Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Andrologi dipelajari sejak akhir tahun 1960-an. Jurnal yang membahas andrologi pertama kali adalah
jurnal berbahasa Jerman Andrologi ( sekarang Andrologia). Yang dipublikasikan pertama kali tahun 1969.
Kemajuan ilmu kedokteran yang pesat juga berimbas pada perkembangan ilmu yang mempelajari
masalah kesehatan reproduksi pria ini.Sperma disebut juga spermatozoa adalah sel gamet dari laki-laki.
Sel ini mempunyai ukuran panjang keseluruhan 50-60 mikrometer.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini antara lain:
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut:
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 bab yang terdiri dari : bab I pendahuluan, terdiri dari latar belkang,tujuan
penulisan, sistematika penulisan dan metode dalam penulisan makalah, bab II tijawan materi terdiri
dari, Pengertian andrologi dasar, ruang lingkup andrologi, spermatozoa, proses pembentukan
spermatozoa,struktur Sel Sperma ,pengertian spermatogenesis,hormon-2 yang mempengaruhi
spermatogenesis dan kelainan pada Sel Sperma atau spermatozoa.
bab III penutup terdiri dari kesimpulan yang disertai dengan daftar pustaka.
1. Diskusi kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
Andrologi adalah ilmu yang khusus mempelajaru tentang struktur dan fungsi system reproduksi pria.
Penelitian andrologi termasuk penyakit alat vital pria, gangguan fungsi seksual pria, penyakit kelamin
serta penyakit yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi pria.
Organ genitalia pria, tidak seperti pada wanita, terhubung dengan organ urinaria, sehingga lazim disebut
sebagai organ atau system genitourinaria. Meskipun jalur yang ditempuh sel sperma tidak seluruhnya
terhubung dengan jalur produksi urin, bahkan sesungguhnya jalur ini hanya menyatu dibagian uretra.
Dalam mempelajari permasalahan kesehatan reproduksi pria, tentu saja perlu dipahami organ dan
mekanisme reproduksi dari laki-laki normal.Masalah andrologi dapat berupa masalah pada sperma,
masalah pada seman, dan masalah pada organ kelamin.Masalah pada kualitas dan kuantitas sperma
pada umumnya disebabkan oleh penyakit yang bersifat sistematik, seperti Diadetes Melitus, penyakit
infeksi, gangguan fungsi hati dan ginjal.
3. Spermatozoa
Sperma disebut juga spermatozoa adalah sel gamet dari laki-laki. Sel ini mempunyai ukuran
panjang keseluruhan 50-60 mikrometer,dimana terdiri tiga bagian yaitu bagian kepala,bagian tengah
(leher) dan ekor. Spermatozoa atau sperma dihasilkan oleh testis, Sedangkan cairan seminal diproduksi
oleh kelenjar tambahan disepanjang saluran reproduksi pria. Ukuran spermatozoanya Yang normal
sekitar 20 juta/ml.
Gambar
Dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
hormon testosteron.
2. FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen
Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.
5. Struktur Sel Sperma atau Spermatozoa
6. Pengertian Spermatogenesis
( Spermatogonium ).
a. Sperma primer
b. Sperma skunder
c. Spermatid.
d. Sperma
(Spermatogenesis) yaitu:
1) Hormon Gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (dibagian dasar dari otak) yang merangsang kelenjar hipofisis bagian
depan (anterior) agar mengeluarkan hormone ICSH dan LH.
3) LH ( Luteinizing Hormone)
Berfungsi merangsang sel-sel interstisial (Sel Leyding) yang mengsekresikan hormone testosterone
(androgen).
4) Hormon Testosteron
Dihasilkan oleh testis yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat
embrio belum lahir,mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan cirri kelamin sekunder misalnya
jambang, kumis,jakun,suara membesar, serta memelihara ciri-ciri kelamin sekunder dan mendorong
terjadinya spermatogenesis.
Sperma yang normal berbentuk seperti kecebong. Terdiri dari kepala, tubuh, dan ekor. Kelainan
seperti kepala kecil atau tak memiliki ekor akan mempengaruhi pergerakan sperma.
2. Pergerakan Lemah
Untuk mencapai sel telur, sel sperma harus mampu melakukan perjalanan panjang. Ini pun
menjadi penentu terjadinya pembuahan. Jumlah sel sperma yang cukup, jika tak dibarengi pergerakan
yang normal, membuat sel sperma tak akan mencapai sel telur. Sebaliknya, kendati jumlahnya sedikit
namun pergerakannya cepat, bisa mencapai sel telur.
Sperma dikatakan normal bila memiliki gerakan normal dengan kategori a lebih besar atau sama dengan
25% atau kategori b lebih besar atau sama dengan 50%. Spermatozoa yang normal satu sama lain
terpisah dan bergerak sesuai arahnya masing-masing.
4. Saluran Tersumbat
Saat ejakulasi, sperma keluar dari testis menuju penis melalui saluran yang sangat halus. Jika saluran-
saluran itu tersumbat, maka sperma tak bisa keluar. Umumnya hal ini disebabkan trauma pada
benturan. Bisa juga karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin sehingga menyuburkan kehidupan
virus.
5. Kerusakan Testis
Testis dapat rusak karena virus dan berbagai infeksi, seperti gondongan, gonorrhea, sifilis, dan
sebagainya. Testis merupakan pabrik sperma.Testis ini sangat sensitif. Mudah sekali dipengaruhi oleh
faktor-faktor luar. Jika testis terganggu, produksi sperma bisa terganggu. Mungkin saat berhubungan,
pria tetap mengeluarkan sperma, hanya saja tanpa sel sperma (azoospermia).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Andrologi adalah ilmu yang khusus mempelajaru tentang struktur dan fungsi system reproduksi
pria.Spermatozoa adalah sel gamet dari laki-laki.Untuk para pria jagalah organ reproduksimu agar
sperma yang terdapat dalam organ reproduksimu tidak terkontaminasi bakteri atau virus yang dapat
mengganggu funggsi sel sperma yang terdapat dalam organ reproduksimu.
DAFTAR PUSTAKA
Ethel Sloane, Anatomi dan Fisikologi untuk Permula, Alih Bahasa JamesVeldman,
Jakarta: EGC.