Mama
buatkan
Buat selama-lamanya
Ibuku,
Untuk mengawinimu
Kisahkan padanya
Tidur disampingmu
Iapun anakmu
Ciuman abadi
Berdasarkan jenis tipografinya, puisi diatas termasuk jenis puisi dengan tipografi teratur dengan jumlah
baris dan bait yang tidak sama. Alasannya, pada puisi tersebut pengarang masih menggunakan
persamaan bunyi atau rima, jumlah kata dan penyusunan kata meskipun baris dan baitnya tidak sama.
Dalam puisi tersebut, pengarang lebih banyak menggunakan kata –kata yang sudah familier dan mudah
dipahami oleh pembaca meskipun ada juga beberapa kata yang mengalami defamilier.
Sementara itu, diksi yang digunakan pengarang kebanyakan bermakna konotatif. Misalnya, ia
melukiskan kehidupannya dahulu dan berubah saat ia telah menemukan jodoh- nya dengan “kapal yang
berlayar yang telah berlabuh dan ditambatkan”. Ia juga melukis- kan dirinya sewaktu belum menemukan
jodohnya dengan istilah “burung dara yang nakal”.
a) Perbandingan
Contoh :
• Untuk mengawinimu
b) Metafora
Contoh :
c) Personifikasi
Contoh :
d) Hiperbola
Contoh :
• Jalan-jalan yang mengkhawatirkan Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara
e) Repetisi
Contoh :
• Begitu kata alam, begitu kau mengerti
4. Rima, Aliterasi, Asonansi Rima (persamaan bunyi akhir kata yang terdapat antar baris dalam satu bait,
terdiri dari rima awal, tengah, akhir). Rima dalam puisi diatas kebanyakan berupa rima akhir.
Seseorang yang bagai kau Sederhana dalam tingkah laku dan bicara
Contoh:
Contoh:
Buat selama-lamanya
5. Imaji (citra atau bayangan yang muncul dalam pikiran pembaca puisi)
Contoh:
Imaji penglihatan :
Karena kapal yang berlayar
Imaji pendengaran :
Kisahkan padanya
Puisi di atas juga dapat dianalisi melalui Kritik mimetik, Kritik mimetik adalah kritik yang memandang
karya sastra sebagai pencerminan kenyataan kehidupan manusia. Sastra merupakan
pencerminan/penggam-baran dunia kehidupan. Sehingga kriteria yang digunakan kritikus sejauh mana
karya sastra mampu menggambarkan objek yang sebe- narnya. Semakin jelas karya sastra menggam-
barkan realita semakin baguslah karya sastra itu. Kritik jenis ini jelas dipengaruhi oleh paham Aristoteles
dan Plato yang menya-takan bahwa sastra adalah tiruan kenyataan. Kenyataan hidup seseorang yang
akan menikah dan calon istri/suami harus disetujui oleh ibu kandung. Ini adalah pencerminan takdir
seseorang yang akan menikah ketika berusia dewasa. WS. Rendra sebagai pujang-ga ulung dan bahkan
merupakan pengalaman sendiri dalam menulis karya sastra yang diberi
C. Penutup
Pengarang menuangkan karya berte- makan perjuangan seorang anak untuk men- dapatkan ridho
Ibunya. Nilai sosial yang disampaikan yaitu hendaknya kita mengata- kan segala-sesuatu dengan sejujur-
jujurnya kepada Ibu sebagai orang tua kita. Suatu realitas yang hampir hilang, tetapi pengarang
mengingatkan kembali dan menunjukkan masih adanya potret seorang anak yang masih membutuhkan
kejujuran diri pada ibunya.
Mama yang tersayang Akhirnya kutemukan juga jodohku Seseorang yang bagai kau
Seorang Ibu hendaknya mau membe-rikan restu ketika anaknya telah menemukan jodohnya. Suatu
pesan moral kepada orang tua yang sering terjadi permasalahan tidak menyetujui pilihan anaknya.….
Ibuku, Aku telah menemukan jodohku Janganlah kau cemburu Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti
Pada waktunya, aku mesti kau lepaskan pergi Hendaklah seorang Ibu menyayangi menantunya seperti
halnya ia menyayangi anak kandungnya sendiri.….
Dan akhirnya tak kan begitu berat Apabila telah dimengerti Apabila telah disadari Hari sabtu yang akan
datang Aku akan membawanya kepadamu Ciumlah kedua pipinya
Puisi di atas “SURAT KEPADA BUNDA: TENTANG CALON MENAN-TUNYA” adalah sebuah rangakaian kata
dari Rendra sebagai seorang anak yang telah menemukan pujaan hatinya dan berusaha mengungkapkan
niat tulus kepada sang bunda agar bersedia tuk merestui dan menerima sang calon istri yang diidam-
idamkan sejak lama.
Realitas sosial yang diungkapkan sangatlugas dan memberikan pengajaran kepada pembacanya tentang
bakti seorang anak pada ibunya. Sebagai bentuk respon positif atas peristiwa banyaknya anak yang
kehilangan nilai hormat pada ibunya.
Krtitik sastra sangat diperlukan oleh sebagian orang, dengan adanya kritik sastra maka karya sastra para
pengarang akan di-ketahui baik buruk kualitasnya. Terlebih masyarakat yang mencintai karya sastra. Kar-
ya sastra diatas merupakan ungkapan pe- ngarang terhadap keadaan disekitarnya yang selalu
berhubungan dengan anak, ibu dan calon menantu yang sangat berperan penting dalam kehidupan
masyarakat. Diharapakan, muncullah kritikus sastra yang handal dan selalu mengawal karya sastra di
bumi nusantara.
Daftar Pustaka
Hardjana, Andre. 1991. Kritik Sastra Se- buah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
K.S, Yudiono. 2009. Pengkajian Kritik Sastra Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.