Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Nomor Tugas : 02
Mata Kuliah : Praktikum Kristalografi, Mineralogi, dan Petrologi

LAPORAN
KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI

Nama : Ahmad Razali Hakim


NPM : 10070119063
Shift Praktikum : V (Lima) / 15.00 – 18.00 WIB
Hari/ Tanggal Praktikum : Jumat / 02 Oktober 2020
Hari/ Tanggal Laporan : Jumat / 09 Oktober 2020
Asisten : 1. Indra Karna Wijaksana, S.Pd,M.T
2. Wahyu Budhi Khorniawan, S.T.,M.T
3. Ir. Sri Indiarto
4. Deni Mildan S.T
5. Ruslan Loilatu
6. Muhammad Daffa Naufaldy
7. Fahri Hafidz Gumilar

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
1442 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti. Sesuai dengan judulnya “Kristal dan Kristalografi”
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas praktikum Petrologi pada
semester ketiga.
Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
asisten laboratorium grologi kami yang telah membimbing dalam mengerjakan
praktikum ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 9 Oktober 2020

Ahmad Razali Hakim

NPM:1007019063.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 1
1.2.1 Maksud ................................................................................................ 1
1.2.2Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II LANDASAAN TEORI............................................................................... 2
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 9
BAB IV ANALISA.............................................................................................. 12
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ilmu geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi, baik
sejarahnya, struktur penyusunya dan material penyusunnya, material yang
terdapat dalam bumi tidak jauh adalah bebatuan, di dalam bumi banyak sekali
jenis batuan seperti misalnya batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf. Dimana didalam batuan ini terdapat mineral dan mineral ini memiliki
system kristal,.
Maka dari itu kita sebagai manusia yang tinggal di bumi harus mengetahui
karakteristik kristal dan system kristal. selain itu di dunia pertambangan
manfaat mepelajari system kristal yaitu untuk menemukan mineral berharga,
karena mineral memilik system kristal tersendiri,

1.2 Maksud dan tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud untuk mempelajari dan memahamai bagaimana system kristal dan
kelas kelas kristal kita dapat mengklasifikasikannya . Dimana sebagai mahasiswa
pertambangan kita harus dapat mengetahui mineral apa yang ditambang dan
mineral tersebut memiliki karakteisktik separti apa.
1.2.1 Tujuan
1. Untuk dapat memahami system kristal setam pembagian kelasnya.
2. Untuk mengetahui unsur simetri
3. Untuk mendeskripsikan kristal
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kristal dan Kristalografi

Kristal atau nama lainnya yaitu hablur merupakan suatu senyawa padatan
yang biasanya tersusun dengan komposisi ion, molekul atau atom, susunan yang
ibuat dari penyusunnnya ini terbentuk dengan teratur, tak hanya itu pola
penyusunannya pun berulang dengan membesar dalam dimensi tiga, biasanya
kristal terbentuk karena adanya pemadatan yang terjadi pada zat cair.
Kristalografi adalah sebuah bidang ilmu yang bertujuan untuk mengkaji
susunan atom yang terdapat pada kristal atau system pengkristalan yang sudah
permanen terbentuk dengan cara memadat.

2.2 Unsur Simetri Kristal

Setiap kristal ini memiliki kelas kelas tertentu dengan karakteristik yang
berbeda tergantung dengan banyaknya unsur simetri yang ada pada kristal
tersebut, unsur simetri tersebut terdiri atas :

1. Pusat simetri
Sebuah kristal dapat dikategorikan memiliki pusat simetri apabila
semua bagian titik pada kristal Ketika ditarik garis maka akan saling
berpotongan dan membentuk suatu titik pasangan berhadapan dengan
radius yang sama.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan cara menggambar garis bantu
pada setiap permukaan titik kristal dan diproyeksikan terus hingga
bertemu dengan permukaan titik lain yang bersebrangan.
2. Zona dan sumbu simetri
Sebuah kristal memiliki sumbu simetri jika pada kristal terdapat garis
yang sejajar dengan bidang pada zona, sedangkan zona pada bagian
kristal merupakan kumpulan bidang yang terbentuk karena saling
bertemu antara satu dengan yang lainnya.
3. Rotasi Simetri
Rotasi simetri dapat ilhat dengan cara memutar kristal pada titik tertentu
dengan batuan sumbu, setelah diputar maka terlihat bagian yang
simetris terbagi sama besar.
4. Pencerminan Simetri
Pencerminan simetri adalah kenampakan sebuah kristal memiliki
bentuk sisi yang sama namun dalam arah yang berlainan seperti yang
terlihat pada pantulan cermin, biasanya terdapat pada bidang atau rusuk.
5. Inversi simetri
Inversi simetri merupakan titik atau bidang yang terdapat
pengulangan apabila diteruska, misal sebuah titik diatas kristal dibantu
dengan sebuah garis apabila ditaik garus lurus maka diseberangnya akan
ada titik.

2.3 Pembagian Kelas Kristal

Dalam sistem kristal, kristal dibagi menjadi 7 kelas yaitu :


1. System orthorombik
System orthorombik ini terdiri atas 3 sumbu yang saling tegak lurus
membentuk sudut 90 derajat, berdasarkan susunannya sumbu
sumbu yang ada pada system orthorombik yaitu sumbu a (brakhia)
sebagai sumbu terpendek lalu sumbu b (makro) sebgai sumbu yang
agak Panjang lalu sumbu c sebagai sumbu paling Panjang.
Sumber : anonymous, 2002
Gambar 1.1
Sistem Orthorombik

2. System triklin
System triklin sama konsepnya dengan orthorombik dari segi
Panjang sumbu, namun pada system triklin ini semua sudut tidak
saling membentuk sudut 90 derajat, artinya bidang pada system
triklin ini seolah seperti tergeser sehingga menyebabkan kenaikan
sudut.

Sumber : geologi, 2013


Gambar 1.2
Sistem Triklin
3. System monoklin
1System moniklin ini merupakan system kristal dengan salah satu
sumbu yang miring dari ketiga sumbu yang ada, system monoklin
ini memiliki besar sudut dengan sudut a sama dengan b dan b
sama dengan c, sedangkan a tidak sama dengan c, Panjang
sumbunya tidak ada yang sama.
Sumber : geologi, 2013
Gambar 1.3
Sistem Monoklin

4. System tetragonal
Sistem tetragonal ini sama persis seprti system orthirombik, dari
posisi bangun hingga sudutnnya, hanya saja Panjang sumbu yang
ada pada orthorombik dan tetragonal berbeda, apabila pada
orthorombik semua sumbu memiliki Panjang yang berbeda
sedangkan pada system tetragonal antara a1 dan a2 memiliki
kesamaan Panjang.

Sumber : balitheree, 2013


Gambar 1.4
Sistem Tetragonal
5. System heksagonal
System heksagonal memiliki 4 sumbu yang ada didalamnya, yaitu
a1, a2, a3 dan satu sumbu tegak yaitu c, sudut yang terbentuk pada
ssistem heksagonal yaitu sebesar 120 derajat.
Sumber : geologi, 2013
Gambar 1.5
Sistem Hexagonal
6. System isometri
System isometri adalah system kristal yang sangat mudah dipahami
dengan sama panjangnya setiap sumbu sama a1=a2=a3, dan
nama lain dari system isometri ini adalah system kubik sehingga
bentuknya sama bidang 3 dimensi yang memiliki pajang yang sama
membentuk seperti kubus.

Sumber : geologi, 2013


Gambar 1.6
Sistem Isometri

7. System trigonal
System trigonal memiliki sumbu simetri a = b namun keduanya tidak
sama dengan c, sudut a dan b = 90 derajat dan sudut c = 120
derajat.

Sumber : balitheree, 2008


Gambar 1.7
Sistem Trigonal
2.4 Proyeksi Kristal

Dalam menentukan kelas kristal tentunya ada metode tertentu


yaitu dengan cara memproyeksikan kristal terhadap jaringan wukf dan
jaringan schdimtt, cara memproyeksikan kristal tersebut dibagi menjadi 4
yaitu :
1. Equal Area Projection ( Proyeksi Stereografi )
Pada proyeksi ini data yang dihasilkan berupa jarak yang panjang dari
titik dan bidang, dan jaraknya akan sama dengan yang ada di lapangan.
2. Equal Angel Projection ( Proyeksi Bola )
Titik zenith yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat bola
menjadi patokan proyeksi setiap titik yang ada pada permukaan benda.
3. Orthogonal Projection ( Proyeksi Ortogonal )
Proyeksi orthogonal yaitu bidang proyeksi yang akan menjadi patokan
proyeksi kemudian titik pada permukaan bola akan di proyeksikan dan
menghasilkan proyeksian.
4. Polar Projection ( Proyeksi Gnomorik )
Polar projection ini terdapat equal area projection yang nantinya
akan diteruskan menjadu penarikan garis, dari titik titik yang berupa
kutub bola ke bidang proyeksi ortografi

2.4 Deskripsi Kristal

Dalam mendeskripsikan kristal maka diperlukan parameter yang


menjadi acuan dalam menamai kristal, parameter tersebut diantaranya
adalah :
1. System kristal,
System kristal terdiri dari 7 yaitu triklin, trigonal, monoklin, tetragonal,
heksagonal, isometri dan orthorombik
2. Kelas Kristal
Apabila system ini tebagia menjadi 7 bagian makan daarii 7 bagian ini akan
mengahasilkan turunan sebanyak 32 kelas yaitu,
System isometric dibagi menjadi 5 kelas
System heksagonal dibagi menjadi 7 kelas
System trigonal dibagi menjadi 5 kelas
System tetragonal dibagi menjadi 7 kelas
System orthorombik dibagi menjadi 3 kelas
System monoklin dibagi menjadi 3 kelas
System triklin dibagi menjadi 2 kelas
3. SI
SI merupakan sebuah kesimpulan dari hasil pendeskripsisan kristal yang
mana parameternya sumbu putar dan cermin (mirror), nantinya akan
menjadi patokan dalam menentukan kelas pada kristal.
4. Sumbu lipat
Sumbu lipat adalah garik khayal yang membantu kita untuk melihat
sebanyak apa kristal dapat memberikan bentuk yang sama baik itu diputar
atau dibelah.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Tugas yang harus dikerjakan ketika selesai praktikum, diantaranya :
1. Deskripsikan kristal berdasarkan maket yang telah dibuat sebanyak 2
buah kristal.
2. Membuat 1 Maket yang telah ditentukan oleh asisten masing masing.
3. Menggambar deret seri bowen pada kertas HVS dengan keterangan
system kristal pada setiap mineralya.
3.2 Pembahasan
3.2.1 A.
Kode : LG/KR/11/2020
SI : 3m
Sistem Kristal : Trigonal
Kelas Kristal :Ditrigonal Piramidal
6 4 3 2 1 M I
- - 1 - - 3 -

Sumber : Data Pribadi, 2020


Gambar 3.1
Ditrigonal Piramidal

Krisrtal dengan kode LG/KR/11/2020 memiliki sumbu putr


sebesar 3 karena apabila dirotasikan sebanyak 120 derajat baru
menemukan sisi yang sama, lalu memiliki mirror yang hanya sejajar
dengan sumbu vertikalnya sebanyak 3, namun tidak memiliki
invers, maka dari itu dapat dikatakan simetri pada kristal ini yaitu
3m, dan klasifikasi kristal yang penulisannya adalah 3m termasuk
kedalam system trigonal kelas ditrigonal piramindal

B. Kode : LG/KR/9/2020
SI :6
Sistem Kristal : Hexagonal
Kelas Kristal : Hexagonal Piramidal

6 4 3 2 1 M I
1 - - - - - -
Sumber : Data Pribadi, 2020
Gambar 3.2
Hexagonal Piramidal

Krisrtal dengan kode LG/KR/9/2020 memiliki sumbu putar sebesar


6 karena apabila dirotasikan sebanyak 60 derajat baru menemukan
sisi yang sama, lalu tidak memiliki mirror dan tidak memiliki invers,
maka dari itu dapat dikatakan simetri pada kristal ini yaitu 6, dan
klasifikasi kristal yang penulisannya adalah 6 termasuk kedalam
system hexagonal kelas hexagonal piramindal

3.2.2
Kode : LG/KR/33/2020
SI :4
Sistem Kristal : Tetragonal
Kelas Kristal : Tetragonal Piramidal
6 4 3 2 1 M I
- 1 - - - - -

Sumber : Data Pribadi, 2020


Gambar 3.3
Tetragonal Piramidal
Krisrtal dengan kode LG/KR/33/2020 memiliki sumbu putar sebesar
4 karena apabila dirotasikan sebanyak 90 derajat baru menemukan
sisi yang sama, lalu tidak memiliki mirror dan tidak memiliki invers,
maka dari itu dapat dikatakan simetri pada kristal ini yaitu 4, dan
klasifikasi kristal yang penulisannya adalah 4 termasuk kedalam
system tetragonal kelas tetragonal piramindal

3.3.3.

Sumber : Data Pribadi, 2020


Gambar 3.4
Deret Seri Bowen

Deret seri bowen merupakan mineral utama yang pasti ada


dalam batuan, mineral ini bersifat ultra basa hiigga asam, seri
bowen ini terbagi menjadi 2 deret yaitu deret berkalanjutan dan
deret tidak berkelanjutan yang mana apabial deret berkelanjutan
maka proses pembentukan minerlnya turun temurun seperti contoh
pembentukan bitownit pasti dari mineral anortiti yang sudah
mengalami penuaan, sedangkan deret tak berkelanjutan
pembentukannya hanya mutlak mineral tersebur, misalnya
pembentkak olivine hanya akan terbentuk pada temperratur yang
tinggi dan kuarsa terbentuk pada temperature yang rendah.
Tak hanya itu kaitan seri bowen dengan kristal yaitu terletak
pada system kristal pada mineral, seperti dapat kita lihat bahwa
olivine dan piroksene memiliki system kristal orthorombik, lalu
amfibol, biotit dan orthoclase memiliki system monoklin, tak hanya
itu kuarsa juga memiliki system kristal yaitu trigonal, lalu pada deret
berkelanjutan semua system kristalnya sama yaitu triklin
BAB IV
ANALISA

Pada praktikum kristal dan Kristalografi ini ada bebrapa Analisa yang
diambil yaitu:
Pada kristal yang deskripsikan sumbu lipat yang terdapat yaitu 3, 4, 6 dan
yang ada pada daftar yaitu 1, 2, 3, 4, 6, sedangkan tidak ada sumbu lipat 5, hal
tersebut dikarenakan sumbu lipat 5 hanya terdapat bidang yang berbentuk
segilima, tak hanya itu sumbu lipat 5 juga apabila dimasukkan dalam perhitungan
yaitu 360/5 = 72 derajat,, sedangkan rotasi 72 derajat tidak ada pada system
penamaan kristal, maka dari itu sumbu lipat akan sulit untuk mengkasifikasikannya
ke dalam tata pembagian kelas kristal.
Hubugngan kristal dan mineral terletak pada struktur susunan atom yang
terbentuk pada kristal mineral itu sendiri, dari kristal yang saya deskripsi kristal
kristal memiliki system trigonal, tetragonal dan hexagonal, maka mineral yang ada
pada system tersebut akan Menyusun berbentuk kelasnya dan akan mengalami
pembesaran ukuran dari yang tak kasat mata menjadi kasat mata.
Pada praktikum kristal dan kristalografi bentuk bentuk kristal sangatlah
beraneka ragam, bahkah hingga 32 kelas, penyebab hal tersebut dapat terjadi
yaitu karena dalam pementukan kristal tidak ada yang sempurna, selalu saja ada
gangguan alam yang menghambat pertumbuhan kristal seperti perubahan suhu
yang signifikan atau juga tekanan yang dapat membuat kristal tersebut megalami
pembentukan, maka dari itu terciptalah bentuk kristal yang beraneka ragam,
seperti halnya kristal pyramidal yang dalam proses pembentukannya dipengaruhi
oleh tekanan yang memusat.
Dalam kristalisasi unumnya jarang ditemukan pembentukan kristal dengan
system yang pribadi, pasti ketebentukan secara massal namun bisa saja berbeda
tempat, seperti misalnya dalam sebuah mengma yang membeku akan terjadi
pengkristalan dalam waktu yang sama dan arah yang sama namun akhirnya akan
menghasilkan kristal yang berbeda, hal tersebut dapat dikatakan kristal kembar
karena dalam pembentukan mineral tersebut memiliki arah yang sama dan cara
pertumbuhannya juga sama.
Dari praktikum yang telah dijalankan, bahwassanya setiap mineral memiliki
system kristal masing masing seperti halnya kuarsa memiliki system kristal
trigonal,biotiti memiliki system kristal monoklin labrandorit memiliki system kristal
triklin, maka setiap mineral memiiliki satu system kristal saja tidak mungkin 2
karena mineral adalah ekspresi dari peengkristalan yang berkembang membesar.
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum kistal dan kritalografi ini
adalah:

Kristal adalah senyawa padat homogen yang memiliki bentuk polyhedral


teratur yang mana Batasan luarnya dibatasi oleh bidang yang licin dan memiliki
rumus kimia tertentu, kristal ini terbagi benjadi beberapa system dan kelas,
diantaranya adalah System isometric dibagi menjadi 5 kelas, System heksagonal
dibagi menjadi 7 kelas, System trigonal dibagi menjadi 5 kelas, System tetragonal
dibagi menjadi 7 kelas, System orthorombik dibagi menjadi 3 kelas, System
monoklin dibagi menjadi 3 kelas, System triklin dibagi menjadi 2 kelas sehingga
total kelas dalam penklasifikasian kristal yaitu sebanyak 32 kelas.
Dalam mengenal kristal ada istilah yang dimaksud dengan unsur simetri
kristal dimana unsur simetri ini merupakan karakterisktik yang dimiliki olaeh kristal
secara kasat mata, unsur simetri kristal diantaranya yaitu pusat simetri, zona dan
sumbu zona simetri, rotasi simetri, pemcerminan simetri dan inversi simetri.
Dalam mengklasifikasikan kristal dibutuhkan parameter tertentu untuk
menajdi acuan kristal ini termasuk kelas mana sehingga muda untuk di
klasifikasikan, parameter tersebut terdiri dari kode kristal untuk menamai kristal,
sumbu lipat yaitu dengan cara kita memurat kristal dengan aturan yang telah
dibuat, mirror atau pencerminan dan invers pada kristal tersebut, baru setelah itu
kita dapat menemukan penamaan system dan kelas pada kristal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2015. Sistem Kristal. https://balitheree.wordpress.com/ diakses


pada 29 September 2020
2. F. C. Phillips. 1972. An Introduction to Crystallography, Wiley, New York
3. Kennon, N. F.1978. Patterns in Crystals. John Wiley, New York.
4. S. V. Smaalen. 2007 Incommensurate Crystallography, IUCr, Oxford,
Scientific Publishers
5. Vainshtein, B. K. 1981. Modern Crystallography I: Symmetry of,
Crystals, Methods of Structural Crystallography.
Springer-Verlag, Berlin, Heidelberg, and New York.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai