Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

MEMAHAMI ISU TERKINI LEWAT EDITORIAL

Kompetensi Dasar : 3.6. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks editorial


3.6.2 Menganalisis Kaidah kebahasaan dalam teks editorial.

Kegiatan 1

Setelah kalian mempelajari tentang struktur dalam teks editorial sebelumnya, maka, Pada
kesempatan ini kalian diminta untuk membaca teks editorial “Gonjang-Ganjing Omnibus
Law Harus Segera Berakhir ” di bawah ini dengan cermat kemudian analisislah kaidah
kebahasaan teks tersebut pada format jawaban 1 di bawah ini !

GONJANG-GANJING OMNIBUS LAW HARUS SEGERA BERAKHIR

Sudah beberapa hari belakangan ini, tepatnya sejak UU Cipta Kerja (Omnibus Law) disahkan oleh
DPR RI, tampaknya ada saja permasalahan yang muncul di negeri ini. Sebut saja dimulai dari
timbulnya banyak hoaks (berita palsu) dan versi tentang isi undang-undang tersebut di media
sosial, yang akhirnya menimbulkan gelombang demo yang terjadi di hampir seluruh provinsi di
Indonesia.

Faktanya, Sekjen DPR RI Indra Iskandar menyatakan naskah terkini RUU Cipta Kerja terdiri atas
1.035 halaman yang telah beredar di kalangan akademisi dan jurnalis. Draft berjumlah 1.035
halaman yang beredar itu diberikan judul penyimpanan “RUU Cipta Kerja-Kirim Ke Presiden.pdf”.
Pada halaman terakhir, ada tanda tangan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin.

Sebelumnya, terdapat beberapa versi yang beredar yakni versi 905 halaman yang dibagikan Wakil
Ketua Badan Legislasi DPR Achmad Baidowi beberapa waktu lalu serta versi 1.028 halaman yang
diunggah di situs DPR. Dengan demikian, ada tiga versi draft RUU Cipta Kerja yang berjumlah 905,
1.035, dan 1.028 halaman.

Tak hanya itu, ‘kegaduhan’ dan perdebatan panas juga terjadi pada elit-elit politik, terutama
antara partai pendukung dan oposisi pemerintahan. Teranyar, mantan Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono yang merasa tersudutkan dengan sejumlah dugaan yang dilontarkan beberapa pihak
bahwa dirinya merupakan penggerak massa demo Omnibus Law yang berakhir ricuh.

Sejauh ini, memang belum jelas bagaimana sebenarnya isi dari UU Ciptaker yang disahkan
tersebut, karena hingga kini belum jelas naskah resminya, termasuk tidak jelasnya draft final saat
RUU itu disahkan. Hal ini akhirnya dikhawatirkan banyak pihak akan adanya pasal-pasal
selundupan dalam Undang-Undang Cipta Kerja.

Hal ini seperti dikatakan pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari, bila dari awal semestinya draft UU
Cipta Kerja sudah dibagikan sebagai bentuk partisipasi publik dalam pembuatan UU. Ada
keharusan atau kewajiban memang bagi pembuat UU untuk melibatkan partisipasi publik, seperti
yang diatur pada Pasal 96.
Hanya saja, bagaimana publik mau berpartisipasi kalau naskah akademik saja tidak jelas
bentuknya” Atau mana draft yang tidak jelas, mana yang asli, mana yang setengah asli, mana yang
palsu? Mana draft aktual, mana yang tengah, dan mana yang akhir?

Karena itu, akhirnya Feri menilai dari awal sudah cacat prosedural, sebab mekanisme revisi UU
sekaligus itu tidak dikenal dalam UU 12 dan UU 15. Maka sudah pasti merevisi 79 UU dalam satu
batang tubuh UU yang sama tidak dikenal, artinya memang sudah sejak awal banyak sekali cacat
prosedural.

Terlepas dari itu semua, tentu dengan adanya gonjang-ganjing yang terjadi bak ‘bola panas’ yang
terus bergulir terkait Omnibus Law ini, diharapkan kepada pihak terkait dan berkompeten. Dalam
hal ini, DPR RI bersinergi dengan pemerintah pusat untuk segera mengakhirinya.
Rasanya dalam hal ini, DPR RI atau pemerintah pusat tidak perlulah diajari bagaimana untuk
menyelesaikannya. Karena itu sama saja artinya seperti ‘mengajari ikan berenang’.

Intinya, kalau masalah Omnibus Law ini tidak segera diatasi, maka ditakutkan akan menimbulkan
polemik yang lebih besar lagi. Terlebih saat ini pemerintah pusat sedang fokus kepada penanganan
pandemi Covid-19 yang sejauh ini masih terus menimbulkan trend kenaikan. (***)

Sumber : https://waspada.co.id/2020/10/editorial-gonjang-ganjing-omnibus-law-harus-segera-
berakhir/

Format jawaban 1.
Kaidah kebahasaan Contoh kalimat/kata
1.Kalimat retoris Hanya saja, bagaimana publik mau
berpartisipasi kalau naskah akademik saja
tidak jelas bentuknya” Atau mana draft yang
tidak jelas, mana yang asli, mana yang
setengah asli, mana yang palsu? Mana draft
aktual, mana yang tengah, dan mana yang
akhir?

2. Kata populer Dilontarkan, gonjang-ganjing


3. Kata Penunjuk Hal ini, di hampir seluruh provinsi di
Indonesia, RUU itu disahkan

4. Konjungsi kausalitas Karena itu sama saja artinya seperti


‘mengajari ikan berenang, sebab mekanisme
revisi UU sekaligus itu tidak dikenal dalam
UU 12 dan UU 15

Anda mungkin juga menyukai