian di Lebong. Hasil penelitiannya menarik perhatian pemilik perusahaan tambang di Batavia sehingga perusahaan tersebut memutuskan untuk melakukan eksplorasi tambang melalui Lebong Goud Syndicaat. Tambang emas Lebong Donok. merupakan hasil eksplorasi Eugene Kassel yang kemudian diambil alih oleh perusahaan swasta Belanda bernama Mijnbouw Maatschappij Rejang Lebong pada tahun 1897. Eksploitasi yang dilakukan di Lebong Donok adalah bisnis dari Pemerintah Hindia Belanda yang memberikan hak pengelolaan kepada perusahaan swasta alasannya yang sangat besar yaitu keuntungan didistribusikan melalui Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong selama beberapa tahun eksploitasi terumbu di Lebong Donok pada periode 1899 sampai 1911 adalah 33½ juta bruto logam mulia (emas dan perak), dimana 18 juta sebagai laba bersih dapat dipertimbangkan. Pabrik emas Lebong Donok yang dikelola oleh Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong dilengkapi dengan alat-alat untuk pengolahan emas seperti alat pengeboran, alat pengangkut bijih emas dengan menggunakan kereta listrik, alat pengangkut mesin, alat pencetak emas, laboratorium untuk mencek kadar emas, mesin pemompa air, alat penyaringan, oven untuk pembakaran emas, dan bengkel listrik. Untuk alat-alat Laboratorium Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong mendapat persedian alat bantuan dari Batavia dan Surabaya yang dikirim secara rutin tiap setiap tahunnya. Tambang emas Lebong Donok dilakukan dengan sistem tambang bawah tanah, sistem tambang bawah tanah ini dikenal dengan dua jenis terowongan yaitu terowongan utama dan terowongan mendatar. .sistem tambang bawah tanah ini dilakukan dengan cara mengebor dinding-dinding goa untuk mendapatkan batu yang mengandung emas. Untuk tambang emas di Lebong Donok ini sendiri karena emasnya berbentuk emas klorida, jadi cara pengolahan emas dilakukan dengan menggunakan oven listrik pada 350 amp dan 110 volt dalam ruang hampa menguap sekitar 1.170 derajat celcius dimasak pada 1.800 gram. Dari jumlah tersebut nantinya ditemukan emas, tellurium, antimony, belerang, perak, dan timah Kesimpula Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa n eksplorasi awal dimulai pada akhir abad ke-19, ketika seorang penambangan emas tradisional yang bernama Haji Ismael yang tinggal di Pasar Curup. Haji Ismael menceritakan tentang daerah- daerah di Lebong khususnya di Lebong Donok yang tanahnya mengandung emas kepada Eugene Kassel, seorang administratur Perkebunan Kopi Suban Ayam. Berdasarkan informasi tersebut Eugene Kassel melakukan sebuah penelitian di Lebong. Hasil penelitiannya menarik perhatian pemilik perusahaan tambang di Batavia sehingga perusahaan tersebut memutuskan untuk melakukan eksplorasi tambang melalui Lebong Goud Syndicaat. Tambang emas Lebong Donok merupakan hasil eksplorasi Eugene Kassel yang kemudian diambil alih oleh perusahaan swasta Belanda bernama Mijnbouw Maatschappij Rejang Lebong pada tahun 1897. Perusahaan Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong dibawah pimpinan manajemen tambang Administrator H.J.A. Sanders melakukan ekploitasi di Lebong Donok. Eksploitasi Tambang emas Lebong Donok yang dikelola oleh Mijnbouw Maatschappij Redjang Lebong dilengkapi dengan alat-alat untuk pengolahan emas seperti alat pengeboran listrik, alat pengangkut bijih emas dengan menggunakan kereta listrik, alat pengangkut mesin, alat pencetak emas, laboratorium untuk mencetak kadar emas, mesin pemompa air, alat penyaringan, oven untuk pembakaran emas, dan bengkel listrik. Tambang emas Lebong Donok dilakukan dengan menggunkan sistem tambang bawah tanah. Sisitem tambang bawah tanah ini dilakukan dengan cara pengeboran pada dinding-dinding goa untuk mendapatkan batu yang mengandung emas. Komentar A. Kekuatan (Kelebihan) 1. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana metode penelitian yang telah dilakukan. 2. Penjelasan mengenai eksploitasi pada penambangan emas Lebong Donok (Bengkulu) dapat mudah untuk dipahami. 3. Penulisan jurnal penelitian ini teratur dan sesuai dengan kaidah pembuatan jurnal. B. Kelemahan (Kekurangan) 1. Penjelasan mengenai kegiatan eksplorasi penambangan emas Lebong Donok (Bengkulu) tahun 1897 – 1942 kurang spesifik dan tidak mendetail atau tidak jelas, sehingga tidak dapat dengan mudah di mengerti bagaimana kegiatan eksplorasi yang dilakukan. 2. Terdapat beberapa penulisan kalimat yang tidak sesuai dengan EYD.
Review Jurnal 2
Judul Analisis Data Eksplorasi Bijih Nikel Laterit Untuk Estimasi
Cadangan dan Perancangan Pit Pada Pt. Timah Eksplomin di Desa Baliara Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara Jurnal Ejournal AKPRIND (SNAST) (https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/prosidingsnast/article/view/1 739) Nomor, ISSN: 1979-911X dan Halaman B-252 – B260 Halaman Tahun 2012 Penulis Woro Sundari Reviewer Maya Gustina Tanggal 6 September 2020 Tujuan 1. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis data eksplorasi tiap Penelitian lubang bor untuk menentukan besar cadangan berdasarkan distribusi high grade dan medium grade dari nikel laterit, 2. Menentukan metode perhitungan cadangan dan kuantitas cadangan nikel laterit di daerah studi. 3. Mengetahui parameter input output untuk design pit atau perancangan pit berdasarkan data bor. Subjek Subjek dari penelitian ini adalah data eksplorasi bijih nikel laterit dari Penelitian PT. Timah Eksplomin. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode yang dilakukan Penelitian tidak langsung yaitu secara pengolahan data sekunder. Data dari lapangan diolah dan dianalisis menghasilkan kesimpulan berupa output berbentuk model dan tabulasi berdasarkan informasi data tersebut. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Studi Literatur dilakukan sebelum dan selama penelitian, (2) Pengamatan Lapangan yaitu data-data bor, data curah hujan, data kondisi topografi dan geografi daerah penelitian, lokasi kuasa pertambangan serta kondisi geologi daerah penelitian. dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik pengolahan data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian adalah analisis matematis utamanya terhadap analisis data eksplorasi tiap lubang bor untuk menentukan besar cadangan berdasarkan distribusi atas high grade dan medium grade dari nikel laterit, perhitungan cadangan, dan menentukan parameter input untuk design pit atau perancangan pit berdasarkan data bor Hasil Berdasarkan grafik %Ni tiap lubang bor maka dapat diketahui kadar Penelitian Ni secara high grade berkisar antara 1,81-3,06, medium grade berkisar antara 1,65-1,78 dan low grade berkisar antara 0,52-1,31. Berdasarkan bentuk ore endapan nikel hasil korelasi badan bijih menggunakan surpac, perhitungan cadangan dilakukan dengan dua cara yaitu metode daerah pengaruh dan hasil perhitungan cadangan endapan nikel. 1. Menggunakan metode daerah pengaruh: Kadar Ni (Medium grade) >=1.6 dan <=1.79 dengan Cut Off Grade rata-rata 1,70 a. Total cadangan/ore: 122.500 ton b. Estimasi total cadangan IUP: 612.500 ton c. Target produksi: 50.000/bulan d. Lamanya penambangan: 1.02 tahun Kadar Ni (High grade) >=1,8 dengan Cut Off Grade rata-rata 2,00 a. Total cadangan/ore: 267.500 ton b. Estimasi total cadangan IUP: 1.337.500 ton c. Target produksi: 50.000/bulan d. Lamanya penambangan: 26.75 bulan Perhitungan cadangan nikel laterit di daerah penelitian dilakukan berdasarkan pada data yang diperoleh dari pemboran eksplorasi. Data-data pemboran tersebut akan dianalisis sesuai dengan kadar nikel baik secara high grade, medium grade dan low grade sehingga dapat mengetahui volume total ore dan overburden (OB). Dari hasil perhitungan cadangan tiap lubang bor untuk total volume ore adalah 390.000 ton dan total volume OB (overburden) 1.095.000 BCM maka striping ratio (SR) adalah 1:3. Perhitungan Cadangan Menggunakan Program Surpac, perhitungan volume Ore: 1. Pada Volume 1 : Surface area: 47124 : Volume : 164156 2. Pada Volume 2 ; Surface area: 58723 ; Volume : 134372 3. Pada Volume 3 ; Surface area: 7688 ; Volume : 6481 4. Pada Volume 4 ; Surface area: 4410 ; Volume : 9787 Jadi, total volume Ore tiap Hole ID adalah: 314.796 x 1 = 314.796 ton. Dalam pembuatan design pit, dimana terlebih dahulu dibuat dasar pit dan menentukan ram atau jalan berdasarkan dua titik sesuai dengan keadaan topografi dan bentuk badan bijih. Setelah dasar pitnya selesai dilanjutkan dengan menentukan lebar berm 3 meter, tinggi bench 6 meter dan kemiringan 30º. Kesimpulan1. Berdasarkan analisis statistik (varians) yang meliputi kadar ekplorasi, ketebalan dan total kedalaman lapisan nikel maka cadangan tertambang dengan harga pasaran: high grade Ni berkisar 1,81-3,06 dan medium grade Ni berkisar antara 1,65-1,78. 2. Berdasarkan bentuk ore endapan nikel hasil korelasi badan bijih menggunakan surpac, perhitungan cadangan dilakukan dengan dua cara yaitu metode daerah pengaruh dan hasil perhitungan cadangan endapan nikel. a. Menggunakan deaerah pengaruh adalah: Kadar Ni >=1.6<= 1.79 dengan Cut Off Grade rata-rata 1,70, volume total Ore: 122.500 ton, Kadar Ni >=1.8 dengan Cut Off Grade rata-rata 2,00 , volume total Ore: 267.500 ton ,Volume total OB 1.095.000 BCM dan SR 1:3 b. Hasil perhitungan cadangan endapan nikel menggunakan surpac menentukan total volume ore adalah 314.796 ton. Perbedaan total volume ore antara kedua cara perhitungan diatas, dimana daarah pengaruh cadangannya dihitungan dalam batas-batas yang ada, masih memperkirakan area. Surpac menginterpretasi grade tiap hole dan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya. 3. Berdasarkan hasil pengukuran elevasi menggunakan GPS (Global Positioning System) dan TS (Total Station) maka diperoleh parameter-parameter input-output yaitu koordinat x, y, z. Untuk merancang pit dalam penelitian menggunakan parameter input dan bentuk ore dari surpac. Komentar A. Kekuatan (Kelebihan) 1. Telah dipaparkan dengan jelas dan rinci bagaimana metode penelitian yang telah dilakukan. 2. Penulisan jurnal penelitian ini teratur dan sesuai dengan kaidah pembuatan jurnal. B. Kelemahan (Kekurangan) 1. Terdapat beberapa penulisan kalimat dan simbol yang tidak sesuai dengan EYD. Review Jurnal 3 Judul Perilaku Informasi Para Penggali Emas Tradisional (Gurandil) Dalam Melakukan Kegiatan Eksplorasi dan Pengolahan Tambang Emas Jurnal Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan (http://jurnal.unpad.ac.id/jkip/article/view/9487) Volume, Vol. 3 No. 1 Nomor, dan ISSN: 2303-2677 Halaman Halaman 33 - 42 Tahun 2015 Penulis Tine Silvana, Yunus Winoto Reviewer Maya Gustina Tanggal 6 September 2020 Tujuan 1. Untuk mengetahui kehidupan para penggali emas tradisional Penelitian (gurandil) yang ada di Kecamatan Cineam kabupaten Tasikmalaya sebagai pencari informasi 2. Untuk mengetahui bagaimana pengalaman para penggali emas tradisional (gurandil) dalam menggunakan saluran informasi untuk menemukan daerah penambagangan emas 3. Untuk mengetahui bagaimana pengalaman para penggali emas tradisional (gurandil) dalam menggunakan berbagai sumber daya informasi untuk mencari informasi daerah penambangan emas Subjek Subjek dari penelitian ini adalah para penggali emas tradisional Penelitian (gurandil) di wilayah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Prinsip fenomenologi berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana keseharian, dunia intersubyektif (dunia kehidupan) atau juga disebut Lebenswelt terbentuk. Fenomenologi bertujuan mengetahui bagaimana kita menginter-pretasikan tindakan sosial kita dan orang lain sebagai sebuah yang bermakna (dimaknai) dan untuk merekonstruksi kembali turunan makna (makna yang digunakan saat berikutnya) dari tindakan yang bermakna pada komunikasi intersubjektif individu dalam dunia kehidupan sosial. Hasil Dalam konteks perilaku informasi yang terjadi di lingkungan Penelitian para pengali emas tradisional di Kecamatan Cineam, faktor kebutuhan informasi untuk mengetahui bagaimana perkembangan para pencarian emas kelompok lain yang sedang ada di daerah serta bagaimana keuntungan yang mereka peroleh ditambah tekanan kehidupan ekonomi, pekerjaan para penggali yang pada umumnya tidak menetap serta tidak memilikinya keahlian lain telah mendorong mereka untuk melakukan pencarian informasi. Dalam melakukan pencarian informasi ini para penggali emas juga mengharapkan adanya informasi yang memuaskan tentang perkembangan penggalian emas di daerah lain, sehingga kelompok mereka dapat mengikuti jejak para penggali emas lainnya. Aspek kedua dalam perilaku informasi seseorang berkaitan dengan saluran atau system informasi yang digunakan. Dalam penggunaan saluran informasi yang dilakukan para penggali emas di Wilayah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya dalam memperoleh informasi tentang perkembangan penggalian emas kelompok lainnya mereka menggunakan saluran yang berupa media telepon atau HP untuk menanyakan kondisi dan perkembangan kelompok penggalian emas lainnya baik yang sedan melakukan pengalian di daerah lain atau pada para penggali yang baru datang dari daerah lain. Selain menggunakan saluran atau system informasi yang bermedia seperti media telepon atau HP, para penggali emas ini juga biasanya mengunakan saluran secara tradisional, artinya para pengali emas yang sedang berada di wilayah Kecamatan Cineam bisanya secara lisan menanyakan kepada para penggali emas yang kebetulan baru datang atau pada keluarga/kerabatnya mengenai perkembangan penggalian emas di daerah lainnya. Mengenai sumber daya informasi yan digunakan para penggali emas tradisional yang tinggal di kecamatan Cineam dalam mencari perkembangan penggalian emas yang sedang terjadi di daerah lain, sumber daya informasi yang digunakan berupa manusia baik itu pelaku yakni para penggali emasnya, maupun keluarga atau kerabatnya. Kesimpula 1. Dilihat dari aspek kehidupan para pencari emas yang ada di n Kecamatan Cineam, jka dilihat aspek pendidikannya hampir sebagian besar para penggali emas tradisional rata-rata berpendidikan SD/sederajat dan hanya beberapa orang saja yang tamat SLTP/MTs dan SLTA/MA; dari pekerjaan dan keterampilan yang dimiliki sebagian besar mereka tidak memiliki perkerjaan yang tetap atau serabutan dan tidak memiliki keterampilan khusus. Dari sisi kondisi alam Desa Cikondang dan Desa Pasirmukti adalah merupakan daerah pegunungan yang tanahnya kurang subur dan hanya ditanami tanaman keras seperti kayu sengon dan daerah pesawahan tadah hujan. Selain itu juga para penggali emas ini merupakan buruh yang tidak memiliki tanah pesawahan maupun kebun yang cukup untuk bertani. Oleh karena demikian dengan kondisi seperti ini akan mendorong mereka untuk melakukan pencarian informasi untuk mengetahui perkembangan para penggali emas kelompok lain yang sedang ada di daerah lain. 2. Mengenai penggunaan saluran atau system informasi, diketahui bahwa dalam melakukan pencarian informasi saluran informasi yang digunakan yaitu berupa media telepon atau HP untuk menanyakan kondisi dan perkembangan kelompok penggali emas lainnya baik yang sedang melakukan pengalian di daerah lain atau pada para penggali yang baru datang dari daerah lain. Selain menggunakan saluran atau system informasi yang bermedia seperti media telepon atau HP, saluran informasi lain yang digunakan adalah secara lisan yaitu dengan menanyakan kepada para penggali emas yang kebetulan baru datang atau pada keluarga/ kerabatnya mengenai perkembangan penggalian emas di daerah lainnya. 3. Sumber daya informasi yan digunakan para penggali emas tradisional yang tinggal di kecamatan Cineam dalam mencari perkembangan penggalian emas yang sedang terjadi di daerah lain, adalah sumber daya informasi yang berupa manusia baik itu pelaku yakni para penggali emasnya, maupun keluarga atau kerabatnya. Komentar A. Kekuatan (Kelebihan) 1. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana perilaku informasi para penggali emas tradisional (gurandil) dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan pengolahan tambang emas. 2. Telah dipaparkan dengan jelas bagaimana metode penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat dipahami. 3. Penulisan jurnal penelitian ini teratur dan sesuai dengan kaidah pembuatan jurnal. B. Kelemahan (Kekurangan) 1. Terdapat beberapa penulisan kalimat yang tidak sesuai dengan EYD.