Hysys PDF
Hysys PDF
Oleh:
Prof. Dr. Ir. Tri Poespowati, MT.
Faidliyah Nilna Minah, ST, MT.
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2015
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 1
HYSYS
PENDAHULUAN
Hysys adalah software yang sangat bermanfaat untuk proses simulasi dalam
industri-industri kimia misalnya industri gas dan oil refineries. Hysys juga merupakan alat
untuk meng-estimasi property phisik, kesetimbangan fase cair-gas, neraca material dan
neraca panas, dan simulasi untuk berbagai equipment teknik kimia. Dengan menggunakan
Hysys kita dapat men-design sebuah perancangan pabrik baik secara steady state maupun
secara un-steady state atau Dynamic). Hysys melakukan perhitungan dan memberikan
hasil perhitungan setiap waktu. Setiap melakukan perubahan data, Hysys akan
meresponse dan menghitung ulang secara otomatis. Sehingga dengan mudah dapat
diketahui kesalahan yang terjadi selama proses simulasi.
Jika melakukan perubahan data dan perhitungan ulang tidak diinginkan untuk
dilakukan dalam keseluruhan flowsheet, maka tersedia environments. Dalam
environments ini perhitungan untuk environments yang lainnya tidak dilakukan.
Setiap case mempunyai 2 (dua) atau lebih environments, salah satunya adalah simulation
environment yang erisi semua item yang dapat kita lihat seperti: streams, unit
operations seperti reactors, separators, columns, mixers, dll., dan beberapa utilities.
Pada bagian atas environmental hierarchy terdapat Case environment dan Main
Flowsheet. Environment lainnya dimana case akan dimulai adalah basis environment,
dalam basis ini didefinisikan: package termodinamika (Peng Robinson, Redlich & Kwong,
SRK, dll), komponen yang digunakan, dan reaksi yang terjadi. Khusus untuk aplikasi
petrokimia, tersedia oil environment.
1. Starting:
a. Pada saat Hysys dibuka dengan klik icon HYSYS, maka di screen akan terlihat di
jendela suatu tampilan: File, Tools, dan Help.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 2
f. Sebelum melanjutkan pekerjaan, simpan file simulasi di lokasi yang tepat dengan
klik: File/Save As
Jika komponen yang dimaksud tidak tersedia dalam Library, maka komponen tersebut
dapat didefinisikan dengan cara: dalam Add Component, klik Hypotetical, Quick
Create a Hypo Component, Critical, kemudian dalam Component Identification
isikan data umum seperti: Berat Molekul, Normal Boiling Point, Densitas. Dalam
Componenet Name, nama komponen yang muncul dapat digantikan dengan nama yang
diinginkan.
Jika kita ingin mengubah komponen atau paket termodinamik, kita harus kembali ke
Enter Basis Environment (ctrl B atau klik icon labu).
Kemudian tutup.
Dalam Simulation Basis Management pilih Fluid Pkgs, klik Add, kemudian pilih
Package yang dikehendaki, maka pilihan tersebut akan terekam dalam kolom bawah
berwarna kuning, lalu tutup.
Fluid Package adalah model perhitungan termodinamika yang digunakan. Ini tergantung
dari sifat fisis dan kimia dari komponen yang digunakan dan produk yang dihasilkan.
Pengetahuan dasar tentang termodinamika fluida diperlukan dalam menentukan package
ini.
Tabel berikut memberikan acuan dalam pemilihan package termodinamika.
LLE VLLE
Chemicals NRTL, UNIQUAC, PSRK UNIFAC Data, parameters
Electrolytes Electrolyte NRTL, Zemaitis Pitzer Data, parameters, databank,
model polyelectrolytes
Polymer Polymer NRTL, PC-SAFT Sanchez- Data, parameters,
Lacombe EoS, databanks,models for polar
UNIFAC-FV polymer and block copolymer
Untuk aplikasi oil-refinery, gas, dan petrokimia direkomendasikan menggunakan PR
(Peng Robinson) EOS. Untuk detailnya silahkan baca Aspen HYSYS Simulation Basis
Manual !!!
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 5
Berikut adalah flowchart yang dapat digunakan sebagai acuan dalam memilih
model termodinamika:
Klasifikasikan komponen dalam proses, apakah:
gas, non-polar, assosiasi, solvating, elektrolit
No
Apakah ada gas Apakah semua titik Coba NRTL, UNIQUAC, PH,
(misal NH3, CO2 ?) No didih diketahui ? Yes Wilson, atau Van Laar.
atau P>10 bar ?
No
Coba UNIFAC
Yes
Apakah ada polymer ? Coba SAFT, ESD
Yes
No
P < 10 bar ? Yes Coba Hukum Henry
No Wong-Sandler
Jika palette tertutup dapat dibuka kembali dengan klik icon palette dibawah PFD-
(Case Main), atau dengan tekan F4.
Jika PFD tidak sengaja tertutup, dapat dibuka kembali dengan tekan Tools PFDs,
dan pastikan bahwa Case sudah terpilih, kemudian klik View
Contoh menampilkan aliran material (Material Streams):
Aliran material dapat ditambahkan dalam flowsheet dengan 3 (tiga) cara, yaitu:
- Klik panah biru dari palette, pindah ke PFD
- Pilih menu “Flowsheet” dan pilih “Add Stream”
- Tekan F11
Maka akan terdisplay panah biru muda dengan nama “1”, nama ini dapat dirubah
dengan nama aliran yang diinginkan.
Untuk equipment yang lainnya prosesnya adalah analog diatas.
STATE EQUATION
Penyelesaian dengan State Equation adalah penting digunakan untuk mendefinisikan
volume spesifik dari campuran gas pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam perencanaan
plant kimia, aplikasi state equation sangat diperlukan. Dengan mengetahui volume
spesifik kita dapat menentukan ukuran dan cost dari plant yang direncanakan.
Peng Robinson dan SRK merupakan state equations yang digunakan untuk range kondisi
operasi yang luas dan untuk variasi-variasi sistem yang luas. PR dan SRK banyak
membicarakan parameter interaksi biner hydrocarbon-hudrocarbon ataupun hydrocarbon-
nonhydrocarbon.
Formula Matematis dari State Equations:
Persamaan Gas Ideal (P rendah) sudah umum dikenal sbb:
PV nRT atau : PV RT , dimana V V / n
Untuk proses dengan tekanan tinggi maka persamaan Gas Ideal diatas adalah tidak valid,
sehingga perlu persamaan keadaan (State Equations) lain yang dikembangkan untuk
proses kimia dengan tekanan tinggi. Pertama kali dikemukakan oleh Van Der Waals (lihat
Van Ness untuk konstanta a dan b) sbb:
RT a
P
V b V
Redlich Kwong (RK) mengembangkan persamaan VDW, yang kemudian dimodifikasi
oleh SRK. Pengembangan dari VDW yang lainnya dilakukan oleh PR (Peng Robinson).
xi bi
i1
x b
i1
i i
bi RTc i RTci
0.08664 0.077796
Pc i Pc i
xi x j ai a j 1 k ij x x a a 1 k
a N N
0.5
N N
0.5
i j i j ij
i 1 j 1 i 1 j 1
ai a ci i a ci i
aci (RTci ) 2
(RTci ) 2
0.42748 0.457235
Pci Pci
i0.5 1 mi (1 Tri0.5 ) 1 mi (1 Tri0.5 )
mi 0.48 1.57 i 0.176 2i 0.37464 1.54226 i 0.26992 2i
A aP aP
(RT ) 2 (RT ) 2
B bP bP
RT RT
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 8
PROBLEMS
1. Aliran yang terdiri dari 0.2 mol fraksi Acetone, 0.05 mol fraksi Ethanol, dan 0.75
mol fraksi 1-buthanol dengan laju alir 100 kg/jam, suhu 100 C, dan tekanan 1
atm. FP (Fluid Package) : UNIQUAC. Berapakah volume molar aliran tersebut ?
Start hysys
Klik File new case
Pada Simulation Basis Manager klik Add. Pilih Sim Name, inputkan acetone,
ethanol dan 1-buthanol. Kemudian close.
Pada Simulation Basis Manager klik Fluid Pkgs dan klik Add. Dalam Property
Package Selection pilih/klik UNIQUAC, kemudian klik Enter Simulation
Environment.
Keluar screen PFD-Case (Main). Pilih Material Stream (panah biru) dari Palette,
pindah ke PFD
Double klik di panah dan definisikan: suhu, tekanan, laju alir
Definisikan komposisi, enter, maka warna aliran berubah dari biru muda ke biru tua
(OK)
Sorot di panah, akan terbaca: suhu, tekanan, dan molar flow.
Klik kanan di panah, show table, akan terdisplay tabel suhu, tekanan dan molar flow
Tambahkan variabel-variabel lainnya dengan double klik di tabel.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 9
Hasil yang didapat: Stream berupa campuran vap-liq dengan fraksi 32.535% uap.
Dari Workbook ternyata tidak muncul hasil volume molar seperti yang ditanyakan.
Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. di menu workbook klik setup, kemudian di tab Variables klik Add pada sisi kanan
window. Kemudian pilih variabel Molar Volume di Select Variable(s) OK.
Close setup. Terbaca dalam workbook Molar Volume 10.03 m3/kgmole.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 10
b. Cara kedua adalah dengan klik kanan di panah, kemudian pilih show table, akan
muncul table dengan 3 variabel utama yaitu suhu, tekanan dan molar flor. Untuk
mengetahui Molar Volume maka double klik di tabel/Add Variable/pilih Molar
Volume sari list variable OK, maka akan terdisplay tabel dengan hasil molar
volume.
Selanjutnya pilih Tab Case Studies/Add, dan pilih Molar Volume sebagai dependent
variabel dan Temperature sebagai independent variable. Kemudian klik View dan
inputkan Low Bound = 50 C, High Bound = 150 C dan Step Size = 10 C.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 11
Selanjutnya klik Start untuk memulai analisa akan terlihat jumlah sates = 11, ketika
analisa selesai klik Results untuk mendisplaykan hasil analisa.
Maka akan dihasilkan diagram Temperature (C) versus Molar Volume (m3/kgmol).
Perilaku hubungan antara Temperature dan Molar Volume juga dapat ditampilkan
dalam tabel seperti berikut.
File
New Case
Add Components : definisikan komponen dalam Component List – 1, close.
Add Components : definisikan komponen dalam Component List – 2, close.
Add Fluid Pkgs: Basis-1, cek apakah jumlah komponenya 5 dengan klik View,
Component List Selection, kalau jumlah komponennya 3, maka pilih Component
List yang jumlah komponennya 5. Package: PR
Add Fluid Pkgs: Basis-2. Package: UNIQUAC
Enter Simulation Environment: pilih Material Stream 1 dan 2 (panah biru) dari
Palette, pindah ke PFD.
Definisikan variable yang diketahu ke masing-masing aliran
Klik kanan pada aliran, show table. Dapat ditambahkan variabel lain
Meng-copy aliran:
Dari palette pindah ke PFD aliran 3.
Double klik di aliran 3, Define from Other Stream
Pilih aliran 1 atau 2, OK, maka akan ter-copy ke aliran 3
ASSIGNMENTS:
1. Berapakan volume spesifik dari n-butane dengan rate 100 kmol/h, pada 500 K ,
tekanan 18 atm, jika FP yang digunakan adalah: SRK dan PR
2. Tentukan volume molar dari gas ammonia pada tekanan 56 atm dan suhu 450 K
dengan menggunakan Soave-Redlich-Kwong (SRK) sebagai state equation !
3. Tentukan volume molar dari gas methanol pada 100 atm dan 300 C menggunakan
Peng-Robinson (PR). Bandingkan hasil yang didapat dengan menggunakan SRK !
4. Campuran: CO 630 kmol/h, H2O 1130 kmol/h, CO2 189 kmol/h, dan H2 63 kmol/h
akan diumpankan ke reaktor, kondisi campuran dengan suhu 500 K dan tekanan 1 atm.
Hitung berapakah specific volume campuran gas tersebut dengan menggunakan SRK !
5. Campuran 25% ammonia, sisanya adalah nitrogen dan hydrogen dengan ratio 1:3.
Suhu campuran 550 K, tekanan 270 atm. Dengan menggunakan PR, tentukan specific
volume nya !
6. Campuran berikut adalah hasil keluaran sebuah rektor methanol terdiri dari: 100
kmol/h CO, 200 kmol/h H2, dan 100 kmol/h methanol. Diketahui suhu 300 C dan
tekanan 100 atm. Berapakah specific volume nya dengan menggunakan SRK, dan
bandingkan hasilnya dengan menggunakan PR !
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 13
3. HEATER
Berapa beban yang diperlukan untuk memanaskan suatu aliran (1250 kg/s)
yang terdiri equal molar methane dan ethane dari 20oC dan 100 bar menjadi
200oC pada tekanan konstan?
3. Membuat Flowsheet
e. Letakan unit operasi ke layar PFD dengan memilih unit operasi yang sesuai di
palette case (main), jika tertutup bisa kita buka dengan F4. Unit operasi ini
dipindahkan ke PFD dengan klik kiri mouse, menahannya dan melepas ke tempat
yang diinginkan.
f. Dalam contoh ini hanya heater yang diperlukan. Pilih symbol heater, klik dan
letakkan pada tempat yang sesuai. Nama aslinya E-100, dan bisa diubah.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 14
g. Letakan aliran fluida (panah warna biru) ke flowsheet. Dalam contoh ini kita perlu
satu aliran masuk dan satu aliran keluar. Pilih icon Material Stream (panah biru)
dari palette Case (Main), kemudian klik dan letakkan pada sisi kiri heater. Secara
otomatis namanya adalah 1. Nama bisa kita ubah dengan double klik, pada
window bagian atas angka 1 kita ubah dengan nama yang sesuai. Ulangi langkah
ini dengan aliran keluar heater. Umumnya arah aliran dari kiri ke kanan.
h. Kemudian letakan Energy Stream (panah merah) pada flowsheet. Dalam contoh
ini diperlukan satu aliran energi. Nama asli Q-100, dan seperti kasus diatas nama
bisa kita ubah.
i. Hubungkan aliran dan unit operasi. Double klik pada heater dan pilih 1 untuk inlet,
2 untuk oulet dan Q-100 untuk energi. Tutup window dan akan terlihat bahwa
aliran sudah terkoneksi.
m. Pada workbook ini kita bisa mengubah nama aliran, isian atas (warna biru, berarti
bisa diubah)
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 15
5. Menjalankan simulasi.
n. Untuk menjalankan program klik icon warna hijau (Solver Active) diatas flowsheet.
Dalam contoh ini tidak perlu dilakukan karena sudah otomatis, jika semua
spesifikasi benar dan icon hijau sudah on. Jika simulasi telah dijalankan maka
Unknown duty (worksheet) dengan dasar kuning menjadi OK dengan dasar hijau.
Dan unit pada flow chart berubah dari biru ke hitam.
6. Interpretasi hasil
o. Hasil simulasi bisa dilihat dengan klik icon workbook. Contoh, lihat aliran-aliran
dengan double klik untuk meyakinkan bahwa kondisi dan flow rate benar.
Kemudian lihat aliran panas untuk mengetahui panas yang diperlukan, yaitu
2.486x109 kJ/h. semua infomasi ini bisa dilihat dengan double klik heater (tab
worksheet), karena hanya satu unit operasi dan semua aliran terkoneksi dengan unit
ini.
Apakah hasil ini dapat dipertangungjawabkan? Perbandingan apa yang
diperlukan sehingga kita yakin bahwa hasil ini bisa dipertanggungjawabkan?
Coba simulasi lagi dengan mengubah paket termodinamiknya menjadi soave-
redlich-kwong (SRK). Apakah duty berubah menjadi 2.509x109 kJ/h? dan coba
lagi dengan Lee-Kessler-Plocker. Apakah dutynya sebesar Q = 2.557x109 kJ/h?
Mengapa nilai duty berbeda?
Catatan:
• Property tiap aliran bisa dilihat dengan doble klik pada aliran. Untuk menampilkan
nama, tekanan, temperature, dan flowrate tiap aliran dengan cara Shift N, Shift T, Shift
P dan shift F.
• Untuk menampilkan property tiap aliran dalam bentuk table dengan cara klik kanan
show table.
• Coba dengan mengubah komposisi, kondisi operasi.
• Untuk mengeprint dengan klik kanan pilih print PFD.
Inputkan variable dan komposisi yang diketahui pada tiap aliran, maka akan diperoleh
hasil duty energy Heater dari Basis-1 adalah = 3.193e005 kJ/h.
Untuk melihat heat duty heater dengan Basis-2 : double klik di heater, Design,
Connections, rubah ke Basis-2, kemudian lihat dutynya di Parameters = 319340 kJ/h.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 17
Untuk melihat heat duty heater dengan Basis-3 : double klik di heater, Design,
Connections, rubah ke Basis-3, kemudian lihat dutynya di Parameters = 319559kJ/h.
Ada perbedaan hasil duty dari masing-masing Package.
Perbedaan hasil antara Fluid Package disebabkan karena pendekatan rumus tiap paket
termodinamik berbeda. Oleh karena itu pemilihan paket termodinamik hendaknya
sesuai dengan komponen yang terlibat dalam simulasi. Seperti untuk komponen yang
polar lebih baik dengan UNIQUAC-virial equation.
File
New Case
Add Components: isikan componen componen yang ada: n-Butane, n-Pentane!
Close
Fluid Pkgs, Add: pilih PR, Close, terlihat: Basis-1, NC 2 Peng Robinson.
Add: pilih SRK, Close, terlihat: Basis-2, NC2 SRK
Add: pilih Lee-Kesler-Plocker, Close, terlihat: Basis-3, NC2, Lee-Kesler-Plocker
Simulation Environment: pilih Heater dan Cooler dari Palette, pindah ke PFD
Definisikan nama aliran inlet : Feed, Feed Hot, Feed Cold, Energy : Q, dan rubah
nama menjadi HEATER dan COOLER.
Pada Design Parameters isikan Delta P = 0 pada Heater dan Cooler, kemudian Close.
Inputkan variable dan komposisi yang diketahui pada tiap aliran, maka akan
diperoleh hasil duty energy Heater dari Basis-1 adalah = 14650 kJ/h, dan duty
energy Cooler dari Basis-1 adalah : 38310 kJ/h.
Untuk basis-2 : duty Heater adalah : 14660 kJ/h, duty Cooler adalah: 38800 kJ/h
Untuk basis-3 : duty Heater adalah : 14740 kJ/h, duty Cooler adalah: 34570 kJ/h
Terlihat perbedaan antara Fluid Package 1, 2, dan 3, hal ini karena masing-masing
Fluid Package mempunyai pendekatan Termodinamika yang berbeda.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 18
6. POMPA
Pompa digunakan untuk memindahkan liquid, tekanan liquida akan naik.
Water dengan suhu 120 C dan tekanan 3 bar dipompa dengan efisiensi pompa
10 %. Flow rate water 100 kgmol/h. Tekanan keluar pompa 84 bar. Tentukan
suhu keluar pompa dengan FP: PR !
File
New Case
Add Components : definisikan komponen H2O dalam Component List – 1, close.
Add Fluid Pkgs: Basis-1, Package: PR, close
Enter Simulation Environment: pilih Pompa dari Palette, pindah ke PFD.
Double klik pompa dan isikan stream masuk dengan Feed, stream keluar dengan
Outlet dan rubah code P-100 dengan Pompa. Parameter, isikan efisiensi pompa
10 %. Close
Definisikan variabel yang diketahui pada input dan output dengan workbook.
Aliran Feed Outlet
Suhu 120 C
Tekanan 3 bar 84 bar
Molar Flow 100 kgmol/h
Komposisi 100% H2O
Double klik pompa, terdapat warning : requires an energy stream, berarti kurang
informasi. Maka definisikan Q sebagai energy stream. OK (hijau).
7. C O M P R E S S O R
Kompresor digunakan untuk mengalirkan dan menaikkan aliran campuran gas
alam: (C1, C2, C3, i-C4, n-C4, i-C5, n-C5, n-C6, C7 dengan fraksi mol berturut-
turut: 0.33; 0.143; 0.0.101; 0.098; 0.08; 0.069; 0.059; 0.078; 0.042) pada suhu 100
C, tekanan 1 bar masuk ke kompresor yang mempunyai efisiensi 30%. Flow rate
gas alam 100 kgmol/h. Tekanan gas alam keluar kompresor 5 bar. Dengan FP:
PR, berapa suhu keluar ?
File
New Case
Add Components : definisikan semua komponen kecuali C7+ dalam Component List
– 1, karena C7+ tidak tersedia dalam Component Library.
C7+ didefinisikan dengan cara: klik menu Hypothetical/Add Component/Quick
Create a Hypo Component/ isikan nama baru di kolom Component Name: C7+.
Pilih tab Critical dan isi Normal Boiling Pt dengan 110 C. Click Estimasi
Unknown Props, maka akan terdefinisi semua properti. Close. Tambahkan Hypo
Component ke Selected Components dengan memilih Available Hypo
Components dan klik Add Hypo.
8. EXPANDER
Expander digunakan untuk menurunkan tekanan aliran campuran gas alam:
0.5 fr. Mol methane, 0.3 fr. Mol Ethane, dan 0.2 fr. Mol propane dari 25 C dan
20 bar menjadi 5 bar. Efisiensi expander 30 %. Jika rate feed 100 kgmol/h,
tentukan suhu gas keluar expander, FP : PR.
File
New Case
Add Components : definisikan semua komponen dalam Component List – 1.
Add Fluid Pkgs: Basis-1, Package: PR, close
Enter Simulation Environment: pilih Expander dari Palette, pindah ke PFD.
Double klik expander dan isikan stream masuk dengan Feed, stream keluar dengan
Outlet dan rubah code K-100 dengan Expander. Parameter, isikan efisiensi
expander 30 %. Close
Definisikan variabel yang diketahui pada input dan output dengan workbook.
Aliran Feed Outlet
Suhu 25 C
Tekanan 20 bar 5 bar
Molar Flow 100 kgmol/h
Komposisi Seperti diketahui
Double klik expander, terdapat warning : requires an energy stream, berarti kurang
informasi. Maka definisikan Q sebagai energy stream. OK (hijau).
Diperoleh hasil suhu keluar = -6.184 C
Catatan : semakin tinggi efisiensi semakin kecil kenaikan suhu
Jika suhu keluar -30 C, berapakah efisiensi expander ?
Semakin tinggi efisiensi expander, semakin rendah suhu keluar expander
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 21
10. S E P A R A T O R
Feed masuk dalam separator terdiri dari campuran: methanol, hydrogen, dan
carbon monoksida, dengan fraksi mol: 0.25; 0.4; dan 0.35 berturut-turut.
Kondisi umpan dalam suhu 5 C, tekanan 1 atm dan rate 100 kmol/jam.
Berapakah rate, suhu dan tekanan hasil vapour dan hasil bottom ?
Dalam separator, suhu keluaran biasanya sama dengan suhu feed, maka masukkan salah
satu suhu dari keluaran = 5 C.
Presure drop sudah terdefinisi dengan sendirinya = 0, bisa dilihat di: double klik separator,
design, parameters, kedua P inlet dan vapout outlet = 0.
8. Running
Untuk menjalankan program klik icon warna hijau (Solver Active) diatas flowsheet.
Dalam contoh ini tidak perlu dilakukan karena sudah otomatis, jika semua spesifikasi
benar dan icon hijau sudah on. Jika simulasi telah dijalankan maka Unknown duty
(worksheet) dengan dasar kuning menjadi OK dengan dasar hijau. Dan unit pada flow
chart berubah dari biru muda ke biru tua, dan aliran energi dari merah terang ke merah tua.
9.Menganalisa hasil (interpretation of the results)
Dari hasil Material Streams, warna hitam adalah hasil perhitungan Hysys. Dari feed
terhitung fraksi uap feed (0.7834), mass flow, liquid volume flow, dan heat flow. Produk
atas dan bawah terhitung: fraksi, tekanan, molar flow, mass flow, liquid volume flow, dan
heat flow.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 25
Dari hasil Komposisi, aliran produk atas dan bawah terhitung masing-masing komponen
yang terkandung didalamnya.
Dari hasil PFD dapat ditampilkan variabel dari masing-masing stream dengan cara klik
kanan, show table. Jika ingin ditambahkan variable-variabel lainnya, double klik di table
dan Add Variable, tambahkan variable yang diinginkan.
Sebuah stream mengandung 15% ethane, 20% propane, 60% i-butane, dan 5% n-
butane, pada suhu 50 F, tekanan atmosferik dan rate stream 100 lbmole/hr.
Tekanan stream dinaikkan menjadi 50 psia, kemudian didinginkan menjadi 32 F.
Hasil vapour dan liquid dipisahkan menjadi dua aliran produk. Berapakah flowrate
dan komposisi hasil tersebut?
FP: PR
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 26
a. File/New Case
b. Add Components : definisikan komponen : ethane, propane, i-butane dan n-butane
dalam Component List – 1.
c. Add Fluid Pkgs: Basis-1, Package: PR, close
d. Enter Simulation Environment: pilih kompresor, cooler, dan separator dari Palette,
pindah masing-masing satu persatu ke PFD.
e. Buat aliran stream in dan out pada masing-masing alat.
a. File/New Case
b. Add Components : definisikan komponen : CH4, O2, N2, H2, CO, CO2 dalam
Component List – 1. close
c. Adding the reactions: klik tab Reactions dalam Simulation Basis Manager. Terlihat
semua komponen ada dalam list Rxn Components list. Dalam kolom Reactions klik
Add Rxn. Pilih Conversion sebagai type reaksi, kemudian inputkan komponen dan
stoichiometry nya dalam Rxn-1: Methane (-1), Oxygen (-0.5), CO (1), dan Hydrogen
(2).
d. Dalam Conversion Reaction: Rxn-1, klik Basis, terlihat Base Component: Methane,
dst. Dan isikan konversi rekasi 40 di C0. Maka akan muncul tulusan hijau: Ready.
Close
e. Untuk reaksi kedua: klik Add Reaction, inputkan komponen dan stoichiometry nya:
Tethane (-1), Oxygen (-1), CO2 (1), H2 (2).
f. Klik basis dan isikan konversi terhadap Methane 60%, enter. Close.
g. Adding the Reaction Sets: dalam Simulation Basis Manager dan kolom Reaction Sets,
klik Add Set. Dalam Active List aktifkan Rxn-1 dan Rxn-2. Rubah Name: Oxidation
Rxn Set. Ready.
h. Membuat urutan reaksi: Dalam Oxidation Rxn Set, klik Ranking, isikan ranking
Rxn-1 (0), Rxn-2 (1), dan aktif kan keduanya. Close.
i. Add Fluid Pkgs: Basis-1, Package: PR, close.
j. Enter Simulation Environment: pilih General Reactors-Conversion dari Palette,
pindah ke PFD.
k. Buat aliran stream in (Methane dan Air) dan out (Vap dan Liq) pada reactor, rubah
nama CRV-100 menjadi Oxidation Reactor.
l. Masukkan data:
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 28
Akan dibahas tentang model yang melibatkan reaksi dengan WGS (Water Gas Shift)
yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil H2 dan menurunkan konsentrasi CO,
dimana H2 merupakan raw material untuk fuel cell dalam mobile power sources.
Reaksi kesetimbangan dalam equilibrium reactor dapat terdiri dari reaksi-reaksi
kesetimbangan yang tidak terbatas yang akan diselesaikan secara simultan. Dalam proses
mixing, hysys dapat menghitung activity dari masing-masing komponen dalam campuran
didasarkan pada fugasitas komponen murni dan fugasitas campuran.
Disini akan dipelajari tentang:
- simulasi equilibrium reactor
- Re-add reaksi-reaksi dan reaction sets
- Attach reaction sets ke fluid package
- Print stream dan workbook datasheets
Dalam kasus ini akan dipelajari proses produksi propylene glycol dari reaksi antara water
dan propylene oxide dalan CSTR. Sebelum masuk reactor reaktan dicampur dalam mixer,
reactor beroperasi secara tekanan atmosferik. Fluid Package yang digunakan adalah
UNIQUAC
a. Satuan yang digunakan adalah British, dan untuk Liq. Vol. Flow yang semula
barrel/day digunakan USGPM.
Maka pertama yang dilakukan adalah merubah satuan sesuai dengan yang
diketahui dengan cara: Buka Hysys, Tools, Preferences, Variables, dalam
Available Unit Sets pilih satuan Field, maka semua satuan berubah menjadi satuan
British. Kemudian khusus untuk satuan Liq. Vol. Flow dirubah dengan cara: pilih
Clone dan rubah satuan Liq. Vol. Flow dari barrel/day menjadi USGPM.
Kemudian Close.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 30
6. Kita masih perlu memasukan satu lagi nilai. Buka Worksheet dan masukan nilai temperature
Pre-Heat menjadi 600°F. (jika solver belum aktif silakan di klik solver)
7. Dengan mengubah temperature aliran Pre-Heat bisa dilihat efeknya terhadap H-Duty dan UA
(heat transfer coefficient x luas perpindahan panas). Dengan menaikan temperature Pre-Heat
maka akan menurunkan H-Duty, tapi akan menaikan UA, yang berarti kita perlu HE dengan
luas yang lebih besar (lebih besar dan perlu lebih banyak pipa). Tentu, ada batas maximum
temperature Pre-Heat, yang menggambarkan seberapa baik HE kita. Kita bisa melihat efeknya
dengan mengubah temperatur dan mencatat perubahan yang lain. Ini bisa dilakukan dengan
menggunak fungsi Databook (klik Tools pilih databook.). langkah-langkah bisa digambarkan
sebagai berikut:
a. Buka Tools/Databook. Klik Insert dan pilih Pre-Heat sebagai object, Temperature
sebagai Variable dan klik Add. Lakukan dengan cara yang sama untuk Heat-Duty
sebagai object Heat Flow sebagai Variable dan Heat Exch sebagai object UA sebagai
Variable. Tutup window.
b. Pindah ke halaman Case Studies dan klik Add. Beri tanda Cek Ind (Independent
variable) untuk Pre-Heat dan cek Dep (Dependant variable) untuk Heat-Duty dan Heat
Exch. Klik View. Tulis 500 untuk batas bawah, 620 untuk batas atas, dan 10 sebagai Step
Size.
c. Klik Start. Setelah beberapa detik, klik Results (bisa pilih table /grafik).
Catatan :
o
Perhatikan jika batas atas suhu pre-heat 700 F maka pada state tertentu akan didapat UA
o
negatif (pada 640 F). dan HE berwarna kuning (tidak realistis).
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 35
Jawab
1. Start HYSYS, File. New Case
2. Simulation Basis Manager akan terbuka. Klik Add. Pilih komponen (ethylene (atau
ethene), hydrogen_chloride, ethyl_chloride, and nitrogen). Kemudian keluar window
dengan klik x. Bisa dicari dengan menulis fomulanya komponen, dan klik pada
formula.
3. Klik tab Fluid Pkgs pilih Peng Robinson sebagai Base Property Package.
4. Klik Enter Simulation Environment dibagian bawah Simulation Basis Manager.
5. Klik Enter Simulation Environment dan klik Mixer dalam Object Palette dan klik
pada Process Flow Diagram (PFD). Lakukan hal yang sama untuk Conversion
Reactor, Component Splitter, Tee (Tee disebelah kanan mixer di Object Pallette),
dan Recycle sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
6. Beri nama semua aliran dan atau unit operasi.
7. Klik Flowsheet/Reaction Package. Add, Global Rxn Set. kemudian, klik Add Rxn
di bagian kanan bawah dan Conversion. Add tiga components (ethylene,
hydrogen_chloride, and ethyl_chloride) dan Stoich Coeff (1, -1, 1). Klik halaman
Basis, dan tulis 90 untuk Co dengan Ethylene sebagai basis. Tutup window.
8. Double klik Reactor. Pilih Global Rxn Set sebagai Reaction set dan tutup window.
Double klik Recycle dan set Parameter/sensitivities sama dengan “1.”
9. Karena diasumsi komponen bisa dipisah secara sempurna,ethyl chloride dibagian
bawah dengan kemurnian 100%, dengan 3 komponen lain menjadi produk atas. Ini
bisa dilakukan dengan double klik Component Splitter dan klik Splits (pada Design)
dan isi 0 untuk ClC2 dan 1 untuk tiga komponen yang lain.
10. Buka Workbook. Cek satuan apakah dalam SI. Jika tidak ubah dengan klik
Tools/Preferences/Variables.
11. Masukan nilai-nilai dalam Workbook untuk semua kondisi operasi,
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 36
(i). Umpan: temperature (25C), pressure (1 atm), dan molar flow (100 kmol/hr). Double
klik 100 (molar flow rate), dan isi komposisi kemudian tutup window.
(ii). Aliran recycle2 dengan flow rate nol, kondisi operasi dan komposisi sama dengan
feed, sehingga HYSYS sudah melakukan proses perhitungan.
(iii). Isi temperature 25 C, 1 atm untuk aliran split atas, and split bawah.
(iv). Beri nilai molar flow rate aliran W menjadi 10 kmol/hr.
12. Sekarang kita bisa membuka Worksheet untuk melihat hasil perhitungan, seperti dalam
halaman 30 berikut.
13. Sebagaimana di contoh 12, option Case Study di Databook bisa digunakan untuk
menginvestigasi pengaruh flow rate purge terhadap flow rate recycle, komposisi umpan
reactor, dan sejumlah reaktan yang tidak bereaksi di aliran W. Contoh W dangan range
10 – 15 kmol/h.
Dalam kasus ini kita akan memisahkan ethanol dan isopropanol dalam sebuah kolom distilasi
24 stage.
1. Start HYSYS, file, new case
2. Simulation Basis Manager akan terbuka. Klik Add. Pilih komponen (ethanol dan
isopropanol / 2-propanol). Kemudian keluar window dengan klik x. Bisa dicari dengan
menulis fomulanya komponen dan klik pada formula.
3. Klik tab Fluid Pkgs pilih Peng Robinson SV sebagai Base Property Package dan EOS
equation of state. PRSV adalah modifikasi persamaan PR untuk system yang sangat tidak
ideal.
4. Klik Enter Simulation Environment dan klik Distillation column dalam Object
Palette dan klik pada Process Flow Diagram (PFD).
5. Doble klik pada kolom distilasi. Isi nama aliran masuk dan keluar. Masukan jumlah stage
24. Pilih Total reflux. Stage numbering klik pada TOP DOWN. Misal,umpan masuk
pada stage ke 10. kemudian klik next.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 37
6. Proses berlangsung pada tekanan atmosfer dan tidak ada pressure drop, maka masukan 1
atm baik di kondensor maupun di boiler. Klik next.
7. Window ini berisi nilai awal temperatur di kondensor, top stage dan reboiler. Karena
optional bisa kita tinggalkan dan klik next.
8. Dalam window ini kita bisa memasukan nilai reflux ratio atau flow rate produk atas
(salah satu jika keduanya akan over spesifikasi). Klik done. Maka HYSYS mulai
perhitungan. Akan muncul perhitungan unconverged. Kita lanjutkan dengan mengisi
aliran umpan dan kondisi operasi yang lain.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 38
9. Dobel klik umpan & masukan kondisi operasi umpan 25oC 1 atm sebesar 163 lb/h. klik
composition masukan 0.5 dan 0.5 untuk ethanol dan isopropanol. Diasumsi sebesar
120.000 Btu/h energi dimasukan ke reboiler, lakukan ini dgn doble klik Qr.
10. Kita ingin baik produk atas dan bawah dalam phase liquid oleh karena itu klik produk
atas dan maukan 0 pada vopour fraction. Lakukan hal yang sama untuk produk bawah.
11. Run simulasi: Dobel klik kolom distilasi, masih terlihat unconverged. Klik monitor
(Design), dari sini terlihat bahwa degree of freedom bernilai –1. hal ini berarti bahwa
over spesifik (kelebihan nilai yang dimasukan), mestinya degree of freedom bernilai nol.
Telah kita tetapkan bahwa independent variablenya adalah reflux ratio, oleh karena itu
distillate flow rate kita non-aktif-kan. Maka hasil perhitungan converged. Hasil bisa
dilihat pada workbook atau worksheet.
Ada 2 kasus untuk mengilustrasikan bagaimana HYSYS bisa digunakan untuk mengevaluasi
kondisi operasi yang berbeda .
Kasus 1:
Misalkan kita ingin tahu berapa jumlah steam (beban reboiler dalam BTU/hr) yang akan
digunakan sehingga konsentraasi ethanol di produk atas 55% jika kondisi yang lain tetap.
Berikut adalah prosedure penegerjaannya :
1. Klick SPECS ( doble klik kolom, design/specs)
2. Klik add Pada column specifications. Kita pilih variable yang akan dispesifikasi yaitu
konsentrasi ethanol, pilih column component fraction. Klik component ratio kemudian
klik view. Maka akan muncul window Comp Ratio Spec. Karena kita ingin produk atas
0.55% mass fraksi ethanol, maka kita pilih stage condensor, flow basis mass fraction.
Kemudian masukan nilai 0.55. Component kita masukan ethanol. Nama bisa kita ubah
(missal mass fraksi ethanol top)
3. Hapus beban reboiler dengan cara, klik Qr pad PFD. Kemudian delete heat flow-nya.
Kemudian keluar window.
4. Doble klik kolom, design /monitor. Maka akan nampak bahwa degree of freedom sama
dengan 1. Hal ini disebut under spesification, karena kita belum meng-aktif-kan mass
fraksi ethanol top. Begitu kita aktifkan maka HYSYS mulai menghitung dan beban
reboiler yang diperlukan: 174.000 BTU/hr.
Kasus 2:
Dalam kasus ke 2, misalnya kita ingin mengetahui reflux ratio untuk menghasilkan
konsentrasi ethanol 80% dengan beban reboiler 300.000 Btu/hr dengan spesifikasi umpan
yang sama.
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 39
Catatan
Property tiap aliran bisa dilihat dengan doble klik pada aliran. Untuk menampilkan
nama , tekanan, temperature, dan flowrate tiap aliran dengan cara Shift N, Shift T,
Shift P dan shift F.
Untuk menampilkan property tiap aliran dalam bentuk table dengan cara klik kanan
show table.
Coba dengan mengubah komposisi, kondisi operasi.
Untuk mengeprint dengan klik kanan pilih print PFD.
26. MIXER
100 kmol/j cyclohexane pada 50 C, 1 atm dicampur dengan 200 kmol/j cyclopentane
pada 75 C, 2 atm. Berapa suhu campuran keluar mixer dan fraksi mol komponen, jika FP
nya PR.
Keenam aliran tersebut masuk mixer, berapa suhu, tekanan, densitas, flow rate, dan
komposisi keluar mixer.
Jika sesudah keluar mixer campuran masuk Tee dengan flow ratio 0.2, 0.6, 0.1, dan 0.1,
berapakah flow rate ke empat aliran yang keluar Tee tersebut ? FP: Antoine
31. SEPARATOR
100 kmol/j campuran pada 5 C dan tekanan 2 atm mengandung 0.25 fr.mol HCl, 0.2
C2H4, 0.05 N2, dan 0.5 ethyl chloride (C2H5Cl) dimasukkan dalam separator sehingga
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 41
terpisah produk atas dan bawah nya. Berapa suhu, tekanan dan fraksi mol produk atas?
FP: PR
32. REAKTOR
100 kmol/j methane pada 40 C & 1 atm bereaksi dengan 400 kmol/j oksigen pada 35 C
& 2 atm dalam sebuah reaktor dengan reaksi sbb:
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
Jika konversi reaksi 75% terhadap methane, dengan FP: SRK, design reaktor tersebut!
33. DISTILASI
Methanol-water pada 30 C dan 1 atm dengan rate 1000 kmol/j didistilasi sehingga hasil
atas mengandung 90% mol methanol dan hasil bawah mengandung 10% mol methanol.
Feed masuk terdiri dari 0.5 fr.mol methanol dan 0.5 fr.mol water.
Jika P condenser dan P reboiler keduanya adalah 1 atm, Berapakan jumlah plate teoritis,
feed masuk pada plate ke berapa dan berapakah R minimum ? FP: Peng Robinson
rendah) atau steam-fired reboiler sebagai sumber panas. Maksudnya adalah untuk
menarik H2S dan NH3 dalam stripper ke overhead sebanyak mungkin. Ukuran sour water
stripper sangat penting karena kapasitasnya harus sama dengan atau melebihi rate
produksi normal sour water dari banyak sumber dalam kilang.
Aliran umpan sour water melalui umpan/keluaran exchanger dimana ia mengambil panas
dari aliran bottom kolom (Stripper Bottom). Aliran baru ini (Stripper Feed) masuk pada
tray 3 kolom distilasi 8 tray dengan reboiler dan total reflux condenser. Ditetapkan
spesifikasi kualitas pada bottom kolom mengandung amoniak 10 ppm wt. Suhu stripper
feed = 200 F, P Shell & Tube = 10 psi
• Fluid Package: Peng Robinson
• Komponen: H2S, NH3 dan H20
40. DEPROPANISER
Kolom mempunyai 12 tray dengan feed tray ke 7 dari top, menggunakan parsial kondensor, dengan awal R = 6.06, dan uap atas 226 lbmol/hr.
Gunakan Fluid package: SRK
POESPO- NILNA – HYSYS 2015 46
HASIL SIMULASI
POESPO- NILNA – HYSYS 2015 47
41. DISTILASI KOMPLEKS DENGAN 2 FEED DAN 2 SIDE STREAM (DATA DISEDIAKAN DI GAMBAR BERIKUT)
POESPO- NILNA – HYSYS 2015 48
HASIL SIMULASI
POESPO - NILNA – HYSYS 2015 49
42. EXTRACTION
Aliran mengandung 60% mol water dan 40% mol acetone akan di ekstraksi dengan
menggunakan pelarut murni MIBK. Kondisi feed pada 25 C dan 1 atm, dengan rate 1
kgmol/detik. Kondisi solvent sama dengan kondisi feed. Berapa produk extract dan
rafinat ?
Feed 1 Feed 2
Suhu, 60 F 60 F
P 41,37 bar 600 psia
Molar flow, mmscfd 6 4
Komponen Mol fraksi Mass fraksi
N2 0.01 0.02
CO2 0.01 0
Metana 0.6 0.4
Etana 0.2 0.2
Propana 0.1 0.2
i-butana 0.04 0.1
n-butana 0.04 0.08