KEPERAWATAN GERONTIK
LERY AFRIZAL
NIM : 1802155
SKRIPSI
OLEH:
LERY AFRIZAL
NIM : 1802155
Kata Kunci : Range Of Motion (ROM). Nyeri Sendi, Artritis Reumatoid (RA)
LERY AFRIZAL
ABSTRAC
The type of this was Quasy Experiment with One Group Posttest Design
approach. It was conducted on January 9 to January 15, 2020. The population
were all patients with Rheumatoid Arthritis in Koto Tuo Community Health
Center Kerinci. By using purposive sampling, 10 samples taken. The were
collected from treatment of Range of Motion. The measurement of sample pain
was qnalyzed by Numeric Rating Scale (0-10) then recorded before and after
measurement.
salam semoga dapat tercurahkan atas junjungan Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa umatnya dari zaman jahilyah kepada zaman islamiyah yang kita
motivasi, arahan serta saran yang bersifat membangun sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
Padang
3. Ibu Ns. Weni Sartiwi, M.Kep. selaku Ketua Program Studi Keperawatan
5. Ibuk Lusia Widarini, SKM sebagai Kepala Puskesmas Koto Tuo yang telah
ini.
7. Bapak/Ibuk Dosen beserta Staf Stikes Syedza Saintika Kota Padang yang
telah memberikan banyak ilmu dan masukan serta arahan selama proses
perkuliahan.
9. Terima kasih buat teman-teman yang setia menemani, juga telah banyak
Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN
ABSTRAK (Bahasa Inggris)
ABSTRAK (Bahasa Indonesia)
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
E. Ruang Lingkup .................................................................................. 7
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat ............................................................................... 52
B. Analisa Bivariat ................................................................................. 55
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 58
B. Saran .................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Lansia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua
orang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun dan dapat terjadi berbagai
kemunduran pada organ tubuh. Pada periode ini kemampuan jaringan untuk
dan tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi. Bagian tubuh yang sering
diserang biasanya persendian pada jari, lutut, pinggul, dan tulang punggung.
Keadaan ini biasanya sebagai akibat aktivitas yang berlebihan atau trauma
berulang yang dialami sendi sehingga terjadi pada tulang rawan (kartilago)
sendi yang menjadi bantal bagi tulang. Akibatnya, akan terasa nyeri apabila
faktor metabolik dan infeksi virus. Dengan manifestasi klinisnya seperti sakit
pada persendian disertai kaku dan gerakan terbatas, serta sistemik seperti
mendapat hasil dari pemberian latihan rom aktif terhadap pasien arhtritis
ROM aktif, dari 20 pasien yang digunakan sebagai sampel terdapat perubahan
setelah diberikan nya latihan ROM pada pasien arhtritis reumatoid dari skala
75% populasi lansia di dunia tahun 2025 berada di negara berkembang seperti
indonesia (Antoni, 2019). Berdasarkan prevalesi nyeri artritis reumatoid di
reumatoid di indonesia tahun 2013-2017 pada usia lansia terdapat 30,3% pada
tahun 2013, dan mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu menjadi 24,7%.
Pada tahun 2018 jumlah artritis reumatoid adalah sebanyak 23,8% (Suhadi,
2018).
3.234 orang (9,34%) Dan pada tahun 2018 penderita arhtritis reumatoid
dikuti puskesmas siulak gedang, serta dikuti puskesmas koto tuo. dan
pada pasien lansia yang sering mengeluh nyeri dan tidak tau bagaimana cara
tahun 2017 berjumlah 430 orang berada di urutan kedua, di tahun 2018
penderita arthritis reumatoid adalah 325 orang, di tahun 2019 pasien artritis
reumatoid meningkat menjadi 549 orang dan di tahun 2020 pada bulan
masalah yang disebabkan oleh penyakit artritis reumatoid tidak hanya berupa
keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas hidup sehari-hari
seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan
tidur tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas dan dapat menimbulkan
kelesuan, anoreksia, serta penurunan berat badan dan pasien juga mengalami
demam, selain itu pasien juga akan merasakan pembengkakan pada bagian
2016).
massa otot dan tonus otot. Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan
nyeri arhtritis reumatoid diwilayah kerja puskesmas cilegon tahun 2015 juga
pasien artritis reumatoid, latihan lutut dilakukan dua kali sehari selama empat
minggu.
serabut A-beta yang lebih besar dan lebih cepat, impuls ini akan menghambat
impuls dari serabut berdiameter kecil sehingga sensasi atau nyeri yang
dibawa oleh serabut kecil akan berkurang atau bahkan tidak dihantarkan ke
otak. (Jane & Thom, 2011) mengatakan latihan gerak pada klien RA dapat
oleh sendi. Rentang gerak seseorang dapat diukur dengan melihat kondisi
Tuo, diketahui bahwa 9 dari 10 orang pasien artritis reumatoid pada tanggal
15 juni 2020 mengatakan sering memiliki keluhan nyeri pada sendi skala
nyeri yang dirasakan oleh pasien tersebut berkisar pada skala 4-6 atau skala
nyeri sedang, pada skala nyeri ini pasien mengalami pembengkakan pada
persendian dan terasa panas pada bagian persendian, upaya klien pada saat
klien mengalami nyeri klien mencoba mengurangi nyeri dengan cara memberi
kompres panas pada bagian yang terasa nyeri, Didapatkan hasil wawancara
dengan penanggung jawab program bahwa lansia sangat rentan sekali terkena
reumatoid di Puskesmas Koto Tuo yaitu lansia yang berumur >40 tahunfaktor
penyebabnya adalah karena lansia memiliki sistem imun yang rendah dan
mudah diserang penyakit, dan pasien mengeluh bahwa sendi nya merasakan
nyeri yang masih bisa di tahan dan sering timbul tiba-tiba, perawat juga
B. Rumusan Masalah
2020” ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Institusi
3. Bagi Peneliti
lapangan itu sendiri. Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan bagi
penulis lain yang akan meneliti arthritis reumatoid di masa yang akan
datang.
E. Ruang Lingkup
ini rencana dilakukan pada bulan September di Wilayah Kerja Puskesmas Koto
Tuo Tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia dengan
artritis reumatoid yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Tuo. Sampel
yang diambil pada penelitian ini adalah 10 orang sampel yang memenuhi
pasien artritis reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Tuo. Analisa data
yang digunakan ini yaitu analisa univariat dan bivariat dengan wawancara dan
observasi langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kartilago diujung salah satu tulang dimana ujung tulang yang lain
yang dapat menimbulkan nyeri dan hilang pergerakan (Nair & Peate,
2015).
Gambar 2.1
Struktur Dasar Sendi Sinovial
(Sumber :Nair & Peate 2015)
a. Definisi Sendi
b. Bentuk Sendi
fibrosa yang keras, susunan sendi seperti ini menyebabkan tidak ada
sendi ini terbungkus oleh tulang rawan hialin, dan dikosong oleh
kostokontdral.
sinovial, yaitu:
pada dua bidang yang saling tegak lurus. Contohnya sendi pada
pergelangan tangan.
ekstramitas bawah :
1) Sendi Ekstramitas Atas
a) Sendi Bahu
a) Sendi Lutut
falang.
c. Gerakan Sendi
depresi.
2. Defenisi
tulang sehingga permukaan sendi hilang dan mengganggu gerak sendi dan
perubahan jangkauan gerak dan stabilitas sendi dengan tingkat nyeri yang
3. Etiologi
sebagai berikut :
autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II;
atau group difterioid yang menghasilkan antigen kolagen tipe II dari tulang
sebagai berikut :
pejamu yang rentang secara genetik. sebagai akibat nya, antibody normal
antibody yang berubah ini,biasa nya terdapat pada orang yang mengalami
inflamasi .
kerusakan jaringan .
Konflek imun yang bersirkulasi dan sitokin IL-1, TNF, dan IL-6
dan vaskulitis.
5. Manifestasi Klinis
f. Anemia
g. Pembesaran kelenja
6. Komplikasi
fatal. Secara umum, rheumatoid arthritis bersifat progresif dan tidak dapat
menjadi kurang agresif dan gejala bahkan dapat meningkat. Jika terjadi
kerusakan tulang dan ligament serta perubahan bentuk, maka efeknya akan
a. Anemia
b. Infeksi
perut dan usus, kanker perut dan kolorektal dalam tingkat yang rendah
d. Osteoporosis
Kondisi ini lebih umum dari pada rata-rata pada wanita post
tahun.
e. Penyakit Paru-Paru
f. Penyakit Jantung
g. Sindrom Felty
(Shiel, 2011).
7. Pemeriksaan Diagnostik
khas.
dan C4 ).
perkembangan panas.
8. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
sedang
peradangan
4) Naproxen : Obat ini juga untuk mengurangi nyeri ringan dan berat
(DMARDS) :
arhtritis
7. Adalimumab : Digunakan untuk pencegahan penyakit arhtritis
c. Memberikan kortikosteroid :
2) Magnesium hidroksida
3) Aluminium hidroksida
dan independensi.
f. Gips untuk menjaga sendi pada tempat nya yang paling sering
digunakan
Nyeri pada penderita arhtritis reumatoid adalah gejala yang sering terjadi
2. Defenisi
Nyeri adalah perasaan tidak nyaman dan sangat individual yang
tidak dapat dirasakan atau dibagi dengan orang lain, setiap individu akan
3. Penyebab Nyeri
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Budaya
d. Diet
e. Aktivitas fisik
f. Stress
a. Nyeri Transien
pengaruh dan tidak mencari bantuan medis. contohnya akibat jari kaki
b. Nyeri Akut
Nyeri akut terkait dengan awitan tiba-tiba yang parah. Tetapi tidak
c. Nyeri Kronis
tetap hebat seperti nyeri akut, terdapat sedikit atau tidak ada respons
otonom. Nyeri akut adalah gejala cedera atau kondisi medis terkait.
6. Pengkajian Nyeri
lain?
berubah?
sesak nafas?
maksimalisasi fungsi dan kualitas hidup (Potter & Perry, 2016: 344).
sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda, pengukuran nyeri dengan
teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu
yang akurat, skala wajah (Wong – Baker Faces Rating Scale), penilaian
bertatap muka.
a. Skala nyeri Numeric Rating Scale (NRS)
Skema 2.1
Pengukuran intensitas nyeri
(Noorhidayah, 2018)
Menurut (Afnuhazi, 2018) skala nyeri artritis reumatoid di berikan
dengan baik
dan distraksi.
e) 10 : Nyeri sangat berat, pasien tidak mampu lagi berkomunikasi,
dan memukul.
pengetahuan pada nyeri dan cara dalam memeriksa keluhan jika nyeri
koping nyeri. Rasa lelah akan mengakibatkan rasa nyeri semakin sering
1. Defenisi ROM
Melakukan ruang gerak atau batas-batas gerakan dari kontraksi otot dalam
melakukan gerakan, apakah otot memendek secara penuh atau tidak, atau
2. Jenis Mobilisasi
Jenis mobilasi atau latihan rentang gerak terbagi menjadi dua, yaitu
: ROM aktif dan ROM pasif. ROM aktif adalah kemampuan klien dalam
melakukan pergerakan secara mandiri, sedangkan ROM pasif adalah
pergerakan yang dilakukan dengan bantuan orang lain, perawat atau alat
3. Manfaat Mobilisasi
b. Sakit
c. Fraktur
d. Jenis Kelamin
e. Trauma
f. Kelemahan
g. Kecacatan
6. Gerakan ROM
ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah. Latihan rentang gerak pada leher,
meliputi gerakan fleksi, ekstensi, rotasi lateral, dan fleksi lateral. Menurut
Reeves (2001) rentang gerak (ROM) standar untuk ekstremitas atas dan
a. Ekstremitas Atas
b. Ekstremitas Bawah
internal
2) Lutut : Fleksi dan ekstensi
a. Leher
Fleksi lateral kanan 40-45◦ dan fleksi lateral kiri 40-45◦ memiringkan
Gambar 2.3
(Latihan Leher)
b. Bahu
Abduksi 180◦ lengan dalam keadaan lurus sejajar bahu lalu gerakan
kearah kepala.
Gambar 2.4
(Latihan Bahu)
c. Siku
Gambar 2.5
(Latihan Siku)
d. Lengan bawah
Gambar 2.7
(Latihan Pergelangan tangan)
f. Jari-jari tangan
Gambar 2.8
(Latihan Jari-jari tangan)
g. Pinggul
Gambar 2.9
(Latihan Pinggul)
h. Lutut
Gambar 2.11
(Latihan Mata Kaki)
j. Kaki
samping.
Gambar 2.12
(Latihan Kaki)
k. Jari-jari kaki
Fleksi 30-60◦ menekuk jari-jari kaki kearah bawah
Gambar 2.13
(Latihan Jari-jari kaki)
Lansia
1. Ringan Faktor
2. Sedang Artritis Reumatoid predisposisi:
3. Berat
4. Sangat berat
1. Usia
Nyeri 2. Jenis kelamin
3. Budaya
4. Diet
5. Aktivitas fisik
Terapi farmakologi Terapi non
: Tidak diteliti
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pada pada pasien Artritis Reumatoid) sebelum dan setelah diberikan latihan
ROM.
Tabel 4.1
Rancangan Penelitian
Keterangan :
Pengambilan data awal pada bulan Juli, dan penelitian dilakukan pada
1. Populasi
Puskesmas Koto Tuo Tahun 2020 pada bulan maret ada berjumlah 75
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau keseluruhan dari populasi yang akan
Kriteria inklusi
rheumatoid
lain.
Kriteria ekslusi
D. Etika Penelitian
dari institusi tempat penelitian yang dalam penelitian ini adalah di Wilayah
sebagai berikut :
3. kerahasiaan (Confidentiality)
yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau yang yang dikumpulkan
dari kampus Stikes Syedza Saintika, setelah itu Peneliti terlebih dahulu
penelitian yaitu :
h. Peneliti akan mengajar klien cara mengontrol rasa nyeri klien arhtritis
tersebut.
2. Data Sekunder
F. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
responden yang meliputi nama (Inisial), usia dan skala nyeri sebelum dan
lembar observasi. Editing data dilakukan agar seluruh data dapat diolah
dengan baik.
memasukan data nama responden (Inisial), usia dan skala nyeri posttest
serta data ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel univariat dan
bivariat.
G. Analisa Data
1. Analisa univariat
Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median, modus,
f
P= × 100 %
n
Keterangan :
2. Analisa bivariat
keamanan 95% (alpha 0,05), dimana jika nilai p<0,05 maka secara
statistic tersebut bermakna dan jika nilai p>0,05 maka hasil hitungan
H. Kerangka Konsep
Skema 3.1
Pengaruh Latihan ROM (Range Of Motion) Terhadap Nyeri Pasien
Artritis Reumatoid
I. Hipotesis Penelitian
J. Definisi Operasional
cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Adapun definisi operasional nya
yaitu :
Tabel 3.1
Definisi Operasional Pengaruh Latihan ROM (Range Of Motion) Terhadap Nyeri
Pasien Artritis Reumatoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Tuo Kabupaten
Kerinci Tahun 2020
HASIL PENELITIAN
Provinsi Jambi. Kota Sungai Penuh memiliki luas keseluruhan 39.150 ha,
perkotaan. Suhu harian Kota Sungai Penuh antara 17,2 °C – 29,3 °C dengan
kelembaban udara berada pada 39 %. Wilayah kota ini memiliki topografi
berbukit-bukit, berada pada kawasan Bukit Barisan dan hutan tropis dengan
berbatasan dengan:
1. Analisa Univariat
independen yaitu latihan ROM dan variabel dependennya yaitu skala nyeri
Tabel 5.1
Diketahui Skala Nyeri Sebelum Diberi Latihan ROM (Range Of
Motion) pada Pasien Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Koto Tuo Kabupaten Kerinci
Tahun 2020
latihan ROM yaitu 4,00 dengan standar deviasi 1,491. Skala nyeri
Tabel 5.2
Diketahui Skala Nyeri Setelah Diberi Latihan ROM (Range Of
Motion) pada Pasien Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Koto Tuo Kabupaten Kerinci
Tahun 2020
Variabel Mean SD Min Max N
Skala Nyeri
Setelah 1,50 1,434 0 4 10
Latihan ROM
latihan ROM yaitu 1,50 dengan standar deviasi 1,434. Skala nyeri
2. Analisa Bivariat
perlakuan dengan skala nyeri setelah perlakuan memakai rumus paired test
nyeri sebelum dan setelah dengan hasil uji statistic efektifitas Latihan
ROM terhadap skala nyeri yaitu= 2,500 dengan nilai T hitung= 6,228,
Tahun 2020.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
lebih lanjut pada sendi, dan untuk mengatasi nyeri serta kekakuan sendi
(Syamsulhuda, 2016).
mobilisasi antara sebelum dan sesudah) rom aktif sebesar 0,562 dengan
rom aktif sebesar 0,127 serta didapatkan hasil uji-t sebesar 4,447 dengan
Intensitas Nyeri Rematik Pada Lansia, bahwa dimana rerata pre test 4,88
dan posttest 3,38 dengan nila p<0,001. Artinya latihan gerak aktif efektif
dari raut wajah kening yang berkerut dengan pasien meringis menahan
sendi dan nyeri sendi yang disebabkan oleh adanya saraf yang terganggu,
sehingga membuat aliran darah pada sekitar sendi menjadi kurang lancar.
kondisi traumatik, baik yang terjadi pada otot, tulang dan sendi biasanya
mengalami nyeri. Rasa nyeri berbeda dari satu individu ke individu yang
latihan ROM memiliki pengaruh pada perubahan skala nyeri pada pasien
osteoartritis.
ROM tersebut nyeri pasien menjadi berkurang dan pasien menjadi lebih
nyaman untuk melakukan aktifitas sehari-hari itu terlihat dari raut wajah
pasien yang sudah merasa tenang. Peneliti juga berpendapat bahwa nyeri
sendi pada pasien Artritis Reumatoid dapat turun karena hormon endorfin
sebelum dan setelah dengan hasil uji statistic efektifitas Latihan ROM
terhadap skala nyeri yaitu= 2,500 dengan nilai T hitung= 6,228, dengan
gerak sendi. Latihan ROM dapat dilakukan dengan posisi duduk dan
berarti serta pada posisi telentang di tempat tidur (Sarah & Bambang,
2007).
kekakuan sendi, pengaturan posisi tubuh yang benar sangat penting untuk
mengurangi stress pada sendi yang sakit dan mencegah deformitas yang
juga membuat aliran darah pada sekitar sendi menjadi kurang lancar
nyeri sehingga aliran darah menjadi lancar ke seluruh tulang dan sendi.
sendi dengan latihan ROM yang diberikan peneliti, dimana pasien dibantu
menggerakan persendianya sesuai gerakan ROM. Dengan adanya latihan
ROM yang rutin diberikan setiap pagi dan sore hari maka akan
Oleh sebab itu dari penjelasan peneliti di atas Latihan ROM efektif
dalam menurunkan skala nyeri pada pasien Artritis Reumatoid, juga dapat
A. Kesimpulan
Berdasakan hasil penelitian ini dan pembahasan terhadap 10 orang
Koto Tuo Kabupaten Kerinci Tahun 2020, dapat disimpulkan sebagai berikut:
penelitian didapatkan rerata skala nyeri sebelum diberi latihan ROM yaitu
penelitian didapatkan rerata skala nyeri setelah di beri latihan ROM yaitu
3. Hasil penelitian ini dapat dilihat perbedaan rerata skala nyeri sebelum dan
setelah dengan hasil uji statistic efektifitas Latihan ROM terhadap skala
nyeri yaitu= 2,500 dengan nilai T hitung= 6,228, dengan standar deviasi=
B. Saran
1. Bagi Responden
dan acuan bagi pasien artritis reumatoid dalam menurunkan skala nyeri
dengan melakukan latihan ROM selama 2 x sehari setiap pagi dan sore
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Institusi
tindakan Latihan ROM terhadap nyeri pasien RA, dan juga sebagai SOP
terhadap penurunan skala nyeri pasien artritis reumatoid. ROM juga dapat
Antoni, & Lubis. (2018). Pengaruh Latihan Gerak Aktif Terhadap Intensitas Nyeri
Rematik Pada Lansia. Kesehatan, 3(2), 18–21.
Desiane, Uda, Aquino & Amigo. (2016). Latihan Range of Motion Berpengaruh t
erhadap Mobilitas Fisik pada Lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta. Kesehatan, 4(3), 169–177.
Lemone, Pricilla. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. jakarta : EGC.
Meliny, Suhaidi, M. S. (2018). Analisis Faktor Resiko Rematik usia 45-54 Tahun
Diwilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017.
Kesehatan, 2(2), 1–7.
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Sarah & Bambang. (2007). Pengaruh Latihan range Of Motion (rom) terhadap
Fleksibilitas Sendi Lutut Pada Lansia Di Panti Wreda Wening Wardoyo
Unggaran. Kesehatan, 1(2), 72-78.
Selley. (2018). Pengaruh Range Of Motion (ROM) Terhadap Nyeri Sendi Pada
Lansia. Kesehatan, 2(4), 32-42.
Wilson, & Ross. (2011). Dasar – Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta :
Salemba Medika.
Lampiran I
Tindakan latihan ROM (Range Of Motion)
No Tindakan Rasional
1 Mencuci tangan, memakai sarung tangan bila Mengurangi tranmisi
kontak dengan cairan tubuh pasien jasad
renik/mikroorganisme
2 Menjelaskan prosedur, termasuk perkiraan Mengurangi ansietas,
waktu yang dibutuhkan mendorong partisipasi
aktif pasien
3 Menjaga privasi, termasuk hanya membuka Menghargai pasien
ekstremitas yang dilatih
4 Mengatur posisi /tempat tidur untuk Mencegah ketegangan
kenyamanan pasien melakukan ROM dan ketidaknyamanan
perawat dan pasien
5 Menurunkan pembatas (rel) hanya pada sisi Mencegah jatuh
tubuh yang dilakukan latihan (jika pasien di RS)
6 Menggambarkan/menjelaskan latihan ROM, Mengurangi
latihan yang akan dibantu, termasuk latihan- kebingungan dan
latihan yang dapat dilakukan kecemasan. Melatih
semua sendi
7 Lakukan latihan mulai dari kepala sampai kaki Menyediakan metode
dan dilakukan pada setiap tubuh sistematis dan
memastikan semua
bagian tubuh dilatih
8 Ulangi latihan ROM sesuai kemampuan Melakukan latihan
/toleransi pasien, maksimal lima kali. Lakukan sesuai toleransi pasien
secara perlahan, dorong pasien untuk bergerak atau sampai tingkat
penuh, berhenti bila pasien merasa sakit atau pertahanan fungsi
kelelahan sendi
9 Kepala : Lakukan pada posisi pasien duduk bila Untuk
memungkinkan mengoptimalkan
- Rotasi pergerakan dan
- Fleksi dan ekstensi memelihara tonus otot
- Fleksi lateral serta fleksibilitas sendi
10 Leher : Lakukan pada posisi pasien duduk bila Untuk
memungkinkan mengoptimalkan
- Rotasi; memutar leher setengah lingkaran pergerakan, dan
sambil tangan perawat menyokong kepala memelihara tonus otot,
dan fleksibilitas sendi
Trunk “batang/balalai” Untuk memelihara
11 - Fleksi dan ekstensi; menekuk trunk ke tonus otot dan
depan, meluruskan, kemudian ekstensi ke fleksibilitas sendi
belakang
- Rotasi; putar bahu ke depan dan kembali ke
posisi normal
- Fleksi lateral; memiringkan trunk ke sisi kiri,
luruskan
12 Lengan tangan Untuk memelihara
- Fleksi dan ekstensi; mengangkat tangan lurus tonus otot dan
kearah kepala, kemudian diturunkan ke sisi fleksibilitas sendi
tubuh
- Adduksi dan abduksi; gerakan lengan ke
arah dalam midiline (adduksi), kemudian
rentangkan (buka) tangan lurus menjauhi
midline (abduksi)
13 Bahu Untuk memelihara
- Rotasi internal dan ekstensi; menekuk siku tonus otot dan
90◦, lengan atas sejajar bahu, putar bahu fleksibilitas sendi
dengan menggerakan lengan atas ke depan
serta ke belakang, dan sebaliknya.
14 Siku Untuk memelihara
- Fleksi dan ekstensi; sanggah lengan dengan tonus otot dan
tangan yang lain, fleksi (tekuk) dan ekstensi fleksibilitas sendi
(rentangkan) siku
- Pronasi dan supinasi; menekuk siku,
kemudian balikan telapak tangan hingga
telapak tangan menghadap ke atas (supinasi)
dan ke bawah (pronasi)
15 Pergelangan tangan Untuk memelihara
- Fleksi dan ekstensi; sanggah pergelangan, tonus otot dan
fleksi (tekuk) dan ekstensi (buka) fleksibilitas sendi
pergelangan tangan (80-90◦)
- Adduksi dan abduksi; sanggah lengan
bawah, balikan ke kanan laluke kiri, dan
sebaliknya, serta putar pergelangan dengan
gerak melingkar
16 Tangan Untuk memelihara
- Fleksi dan ekstensi; sokong pergelangan tonus otot dan
tangan, buka dan tutup jari-jari tangan (25◦). fleksibilitas sendi
- Oposisi; sokong lengan pergelangan tangan,
kemudian sentuh masing-masing ujung jari
dengan ibu jari
- Rotasi ibu jari; sokong pergelangan tangan
putar ibu jari ke arah dalam satu lingkaran.
17 Pinggul dan kaki Untuk
Lakukan gerakan ini pada posisi pasien mengoptimalkan
terlentang pergerakan,
- Fleksi dan ekstensi; sokong kaki bawah, memelihara tonus otot,
fleksikan ke arah dada kemudian ekstensi dan fleksibilitas sendi
- Rotasi internal dan eksternal; sokong kaki
bawah, kemudian memutar ke dalam dan
keluar
- Adduksi dan abduksi; sokong kaki bawah
kemudian menggeser kaki mendekati dan
menjauhkan kaki dari garis tengah tubuh
18 Lutut Untuk memelihara
- Fleksi dan ekstensi; sokong kaki bawah, tonus otot dan
fleksi, dan ekstensi lutut fleksibilitas sendi
Lampiran II
Kepada Yth
Di Tempat
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Nim : 1802155
Alamat :
Kerja Puskesmas Koto Tuo Tahun 2020” Penelitian ini tidak menimbulkan
yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian
saja.
Atas perhatian saudara sebagai responden saya ucapkan terima kasih.
(Lery Afrizal)
Lampiran III
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
LEMBAR OBSERVASI
No Inisial Umur Jenis Berat Skala Nyeri Kriteria Nyeri Skala Nyeri Kriteria Nyeri Keterangan
Responde Kelamin Badan Pretest Pretest Posttest Posttest
n
1 Ny.E 59 Th P 60 Kg 2 Nyeri Ringan 0 Tidak Ada Nyeri Nyeri berkurang
2 Tn. H 55 Th L 59 Kg 4 Nyeri Sedang 2 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
3 Ny.J 58 Th P 51 Kg 5 Nyeri Sedang 3 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
4 Ny.R 52 Th P 49 Kg 5 Nyeri Sedang 3 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
5 Ny.A 47 Th P 50 Kg 3 Nyeri Ringan 1 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
6 Ny.Y 54 Th P 49 Kg 5 Nyeri Sedang 3 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
7 Tn.B 45 Th L 51 Kg 2 Nyeri Ringan 0 Tidak Ada Nyeri Nyeri berkurang
8 Ny.S 53 Th P 58 Kg 3 Nyeri Ringan 1 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
9 Tn.M 57 Th L 50 Kg 5 Nyeri Sedang 3 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
10 Ny.E 59 Th P 59 Kg 4 Nyeri Sedang 2 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
No Inisial Umur Jenis Berat Skala Nyeri Hari Hari Hari Hari Hari Skala Nyeri Kriteria Nyeri Keterangan
Responde Kelamin Badan Pretest 2 3 4 5 6 Posttest Posttest
n
1 Ny.E 59 Th P 60 Kg 2 √ √ √ √ √ 0 Tidak Ada Nyeri Nyeri berkurang
2 Tn. H 55 Th L 59 Kg 4 √ √ √ √ √ 2 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
3 Ny.J 58 Th P 51 Kg 5 √ √ √ √ √ 3 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
4 Ny.R 52 Th P 49 Kg 5 √ √ √ √ √ 3 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
5 Ny.A 47 Th P 50 Kg 3 √ √ √ √ √ 1 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
6 Ny.Y 54 Th P 49 Kg 5 √ √ √ √ √ 3 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
7 Tn.B 45 Th L 51 Kg 2 √ √ √ √ √ 0 Tidak Ada Nyeri Nyeri berkurang
8 Ny.S 53 Th P 58 Kg 3 √ √ √ √ √ 1 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
9 Tn.M 57 Th L 50 Kg 5 √ √ √ √ √ 3 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
10 Ny.E 59 Th P 59 Kg 4 √ √ √ √ √ 2 Nyeri Ringan Nyeri berkurang
LEMBAR PEMBERIAN
LATIHAN ROM (RANGE OF MOTION) TERHADAP NYERI PADA PASIEN ARTRITIS REUMATOID
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH KAMPUNG KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2019
No Inisial Skala Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3 Hari Ke 4 Hari Ke 5 Hari Ke 6 Hari Ke 7 Keterangan
Responde Nyeri
n
1 Pre Post
2
3
4
5
LATIHAN ROM SETIAP
6 PAGI DAN SORE
7
8
9
10
Lampiran V
ANALISA DATA
A. Analisa Univariat
Cases
Descriptives
Statistic Std. Error
Median 4.00
Variance 2.222
Minimum 2
Maximum 5
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness .000 .687
Median 1.00
Variance 2.056
Minimum 0
Maximum 4
Range 4
Interquartile Range 3
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference Sig.
Std. Std. Error (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 pretest -
2.500 1.269 .401 1.592 3.408 6.228 9 .005
posttest
B. Analisa Bivariat
Group Statistics
Std.
kelompok penelitian N Mean Deviation Std. Error Mean
Berdasarkan umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent