PPKn
“Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia”
Disusun oleh:
Nama : Salsa Bilha Rizki Pratama
Kelas : X-MIPA 7
No. Absen : 27
Pada 9 desember 1947, di hari nahas itu, pasukan kolonial Belanda dengan dalih mencari
gerombolan pengacau memasuki Desa Rawagede. Berdasarkan hasil Investigasi pada 1969,
pasukan kolonial membunuh 150 penduduk desa laki-laki. Namun, Versi saksi mata dan yayasan
komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) delapan korban. Pembantaian itu menewaskan 430
penduduk pria Rawagede.
Pembantaian Rawagede diyakini merupakan tindakan paling kejam, paling brutal, dan
paling berdarah yang dilakukan Belanda dalam kurun waktu 1945 sampai 1949. Namun, di
Belanda selama beberapa dekade, pembantaian Rawagede hanya dianggap konsekuensi dari aksi
polisi yang mengejar para pengacau.Pemerintah Belanda, melalui Menteri Luar Negeri, Maxime
Verhagen menyatakan keprihatinan mendalam atas tragedi Rawagede. Namun, pemerintah
Belanda secara resmi tak pernah meminta maaf pada keluarga korban dan menawarkan
kompensasi.
Tahun 1969 atas desakan parlemen Belanda, Pemerintah Belanda menbentuk tim untuk meneliti
kasus-kasus pelanggaran/penyimpangan yang dilakukan oleh tentara-tentara Kerajaan Belanda
antara tahun 1945 – 1950. Dalam laporan itu, dinyatakan 150 orang tewas di Rawagede. Namun,
mayor yang bertanggung jawab atas pembantaian tersebut, demi kepentingan yang lebih tinggi,
tidak dituntut ke pengadilan militer.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Pembantaian_Rawagede
Analsis
Kasus Pembantaian Rawagede adalah salah satu kasus pelanggaran HAM yang
melanggar pasal 28 A UUD 1945 yang berbunyi
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”
Maksud isi tersebut adalah bahwa setiap manusia terutama warga negara
indonesia, sejak ia lahir mempunyai hak yang sama dalam hal hak untuk hidup dan
mempertahankan kehidupannya. Tidak ada satu orang pun yang bisa membeli nyawa
orang lain atau menghilangkan nyawa orang lain dengan alasan apa pun. Jika ada yang
menghilangkan nyawa orang lain dengan atau apa lagi tanpa alasan, maka orang tersebut
harus menanggung hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku.
Ini berarti para tentara Belanda telah melanggar hak hidup milik warga tak
bersalah yang ada di desa Rawagede, dan setelah mereka membunuh dan membantai para
warga lelaki yang ada di desa Rawagede pemerintah Belanda tidak langsug meminta
maaf dan bertanggung jawab kepada seluruh keluarga korban mereka merasa bahwa hal
yang telah mereka lakukan itu tidak menyalahi aturan.