Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN OBSERVASI

KARAKTERISTIK DAN GAYA BELAJAR SISWA SD DI TENGAH


PANDEMI COVID-19
Dosen Pengampu: Tika Aprilia, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Yovita Adventia

19108244072/ 42

PGSD 3D

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2020
Daftar Isi
Pendahuluan.......................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 2
B. Tujuan Observasi........................................................................................................ 3
C. Sasaran Observasi....................................................................................................... 3
D. Pelaksanaan Observasi................................................................................................ 3
Hasil Observasi ..................................................................................................................... 4
A. Data Diri Siswa .......................................................................................................... 4
B. Tabel Wawancara Terkait Pembelajaran Daring ......................................................... 4
C. Wawancara dengan Siswa .......................................................................................... 7
Pembahasan .......................................................................................................................... 9
A. Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah ........................................................................ 9
B. Gaya Belajar Siswa................................................................................................... 11
C. Kecerdasan Majemuk ............................................................................................... 12
Penutup ............................................................................................................................... 16
Kesimpulan ..................................................................................................................... 16
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 17

[AUTHOR NAME] 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Menyoroti perkembangan pelaksanaan proses pembelajaran pada masa pandemi


COVID-19 perlu dilakukan oleh banyak pihak. Terutama guru sebagai aktor penting dalam
mewujudkan pelaksanaan pembelajaran agar tetap berlangsung dengan baik. Perlu adanya
pengkajian mengenai perencanaan pembelajaran untuk anak serta mengenal karakteristik anak
dalam mengguapayakan optimalnya proses pembelajaran yang dilaksanakan. Tetap
terlaksananya pembelajaran tentu harus didukung dengan media yang mampu menunjang
tersampaikannya pembelajaran dari guru ke anak atau siswa. Media pembelajaran yang sangat
memungkinkan untuk digunakan pada saat sekarang ini adalah internet. Penggunaan internet
menjadi salah satu pilihan agar proses pembelajaran tetap berlangsung. Setiap jenjang
pendidikan bahkan anak sekolah dasar dituntut mampu mengoperasikan internet demi
keberlangsungan pembelajarannya. Persoalan kemudian timbul mengingat penggunaan
internet tidak hanya mendatangkan dampak positif namun juga berdampak negatif. Hal ini
tentu menjadi pertimbangan bagi guru sebagai penggerak proses pembelajaran menggunakan
internet.
Pertimbangan itu salah satunya dengan memahami karakteristik siswa sekolah dasar.
Usia sekolah dasar merupakan masa akhir dari kanak-kanak, berkisar antara enam sampai dua
belas tahun. Karakteristik siswa SD memiliki berbagai perbedaan dalam banyak aspek atau
bidang misalnya saja segi kognitif, fisik, bahasa, kepribadian dan emosional. Menurut Trianto
(2010: 19) ciri khas siswa sekolah dasar usia 8-10 tahun adalah: selalu ingin belajar hal-hal
baru, pemahaman konsep berkembang berdasarkan lingkungan sekitar, keterampilan menulis
dan berbahasa terus berkembang, dapat memahami lebih dari satu seluruh gambar yang ada,
sangat kreatif dan senang menemukan hal-hal baru, sangat ingin tahu, dan mudah mengingat.
Ciri khas di atas harus menjadi bahan pertimbangan untuk mengontrol penggunaan internet
sebab tingginya keingintahuan anak terhadap hal baru. Dalam artian disini adalah penggunaan
internet selama belajar dari rumah. Oleh sebab itu guru dan orang tua harus bisa bekerjasama
dengan baik dalam mengelola proses pembelajaran online yang mengharuskan orang tua juga
mampu menggunakan internet sebab harus mengawasi penggunaannya saat anak belajar di
rumah. Dalam laporan ini akan dibahas mengenai karakteristik siswa kelas rendah dalam
menghadapi pembelajaran daring pada masa pandemi.

[AUTHOR NAME] 2
B. Tujuan Observasi
➢ Memenuhi tugas Strategi Pembelajaran SD
➢ Untuk mengetahui karakteristik siswa SD kelas rendah (kelas tiga) dalam mengikuti
pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 berlangsung.
➢ Untuk mengetahui gaya belajar dan respon siswa dalam menangkap pembelajaran
daring.
➢ Untuk mengetahui kendala siswa selama pembelajaran daring.
➢ Untuk mengtahui cara siswa mengerjakan tugas dari guru selama pembelajaran daring.

C. Sasaran Observasi
➢ Nama siswa: Joshua Karis Dwijanarko
➢ Kelas: 3 (tiga) SD
➢ Pekerjaan Orangtua: karyawan swasta
➢ Jenis Kelamin: laki-laki
➢ Ciri fisik: kurus, rambut ikal, warna kulit sawo matang, tinggi 130cm, mata belo,
hidung lumayan mancung.

D. Pelaksanaan Observasi
➢ Hari: Senin
➢ Tanggal: 21 September 2020
➢ Tempat: Senden, Sendangsari, Minggir, Sleman, Yogyakarta (Rumah Joshua)
➢ Waktu: 11.30-14.00 WIB

[AUTHOR NAME] 3
Hasil Observasi
A. Data Diri Siswa
Nama Siswa : Joshua Karis Dwijanarko
Umur : 8 tahun
Kelas : 3 SD
Asal (SD) : SD Kanisius Jetisdepok
Sistem pembelajaran : Daring / Luring (pilih salah satu atau keduanya)
Platform (Daring) : WhatsApp, Youtube
Pekerjaan Orang Tua : Karyawan Swasta
Ciri Fisik : Kurus, rambut ikal, warna kulit sawo matang, tinggi 130cm,
Laki-laki, mata belo, hidung lumayan mancung.

B. Tabel Wawancara Terkait Pembelajaran Daring


NO Aspek Deskripsi (Wawancara dengan Siswa dan Kakak
Siswa)
1. Cara siswa merespon materi Siswa membaca materi pada buku tematik atau menonton
saat BDR materi dari youtube yang diperintahkan guru melalui
whatsapp. Terkadang Joshua malas membaca jadi materi
dibacakan oleh kakak. Setelah membaca materi, siswa
meminta kakak mendampingi dalam memahami materi
dan tugas yang diberikan (dengan menanyakan
maksudnya). Lalu siswa mengerjakan tugas secara mandiri
dan diperiksa oleh kakak, jika ada yang salah siswa
diperingatkan untuk memperbaikinya. Setelah tugas
selesai, tugas dikirimkan ke guru oleh orang tua (setelah
pulang kerja, ayah memfoto tugas lalu dikirim ke guru).
Siswa dapat merespon materi dengan baik berkat
bimbingan dari kakak (kelas 2 SMP) karena orang tua
bekerja dari pagi sampai sore.

[AUTHOR NAME] 4
2. Aktivitas siswa saat Saat pembelajaran daring siswa biasanya belajar mengenai
pembelajaran daring/luring di materi dan mengerjakan tugas setelah materi dan tugas
rumah dibagikan oleh guru. Siswa tetap bangun pagi dan mandi
untuk bersiap sekolah daring. Jika siswa merasa Lelah dan
jenuh dalam mengerjakan tugas, siswa menyelingi dengan
menonton youtube, bermain game, menonton TV, atau
bersepeda di pelataran rumah. Kakak siswa yang selalu
memantau dan mengingatkan jika siswa terlalu asyik
bermain. Terkadang tugas yang diberikan berupa aktivitas
seperti bernyanyi dan membantu orang tua. Siswa selalu
menyelesaikan aktivitas yang diperintahkan pada tugas.

3. Kendala Siswa saat BDR ➢ Terkadang paket data habis.


➢ Terkadang materi kurang bisa dipahami karena kakak
juga kurang paham, orang tua juga sedang bekerja.
➢ Terkadang kakak terlalu sibuk dengan tugas sekolah
hingga kurang dapat membantu siswa dalam belajar.
➢ Terkadang tugas yang diberikan guru terlalu banyak.
➢ Siswa sering merasa bosan mengerjakan tugas sendiri
karena bila di sekolah biasanya mengerjakan bersama
teman-teman (kelompok)

4. Cara siswa bertanya Biasanya siswa bertanya kepada kakak “Mbak iki kepiye,
menyampaikan gagasan atau Mbak?” yang artinya “Kak ini bagaimana, Kak?”. Setelah
ide ke orang tua itu kakak menjelaskan dan terjadi interaksi antara siswa
dan kakak mengenai materi tersebut. Karena siswa masih
kelas 3 SD, penyampaian gagasan hanya sebatas bertanya
dan paham. Jika ada tugas dengan pertanyaan “bagaimana
menurutmu jika..” Siswa akan menyampaikan argumen/
pendapatnya kepada kakak dan kakak membantu
menyusun kata-katanya agar lebih rapi. Siswa sangat dekat
dengan kakak sehingga mau membicarakan apapun kepada

[AUTHOR NAME] 5
kakaknya, begitupun kakaknya juga perhatian dan
mengerti akan adiknya.

5. Cara siswa menyelesaikan Siswa menyelesaikan tugas dengan dibantu oleh orang tua/
tugas atau menyelesaikan kakak.
masalah dari guru ➢ Jika tugasnya membuat video mengenai aktivitas
seperti bernyanyi dan membantu orang tua, siswa
biasanya dibantu oleh kakak/ orang tua dengan cara
membantu dalam proses perekaman.
➢ Jika bingung dalam memahami dan mengerjakan
tugas, siswa dibantu memahami oleh kakak.
➢ Dalam pengiriman tugas, orang tua yang
mengirimkannya pada guru. Jika belum pulang dari
kerja, biasanya kakak yang mengirimkan ke orang tua,
lalu orang tua mengirimkan ke guru.

6. Cara siswa merespon atau Biasanya siswa meminta orang tua/ kakak menjelaskan
menanggapi sesuatu yang mengenai materi tersebut. Jika orang tua/ kakak kurang
baru (menurut mereka/siswa) mengerti, mereka akan mencoba mencarikannya dan
memahaminya terlebih dahulu dengan mencari referensi
melalui internet/ youtube. Karena siswa masih kelas 3 SD,
dia belum bisa memahami materi baru sendirian dan butuh
pendamping yang dapat menjelaskan dan mencontohkan.

[AUTHOR NAME] 6
C. Wawancara dengan Siswa

1. Apa yang dia lakukan saat waktu senggang?


Yang siswa lakukan saat waktu senggang adalah
➢ Menonton TV
➢ Menonton youtube
➢ Bermain dengan kakak
➢ Bersepeda sore
➢ Bernyanyi denga diiringi kakak atau youtube
➢ Terkadang siswa juga memasak bersama kakak.
➢ Jika orang tua sudah pulang kerja, biasanya siswa bercengkerama dan bermain
bersama orang tua.

2. Aktivitas apa yang disukai saat di sekolah?


Aktivitas yang disukai di sekolah adalah
➢ Bermain dengan teman
➢ Senam
➢ Membaca di perpustakaan
➢ Belajar kelompok
➢ Praktek keluar sekolah
➢ Mengikuti ekstra tari
➢ Pramuka

3. Bagaimanakah gaya belajar dia ketika di rumah? Apakah dengan gaya visual, auditori,
kinestetik, atau gabungan antara visual dengan auditori?
Gaya belajar siswa cenderung Kinestetik dan Auditori. Siswa belajar sambil menggerak-
gerakkan pensil dan memperagakan dengan tangan. Saat membaca mulut siswa bergerak
dan mengeluarkan suara. Biasanya siswa saat lelah mengerjakan tugas akan berjalan-jalan
di rumah lalu duduk lagi untuk melanjutkan tugasnya. Siswa kurang suka dengan dengan
tugas yang mengharuskan menulis terlalu panjang.

[AUTHOR NAME] 7
4. Perasaan anak saat melakukan aktivitas atau andai melakukan aktivitas berikut:
a. Menggambar: Siswa senang menggambar karena asyik terlebih saat mewarnai
gambarnya.
b. Bermain musik: Siswa senang bermain musik karena ayah dan kakak bias bermain
music keyboard dan gitar, sehingga siswa juga diajarkan.
c. Kerja kelompok: Siswa senang bekerja dalam kelompok saat di sekolah karena dapat
berinteraksi dengan teman yang seru-seru.
d. Bekerja sendiri: Siswa kurang senang bekerja sendiri karena bingung tidak ada
teman untuk ditanyai dan diajak berbincang. Sehingga biasanya siswa diingatkan
dan diajak kakak/ orang tua untuk belajar.
e. Menggunakan angka: Siswa senang pelajaran matematika karena asyik saat
menghitung angka-angka.
f. Menulis atau berbicara: Siswa kurang senang menulis yang terlalu panjang, namun
senang dalam hal berbicara dan bercerita.
g. Olahraga, menari, bergerak saat belajar: Siswa senang olahraga bersepeda,
mengikuti ekstra menari saat di sekolah, dan mengikuti ekstra karate di luar sekolah.
Saat belajar siswa juga sambil melakukan sesuatu misalnya menggerak-gerakan
pulpen, sambil menggerakkan tangan, sambil berjalan, dll.
h. Menyelesaikan masalah:Siswa kurang senang denan tugas analisis/ menyelesaikan
masalah karena merasa bingung dan pusing.
i. Berpikir sesuatu: Siswa senang berimajinasi terlebih tentang youtuber-youtuber
gaming dan seperangkat alat game-nya
j. Menggunakan teknologi: Siswa senang menggunakan beberapa teknologi antara lain
gawai, PS 3, Laptop, dan TV. Siswa menggunkaan teknologi tersebut untuk
menyelesaikan tugas dan untuk hiburan.
k. Menjadi pemimpin: Siswa kurang senang dan tidak mau menjadi pemimpin karena
anggapannya menjadi pemimpin memiliki banyak tugas yang banyak dan harus bisa
mengatur teman-temannya.
Sleman, 21 September 2020
Observer


Yovita Adventia

[AUTHOR NAME] 8
Pembahasan
A. Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah
Usia siswa pada kelompok kelas rendah, yaitu 6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun. Siswa
yang berada pada kelompok ini termasuk dalam rentangan anak usia dini. Masa usia dini ini
merupakan masa yang pendek tetapi sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu,
pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang
secara optimal. Karakteristik siswa SD kelas rendah menurut Notoatmojon (2012):
- Adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan
prestasi sekolah,
- Adanya kecenderungan memuji diri sendiri,
- Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain,
- Pada masa ini (terutama pada umur 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang
baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak,
- Tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang ada di dalam dunianya,
- Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.

Selanjutnya karakteristik siswa SD kelas rendah menurut Soemantri dan Nana Syaodih (2006):
- Senang Bermain
Pada umumnya anak SD terutama kelas-kelas rendah senang bermain. Karakteristik ini
menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan
terlebih untuk kelas rendah.
- Senang Bergerak
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam,
sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena
itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah
atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan
anak sebagai siksaan.
- Senang bekerja kelompok
Melalui pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak dapat belajar aspek-aspek penting
dalam proses sosialisasi seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia
kawan, belajar tidak tergantung pada orang dewasa di sekelilingnya, mempelajari perilaku
yang dapat diterima oleh lingkungannya, belajar menerima tanggung jawab, belajar
bersaing secara sehat bersama teman-temannya, belajar bagaimana bekerja dalam
kelompok, belajar keadilan dan demokrasi melalui kelompok.
[AUTHOR NAME] 9
- Senang melakukan atau merasakan sesuatu seara langsung
Berdasarkan teori tentang psikologi perkembangan yang terkait dengan perkembangan
kognitif, anak SD memasuki tahap operasi konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah,
anak belajar menghubungkan antara konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama.
Pada masa ini anak belajar untuk membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu,
fungsi badan, dan moral. Pembelajaran di SD cepat dipahami anak apabila anak dilibatkan
langsung melakukan atau praktik apa yang diajarkan gurunya.

Berdasarkan teori dari para ahli beberapa karakteristik siswa kelas 3 SD yaitu: Memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi untuk mengenal dunia, masih senang bermain, masih suka mengatur
dan menanggani berbagai hal, selalu ingin berprestasi dan tidak suka dengan rasa kecewa, dan
belajar dengan cara melihat langsung. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
siswa kelas 3 SD berada pada tahap operasional kongkret.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, karakteristik siswa persis seperti yang
dikemukakan oleh para ahli. Siswa masih senang ketika mendapat tugas yang berupa praktek
(misalnya membantu orang tua) daripada tugas yang mengharuskan siswa duduk diam. Siswa
senang tugas menggambar, mewarnai, dan bernyanyi. Tugas tersebut dapat membuat siswa
mengekspresikan dirinya. Namun, siswa kurang suka dengan tugas menulis, sehingga untuk
menyelingi dalam mengerjakan tugas, siswa biasanya bermain bersama kakak atau sendiri
dengan gawainya agar tidak bosan. Siswa juga mempunyai beberapa mainan yang dapat
dimainkan seperti mobil remote dan PS.
Siswa lebih senang mengerjakan tugas secara bersama-sama agar ada yang dapat diajak
berbincang mengenai materi, sehingga setiap mengerjakan tugas siswa didampingi oleh kakak.
Dalam mengoperasikan gawai juga didampingi oleh kakak agar siswa tidak menjadi kecanduan
dan dapat mengontrol penggunaan internet.
Siswa kelas 3 SD tentu mengalami perkembangan fisik dan motorik yang membuat
siswa menjadi lebih aktif dalam melakukan sesuatu. Siswa pada tahap operasional konkret
lebih condong meniru perilaku dari orang-orang di sekitarnya, sehingga orang-orang harus
lebih hati-hati dalam bertindak agar siswa dapat mencontoh perbuatan baik. Dalam hal ini,
ketika siswa melakukan sesuatu yang negatif, kakak dan orang tua akan menegur dengan halus
agar tidak menyakiti hati anak, sehingga anak dapat memahami kesalahannya dan mau
memperbaikinya. Jika siswa menangis, kakak dan orang tua akan membiarkan siswa
meluapkan emosinya terlebih dahulu, kemudian menasihatinya.

[AUTHOR NAME] 10
Hal yang dapat diambil adalah karakteristik perkembangan seseorang berbeda-beda,
tergantung faktor yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Dasam proses
perkembangan, terkadang terdapat beberapa aspek menimbulkan masalah. Masalah–masalah
tersebut bisa diperbaiki dengan dukungan dari orang-orang terdekatnya, terutama keluarga.
Setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga seorang anak tidak
boleh dipaksakan untuk menguasai seluruh aspek perkembangan.

B. Gaya Belajar Siswa


DePorter & Hernacki (2009: 110) mengemukakan bahwa gaya belajar seseorang adalah
kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
Selanjutnya Munir (2008: 159) berpendapat bahwa gaya belajar adalah karakteristik atau cara
yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan atau memproses informasi atau
pengetahuan dalam suatu proses pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan oleh Samples
(2002: 146) bahwa gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai untuk memproses pengalaman
dan informasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang paling disukai,
paling dominan dalam proses belajarnya, di mana individu dapat menerima, menyerap,
mengatur, dan mengolah informasi yang ia dapatkan.
Ada beberapa tipe gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Hal ini sesuai dengan
karakteristik siswa yang berbeda satu dengan yang lainnya. Menurut DePotter & Hernacki
(2009: 116) gaya belajar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu gaya belajar visual, gaya belajar
auditorial, dan gaya belajar kinestetik.
- Gaya belajar visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar di mana gagasan, konsep, data dan informasi
lainnya dikemas dalam bentuk gambar dan teknik. Siswa yang memiliki tipe gaya belajar
visual akan memiliki interes yang tinggi ketika diperlihatkan: gambar, grafik, grafis
organisatoris, seperti jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi visual lainnya;
- Gaya belajar auditori
Gaya belajar auditori adalah suatu gaya belajar di mana siswa belajar melalui
mendengarkan. Siswa dengan tipe gaya belajar auditory akan dapat menghafal dengan
cepat melalui membaca teks dengan keras atau mendengarkan media audio.

[AUTHOR NAME] 11
- Gaya belajar kinestetik
Gaya belajar ini menyenangi belajar yang melibatkan gerakan. Biasanya orang yang tipe
ini, merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekadar membaca buku tetapi
juga mempraktikkanya. Dengan melakukan atau menyentuh objek yang dipelajari akan
memberikan pengalaman tersendiri bagi tipe kinestetik.

Berdasarkan observasi, Joshua termasuk dalam gaya belajar gabungan antara kinestetik
dan auditori. Siswa biasanya menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari/
pulpen sebagai penunjuk ketika membaca materi. Siswa mudah bosan jika hanya duduk diam,
sehingga dalam belajar teori diselingi dengan kegiatan lain. Dalam penataan kamar dan buku-
bukunya kurang rapi serta tulisan siswa tidak begitu rapi. Siswa lebih menyukai tugas praktek
daripada teori. Siswa biasanya melakukan segala sesuatu yang diinginkannya untuk
menyibukkan diri, misalnya menganggu kakak, bermain, dll. Siswa menyukai beberapa
olahraga seperti karate dan bersepeda, serta kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler seperti menari
dan pramuka.
Di samping senang bergerak, siswa senang bercerita dan bercanda. Siswa tergolong
cerewet jika sudah berbincang dengan orang yang ia kenali. Dalam belajar, siswa membaca
materi dengan menggerak-gerakkan bibir dengan bunyi. Terkadang siswa malas membaca dan
yang membacakan adalah kakaknya sehungga siswa cukup mendengarkan dan mengerjakan
tugas. Siswa mudah terganggu jika orang di sekitarnya berisik saat ia belajar. Siswa dapat
mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara, namun merasa malas untuk
menulis yang cukup panjang. Siswa hebat dalam bercerita dan berbicara. Siswa menyukai
musik sehingga jika mendapat tugas menyanyi ia merasa senang.

C. Kecerdasan Majemuk
Setiap siswa adalah unik. Oleh karena itu, siswa dalam satu kelas tentulah beragam
dalam berbagai hal, termasuk dalam hal kecerdasan mereka. Tidak hanya tingkat
kecerdasannya saja yang beragam, tetapi jenis kecerdasannyapun juga beragam. Idealnya,
seorang guru harus memperhatikan keragaman kecerdasan siswa dalam kelasnya agar ia
mampu membantu setiap siswa mencapai prestasi optimal mereka dengan memanfaatkan
potensi kecerdasan yang dimilikinya.
Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses
kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia.

[AUTHOR NAME] 12
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu,
kecerdasan musikal misalnya, akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek
hidupnya. Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan dalam
tingkat yang berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-
ciri. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya. Dalam
kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau berurutan
dalam suatu atau lebih aktivitas. Dalam kasus khusus, ditengarai adanya individu savant, yakni
orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi pada satu jenis kecerdasan, namun
rendah dalam kecerdasan yang lain.
Berikut ini penjelasan untuk ke sembilan jenis kecerdasan majemuk menurut Howard
Gardner.
- Kecerdasan Linguistic
Kecerdasan linguistic berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menggunakan kata-
kata secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Seseorang dengan tingkat kecerdasan
linguistic yang tinggi pada umumnya pandai membaca, menulis, mendengarkan, bercerita
dan menghafal kata-kata. Mereka cenderung belajar paling baik dengan membaca,
mencatat, mendengarkan ceramah, dan dengan mendiskusikan dan berdebat tentang apa
yang telah mereka pelajari.
- Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal berkaitan dengan kepekaan seseorang terhadap suara, ritme, nada, dan
musik. Orang dengan tinkat kecerdasan musical yang tinggi mampu bernyanyi, memainkan
alat musik, mengingat melodi, atau menulis musik. Karena ada komponen pendengaran
yang kuat untuk kecerdasan ini, maka mereka pada umumnya dapat belajar dengan baik
melalui ceramah, atau menggunakan lagu.
- Kecerdasan Logical-mathematical
Kecerdasan logical-mathematical berkaitan dengan kemahiran seseorang dalam
menggunakan logika atau penalaran, melakukan abstraksi, menggunakan bilangan, dan
dalam berpikir kritis. Mereka yang memiliki kecerdasan logical-mathematical yang tinggi
pada umumnya tertarik pada kegiatan eksplorasi matematis, seperti menggolong-
golongkan (klasifikasi), menghitung, membuktikan, dan menggeneralisasi.
- Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual-spasial ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam
memvisualisasikan gambar di dalam benak mereka. Mereka yang memiliki kecerdasan

[AUTHOR NAME] 13
visual-spatial yang tinggi pada umumnya terampil mengenali dan menggambar dalam dua
dan tiga dimensi, imajinatif, kreatif, dan peka terhadap warna, garis, bentuk, dan ruang, dan
hubungan antar unsur tersebut. Mereka cenderung mengingat sesuatu menggunakan
coretan, sketsa, atau gambar-gambar.
- Kecerdasan Bodily-kinesthetic
Kecerdasan bodily-kinesthetic berkaitan dengan keahlian seseorang dalam menggunakan
atau menggerakkan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Mereka
yang memiliki kecerdasan bodily-kinesthetic yang tinggi pada umumnya mampu bergerak
dengan ketepatan yang tinggi, terampil menggunakan tangannya untuk menciptakan atau
mengubah sesuatu, dan memiliki beberapa ketrampilan fisik yang spesifik, seperti
melakukan koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan
dalam bergerak. Mereka pada umumnya juga memiliki kepekaan dalam menerima
rangsangan atau sentuhan.
- Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam hubungannya
dengan kapasitas introspektif dan self-reflective. Mereka yang memiliki kecerdasan
intrapersonal yang tinggi cenderung memiliki pemahaman yang mendalam tentang diri
mereka sendiri, apa kekuatan atau kelemahan dirinya, dan apa yang membuat dirinya unik.
Mereka juga mampu memprediksi reaksi diri atau emosi mereka sendiri dalam menghadapi
sesuatu. Berfikir kritis dan filosofis termasuk diantara ciri orang dengan kecerdasan ini.
- Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memahami,
berinteraksi, dan bekerja dengan orang lain. Secara teori, orang yang memiliki kecerdasan
interpersonal yang tinggi memiliki kepekaan terhadap suasana hati, perasaan, dan
temperamen orang lain. Mereka yang cerdas secara interpersonal biasanya belajar paling
baik dengan bekerja dengan orang lain dan sering menikmati diskusi dan perdebatan.
- Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis ini berkaitan dengan kepekaan seseorang dalam menghadapi
fenomena alam. Mereka yang memiliki kecerdasan naturalist yang tinggi pada umumnya
memiliki kemampuan untuk mengenali bentuk dan menggolongkan spesies flora dan fauna
di alam sekitar mereka. Mereka pada umumnya juga senang belajar sesuatu dengan cara
mengelompokkan apa yang dipelajari menurut ciri-ciri tertentu, dan menyukai aktivitas
outdoor.

[AUTHOR NAME] 14
- Kecerdasan Existentialist
Kecerdasan existentialist berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mempertanyakan
segala sesuatu. Mereka yang memiliki kecerdasan existentialist cenderung
mempertanyakan segala sesuatu seperti keberadaan manusia, arti kehidupan, arti kematian,
dan berbagai realita yang dihadapi manusia dalam kehidupan. Mereka cenderung bertanya
“mengapa”.

Berdasarkan observasi, ke-delapan kecerdasan ini tentu tidak sekaligus dikuasai oleh siswa.
Siswa memiliki beberapa kecerdasan yang menonjol meliputi:
- Kecerdasan linguistic
Siswa senang berbicara dan bercerita. Siswa tanggap jika ditanya dan terkadang dapat
membawa suasana percakapan menjadi lucu karena lawakannya. Siswa senang bercerita
mengenai pengalaman dan tentang dunia gaming.
- Kecerdasan musical
Siswa dapat bernyanyi dengan baik, sesuai ritme dan nada lagu.
- Kecerdasan bodily kinestetik
Siswa aktif dalam bertingkah laku. Siswa menyenangi beberapa olah raga seperti bersepeda
dan karate. Siswa senang bermain, berlarian, dan lompat-lompat di dalam rumah. Siswa
juga senang mengajak kakaknya untuk bermain drama.

Untuk kecerdasan lainnya, siswa juga menguasai namun kurang maksimal. Kembali
lagi pada perbedaan karakteristik dan potensi siswa. Setiap orang tentu sulit jika diharuskan
memiliki semua kecerdasan tersebut. Kita tidak dapat menyamaratakan kecerdasan semua
siswa. Orang tua juga harus mengenali potensi setiap anak. Setiap siswa memiliki potensi
masing-masing yang harus dikembangkan entah dalam ilmu eksak atau non-eksak. Kita tidak
bisa menuntut seorang anak yang berpotensi dalam seni untuk menghafal dan menguasai
matematika sama seperti temannya yang memang memiliki kecerdasan matematik. Terkadang
guru dan orang tua menganggap bahwa anak yang pintar adalah anak yang IPA dan
matematikanya (intelektialnya) bagus. Yang perlu ditekankan lagi adalah Pendidikan karakter.
Sikap sangat penting dalam kehidupan ini karena kita hidup tidak sendiri. Percuma jika siswa
tersebut genius namun memiliki karakter yang negatif. Untuk itu, Pendidikan haruslah
seimbang, tidak hanya menitikberatkan pada intelektual saja agar anak dapat hidup
berdampingan dengan masyarakat.

[AUTHOR NAME] 15
Penutup
Kesimpulan
Kesimpulan observasi mengenai pembelajaran pada masa pandemic COVID-19 adalah, orang
tua/ saudara harus mendampingi siswa dengan sabar dalam belajar dan menyelesaikan tugas-
tugas sekolahnya. Pendamping juga memastikan siswa memegang gawai untuk kegiatan yang
berarti sehingga harus selalu diawasi dalam penggunaan teknologi. Pendamping dituntut untuk
mengetahui cara belajar siswa agar dalam melaksanaan pembelajaran daring, siswa dapat
belajar dengan nyaman. Pendamping tidak menuntut siswa untuk menguasai semua mata
pelajaran dengan maksimal. Pendamping harus mengetahui potensi siswa agar dapat
mengembangkannya. Biarlah siswa mengekspresikan dirinya, tidak hanya dikekang dengan
belajar materi setiap hari setiap waktu. Pendamping juga harus tahu bahwa pelajaran tidak
hanya berupa mata pelajaran saja, penting untuk menumbuhkan karakter positif pada anak agar
ia menjadi pribadi yang positif.

Daftar Pustaka
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132313274/pengabdian/KARAKTERISTIK+DAN+CARA+
BELAJAR+SISWA+SD+KELAS+RENDAH.pdf (diakses 6 Oktober 2020 pukul 23.00 WIB)

https://eprints.uny.ac.id/18538/4/4.%20Bab%20II.pdf (Diakses 6 Oktober pukul 01.00 WIB)

Mardiana, Mardiana, Rosmawati Rosmawati, and Abu Asyari Abu Asyari. Analisis Gaya

Belajar Siswa SD Negeri 006 Tanjung Medan. Diss. Riau University.

Musfiroh, Tadkiroatun, and A. Landasan Teoretis. "MULTIPLE INTELLIGENCES dan

Implikasinya dalam Pendidikan." Pusdi PAUD. Lemlit UNY, http//multiple


intelegence. com diakses tanggal 15 (2014).

[AUTHOR NAME] 16
LAMPIRAN
INSTRUMEN PENGAMATAN OBSERVASI SISWA

Nama Siswa : Joshua Karis Dwijanarko

Umur : 8 tahun

Kelas : 3 SD

Asal (SD) : SD Kanisius Jetisdepok

Sistem pembelajaran : Daring / Luring (pilih salah satu atau keduanya)

Platform (Daring) : WhatsApp, Youtube

Pekerjaan Orang Tua : Karyawan Swasta

Ciri Fisik : Ganteng, kurus, rambut ikal, warna kulit sawo matang, tinggi
130cm, Laki-laki, mata belo, hidung lumayan mancung.

No Aspek Deskripsi (Wawancara dengan Siswa atau Orang tua Siswa)

1. Cara siswa merespon Siswa membaca materi pada buku tematik atau menonton materi dari
materi saat BDR youtube yang diperintahkan guru melalui whatsapp. Terkadang Joshua
malas membaca jadi materi dibacakan oleh kakak. Setelah membaca
materi, siswa meminta kakak mendampingi dalam memahami materi
dan tugas yang diberikan. Lalu siswa mengerjakan tugas secara
mandiri dan diperiksa oleh kakak, jika ada yang salah siswa
diperingatkan untuk memperbaikinya. Setelah tugas selesai, tugas
dikirimkan ke guru oleh orang tua.

Siswa dapat merespon materi dengan baik berkat bimbingan dari


kakak.

2. Aktivitas siswa saat Belajar materi yang diberikan guru, Mengerjakan tugas, menonton
pembelajaran daring/luring youtube, menonton TV, bersepeda
di rumah

3. Kendala siswa saat BDR Terkadang paket data habis, terkadang materi kurang bisa dipahami
karena kakak juga tidak paham, tugas yang diberikan guru terlalu
banyak.

[AUTHOR NAME] 17
4. Cara siswa bertanya Joshua bertanya kepada orang tua/ kakak “pak iki kepiye, pak?” yang
menyampaikan gagasan artinya “pak ini bagaimana, pak?”. Setelah itu, orang tua/ kakak
atau ide ke orang tua menjelaskan dan terjadi interaksi antara Joshua dan orang tua/ kakak
mengenai materi tersebut. Karena Joshua masih kelas 3 SD,
penyampaian gagasan hanya sebatas bertanya dan paham.

5 Cara siswa menyelesaikan Joshua menyelesaikan tugas dengan dibantu oleh orang tua/ kakak.
tugas atau menyelesaikan Jika tugasnya membuat video, kakak membantu dalam proses
masalah dari guru perekaman. Jika bingung dalam mengerjakan tugas, Joshua dibantu
memahami oleh orang tua/ kakak.

6 Cara siswa merespon atau Meminta orang tua/ kakak menjelaskan mengenai materi tersebut. Jika
menanggapi sesuatu yang orang tua tidak mengerti, mencari referensi melalui internet/ youtube.
baru (menurut Karena Joshua masih kelas 3 SD, dia belum bias memahami materi
mereka/siswa) baru sendirian dan butuh pendamping yang dapat menjelaskan.

Wawancara dengan siswa


Mintalah siswa untuk menjawab pertanyaan berikut ini:
5. Apa yang dia lakukan saat waktu senggang?
Menonton TV, Menonton youtube, bermain dengan kakak, bersepeda sore, bernyanyi.
6. Aktivitas apa yang disukai saat di sekolah?
Bermain dengan teman, senam, Membaca di perpustakaan, belajar kelompok, praktek
keluar sekolah, ekstra tari, pramuka.
7. Bagaimanakah gaya belajar dia ketika di rumah? Apakah dengan gaya visual, auditori,
kinestetik, atau gabungan antara visual dengan auditori?
Kinestetik. Joshua belajar sambil menggerak-gerakkan pensil dan memperagakan dengan
tangan. Belajarnya juga sambil mengeluarkan suara saat membaca.

[AUTHOR NAME] 18
8. Tanyakan perasaan anak saat melakukan aktivitas atau andai melakukan aktivitas
berikut:
l. Menggambar: senang karena suka batik
m. Bermain music: ya, senang bermain music karena ayah dan kakak bias bermain
music.
n. Kerja kelompok: senang saat di sekolah karena dapat berinteraksi dengan teman
o. Bekerja sendiri: tidak senang, mungkin bingung karena tidak ada teman untuk
ditanyai
p. Menggunakan angka: senang matematika
q. Menulis atau berbicara: tidak senang menulis yang terlalu Panjang, namun senang
dalam hal berbicara.
r. Olahraga, menari, bergerak saat belajar: senang olahraga bersepeda, menari saat di
sekolah, saat belajar juga sambil melakukan sesuatu.
s. Menyelesaikan masalah: Tidak senang, merasa puyeng/ pusing
t. Berpikir sesuatu: Senang berimajinasi
u. Menggunakan teknologi: senang untuk bermain hiburan
v. Menjadi pemimpin: Tidak senang dan tidak mau menjadi pemimpin karena pusing
memikirkan tugas-tugas pemimpin.
Tempat, ….…….. 2020
Observer

Yovita Adventia

[AUTHOR NAME] 19
[AUTHOR NAME] 20

Anda mungkin juga menyukai