Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Rafidah Sahari

NO BP : 1910536039

UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN AKUNTANSI

MATA KULIAH: SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN


DOSEN : SUHAIRI
WAKTU : 120 MENIT
(Open Book)

Soal 1
Penetapan harga jual merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesinambungan
perusahaan. Kebijakan penetapan harga jual antara satu perusahaan dengan perusahaan lain
seringkali berbeda-beda. Contoh, Harga Asus yang saya beli hanya Rp.10 juta sedangkan Buk
Ed membeli 2 tahun sebelumnya dengan harga Rp.20 juta. Berbeda dengan itu, Masker
(Berbagai Merk) mengalami kenaikan yang luar biasa sampai 10 kali lipat dari harga normal
sehingga memberatkan masyarakat.

Ditinjau dari sudut pandang PRODUSEN, menurut Anda kebijakan penetapan harga jual
yang mana yang lebih baik (Asus atau Masker). Beri penjelasan, dasar teori, dan alasan atas
pendapat anda dengan tepat dan ringkas.

Jawaban : Jadi menurut saya kebijakan penetapan harga jual yang lebih baik yaitu Asus karena
perusahaan ini memikirkan dengan jangka panjang, dan dapat mengintegrosikan strategi bersaing, dalam
hal teknologi juga, melakukan strategi manajemen yang baik dengan mempertahankan pesaing yang
kompetitifnya. Biasanya dengan menggunakan Strategic cost. Jika diawal ibu Ed membeli laptop asus
seharga 20 juta dan beberapa tahun kemudian bapak membeli laptop seharga 10jt berarti perusahaan
laptop asus menggunakan strategi cost reduction. Dimana hal itu memfokuskan dalam pengurangan
biaya padapenyebab timbulnya pemborosan, yaitu kualitas. Pengurangan biaya pada dasarnya
merupakan quality inprovedment yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu produk. Produk-produk
berkualitas yang dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah
keistimewaan yang mampu meningkatkan kepuasan pelanggan atas penggunaan produk
tersebut. Oleh karena itu setiap pelanggan pada umumnya akan memaksimumkan kualitas
dalam mengonsumsi produk, maka jelas bahwa produk-produk berkualitas tinggi pada tingkat
harga yang berkompetitif akan dipilih oleh pelanggan pula,.

Soal 2
Business Process_Reengineering (BPR) tidak sama dengan Total Quality Management
(TQM). Tetapi dalam penerapan BPR dibutuhkan TQM.

Beri penjelasan dengan CONTOH (Bukan DEFINISI/KONSEP) perbedaan BPR dengan


TQM.

Jawaban :
TQM dan BPR memiliki hubungan lintas fungsional. TQM memperhatikan untuk
meningkatkan produktivitas melalui peningkatan kualitas, sementara BPR sedang melakukan
perbaikan proses melalui perancangan ulang radikal dan penggunaan teknologi maju.
• TQM berfokus pada perbaikan terus-menerus sementara BPR prihatin dengan inovasi produk.

Contohnya pada PT Kereta Api Indonesia melakukan inovasinya (BPR)


Perubahan radikal diawali dengan pemesanan tiket secara online dan pembayaran melalui
banyak channel. Ini mempengaruhi kemudahan bagi pelanggan, yang awalnya harus mengantri
untuk memesan di stasiun , kini bisa dilakukan dimana saja secara mobile.
Sedangkan TQM Perbaikan terus menerus yang dilakukan dengan melakukan pemantauan
terhadap kualitas produk dan jasa di tiap- tiap level operasi. Pemantauan kulitas yang dilakukan
perusahaan dapat menekan tingkat kerusakan dari produk yang dihasilkan menjadi kecil, atau
dengan kata lain kerusakan produk pada tahap- tahap proses produksi cenderung tidak ada
sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan tambahan biaya lagi untuk melakukan perbaikan
produk rusak, yang menjadikan beban biaya produksi kecil, laba perusahaan akan menjadi
tinggi, dan konsumen mendapatkan produk yang berkualitas baik. Disini saya mencontohkan di
dalam PT TELKOMSEL.karena perusahan ini selalu memantau kualitas produknya yang
semakin lama semakin menarik,dan selalu melakukan perbaikan dengan cara menarik para
konsumen untuk tetap berlangganan.
• TQM menekankan pada penggunaan kontrol proses statistik sementara BPR menekankan
pada penggunaan teknologi informasi.
DalaM BPR : Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) untuk
mempermudah dalam hal pendaftaran paspor secara online. Sistem inni memangkas banyak
waktu untuk proses pendaftaran, penyerahan dokumen, sampai dikeluarkannya paspor,
pemangkasan waktu yang terjadi yang awalnya 3 minggu bisa menjadi 1 mingu maupun 3 hari
saja.

Reengineering mempunyai kesempatan yang besar untuk berhasil apabila dilihat sebagai upaya
untuk mengembangkan dan menciptakan daya saing baru. Selain itu bukan untuk
mengutamakan penekanan biaya dan menurunkan jumlah tenaga kerja.

• Pendekatan top down dan bottom up dapat digunakan untuk menerapkan TQM, namun BPR
hanya dapat diimplementasikan melalui pendekatan top-down.
Dalam implementasinya, apabila kita ingin mendapatkan hasil yang maksimal maka sebaiknya
melakukan Business Process Reengineering (BPR) terlebih dahulu kemudian dilanjutkan
dengan Total Quality Management (TQM). Perbedaan ekstrem antara BPR dan TQM juga
terletak pada kebutuhan perusahaan sendiri, apakah perlu dilakukan perubahan yang radikal
atau cukup dengan continuous improvement. Disamping itu dari sisi resiko, maka resiko
kegagalan BPR akan jauh lebih tinggi dibanding TQM karena semua proses didesign ulang dari
awal.

Soal 3
Pendekatan sistem akuntansi yang digunakan dalam perusahaan yang menerapkan JIT adalah
backflush costing, yaitu suatu sistem akuntansi biaya yang menghilangkan beberapa
pencatatan jurnal yang terkait dengan empat tahapan pencatatan pembebanan biaya ke dalam
produk.
Dalam sistem JIT dimana inventory adalah minimal, backflush costing akan
menyederhanakan sistem costing tanpa harus kehilangkan informasi yang relevan dalam
pembebanan biaya produk. Ada beberapa alternatif dalam backflush costing, dengan
penekanan yang berbeda pada pentahapan dalam trigger points.
a. 3 trigger points dengan pencatatan jurnal pembelian material, penyelesaian produk jadi,
dan penjualan produk jadi.
b. 2 trigger points dengan pencatatan jurnal pembelian material dan penjualan produk
jadi.
c. 2 trigger points dengan pencatatan penyelesaian produk jadi dan penjualan produk jadi.

Contoh 3 trigger points adalah sebagai berikut:


1). Saat pembelian bahan baku
BB dalam proses xx
Kas/utang xx

2). Penyelesaian Barang


Barang jadi xx
BB dalam proses xx
Pengendalian biaya xx

3). Saat penjualan


HPP xx
Barang jadi xx

Pertanyaan:
a. Jelaskan logika pembuatan jurnal; 3 trigger points dan 2 trigger points seperti di atas,
kenapa demikian? Apa alasannya?
b. Berikan contoh jurnal
 2 trigger points dengan pencatatan jurnal pembelian material dan penjualan produk
jadi.
 2 trigger points dengan pencatatan penyelesaian produk jadi dan penjualan produk jadi.

Jawaban :

A. Menggabungkan pencatatan jurnal pembelian material dgn BB dalam proses dalam


satu akun. Sehingga dalam 3 trigger points hanya akan ada dua akun inventory yaitu : BB
dalam proses dan barang jadi.
Dengan pencatatan jurnal pembelian material dan penjualan produk jadi, dimana hanya akan
ada satu akun inventory yaitu Inventory control. (2 Trigger points)
B.
• Jurnal 2 trigger points dengan pencatatan jurnal pembelian material dan penjualan
produk jadi
(D) Bahan Baku dalam Proses XXX
(K) Kas/ Utang Dagang XXX
(D) Harga Pokok Penjualan XXX
(K) Barang Jadi XXX
• Jurnal 2 trigger points dengan pencatatan penyelesaian produk jadi dan penjualan
produk jadi
(D) Barang jadi XXX
(K) BB dalam proses XXX
(K) Pengendalian biaya XXX
(D) Harga Pokok Penjualan XXX
(K) Barang Jadi XXX

Soal 4
Berikan contoh tindakan/kebijakan (Bukan DEFINISI/KONSEP) untuk menjelaskan
perbedaan Strategic Cost Reduction dengan Target Costing, dan Kaizen Costing.

Jawaban :
Contoh tindakan kebijakan :
 Strategi cost reduction dengan melakukan penganggaran keuangan perusahaan untuk
mempermudah invesor dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
Contohnya dalam Anggaran perusahaan ini berfungsi untuk alat komunikasi
intern di perusahaan yang menghubungkan berbagai unit perusahaan
dengan manajer bawahan dan atasan perusahaan
 Target costing dengan melakukan perancangan (desain produk) dalam memilih produk
yang akan diprouksi seperti harga reproduksinya, volume penjualan dan fungsionalitas
produk tersebut. Dalam CV sinar mandiri proses penerapan Target Costing, peneliti
akan terlebih dahulu menghimpun data mengenai biaya manufaktur yaitu berupa bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik didalamnya ada
biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya
pengiriman. Data yang telah dikumpulkan kemudian akan diolah untuk memperoleh
berapa besar biaya produksi untuk pembuatan satu buah lubang kusen untuk pintu.
 Kaizen costing dengan melakukan proses produksi sesuai jadwal dan desain
permintaan produk dari pelanggan dengan memproduksi sesuai dengan banyaknya
yang diorder.untuk mencegah pemborosan biaya jika melebihi suatu produksi.
Contohnya : Dalam perusahaan manufaktur yang menjual furniture perabot rumah
tangga seperti kamar set, lemari buku ataupun meja makan. Perusahaan dapat
melakukan proses produksi sesuai dengan permintaan pelanggan, seperti untuk ukuran
perabotan agar sesuai dengan ukuran tempat yang akan di letakan prabot tersebut.

Soal 5
Beri contoh nyata kemungkinan penerapan Keizen Costing yang dapat anda lakukan untuk
barang dan atau jasa yang ada disekitar anda, semakin banyak contoh (untuk fungsi yang
berbeda; produksi, pemasaran dst) yang anda berikan semakin tinggi nilainya.

Jawaban :

Toyota
Pabrikan otomotif Jepang ini adalah salah satu perusahaan paling terkenal yang
menggunakan Kaizen. Bahkan, Toyota-lah yang membuat metode ini terkenal di
seluruh dunia. Mereka membuktikan bahwa hasil Kaizen dapat diukur, terbukti dan
sangat efektif. Metodologi Kaizen adalah metodologi yang berfokus pada peningkatan
proses yang konstan, dengan melakukan penyesuaian kecil dan bertahap terhadap
cara berbagai hal dilakukan. Toyota telah menggunakan metode ini selama beberapa
dekade, dan telah memanfaatkan prinsip-prinsipnya di berbagai tingkatan organisasi.

Pabrik Susu dancow

merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dalam bidang pengolahan susu


pasteurisasi dan homogenisasi. Selama beberapa tahun terakhir terjadi kenaikan biaya
produksi karena adanya kenaikan biaya bahan baku dan biaya lainnya yang
mengakibatkan menurunnya laba perusahaan. Usaha yang dapat dilakukan untuk
mengurangi biaya produksi adalah dengan kaizen costing. Untuk memastikan
pengurangan beban produksi melalui kaizen costing dilaksanakan secara efektif, maka
menggunakan activity based management yang dapat mengarahkan pihak manajemen
memperbaiki aktivitas-aktivitas perusahaan menjadi bernilai.

Nestlé
Nestlé adalah contoh yang bagus tentang bagaimana Kaizen dapat digunakan di
berbagai industri—dalam hal ini industri makanan. Nestlé adalah salah satu
perusahaan penting di dunia yang telah menerapkan Kaizen. Lean production telah
menjadi aspek Kaizen yang diseriusi Nestle, dan mereka telah membuat perbaikan
besar dengan memangkas waste—yakni mengurangi waktu dan bahan baku yang
terbuang dalam proses mereka.

Dalam perusahaan manufaktur yang menjual furniture perabot rumah tangga seperti
kamar set, lemari buku ataupun meja makan. Perusahaan dapat melakukan proses produksi
sesuai dengan permintaan pelanggan, seperti untuk ukuran perabotan agar sesuai dengan
ukuran tempat yang akan di letakan prabot tersebut.
Memproduksi sesuai pesanan pelanggan agar tidak melakukan pemborosan biaya
produksi seperti, pembelian bahan baku dan bahan penolong lainya dengan membeli bahan
baku dan bahan penolongnya kepada pemasok yang tempatnya tidak terlalu jauh dari lokasi
produksi sehingga bisa memastikan keberadaan bahan tersebut, perusahaan ini tidak
menggunakan bagian keuangan pemasaran ataupun SDM, untuk mengurangi biaya adm lainya.

Anda mungkin juga menyukai