PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Beriman kepada Allah adalah salah satu pokok terpenting yang harus dilakukan oleh seluruh
umat islam, selain beriman kepada Malaikat, kitab-Nya, Rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan
kepada qada’ dan qadhar. Seorang belum dikatakan beriman kepada Tuhanya apabila ia belum dapat
meyakini dalam hatinya, bahwa Tuhan Allah adalah dzat yang Maha Esa dengan segala keagungan
dan sifat-sifatntnya. Adapun beriman kepada sifat Allah termasuk juga dalam klasifikasi iman kepada
Allah.
Maka dari itu, sebagai umat muslim kita wajib meyakini bahwa Allah mempunyai sifat yang melekat
pada-Nya, yang patut kita percayai dan kita imani. Maka dari itu, pada makalah ini kami akan
membahas mengenai iman kepada Allah, tidak hanya membahas tentang iman kepada Allah saja ,
melainkan juga membahas tentang cara mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu beriman kepada Allah?
2. Bagaimana tingkatan iman kepada Allah ?
3. Bagaimana cara mengaplikasikan iman kepada Allah ?
A. Pengertian
Apa itu iman? Iman adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, serta amal hati.
Artinya pengakuan yang di (ucapkan) dalam hati dan lisan serta bersedia melakukan yang
dibenarkannya melalui amal hati. Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah bersabda,
'Iman terbagi lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah
ucapan laailaa ha illallah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan
sifat malu termasuk satu cabang dari iman." HR. Muslim Sehingga dapat disimpulkan iman
merupakan suatu yang tersembunyi dalam jiwa ataupengakuan dalam lubuk hati.
Sebagaimana kita ketahui dalam agama Islam memiliki Rukun Iman yakni beriman
kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman
kepada qadla’ dan qadar (ketentuan).
Seorang muslim yang beriman kepada Allah adalah yang membenarkan adanya Tuhan
Yang Maha Agung Tuhan Maha Pencipta langit dan bumi. Dia mengetahui alam gaib dan
alam nyata, Maha Pengatur, raja segala sesuatu. Tiada Tuhan melainkan Dia. Dialah Yang
Maha Agung, Yang memiliki sifat-sifat maha sempurna. Untuk pertama kalinya kita
mendapat petunjuk dari petunjuk-Nya. (Allah berfirman : Kalaulah bukan karena petunjuk
Allah, tidaklah kita akan mendapat petunjuk .)
Iman kepada Allah adalah salah asas dan inti kaidah Islamiyah. Maka ia adalah pokok,
dan semua rukun–rukun akidah dihubungkan kepadanya atau mengikutinya. Dari ajaran
dasar, timbulah bagian-bagian dan rukun- rukun iman yang lain. Bahwa beriman kepada
Allah adalah beriman pada yang ghaib, dan beriman kepada yang ghaib memerlukan dalil-
dalil yang rasional untuk membuktikan kebenaran keimanan itu. Dalil- dalil tentang wujud
Allah ada yang berdasarkan akal dan ada juga yang berdasarkan wahyu dan merupakan dalil
lengkap bagi pengetahuan kita tentang Allah.
َّ :ل: ا:م:ِ :ِ ق:َ أ:و:َ : ي:ِ ن: ْد:ُ ب: ْع: ا:َ ف: ا:َ ن:َ اَّل أ:ِ إ:َ ه:َل:ٰ:ِ اَل إ:ُ هَّللا: ا:َ ن:َ أ: ي:ِن:َّ ن:ِإ
: ي: ِر: ْك: ِذ:ِ ل:َ اَل ة:ص
“ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Qs. Thaha : 14)
Ketika menentang ketidak benaran pengakuan akan adanya tuhan selain Allah , Dia
berfirman:
رًا ِم َّم:و ُد ُك ْم َولَ ِك ْن ظَنَ ْنتُ ْم أَ َّن هللاَ اَل يَ ْعلَ ُم َكثِ ْي::ُ ْم ُع ُك ْم َواَل ُجل: هَ َد َعلَ ْي ُك ْم َس: تَتِرُوْ نَ أَ ْن يَ ْش: َو َما ُك ْنتُ ْم ت َْس
َتَ ْع َملُوْ ن
“Dan kamu tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, pengelihatan dan kulitmu
terhadapmu, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Fushshilat : 22)
Allah menciptakan telinga, mata, dan kulit bertujuan agar menjadi saksi atas apa saja yang
kita kerjakan selama di dunia, seperti dalam Al-Qur’an yang berbunyi.
Artinya: “Katakanlah kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik bagi orang-
orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun” (Q.S. An-Nisa [4]: 77).