Askep Kelompok 9 Waham
Askep Kelompok 9 Waham
MASALAH PSIKOSOSIAL
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn J Tanggal Pengkajian : 29 agustus 2020
Umur : 38 thn
Alamat : Dsn. Jelun RT 2 RW 2 Ds. Jambewangi
Kec. Glagah kab. Banyuwangi
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : kawin
Pekerjaan : kary. swasta
Jenis Kel. : laki-laki
Jelaskan : ………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jelaskan
Klien mengatakan pernah memukul dan menendang adiknya saat marah, dan klien merasa
menyesal karena sebenarnya klien sangat sayang pada adiknya. Klien hanya marah karena
adiknya menghalangi klien saat klien hendak membanting perabotan di rumah. Terakhir klien
memukul seorang satpam di sebuah Mall karena merasa cara satpam tersebut memandang klien
membuat klien merasa terhina dan tidak dihargai
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
Koping individu tidak efektif Resiko tinggi kekerasan
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan Lain-lain, jelaskan
Berduka antisipasi Resiko mencederai orang lain
Berduka disfungsional
Sindrom pasca trauma
Sindroma trauma perkosaan
4. Keluhan fisik:
Tidak
Ya,
Jelaskan:
5. Klien mengatakan mata kanan nya sakit karena terjatuh didepan kamar, saat observasi mata
kanan klien masih bengkak dan ada tanda lebam agak kehitaman
Keterangan Gambar :
: Laki-laki
: perempuan
: Klien
Jelaskan:
Klien adalah anak laki-laki dari 5 bersaudara, ia berasal dari keluarga yang cukup berada, klien
mengatakan ia tinggal bersama saudara dan pamannya. Semenjak kecil ia diasuh oleh kedua
orang tuanya dengan penuh kasih sayang. Apapun kenginannya, keluarga selalu memenuhi, jika
tidak terpenuhi klien selalu merajuk atau marah.
Klien mengatakan bahwa keputusan dirumah diambil oleh ayahnya termasuk keputusan untuk
dirawat di RSJ, klien mengatakan pamannya juga mengalami hal yang sama dengannya, klien
mengatakan didalam keluarga tidak terdapat diskusi untuk menyelesaikan suatu masalah,
komunikasi antara keluarga tertutup, dimana anggota keluarga tidak ada bercerita sama lain jika
ada masalah. Pengambilan keputusan dalam keluarga oleh ayahnya tanpa didiskusikan terlebih
dahulu dengan anggoran keluarga lain. Keluarga baru satu kali mengunjungi klien selama
dirawat di RSJ.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Sebelum sakit : Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya karena anugerah dari
Tuhan.
Saat sakit : Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya, tetapi yang paling klien sukai
adalah tangan kanannya, karena lebih kuat
b. Identitas :
Sebelum sakit : klein mengatakan nama klien Tn. J, usia 37 tahun, klien adalah seorang laki-
laki yang berprofesi sebagai seorang penjahit, beragama islam dan tinggal di
jelun
Saat sakit : Klien mengatakan anak yang ke 3 dari 5 bersaudara. Sebelumnya bekerja di
penjahit sinar sebagai tukang membuat pola atau memakaikan kancing tetapi
yang paling cepat klien mengobras. Ia puas sebagai laki-laki
c. Peran :
Sebelum Sakit : Klien mengatakan didalam keluarganya ia berperan sebagai anak yang sangat
menyayangi ibunya, dimasyarakat ia berperan sebagai masyarakat biasa yang
mengikuti aturan yang dimasyarakat. Sebelum dirawat ia bekerja di penjahit
sinar yang saa hasilnya digunakan untuk diri sendiri
Saat Sakit : klien mengatakan sebagai pasien, tugasnya mencuci baju, dan mencuci piring
saat disuruh kalau tidak disuruh klien cenderung mondar-mandir dan bicara
sendiri.
d. Ideal diri :
Sebelum sakit : Klien berharap cepat sembuh dan dapat bekerja kembali seperti semula,
setelah keluar ia berkeingian berziarah ke makan ibunya dan meminta maaf
pada adik perempuannya yang pernah ditendangnya
Saat Sakit : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang perakit bom molotof, klien
juga mengatakan dia kuliah di AIM, klien juga mengatakan dia lulusan
universitas di New York, klien mengatakan bisa membuat lampu dengan sekali
tepuk. Klien tampak membanggakan diri sambil membusungkan dadanya
ketika bercerita bahwa dia yang membuat bom molotof,
e. Harga diri :
Sebelum sakit : Tidak terkaji
Saat sakit : Klien mengatakan ia merasa tak berharga, selalu menyusahkan orang lain dan
tidak mandiri dalam hal pekerjaan, klien mengatakan ia merasa tidak dihargai
oleh lingkungannya karena tidak ada yang mau mendengar apa yang ia
ceritakan. Klien tampak menunduk sambil mengurut dadanya ketika
menceritakan tentang harga dirinya.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Klien mengatakan orang yang paling berarti bagi dirinya adalah ibunya tapi sekarang ibunya
tak ada lagi, sehingga tidak ada seorang yang berarti bagi dirinya, sewaktu ibunya masih
hidup ia selalu menceritakan kepada ibunya dan sekarang tak ada tempat ia bercerita lagi,
klien mengatakan dulu ia sering ikut kegiatan di masyarakatnya, temannya banyak, selama
dirawat di RSJ hubungan klien dengan teman-temannya baik dan ikut serta membantu
temannya bila ada kegiatan gotong royong.
Klien mengatakan selama ini klien mendapatkan banyak uang dari hasil menjahit baju. Dan
klien ingin membahagiakan adik perempuan nya
h. Masalah lainnya
Klien mengatakan ia tidak mengetahui tentang penyakitnya, tidak tahu apa itu waham,
klien mengatakan ia hanya tahu kalau penyakitnya itu muncul dan ia tidak mampu
mengontrol emosinya, Klien mengatakan bahwa waham itu adalah melihat bayangan dan
mendengar suara. Klien tampak terdiam dan bingung saat ditanya tentang apa itu waham.
Klien menjawab salah ketika ditanya apa itu waham.
5. Spiritual
a. Keyakinan
Menurut klien semua yang ada dibumi, dilangit adalah musik, sang pencipta. Demikian juga
dengan dirinya. Setiap yang terjadi adalah kehendak Tuhan termasuk yang didalamnya
sekarang.
b. Nilai
Klien mengatakan paling sebal bila bertemu dengan orang yang bodoh ( tidak mau menuruti
apa yang klien mau ) dan tidak percaya dengan apa yang diceritakan oleh klien
c. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan tahu dengan kewajibannya sebagaai seorang islam yaitu sholat lima
waktu. Tetapi kadang dikerjakan dan terkadang ditinggalkannya. Dilihat dari ceritanya, klien
sepertinya seorang yang tahu dengan ajaran agama. menurut cerita klien dia dulu sering
mendapat juara sholat jenazah, lomba azan dll. Klien bisa menulis ayat kursi dan sering
membaca ayat-ayat pendek
Distress spiritual
Lain-lain, jelaskan..........
DO:
- Klien mengatakan hal yang berbeda
dengan kenyataan secara berulang-
ulang
- Klien sulit di orientasi ke realita
- Klien tampak membanggakan diri
sambil membusungkan dada ketika
bercerita bahwa dia yang membuat
bom molotof
- Semua yang dikatakan klien diulang
berkali-kali ( 2 – 3 x perhari )
- Kalau bercerita klien sering menguji
orang lain dan mengatakan orang lain
bodoh dengan wajah meremehkan
orang lain
X. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat , jika perlu.
XI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/
No.
Tgl/ Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Dx
Shift
TTV :
TD : 110 / 70 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36 0C
RR : 20 x/menit
Diagnosan Keperawatan :
Tindakan Keperawatan
- TD : 120/90 mmHg
- N : 80 x/menit O:
- S : 37 0C - Klien tampak mendominasi pembicaraan, isi pembicaraan
- RR : 18 x/menit tidak sesuai dengan realitas , klien mampu menerapkan
arahan perawat.
Diagnosan Keperawatan : A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Gangguan isi pikir : waham
Tindakan Keperawatan
Tindakan Keperawatan
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan
menyakinkan
2. Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi
marah (mis.menggunakan senjata)
3. Menjelaskan dan melatih mengendalikan
waham dengan minum obat dengan
prinsip 6 benar,
4. Menjelaskan manfaat / keuntungan
minum obat dan kerugian tidak minum
obat.
5. Melatih pasien menggunakan obat secara
teratur