LINTASAN
GEOLOGI
Peta Geologi
Daerah penelitian dibagi menjadi 4 satuan :
(muda –tua)
2. Satuan Batupasir
3. Satuan Batulempung-
Batupasir
4. Satuan Breksi
KOLOM
STRATIGRAFI
Profil Litologi
UNTUK MENGETAHUI
URUTAN BATUAN DAN
HUBUNGAN ANTAR BATUAN
DARI SUATU DAERAH.
•STUDI CEKUNGAN
•( BASIN STUDY )
•FOLDS - TILTS
PENGUKURAN PENAMPANG STRATIGRAFI
(STRATIGRAPHIC MEASURING SECTION )
TUJUAN :
- MENGHITUNG KETEBALAN
- MENGAMATI SINGKAPAN SUATU
URUTAN BAT. SEDIMEN SECARA DETIL
- MEMBUAT KOLOM STRATIGRAFI
- MENGELOMPOKKAN MENJADI SATUAN
BATUAN
Sejarah
pengendapan
KOLOM STRATIGRAFI DAPAT
DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN :
•PELEPASAN
FORAMINIFERA
DARI SEDIMEN
(direndam dengan
larutan H2O2)
•PENCUCIAN DAN
PENGAYAKAN
• (direndam
•PEMBUATAN SAYATAN dengan air kran )
TIPIS
•PENGERINGAN
HASIL CUCIAN
(dalam oven, +-
30 C)
•PEMISAHAN
FORAMINIFERA
DARI HASIL
CUCIAN
•ANALISIS
•(dengan mikroskop
stereo atau mikroskop •ANALISIS
polarisasi) (dengan mikroskop
stereo)
Sampling bawah laut
Sampling bawah permukaan
Kualitas sampel :
bersih,
representatif,
PREPARASI
Preparasi batuan perconto tergantung pada jenis
batuan percontonya. Batuan perconto ada dua macam,
yaitu surface sample dan subsurface sample.
1. Surface sample.
Adalah perconto permukaan dengan stratigrafi detail
section/penampang stratigrafi terukur, maksudnya
terukur ketebalannya, ataupun dengan spot sample
diambil tanpa terukur. Yang tanpa terukur ini biasanya
dipakai sebagai survei pendahuluan berdasarkan
litologinya sehingga tahu litologi secara kasar.
2. Subsurface sample (well sample)
Perconto yang diambil dengan cara pengeboran
(drilling). Dalam drilling, tektonik dan seismik sudah
diketahui.
Ada 3 macam cara pengambilan perconto subsurface,
yaitu :
a. Cuttings (serbuk bor)
Disini drilling mud (serbuk dari mentomites-
monmorilonit) yang gunanya sebagai pendingin dan
membawa cutting ke atas. Ada beberapa keuntungan
dan kekurangan dari cara ini. Keuntungannya adalah
murah, cepat dan deskripsinya juga cepat.
Kekurangan/kelemahannya adalah dapat terjadi caving
(urugan dari atas), sehingga dalam deskripsi dapat
ditemukan fosil muda pada lapisan batuan yang lebih
tua. Pada bor, pemunculan fosil teratas (FAD) adalah
bidang pemunculan terakhir (LAD) dari evolusi.
b. Core/corrothes (batuan inti)
Core dilakukan pada batas formasi, pada daerah
penting, batas facies, atau batuan keras. Panjang core
linearnya 6 m (tabung tempat batuan perconto). Disini 6
meter sampel belum tentu 6 meter yang dibor,
tergantung dari kekompakan batuannya. Core recaveri
sebagai petunjuk kekompakan batuan, yaitu panjang
core yang didapat dibagi kemajuan pengeboran dikalikan
100%. Jika makin kompak batuan yang dibor, maka nilai
core recaverinya mendekati 100%. Setiap 6 meter pipa
core liner diambil sehingga biayanya mahal. Penentuan
umurnya dengan FAD.
c. Side bor core (batuan teras inti).
Batuan yang diambil adalah batuan yang berada pada
bagian tepi dari bor-boran. Prosedur ini dipakai jika tidak sebagian
sample batuan yang bagus, misalnya ada lapisan batuan yang
tidak kontinyu. Beberapa keuntungan dari side bor core adalah
sample yang didapatkan lebih lengkap sehingga penentuan
stratigrafinya lebih tepat, deskripsinya akurat, dan penentuan
umurnya dengan FAD. Sedangkan kelemahan/kerugiannya, biaya
terlalu mahal, karena menggunakan core liner.
Untuk preparasi foramninifera. Jumlah yang dipakai : surface
sample 100 – 200 gr, sedangkan untuk core dan side well core
100 – 200 gr atau sesuai yang dikirim dari perusahaan.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PPS, CORE
& CUTTING
CORE
PENGUKURAN PENAMPANG A. Kelebihan :
STRATIGRAFI DI LAPANGAN 1. Dapat dilakukan di onshore
mau-
a. Kelebihan : pun ofshore
1.Batuan, hubungan antar 2. Batuan dapat diamati menerus
3. Tidak ada caving
antar batuan, struktur se- B. Kekurangan
dimen dapat langsung di- 1. Sampel terbatas ukurannya
amati di lapangan
2. Sampel dapat diambil tak
terbatas CUTTING
A. Kelebihan :
ukurannya 1. Dapat dilakukan di onshore mau-
B. Kekurangan : pun ofshore
2. Batuan dapat diamati menerus
1. Hanya dapa dilakukan di
B. Kekurangan :
onshore 1. Sampel terbatas ukurannya
2. Singkapan tidak selalu 2. Ada caving
menerus
Ditinjau dari kekerasannya, sample dibagi menjadi dua
macam yaitu lunak dan keras.
Sample batuan lunak jika dapat dipecah dengan palu geologi
secara hati-hati tanpa merusak fosil yang dikandungnya
sampel batuan keras jika dipecah dengan palu geologi justru
merusak fosilnya, pemecahannya harus dengan gerenda.
Washing Stage (untuk sample lunak)
“VAGILE” benthos
BESAR (merambat pada
permukaan dasar laut)
BENTONIK
FORAMINIFERA
“SESSILE” benthos
(merambat pada dasar
laut)
KECIL
PLANKTONIK
Klasifikasi taksonomis
D
B
A
B
B
D
A
B
Keterangan : A : Proloculus
B : Kamar
C : Aperture
D : Suture
E : Umbilicus
PERBEDAAN
FORAM PLANKTONIK
1. Bentuk dasar test : globuler, subglob, bulat, lensa.
2. Susunan kamar : trochospiral
3. Dinding test : hialin
4. Jumlah kamar : polythalamus
5. Apertur : enteromarginal, equatorial, umbilical
6. Tekstur perm/hiasan dinding test : sedikit, jarang/halus, berpoi-pori
FORAM BENTONIK
1. Bentuk dasar test : memanjang, pipih, sisi dorsal rata
2. Susunan kamar : serial, planispiral, meliolin
3. Dinding test : porselin, agglutinated/arenaceous
4. Jumlah kamar : monothalamus, polythalamus
5. Apertur : terminal/basah
6. Tekstur perm/hiasan dinding test : beraneka ragam/kasar, kusam, tidak
berpori-pori
Nb : Ada spesies-spesies tertentu yg menyimpang dari ciri-ciri diatas,
tetapi jumlahnya sedikit
KLASIFIKASI LOBLICH & TAPPAN (1964)
Dinding Test Sub Ordo Superfamili
Non laminar aglkutinated Textulariina Ammodiscacea
Non laminar Allogromiina Lagynacea
pseodochitineous
Non laminar Miliolina Miliolacea
porcellaneous
Non laminar Calcareous Fusulina Parathuraminacea
Microgranular Endothyracea
Fusulinacea
Multi laminar Hyalin Rotaliina Nodosaricea
Buliminacea
Discorbacea
Spirillinacea
Rotaliacea
Globigerinacea
Orbitoidacea
Cassidulinacea
Nonianacea
Anomalinacea
Robertinacea
EKOLOGI
EKOLOGI (secara biologi) : ilmu pengetahuan yang mempelajari
spesies, populasi, habitat dan komunitas, ekosistem,
frekuensi, nilai penting, keanekaragaman, kemelimpahan
dan distribusi
EKOLOGI (“oikos : tempat tinggal; logos : ilmu“) adalah ilmu
yg mempelajari MH di rumahnya studi hubungan
timbal balik antara organisme dgn lingkungannya,
sebaliknya juga mempelajari pengaruh lingk. terhadap
aktifitas/perubahan fisiologis organisme
EKOLOGI adalah studi mengenai struktur & fungsi
EKOLOGI adalah : ilmu yang mempelajari hub. timbal balik
antara MH dgn lingkungannya, baik lingk. biotik
maupun lingk. abiotik
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEHIDUPAN FORAMINIFERA A.L :
1. Temperatur 8. Turbiditas/kekeruhan
2. Salinitas 9. Intensitas Cahaya (illumina tien)
3. Kedalaman 10. Oksigen
4. Nutrisi 11. CaCO3
5. Substrat 12. Kandungan zat organik substrat
6. pH 13. Arus dan pasang surut
7. Trace Elemnts 14. Faktor-faktor ekologis yang lain
RATIO FORAM PLANKTONIK & BENTONIK
KEDALAMAN
(Grimsdale & Markoven, 1982)
LINGKUNGAN SEDIMENTASI ?
Faktor-faktor ekologi, Arus, gelombang, ukuran Proses pemfosilan primer
suhu, kedalaman, tubuh, topografi Perpindahan sekunder
CaCO3, salinitas, pH,
turbiditas, DO, CO2, Percampuran
kondisi dasar musuh-
musuh alamiah /
predator, dll.
ORGANISME HIDUP
EKOLOGI
BIOCOENOSIS
(Living community)
BIOTOPE
Lingkungan
Faktor-faktor ekologi : suhu, kedalaman,
CaCO3, salinitas, pH, turbiditas, DO, CO2,
kondisi dasar musuh-mush alamiah
/predator dll
ORGANISME MATI
PARAEKOLOGI
THANATOCOENOSIS
(death Assemblages)
THANATOTOPE
Sedimentasi
Arus, gelombang, ukuran tubuh, topografi
FOSIL
PALEOEKOLOGI
PALEOTHANATOCOENOSIS
(Fossil Assemblages)
PALAEOTHANATOTOPE
?
- Proses pemfosilan primer
- Perpindahan secunder
- Percampuran
Biocoenose & Thanatocoenose
BIOCOENOSE
Kumpulan organisme yg
hidup, tumbuh,
berkembang biak dlm
suatu tempat atau
lingkungan yg sama
(biotope)
THANATOCOENOSE
Kumpulan organisme yg
mati (fosil) yang berasal
dari biotope yg berbeda-
beda, karena proses
transportasi dpt
terendapkan dlm batuan
sedimen yg sama
Biocoenoese
Thanatocoenoese
DISPLACED FOSSILS
Fosil yg dijumpai pada lapisan yg bukan
habitatnya
Reworked Fossils :
Fosil tua yang terdapat
pada lapisan yang lebih
muda
Introduced Fossils :
Fosil muda yg dijumpai
pada lapisan yg lebih
tua
FOSSIL TRANSPORTED
INDEGENOUS
Tertransport pada jarak yang dekat saat diendapkan, tapi masih pada
lingkungan yang sama seperti komunitas hidupnya
- use analisa Lingkungan pengendapan
- use penentuan umur
EXOTIC
Tertransport pada jarak yang jauh saat diendapkan, sehingga
lingkunganya berlainan dengan lingkungan komunitas hidupnya
- use analisa lingkungan
- use penentuan umur
REMAINE
Tertransport setelah fosil tersebut diendapkan, sehingga ada selang
waktu kemudian tercampur dengan organisme lain
- use analisa lingkungan pengendapan maupun penentuan umur
LEAKED
Sama seperti pada fosil remaine, tetapi terjadi pada batuan yang muda