MAKALAH FILSAFAT
Disusun oleh :
PROGRAM - S1 GIZI
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga makalah filsafat ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya, makalah filsafat ini berjudul “Filosofi Vitamin
C dan Ilmu Gizi”. Proses dalam penyelesaian makalah filsafat ini terwujud atas
kerjasama dalam kelompok yang baik.
1. Iska Elvina
2. Risa Nurzinah
3. Lembayung Sutita
iii
DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
2 PEMBAHASAN 3
2.1 Filosofi Vitamin C dan Ilmu Gizi 3
2.1.1 Filosofi Vitamin C 3
2.1.2 Filosofi Ilmu Gizi 3
2.2 Pengertian Vitamin C dan Ilmu Gizi 4
2.3 Peranan dan Sifat Kestabilan Vitamin C dalam Tubuh 5
2.4 Kekurangan dan Kelebihan Vitamin C 6
2.5 Cara Memperoleh Vitamin C bagi Tubuh 7
3 PENUTUP 8
3.1 Simpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
1
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu gizi mula-mula hanya mencakup ruang lingkup yang sangat sempit
tetapi dalam pengembangannya melebar meliputi suatu kawasan studi yang luas.
Tujuan akhir ilmu gizi adalah mencapai, memperbaiki dan mempertahankan
kesehatan tubuh melalui konsumsi makanan. Dalam pelaksanaan untuk mencapai
tujuan ini, dirasakan bahwa ruang lingkup studi terlalu sempit, dan dengan
perhatian yang sempit itu, sukar untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Maka
ruang lingkup studi ilmu gizi diperlebar dan diberi definisi yang lebih luas, tetapi
definisi ini menjadi makin kabur. Definisi sekarang menjadi Ilmu yang
mempelajari hal ihwal makanan, dikaitkan dengan kesehatan tubuh. Definisi
inilah yang sekarang dipergunakan di Indonesia.
Salah satu yang berkaitan dengan ilmu gizi yaitu vitamin. Vitamin
merupakan salah satu zat-zat organik komplek yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh, vitamin
termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan.
Vitamin terdiri dari vitamin larut air dan larut lemak. Pada makalah ini akan
membahas mengenai vitamin larut air. Vitamin larut air merupakan komponen
sistem enzim yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi. Vitamin
2
larut air biasanya tidak disimpan didalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin
dalam jumlah kecil, oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari
untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
Vitamin larut air dikelompokan menjadi vitamin C dan vitamin B-kompleks.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai vitamin C karena vitamin C
merupakan salah satu vitamin yang mempunyai banyak fungsi didalam tubuh
serta untuk mencegah terjadinya penyakit terutama pada anemia.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit scurvy telah dikenal sejak abad ke-15, yaitu penyakit yang
banyak diderita oleh pelaut yang berlayar selama berbulan-bulan serta
bertahan dengan makanan yang dikeringkan dan biskuit. Penyakit ini
menyebabkan pucat, rasa lelah berkepanjangan diikuti oleh perdarahan gusi,
perdarahan dibawah kulit, edema, tukak, dan pada akhirnya kematian.
Perkembangan ilmu gizi berpijak dari masa manusia purba pada abad
pertengahan sampai masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad ke-19
dan ke-20. Pada zaman purba, ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi.
Bagi manusia purba, fungsi utama dari makanan adalah “Untuk bertahan
hidup“. Fungsi utama makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun
bukan fungsi satu-satunya masih berlaku bagi sebagian penduduk modern
sekarang.
Vitamin C adalah salah satu vitamin (nutrisi) yang sangat diperlukan oleh
tubuh serta mempunyai fungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh (sistem
imunitas tubuh). Vitamin C berbentuk kristal putih, merupakan suatu asam
organik dan terasa asam, tetapi tidak berbau. Dalam larutan, vitamin C mudah
rusak karena oksidasi oleh oksigen dari udara, tetapi lebih stabil bila terdapat
dalam bentuk kristal. Vitamin C dapat larut didalam air dan tidak dapat larut
didalam minyak dan zat-zat pelarut lemak, tetapi merupakan kelas tersendiri, tidak
satu kelompok dengan vitamin B-kompleks.
Ilmu gizi (Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “gizi”
berasal dari bahasa Arab ghidza, yang berarti “makanan”. Disatu sisi ilmu gizi
berkaitan dengan makanan dan sisi lain dengan tubuh manusia. Melalui ilmu gizi,
kita dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi didalam tubuh serta
keadaan yang ditimbulkan oleh masuknya makanan kedalam tubuh. Selain itu,
kita dapat memahami cara-cara mencegah terjadinya kekurangan unsur makanan
maupun faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang tidak cukup
memperoleh zat-zat makanan yang diperlukan tubuh. Ilmu gizi juga berperan
dalam mengetahui pola pangan dan distribusi penduduk tertentu.
Atas dasar pemahaman tentang pengertian ilmu gizi diatas, WHO
menyatakan bahwa gizi merupakan pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan
5
sepanjang siklus kehidupan. Dengan pengertian itu membagi ruang lingkup ilmu
gizi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok gizi biologi dan metabolik.
2. Kelompok gizi perorangan sepanjang siklus hidup.
3. Gizi masyarakat baik bersifat lokal, regional, nasional, maupun global.
Dilihat dari segi sifatnya ruang lingkup ilmu gizi dapat dibagi dua, yaitu
ilmu gizi perorangan atau gizi klinik dan ilmu gizi kesehatan masyarakat (Public
Health Nutrition).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun kesimpulan mengenai Vitamin C dan Ilmu Gizi :
1. Vitamin C atau asam askorbat merupakan suatu asam organik, berbentuk
kristal putih, dan terasa asam, tetapi tidak berbau serta bentuk larutannya
mudah rusak, tidak stabil atau teroksidasi. Sedangkan Ilmu gizi
(Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Ilmu gizi juga
berperan dalam mengetahui pola pangan dan distribusi penduduk
tertentu.
2. Manfaat Vitamin C sebagai antioksidan, peran dalam proses
metabolisme, pertumbuhan dan kesehatan gigi, gusi dan tulang serta
membantu proses penyembuhan luka. Akibat yang ditimbulkan jika
kekurangan Vitamin C adalah penyakit skorbut, dan jika kelebihan
mengonsumsi suplemen Vitamin C akan menderita penyakit batu ginjal.
3. Oleh karena itu, kita harus mengonsumsi Vitamin C secara seimbang
tidak berlebihan bagi tubuh. Vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan
dan sayuran seperti jeruk, strawbery, melon, jambu, tomat, paprika,
brokoli dan kol.
3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini pembaca diharapkan dapat menjaga
keseimbangan dalam mengonsumsi Vitamin C, jangan sampai kekurangan
ataupun kelebihan karena Vitamin C merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh
serta berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi. Penyakit akibat
kelebihan vitamin C cukup berbahaya, maka konsumsilah vitamin C dengan porsi
yang tepat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier Sunita.2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID) : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Djaini Achamad S.2010. Ilmu Gizi. Jakarta (ID) : Dian Rakyat.
Khomsan Ali.2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan.Jakarta (ID) : PT.
RajaGrafindo Persada.
Indra Dewi. 2013. Prinsip-prinsip Dasar Ahli Gizi. Jakarta (ID) : Dunia Cerdas
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat UI. 2014. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta (ID) : PT. RajaGravindo Persada.