Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR

PROGRAM HIBAH BINA DESA


COVER

PENGUATAN PROGRAM LANJUTAN PULAU TANGGUH


BENCANA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI PULAU ARAR
PROVINSI PAPUA BARAT

OLEH:

Ketua : Mustakim (148520116094 - Angkatan 2016)


Anggota : Rosita Dwi Kusuma (148420516067 - Angkatan 2016)
Trio Nurdianto (148320716067 - Angkatan 2016)
Luluk Rizki Asmariah (148320718034 - Angkatan 2018)
Nur laila ren-el (148420216025 - Angkatan 2016)
Muhammad Lutfi zulfikar (148320717043 - Angkatan 2017)
Muhammad Rahmatul Fauzi (148320716043 - Angkatan 2016)
Neng Yulianti (148420618023- Angkatan 2018)
Muhammad Apriandi Frantoni ( Belum Keluar - Angkatan 2018)
Sukmawati Nadila Kaimudin (148420516076- Angkatan 2016)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH


(UNIMUDA) SORONG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

ii
DAFTAR ISI

LAPORAN AKHIR ................................................................................................................. i


PROGRAM HIBAH BINA DESA ........................................................................................... i
COVER .................................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
ABSTRAK ...............................................................................................................................1
LATAR BELAKANG MASALAH .........................................................................................2
PERUMUSAN MASALAH ....................................................................................................3
TUJUAN ..................................................................................................................................3
MANFAAT..............................................................................................................................4
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ............................................................4
METODE PELAKSANAAN ...................................................................................................5
1. Survey Awal .............................................................................................................5
2. Identifikasi Masalah .................................................................................................5
3. Analisis Kebutuhan ..................................................................................................5
4. Penetapan Khalayak Sasaran ....................................................................................6
5. Penyusunan Program ................................................................................................6
6. Perumusan dan pengukuran indikator keberhasilan ..................................................6
7. Pelaksanaan Program ...............................................................................................7
8. Strategi Pembinaan Khalayak Sasaran .....................................................................7
9. Perintisan Kemitraan ................................................................................................7
10. Monitoring dan Evaluasi berdasarkan indikator keberhasilan program ....................7
11. Lokarya Hasil dengan Meghadirkan Stakeholder Program ......................................8
12. Pelaporan..................................................................................................................8
PELAKSANAAN ...................................................................................................................8
EVALUASI DAN KEBERLANJUTAN ...............................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ...........................................................10

iii
ABSTRAK

Program hibah bina desa ini bertujuan untuk penguatan kembali desa
Arar yang tangguh dan tanggap terhadap bencana dengan memperkuat relawan
kebencanaan yang sudah ada sebelumnya yaitu, terdiri dari elemen masyarakat
terkhusus para pemuda desa. Disamping penguatan para relawan kebencanaan,
dari program hibah bina desa ini mencoba mengembangkan taraf perekonomian
masyarakat di Pulau Arar. Agar terlaksana desa yang tangguh akan bencana dan
meiliki perekonomian yang baik perlu adanya upaya yang dilakukan
diantaranaya pelatihan pelestarian pohon mangrove, pelatihan mitigasi bencana,
serta pelatihan pengolahan buah mangrove menjadi bahan makanan yang
berinilai ekonomis tinggi. Dalam hal ini adapun mitra yang bekerja sama dalam
program hibah bina desa ini diantaranya Kampus UNIMUDA Sorong, Badan
SAR Nasional (BASARNAS Propinsi Papua Barat), Muhammadiyah Disaster
Management Center (MDMCKabupaten Sorong) dan Dinas Pertanian
Kabupaten Sorong Dengan adanya beberapa program tersebut maka diharapakn
masyarakat kampung Arar sigap dan tanggap terhadap bencana dan memiliki
taraf ekonomi yang baik dengan memanfaatkan buah mangrove yang tesebar
disekitar kampung Arar.

Kata Kunci : (mitigasi bencana, bina desa, arar kampung, Kabupaten Sorong)

1
LATAR BELAKANG MASALAH

Pulau Arar memiliki luas kurang lebih 50 Hektar, terletak disekitar 4 Mil laut dari
lepas pantai daratan Kepala Burung, Kabupaten Sorong. Secara administratif pemerintahan di
Pulau Arar memiliki 1 kampung definitif yaitu Kampung Arar yang berada di Distrik
Mayamuk Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat.
Pulau Arar dihuni oleh 170 Kepala Keluarga (KK) dengan sekitar 680 jiwa. Terdiri
dari berbagai suku, yakni Suku Moi sebagai penduduk asli Sorong, Suku Biak-Numfor juga
tinggal di pulau tersebut. Demikian pula suku asli dari Raja Ampat mendiami pulau ini sejak
awal. Disamping itu juga sebagian kecil masyarakat dari suku Jawa, Bugis, Buton, Seram,
Ambon, dan Ternate. Kehidupan bermasyarakat di Pulau Arar sangat dinamis dan harmonis,
dimana sejak lama telah berlangsung interaksi yang baik antara penduduk asli papua dan
masyarakat pendatang.
Pulau Arar memiliki wilayah yang terdiri atas dataran rendah, dikelilingi hutan
mangrove, pasir putih, dan lautan. Mata pencaharian utama masyarakat lokal adalah nelayan,
pertanian rumput laut, dan sebagiannya adalah buruh pabrik dan bertani. Hasil tangkapan ikan
oleh nelayan biasanya dikonsumsi sendiri, dijual kepada penduduk kampung, dan ada pula
yang dijual ke pabrik. Tanaman kelapa dan sukun menjadi penghasilan tambahan bagi
penduduk setempat.
Sebagai kawasan Kepulauan Pulau Arar merupakan sebuah pulau tersendiri di
Kabupaten Sorong. Kampung Arar merupakan suatu pulau yang sangat menarik yang
mempunyai laut yang cocok untuk membudidayakan rumput laut apabila dimanfaatkan
dengan baik. Pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan
ini akan membawa dampak pertumbuhan ekonomi yang baik bagi masyarakat di Pulau Arar.
Namun pemanfaatan potensi alam tersebut belum maksimal, oleh karena itu kami
mengusahakan untuk memaksimalkan potensi sumber daya tersebut sehingga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di pulau ini.
Pulau yang indah dan penuh keajaiban tersebut menyediakan air tawar bagi daerah
sekitarnya ketika ada kemarau panjang. Bahkan berdasarkan penuturan tokoh adat setempat
pada tahun 1980an yang bernama Hendrison Iriana menjelaskan bahwa ketika terjadi kemarau
panjang dan masyarakat dari daratan Kabupaten Sorong mengambil air dari pulau ini termasuk
juga sebuah perusahaan kayu lapis.

2
Kondisi masyarakat yang tinggal di Pulau Arar, hidup dengan jumlah pendapatan yang
kecil, tingkat pendidikan yang rendah, dan tingkat kesejahteraan yang rendah. Hal itu dapat
mengancam suatu kehidupan masyarakat yang terkurung dalam garis kemiskinan.
Kemiskinan merupakan suatu ancaman bagi semua instansi pemerintah maupun swasta dalam
berbagai bidang yang turut dalam pengelolaan pembangunan wilayah kepulauan secara
kontinyu. Kemiskinan dapat menyebabkan terjadinya eksploitasi, khususnya lingkungan alam
yang dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove dan nilai-nilai komoditi suatu pulau.
Hal itu tentu berdampak serius pada lingkungan alam berupa abrasi pantai yang semakin
mengancam ruang hidup masyarakat Pulau Arar.
Analisa di atas menggambarkan ancaman yang ada di Pulau Arar. Sehingga, perlu
adanya suatu tindakan yang bersifat solutif dalam merumuskan berbagai pendekatan terkait
pembangunan di kepulauan kecil, khususnya Pulau Arar. Guna mengatasi permasalahan
tersebut, diperlukan suatu tindakan dengan mitigasi bencana sebagai salah satu strategi yang
dapat memberikan solusi. Solusi tersebut dapat membantu untuk beradaptasi dan menghadapi
potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana
yang merugikan.

PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan penting yang harus dicarikan solusi adalah masalah budaya dan
kesadaran kesiapsiagaan bencana yang masih rendah dalam menuju pulau tangguh bencana
berbasis kearifan lokal di Pulau Arar.
Program ini merupakan solusi agar masyarakat lokal di Pulau Arar setara dengan
saudaranya yang lain. Melalui program inilah akan dilaksanaan pembinaan dan
memberdayakan masyarakat lokal dalam hal beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman
bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana yang merugikan.
TUJUAN

Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan ini adalah:


1. Dapat mengembangkan citra Pulau Arar menjadi pulau tangguh bencana di tanah Papua.
2. Dapat menindak lanjuti jejaring mitigasi bencana dengan berbagai pihak yang terkait.
3. Dapat mengembangkan kemampuan kelompok relawan bencana di Pulau Arar yang
memiliki kompetensi penanggulangan bencana.

3
MANFAAT

Manfaat dari program ini adalah mendidik dan mengajarkan kepada masyarakat di
Pulau Arar memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu
mengorganisasikan sumber daya masyarakatnya untuk mengurangi kerentanan sekaligus
meningkatkan kapasitas demi mengurangi resiko bencana.

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Pulau Arar adalah sebuah pulau yang terletak di Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong
Provinsi Papua Barat yang memiliki wilayah seluas 50 Hektar terdiri atas dataran rendah,
dikelilingi hutan mangrove, pasir putih, dan lautan. Pulau tersebut dihuni oleh penduduk
dengan latar belakang etnis yang beragam. Terdapat sekitar 300 KK yang mendiami pulau ini,
dimana didalamnya mayoritas penduduk Asli Suku Raja Ampat, Suku Biak Numfor, dan
Suku Moi. Disamping itu juga sebagian kecil masyarakat dari suku Jawa, Bugis, Buton,
Seram, Ambon, dan Ternate. Kehidupan bermasyarakat di Pulau Arar sangat dinamis dan
harmonis, dimana sejak lama telah berlangsung interaksi yang baik antara penduduk asli papua
dan masyarakat pendatang. Mata pencaharian utama masyarakat lokal adalah nelayan,
pertanian rumput laut, dan sebagiannya adalah buruh pabrik dan bertani.
Adanya pengaruh pertambahan penduduk dan globalisasi, memberikan tekanan untuk
berintegrasi ke dalam tatanan masyarakat luas menyebabkan sumber daya alam terus
dieksploitasi. Kekuatan ekonomi dan sosial dari luar secara perlahan dan pasti seringkali
menghancurkan tata- nilai, adat istiadat, dan praktek lokal akan dipengaruhi. Generasi
mudapun akan memperoleh tata- nilai baru yang berbeda dengan tatanan lama. Karena
menjadi kurang relevan, maka jaringan komunikasi tradisional pun akan hancur. Jika proses
ini terus berlangsung tanpa usaha melestarikannya, maka kerawanan bencana alam yang ada
akan menjadi semakin menggerus ruang hidup masyarakat di Pulau Arar.
Berkaitan dengan aspek pembangunan, idealnya kearifan lokal harus menjadi
pertimbangan penting dalam pembangunan tetapi pada praktiknya peran kearfian lokal ini
hanyalah sekedar pengakuan saja. Banyak agen pembangunan yang kurang memperhatikan
suara masyarakat secara nyata. Mereka masih cenderung mengasumsikan bahwa masyarakat

4
ingin tetap berpegang teguh pada cara kuno dan tidak menemukan atau menutup diri adanya
celah keterpaduan antara kearifan lokal dan modern dan inilah yang berdampak pada
kelestarian lingkungan alam sekitarnya.

METODE PELAKSANAAN
1. Survey Awal
a. budaya dan kesadaran kesiapsiagaan bencana yang masih rendah
b. Pertambahan penduduk yang pesat, terutama masyarakat pendatang
c. Abrasi pantai
d. Penebangan hutan mangrove
2. Identifikasi Masalah
Pulau Arar adalah salah satu pulau di Provinsi Papua Barat yang berbatasan
langsung dengan laut lepas. Hal ini membuat Pulau Arar diterpa ombak yang cukup
besar dibeberapa sisi pulau yang berakibat pada abrasi pantai. Kondisi ini diperparah
dengan pemanfaatan sumber daya alam berupa pohon mangrove yang berebihan. Tidak
adanya proses reboisasi membuat ekosistem pesisir laut disekitar Pulau Arar menjadi
rusak. Rusaknya ekosistem pesisir berdampak pada menurunnya jumlah tangkapan
nelayan Pulau Arar karena terumbu karang yang merupakan rumah bagi ikan telah rusak
akibat abrasi dan penebangan pohon mangrove tanpa reboisasi. Hal ini tentu saja menjadi
masalah yang harus diatasi. Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan
menumbuhkan kearifan lokal seperti tidak berlebihan dalam menebang pohon
mangrove, menanami kembali hutan mangrove yang gundul dan melakukan reboisasi (
pelarangan merusak ekosistem laut).
3. Analisis Kebutuhan
Menurunnya hasil tangkapan nelayan Pulau Arar berdampak pada rendahnya
ekonomi masyarakat di Pulau Arar yang sebagaian besar berprofesi sebagai nelayan.
Kerusakan ekosistem dan hutan mangrove dianggap menjadi salah satu penyebab
menurunnya hasil tangkapan nelayan. Hal ini menunjukan bahwa perlu adanya upaya
perbaikan terhadap ekosistem di Pulau Arar. Diharapkan melalui program hibah bina
desa (PHBD) Pulau Arar dapat diberdayakan dengan kegiatan memperbaiki ekosistem
laut dan pesisir Pulau Arar. Dengan begitu, tidak hanya tangkapan ikan yang meningkat

5
tetapi juga Pulau Arar akan menjadi pulau yang tangguh bencana karena mangrove
mengurangi abrasi akibat ombak. Ekosistem laut dan pesisir yang baik juga sangat
membantu produksi rumput laut yang juga menjadi salah satu mata pencarian
masyarakat Pulau Arar. Dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan penghasilan
masyarakat Pulau Arar.
4. Penetapan Khalayak Sasaran
Tim PHBD yang mengamati Pulau Arar memandang bahwa, masyarakat yang
bertempat tinggal di Pulau Arar bukan hanya yang berprofesi sebagai nelayan tetapi
banyak juga masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan buruh pabrik sehingga dari
pengamatan tersebut, apabila terjadi suatu bencana maka bukan hanya masyarakat yang
berprofesi sebagai nelayan yang dirugikan tetapi masyarakat secara umum yang
profesinya selain nelayan juga ikut dirugikan. Dalam program ini kita melibatkan
seluruh masyarakat yang berada di Pulau Arar dan ditambah dengan dukungan dari
mitra kerjasama.
5. Penyusunan Program

• Survey Awal
Persiapan • Sosialisasi Program Pada Masyarakat
•pemasangan baliho peta kebencanaan
•pengembangan relawan kampung
•penyusunan legislasi kampung terkait kebencanaan
Pelaksanaan
•pendampingan Program ke masyarakat sasaran
•Pembentukan pos kebencanaan
•pelestarian Mangrove sebagai ekonomi kreatif masyarakat
• Penyusunan laporan Akhir
Peyususnan
laporan
• Penyusunan Publikasi Ilmiah

6. Perumusan dan pengukuran indikator keberhasilan


Model mitigasi bencana berbasis kearifan lokal yang dihasilkan menjadikan produk
inovasi yang dihasilkan dari progam ini:
a. Pelatihan kebencanaan guna meningkatkan pengetahuan serta kemampuan dalam
menwujudkan desa tangguh bencana kepada relawan dan masyarakat tangguh bencana
yang telah terbentuk sebelumnya.

6
b. Pembentukan pos kebencanaan sebagai pusat tempat dari program masyarakat tangguh
bencana sehingga dapat menjadi tempat kumpul bagi relawan dan pusat komando
sewaktu-waktu ada bencana
c. Pelestarian mangrove di kampung arar berupa penanaman tanaman mangrove di pesisir
yang belum di tumbuhi mangrove dan perawatan mangrove yang sudah ada serta
pelatihan terhadap masyarakat mengenai perawatan mangrove dan memanfaatkan
tanaman mangrove sebagai ekonomi kreatif kampung arar
7. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan Program meliputi: penyusunan baliho peta kebencanaan,
pengembangan relawan kampong, pelatihan tindak lanjut kebencanaan, pembuatan pos
kebencanaan, pelestarian pohon mangrove sebagai ekonomi kreatif masyarakat,
Pendampingan Program, serta Monitoring dan evaluasi Program.
8. Strategi Pembinaan Khalayak Sasaran
Strategi yang digunakan melalui Pelatihan lanjutan kebencanaan, Pelestarian
Tumbuhan Mangrove, pembuatan pos kebencanaan dan sosialisasi ke masyarakat pulau
Arar mengenai pelestarian tanaman mangrove dan pemanfaatannya sebagai ekonomi kreatif
masyarakat.
9. Perintisan Kemitraan
Pihak yang kiranya akan diajak bermitra antara lain :
1. UNIMUDA (Universitas Pendidikan Muhammadiyah) Sorong
2. MDMC (Muhammadiyah disaster Management center)
3. Balai BKSDA (Besar Konservasi Sumber Daya Alam)
4. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
5. BASARNAS (Badan Search And Rescue Nasional)
10. Monitoring dan Evaluasi berdasarkan indikator keberhasilan program
1. Dengan adanya pengembangan kampung lembaga kerelawanan bencana yang
menangani mitigasi bencana di Pulau Arar dapat memudahkan pengelolaan mitigasi
bencana yang telah dibuat.
2. Dengan adanya pembetukan pos kebencanaan maka masyarakat akan mampu
mengantisipasi bencana yang akan datang.

7
3. Degan adanya pelestarian mangrove maka hutan mangrove yang ada di Pulau Arar akan
mencegah bencana dan pemanfaatan mangrov untuk ekonomi kreatif masyarakat.
11. Lokarya Hasil dengan Meghadirkan Stakeholder Program
Dengan adanya lokakarya ini kami akan memaparkan program lanjutan membangun
pulau tangguh bencana berbasis kearifan lokal di pulau arar, yang telah kami lakukan,
dengan menjelaskan pelestarian magrove sebagai ekonomi kreatif masyarakat dan
kelestarian alam di pulau arar melalui kearifan lokal (budaya adat) masyrakat pulau arar.
12. Pelaporan
a. Pelaporan Pembuatan laporan awal disesuaikan dengan hasil yang telah dicapai selama
melakukan pembinaan terhadap masyarakat Pulau Arar.
b. Revisi laporan Revisi laporan dilakukan apabila terdapat perkembangan baru saat
program bina desa berlansung atau telah selesai dilaksanakan.
c. Pembuatan laporan akhir Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi
laporan apabila terjadi kesalahan dalam pemuatan laporan agar dalam penyususna
laporan akhir diperoleh hasil yang lebih baik dari laporan awal.

PELAKSANAAN
Kampung arar yang merupakan kampung kecil yang kawasan laut membuat tempatnya
yang rentan terkena bencana terutama stunami dan abrasi pantai sehingga membutuhkan hutan
mangrove yang terjaga dengan baik untuk mengurangi resiko bencana sekaligus dapat di
manfaatkan sebagai bahan penghasilan bagi masyarakat setempat serta relawan yang memiliki
keterampilan dalam hal mitigasi bencana.
Dalam mewujudkan desa tangguh bencana tim pelaksana PHBD melakukan
pengembangan relawan kampung yang telah terbentuk pada program sebelumnya, melakukan
pelestarian mangrove dengan menanam ulang pohon mangrove yang tidak hidup serta membuat
baliho kebencanaan tentang pentingnya pohon mangrove guna meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya mangrove, pembuatan pos kebencanaan dan melakukan
pelatihan kewirausahaan pemanfaatan mangrove menjadi produk jual. Dalam mensukseskan
programnya tim PHBD bermitra bersama UNIMUDA Sorong, Badan Sar Nasiolnal
(BASARNAS), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC Kabupaten Sorong) dan
Dinas Pertanian Kabupaten Sorong.

8
Untuk mendukung keberlanjutan program ini dan menjadikan pengingat masyarakat
akan sadar bencana. Maka tim PHBD dan masyarakat melakukan musyawarah untuk membuat
rencana kampung yang bertujuan agar masyarakat kampung arar sigap dan tanggap terhadap
bencana apabila sewaktu-waktu terjadi bencana masyarakat ataupun aparat kampung bisa
bertanggung jawab akan hal tersebut, serta masyarakat Kampung memiliki taraf ekonomi yang
baik dengan memanfaatkan buah mangrove yang tersebar di sekitar kampung Arar.

EVALUASI DAN KEBERLANJUTAN


Penguatan program lanjutan pulau tangguh bencana berbasis kearifan lokal di pulau arar
memiliki beberapa program yang menjadi fokus kami dalam melaksanakan program hibah bina
desa ini, adapun program-program yang kami lakukan mulai dari pembuatan baliho
kebencanaan, pengembangan relawan kampung, melakukan pelestarian mangrove,
pembuatan pos kebencanaan dan pelatihan kewirausahaan tentang mangrove. Dalam
melaksanakan program, kami telah melaksanakan program yang telah kami buat, dan presentase
keberhasilan program sebagai berikut.
Presentase
No Program Keberhasilan Keterangan
1 2 3 4
1 Penguatan Relawan Kampung Telah dilaksanakan

2 Pembuatan Pos Kebencanaan Telah dilaksanakan

3 Pembuatan Baliho Kebencanaan Telah dilaksanakan

4 Pelestarian Mangrove Telah dilaksanakan

5 Pelatihan Kewirausahaan Telah dilaksanakan

Dengan tabel di atas menjelaskan bahwa program yang telah kami rancang sebelumnya
telah terlaksana seluruhnya, namun masi ada bebrapa program yang masih memiliki kekurangan
di antaranya masih kurangnya materi tentang kebecanaan bagi relawan kampung, dan jumlah
relawan yang masih cukup sedikit, pelestarian mangrove juga kurang optimal di karenakan
kondisinya yang berpasir sehingga bibit mangrove banyak yang tergerus ombak, pelatihan
kewirausahaan masih kurang materi yang lebih mendalam serta permasalahan minat warga yang

9
kurang namun telah teratasi dengan peran rekan-rekan tim yang memdatangi warga dan banyak
berbincang.
Program-program yang masih memiliki kekurangan dapat di berlanjutkan dengan lebih
baik lagi seperti pelatihan kewirausahaan dapat di tingkatkan sampai warga benar-benar bisa
memberikan penghasilan melalui produk yang di buat dan pelatihan mitigasi bencana dapat di
tingkatkan mengenai keterampilan kebencanaan yang di miliki sehingga relawan lebih luas
pengetahuannya mengenai penenganan bencana serta untuk pelestarian mangrove perlu di
tingkatkan dan di regenerasi agar tetap lestari.

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


Melalui program hibah bina desa di kampung arar masyarakat mendapat pembelajaran
untuk menjaga mangrove yang ada di kampung arar melalui baliho yang telah di buat serta
pelatihan dan pelestarian mangrove yang telah di lakukan, pelatihan mitigasi bencana bagi
relawan kampung arar, pelatihan wirausaha dengan memanfaatkan pohon mangrove yang ada
di kampung arar, dan pembuatan pos kebencanaan yang akan menjadi titik pusat berkumpulnya
relawan kampung untuk saling bercengkrama serta terbentuknya kemitraan dengan Badan Sar
Nasiolnal (BASARNAS), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC Kabupaten
Sorong) dan badan konservasi. Adapun saran untuk tindak lanjut progam berikutnya seperti:

1. Di perlukan peningkatan partisipasi masyarakat terhadap program yang di lakukan agar


program yang di laksanakan dapat efektif menurunkan resiko bencana.

2. Perlu adanya pengaplikasian dari pelatihan kewirausahaan yang telah di buat agar bear-
benar dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat.
3. Diperlukan lembaga-lembaga kebencanaan mampu membuat inovasi-inovasi yang
menarik dalam bidang pencegahan dan kesiapsiagaan bencana sehingga seluruh lapisan
dan kalangan masyarakat lebih mudah memahami informasi terkait pencegahan dan
kesiapsiagaan bencana.

10
A. PENGGUNAAN KEUANGAN
Biaya operasional kegiatan yang dibutuhkan selama pelaksanaan program dengan dana
sebesar Rp.31.500.000,- (Tiga Puluh Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah). Adapun biaya yang
terpakai adalah sebagai berikut :

Tabel 1 : Penggunaan Keuangan


No. Jenis Pengeluaran Biaya (RP)
1.Bahan habis pakai 18.045.000,-
2.Peralatan penunjang 3.265.000,-
3.Perjalanan/Transportasi 2.700.000,-
4.Lain-lain: Administrasi, Seminar, Laporan 7.490.000,-
Jumlah 31.500.000,-

Penggunaan Keuangan :
Tabel 2 : Rincian Penggunaan Keuangan
Harga Satuan
Keterangan Jumlah Jumlah (Rp)
(Rp)
A. Bahan Habis Pakai
1 Pembuatan Proposal 7 25.000 175.000
2 Pembuatan Laporan 7 20.000 140.000
Perkembangan
3 Pembuatan Laporan Akhir 7 30.000 210.000
4 Pembuatan Modul 100 10.000 1.000.000
5 Alat tulis Admin Panitia 1 100.000 100.000
6 Alat Tulis Peserta 100 2.000 200.000
7 Pulsa 10 100.000 1.000.000
8 Spidol Marker 5 20.000 100.000
9 Baju Panitia 11 100.000 1.100.000
10 Baju Peserta 80 75.000 6.000.000
11 Paku Kayu 10 5 kg 50.000 250.000
12 4 kg 65.000 260.000
Paku Payung
13 1 kubik 2.500.000 2.500.000
Papan
14 5 buah 150.000 750.000
Kayu 10x10
15 10 buah 90.000 900.000
Kayu 5x10
16 14 buah 70.000 980.000
Kayu 5x5

11
17 Semen 1 sack 100.000 100.000
18 Seng 15 buah 120.000 1.800.000
19 Lampu + piting 3 buah 60.000 180.000
20 Cat kayu 2 ember 100.000 200.000
21 Thinner 5 liter 1 buah 100.000 100.000
Total Biaya habis Pakai 18.045.000
B. Peralatan Penunjang
1 Bak sampah 5 100.000 500.000
2 Baliho 2x1 1 buah 450.000 450.000
3 Polybag 10 50.000 500.000
4 Sekop 2 80.000 160.000
5 Cangkul 2 120.000 240.000
6 Palu 2 70.000 140.000
7 Kabel Besar 80 m 15.000 1.200.000
8 Kuas besar 3 buah 25.000 75.000
Total Biaya Peralatan Penunjang 3.265.000
C. Transportasi
1 Kendaraan termasuk bahan 10 Hari 200.000 2.000.000
bakar
2 Pelatihan 1,2,3 7 hari 100.000 100.000
Total Biaya Transportasi 2.700.000
D. Seminar dan Publikasi
1 Persiapan 7 hari 70.000 490.000
2 Publikasi 1 hari 500.000 500.000
3 Sosialisasi 2 hari 200.000 400.000
4 Pelatihan 7 hari 400.000 2.800.000
5 Evaluasi 5 hari 300.000 1.500.000
6 Pelaporan 3 hari 100.000 300.000
7 Pengawasan 30 hari 50.000 1.500.000
Total Biaya Seminar dan Publikasi 7.490.000
Jumlah Keseluruhan 31.500.000
Terbilang
Tiga Puluh Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah

12

Anda mungkin juga menyukai