MK. Perkembangan
Peserta Didik
PRODI. PGSD
FIP Nilai
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan rahmat dan karunia-Nya saya masihh dapat menyusun laporan Critical Book
Review ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahPerkembangan Peserta
Didik.
Pada laporan ini terdapat hasil review saya terhadap sebuah buku yang berjudul
“Perkembangan Peserta Didik”.
Dalam penulisan laporan ini, saya menyadari masih banyak kesalahan yang
menyebabkan ketidaksempurnaan pada laporan ini. Dari itu, saya harap, dosen pengampu
dapat memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat diterima dan dinilai secara objektif oleh dosen pengampu.
Medan, 2019
Atika Maharani
NIM. 1192111004
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................4
1.2 Tujuan..................................................................................................5
1.3 Manfaat ...............................................................................................5
1.4 Identitas Buku yang Di-review............................................................6
BAB II RINGKASAN ISI BUKU..................................................................7
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................26
3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku.....................................................26
BAB IV PENUTUP......................................................................................27
4.1 Kesimpulan......................................................................................27
4.2 Saran................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sehubung dengan diberlakukannya Kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
di Universitas Negeri Medan (UNIMED), seluruh mahasiswa diwajibkan menyelesaikan enam
tugas dalam satu semester pada setiap mata kuliah, salah satunya laporan ini yaitu tugas Critical
Book Review (CBR) mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Critical Book Report (CBR) adalah sarana untuk mengasaj kemampuan mahasiswa
dalam hal me-review sebuah buku, tidak hanya isi buku yang dikritik tetapi juga bagian
sampulnya hingga tata tulis dan penggunaan bahasa. Critical Book Report sangat penting bagi
mahasiswa, selain sebagai sarana untuk mengasah kemampuan me-review buku, CBR juga
melatih mahasiswa membaca cepat dan memahami keseluruan isi buku, berpikir kritis dalam
menilai kelebihan dan kelemahan buku, dengan kegitan tersebut mahasiswa akan memiliki
wawasan yag mana bagi calon guru Sekolah Dasar pengetahuan sangat dibutuhkan sebab
terdapat aspek psikomotorik peserta didik yang harus dikembangkan.
4
1.2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan Critical Book Review ini adalah :
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2. Memperluas wawasan dalam Keterampilan Perkembangan Peserta Didik
3. Menganalisis kelebihan dan kekurangan sebuah buku
4. Melatih reviewer untuk membaca cepat dan menilai sebuah buku
1.3 MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari penulisan Critical Book Review ini adalah :
1. Tugas Critical Book Review mata kuliah Keterampilan Perkembangan Peserta Didik selesai
2. Wawasan tentang Keterampilan Perkembangan Peserta Didik semakin luas
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sebuah buku
4. Mampu membaca cepat dan menilai sebuah buku
5
1.4 IDENTITAS BUKU
A. BUKU UTAMA
Buku 1
Pengarang Buku : Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono
ISBN : 978-979-518-826-1
B. BUKU PEMBANDING
Buku II
Penerbit : Alfabeta, cv
ISBN : 978-602-8800-43-3
6
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Ringkasan per bab
7
Natur dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan
karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada
setiap tingkat perkembangan.
B. PERBEDAAN INDIVIDU
Dari bahasa bermacam-macam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta
yang menonjol, yaitu (i) sesama manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam
pola perkembangannya dan (ii) di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang
membentuk warisan manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai
kecenderungan berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih
banyak bersifat kuantitatif dan kualitatif. Sejauh mana individu berbeda akan
mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-kombinasi dari berbagai unsur
perbedaan tersebut.
1. Bidang- bidang Perbedaan
Garry 1963 (Oxendine, 1984: 317) mengategorikan perbedaan individual ke dalam
bidang-bidang berikut:
a. Perbedaan fisik : usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, dan kemampuan bertindak.
b. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan
suku.
c. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
d. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar.
e. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
a. Perbedaan Kognitif
Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi tiap-tiap orang. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan
hasil belajar. Sebagaimana diketahui bahwa hasil belajar merupakan
perpaduan anatar faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan (faktor dasar
dan ajar). Faktor dasar yang berpengaruh menonjol pada kemampuan
kognitif dapat dibedakan dalam bentuk lingkungan alamiah dan lingkungan
yang dibuat.
b. Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa
8
Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan
berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah
pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna,
logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa tersebut sangat dipengaruhi
oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan, faktor-faktor lain yang juga
penting adalah faktor fisik, terutama organ berbicara.
c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kacakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan
untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf
pusat untuk melakukan kegiatan. Kemampuan motorik dipengaruhi oleh
kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berpikir. Karena
kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikir setiap orang
berbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik
masing-masing, dan dengan demikian kecakapan motorik setiap individu
akan berbeda-beda pula.
d. Perbedaan dalam Latar Belakang
Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu,
kebiasaan-kebiasaan kerja sama, kecakapan atau kemauan untuk
berkonsentrasi pada bahan-bahan pelajaran, dan kebiasaan-kebiasaan belajar
semuanya merupakan faktor-faktor perbedaan di antara para siswa.
e. Perbedaan dalam Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan
tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan
dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya bakat tidak dapat berkembang
sama sekali, manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk
berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang
menyentuhnya. Dalam hal inilah makna pendidikan menjadi penting
artinya.
f. Perbedaan dalam kesiapan Belajar
Perbedaan latar belakang keluarga dan lingkungan mempunyai pengaruh
terhadap belajar. Perbedaan latar belakang tersebut, yang meliputi
9
perbedaan sosialekonomi dan sosiokultural, amat penting artinya bagi
perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama selalu
berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari
luar yang lebih luas, dalam hal ini pelajaran di sekolah. Dengan demikian,
perbedaan-perbedaan individu itu tidak saja disebabkan oleh keragaman
dalam rentang kematangan tetapi juga oleh keragaman dalam latar belakang
sebelumnya.
C. ASPEK-ASPEK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan
non fisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai
dan moral, serta sikap.
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih
panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa.
Pertumbuhan fisik mencakup pertumbuhan sebelum lahir, pertumbuhan setelah
lahir.
2. Intelek
Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak.
Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek ini ditunjukkan pada
perilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu.
3. Emosi
Rasa perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia.
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik.
Seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau tingkah laku
yang lain. Begitu pula sebaliknya seorang yang gembira akan melonjak-lonjak
sambil tertawa lebar, dan sebagainya.
4. Sosial
Dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. setiap manusia
memerlukan lingkungan dan senantiasa akan memerlukan manusia lainnya.
5. Bahasa
10
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa
berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dngan orang-orang di sekitarnya.
6. Bakat Khusus
Bakat merupakan keamampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang
individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat
berkembang dengan baik. Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati,
sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol.
Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti
dalam bidang seni, olah raga, atau keterampilan.
7. Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984: 390) mengemukakan bahwa tujuan akhir
dari proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan
pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif), dan penguasaan
psikomotorik.
11
3. Berubah untuk mengganti hal-hal yang lama
4. Berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru
B. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial
psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas
dan kompleks. Tugas-rugas perkembangan tersebut ileh Havighurst dikaitkan dengan fungsi
belajar, karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya
mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar ia (mereka) mampu melakukan
penyesuaian diri dengan baik di dalam kehidupan nyata.
Havighurst (Garrison, 1956: 14-15) mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja,
yaitu :
1) Mencapai hubungan dengan teman lawan jenisnya secara lebih memuaskan dan
matang;
2) Mencapai perasaan seks dewasa yang diterima secara sosial;
3) Menerima keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif;
4) Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa;
5) Mencapai kebebasan ekonomi;
6) Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan;
7) Menjawab perkawinan dan kehidupan berkeluarga;
8) Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga
negara yang kompeten;
9) Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial;
dan
10) Menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
C. HUKUM-HUKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik
dimulai dari kepala ke arah kaki.
2. Hukum Proximodistal
Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut
hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.
12
3. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum,
kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Terjadi proses
diferensiasi seperti dikemukakan oleh Werner.
4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan
Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-masa
perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang
berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang
ada pada masa perkembangan yang lain. Sebenarnya ciri-ciri yang ada pada masa-masa
perkembangan terdahullu dapat diperlihatkan pada masa-masa perkembangan
berikutnya, hanya dalam hal ini terjadi dominasi pada ciri-ciri yang baru.
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus-menerus dan dalam tempo
perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Cepat atau lambatnya suatu
masa perkembangan dilalui, menjadi ciri yang menetap sepanjang hidupnya, bilamana
tidak ada hal-hal yang bisa mempengaruhi proses perkembangan secara hebat. Setiap
perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat, akan tetapi menurunkan
suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula, yang ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak. Tidak hanya bisa dilakukan oleh seorang
pendidik untuk mengubah, mempercepat atau memperlambat tempo dan irama
perkembangan tersebut.
D. REMAJA: KATAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANNYA
Menurut Sarlito (1991), tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku
secara nasional. Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku,
adat dan tingkatan sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Mengingat saat mulainya masa
remaja yang sangat dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan perorangan, maka penentuan
umur saja belum cukup untuk mengetahui apakah suatu tahap perkembangan baru telah
atau belum mulai. Penggolongan remaja yang keadaan sosial psikologisnya berlain-
lainan.
E. JENIS-JENIS KEBUTUHAN DAN PEMENUHANNYA
13
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang kedewasaan,
kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya
merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang
didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu antara lain adalah : makan, minum,
bernapas, dan kehangatan tubuh. Pada tingkat remaja kebutuhan primer ini dapat
bertambah, yaitu kebutuhan seksual. Sedangkan kebutuhan sekunder umumnya
merupakan kebutuhan yang di dorong oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya
kebutuhan untuk mengejar pengetahuan, kebutuhan untuk mengikuti pola hidup
bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan, alat transportasi, dan semacamnya.
F. KEBUTUHAN REMAJA, MASALAH, DAN KONSEKUENSINYA
Beberapa kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan,
yaitu :
a. Kebutuhan organik, yaitu makan, minum, bernapas, seks;
b. Kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari
pihak lain, dikenal dengan n’Aff;
c. Kebutuhan berprestasi atau need of achievement, yang berkembang karena didorong
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan
psikofisis; dan
d. Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan menegmbangkan jenis.
Bebrapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya
diuraikan sebagai berikut:
a. Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan
perilaku dewasa, tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki
maupun perempuan.
b. Sering kali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan
fisiknya.
c. Perkembangan sungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja
untuk memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang
menentang norma.
14
d. Dalam memasuki kehidupan masyarakat, remaja yang terlalu mendambakan
kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema
kehidupan, kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah
penyesuaian emosional, seperti perilaku yang berlebihan, dan semacamnya.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh,
perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin
kedua (sekunder).
A. PENYEBAB PERUBAHAN
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif
bekerja dalam sistem endokrin. Selama masa remaja, seluruh tubuh mengalami
perubahan, baik di bagian luar maupun di bagian dalam tubuh, baik perubahan struktur
tubuh maupun fungsinya. Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan yang
terjadi pada masa remaja ialah :
1. Perubahan ukuran tubuh
2. Perubahan proporsi tubuh
3. Ciri kelamin utama
4. Ciri kelamin kedua
5. Keanekaragaman perubahan proporsi tubuh
Urutan dan irma pertumbuhan fisik antara laki-laki dan wanita tidak sama, yaitu pada
wanita dua tahun lebih cepat dewasa daripada laki-laki. Beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik ini adalah:
a. faktor keluarga, yaitu meliputi faktor keturunan dan lingkungan keluarga,
b. faktor gizi, yang erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga,
c. faktor emosional, yang bertalian erat dengan gangguan emosional yang dialami
selama perkembangannya,
15
d. faktor jenis kelamin, di mana laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih
tinggi dan lebih berat dibandingkan wanita, dan
e. faktor kesehatan.
A. PERKEMBANGAN INTELEK
1. Pengertian Intelek dan Intelegensi
Istilah intelegensi telah banyak digunakan terutama di salam bidang psikologi dan
pendidikan, namun secara defenitif istilah itu tidak mudah dirumuskan. Banyak rumusan
tentang intelegensi, seperti yang dikemukakan oleh Singgih Gunarsa dalam bukunya
Psikologi Remaja (1991), ia mengajukan beberapa rumus intelegensi sebagai berikut:
a. Intelegensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan
memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya
dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
b. Intelegensi adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelancaran
tingkah laku.
c. Intelegensi meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambahnya pengertian
dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif.
d. William Stern mengemukakan bahwa intelegensi merupakan suatu keammpuan untuk
menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu dengan penggunaan fungsi berpikir.
e. Binet berpendapat bahwa intelegensi merupakan kemampuan yang diperoleh melalui
keturunan, kamampuan yang diwarisi dan dimiliki sejak lahir dan tidak terlalu banyak
dipengaruhi oleh lingkungan.
2. Hubungan antara Intelek dan Tingkah laku
Kemampuan berpikir abstrak menunjukan perhatian seseorang kepada kejadian dan
peristiwa yang tidak konkret seperti msialnya pilihan pekerjaan, corak hidup
bermasyarakat, pilihan pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh di depannya, dan
lain-lain. Bagi remaja, corak perilaku pribadinya di hari depan dan corak tingkah lakunya
sekarang akan berbeda. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam perkembangan
kepribadiannya.
B. PERKEMBANGAN SOSIAL
16
1. Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial
Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungakapkan bahwa
manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa
langkah dan jenjang. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan
emosional mengambil peranan penting, proses tersebut merupakan proses sosalisasi yang
mendudukan anak-anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.
2. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mecapai jenjang menjelang
dewasa.pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi
sosial dan peragulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuain diri terhadap
lingkungannya, remaja telah mulai memperhatinkan dan mengenal berbagai norma
pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya.
Remaja mengahdapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok
umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok
remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Sosial
a. Keluarga
b. Kematangan
c. Status sosial ekonomi
C. PERKEMBANGAN BAHASA
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor
intelek/ kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa.
Sesuai dengan fungsinya, bahsa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh
seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahsa merupakan
alat bergaul. Oleh karena itu, penggunaan bahsa menjadi efektif sejak seorang individu
memerlukan penggunaan bahsa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan
berkomunikasi dengan orang lain.
2. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anak remaja telah banyak
belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk oleh kondisi
17
lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat, dan
khususnya pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki
adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
a. Umur anak
b. Kondisi lingkungan
c. Kecerdasan anak
d. Status sosial dan ekonomi keluarga’
e. Kondisi fisik
A. PERKEMBANGAN EMOSI
1. Pengertian Emosi
Perasaan senang atau tidak senang yang selalu mnyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-
hari disebut warna afektif. Warna afektif ini kadang-kadang lemah tau kadang-kadang tidak jelas
(samar-samar). Dalam hal warna afetif tersebut kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lebih
mnedalam, lebih luas dan lebih terarah. Perasaan-perasaan tersebut disebut emosi (Sarlito,
1982:59). Di samping perasaan seneng atau tidak seneng, beberapa contoh macam emosi yang
lain adalah gembira, cintah, marah, takut, cemas dan benci.
Emosi dan perasaan adalah dua hal yang berbeda. Emosi dan perasaan merupakan suatu
gejala emosional yang secar kualitatif berkelanjutan, akan tetapi tidak jelas batasnya. Pada suatu
saat warna afektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi;
contohnya marah yang ditunjukan dalam bentuk diam. Jadi sukar sekali kita mendefinisikan
emosi. Menurut Crow & Crow (1958) pengertian emosi adalah sebagai berikut :
Jadi, emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Pada
saat terjadi emosi sering kali terjadi perubahan-perubahan pada fisik antara lain berupa ;
18
b). Peredaran darah: bertambah vepat bilda marah.
i). Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor).
j). Komposisi darah : kmposisi darah akan ikut berubah karena emosional yang
menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih aktif.
Secara tradisional mas remaja dianggap sebagai periode “ badai dan tekanan”, suatu masa
dimana ketegangan keterangan emosional sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Pola emosi remaja adalah sama dengna pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang
secara normal dialami adalah : cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut, dan cemas, cemburu,
sedih, dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang
mengakibatkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadapat
ungkapan emosi mereka.
Perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar
(Hurlock, 1960;266). Reaksi emosional yang tidak muncul pada awal kehidupan tidak berarti
tidak ada, reaksi tersebut mungkin akan muncul dikemudian hari, dengan berfungsinya sistem
endokrin. Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi
perkembangan emosi.
1. pengertian dan saling keterkaitan antara nilai, moral, dan sikap serta pengaruhnya
terhadap tingkah laku.
19
Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya adat
kebiasaan dan sopan santun (Sutikna, 1988:5). Sopan santun,adat, dan kebiasaan serta niali-niai
yang terkandung dalam pancasila adalah nilai-nilai hidup yang manjadi pegangan seseorang
dalam kedudukannya sebagai warga Negara dengan sesame warga Negara.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yang termasuk dalam sila kemanusiaan yang adil
dan beradab, antara lain :
Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan
sebagainya (Purwadarminto, 1957: 957). Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai tidak
baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara
perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam
bertingkah laku.
Dalam kaitannya dengan pengalaman nilai-nilai hidup, maka moral merupakan kontrol
dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dimaksud. Misalnya
dalam pengalaman nilai hidup : tenggang rasa, dalam perilakunya eseorang akan selalu
memperhatikan perasaan orang lain, tidak “semau gue”. Dia dapat membedakan tindakan yang
benar dan yang salah.
Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh dan memiliki sifat-sifat sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial.dalam kedudukannya sebagai makhluk individu ,seseorang
menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukan bagi kepentingan
diri prubadi,baik fisik maupun non fisik.kebutuhan diri pribadi tersebut meliputi kebutuhan fisik
dan kebutuhan sosio-psikologis.
Kehidupan diri pribadi seseorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap
dan memilki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai
aspek,antara lain; aspek emosional,sosial psikoloogis dan sosial budaya,dan kemampuan
intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan.
20
yang lain. Oleh karenanya setiap pribadi akan dengan sendirinya menampakan ciri yang khas
yang berbeda denagan pribadi lain.dalam kehidupan ini diperlukan keserasian antara kebutuhan
fisik da nonfisiknya. Berkaitan dengan aspek sosio-psikologis setiap pribadi membutuhkan
kemampuan untuk menguasai sikap dan emosinya serta sarana komunikasi untuk bersosialisasi.
Masalah kehidupan pribadi merupakan bentuk integrasi antara faktor fisik,sosial budaya ,dan
faktor psikologis.seorang individu juga membutuhkan peengakuan dari pihak lain mengenai
harga dirinya,baik dari keluarga nya sendiri maupun dari luar keluarganya.
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pribadi anak adalah kehidupan keluarga
beserta berbagai aspeknya.pekembangan anak yang menyangkut perkembangan dipengaruhi
oleh; status sosiial ekinomi,fillsafat hidup keluarga,dan pola hidup keluarga seperti
kedisiplinan,kepedulian terhadap kesehatan,dan ketertiban dalam menjalankan agama.
Bahwa perkembangan kehidupan seseorang ditentukan pula oleh faktor keturunan dan
lingkungan.aliran nativisme menyatakan bahwa seorang individu akan menjadi orang
sebagaimana adanya yang telah ditentukan oleh kemampuan dan sifatnya yang dibawa sejak ia
dillahirkan.sedangkan aliran empirisme mengataakan sebaliknya bahwa seorang individu di
ibaratkan sebagai kertas atau lilin yang masih putih bersih.ia akan menjadi manusia seperti yang
dikehendaki oleh lingkungan.pengaruh-pengaruh itu akan terpadu bersama-sama saling
memberri andil menjadikan manusia sebagai manusia.aliran yang mengakui bahwa kedua aliran
itu secara terpadu memberikan pengaruh terhadap kehidupan seseorang adalah aliran
konvergensi.proses pendidikan indonesia menganut aliran ini, seperti dinyatakan oleh Ki Hadjar
Dewantara yaitu ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Dua orang anak dibesarkan didalam satu keluaraga menujukan sifat pribadi yang
berbeda,karena hal itu diitentukan oleh bagaimana mereka maing-masing berinteraksi dsn
mengintegrasikan dirinya dalam lingkungannya.
21
kehidupan sebelumnya dan dalam perjalananya berintagrasi dengan kejadian-kejadian saat
sekarang.
Dengan dapat dikatakan bahwa jika sejak awal perkeembangan kehidupan pribadi
terbentuk secara terpadu dan harmonis,maka dapat diharapkan tingkah laku yang merupakan
pengejawantahan berbagai aspek pribadi itu akan baik. Kehidipan pribadi yang mantap
memugkinkan seorang anak akan berprilaku mantap,yaitu; mampu menghadapi dan memcahkan
berbagai permmasalahan dengan pengendalian emosi secara matang,terftib,disiplin,dan penuh
tanggung jawab.
a. Hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu secara baik.pengenalan dan
pemahaman nilai dan moral yang berlaku dalam kehidupan perlu ditanamkan secara
benar.
b. Mengerjakan tugass dan pekerjaan praktis sehari-hari secara mandiri dengan penuh
tanggung jawab.
c. Hidup bermasyarakat dengan melakukan pergaulan dengan seesama,terutama dengan
teman
d. Cara-cara pelmeecahan masalah yang dihadapi.menunjukan dan melatih cara
merespon berrbagai masalah yang dihadapi
e. Mengikuti aturan kehidupan keluarga dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.
f. Melakukan peran dan tanggung jawab dalam kehidupan berrkeluarga.dalam keluarga
perlu dikembangkan dikembangkn sikap menghargai orang lain dan keteladanan.
Belajar itu akan lebih berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhannya,cita-cita
tentang jenis pekerjaan dimasa yang akan datang merupakan faktor penting yang mempengaruhi
minat dan kebutuhan untuk belajar.dapat dikatakan bahwa remaja telah memiliki minat yang
22
jelas terhadap jenis pekerjaan tertentu.pada dasarnya belajar atau mengukuti pendidikan terentu
merupakan periapan baginya untuk suatu pekerjaan.hal inilah yang membimbing remaja
menentukan pilihan jenis plendidikan yang akan diikuti.
Para remaja akan mengenal dan memiliki nasyarakat baru yang merupakan masyarakat
sekolah atau teman sebaya,dengan demikian mereka memiliki tiga ligkunngan pendidikan yang
pola dan karakteristiknya berbeda.reemaja memiliki tiga lingkungan kehiddupan yang
mempunyai corak berbeda-beda,yaitu;keluarga, sekilah dan masyarakat.dengan demikian setiap
remaja berada pada posisi pendidika yang majmuk, ia berada dilingkungan kehidupan
pendidikan keliuarga,pendidiikan masyarakat,dan kehidupan pendidikan sekolah yang
didiikutinya.masing-masing lingkungan kehidupan pendidikan tidak selalu sama dasar dan
tujuannya.oleh karena itu remaj sepert di tantang ujntuk mampu mengtasi problema
keanekaragaman tersebut dan mampu menempatkan dirinya dengan tepat dan harmonis.
4. Pengaruh perkembangan kehidupan plendidikan dan karier terhadap tingkah laku dan
sikap.
Banyak pandangan yang menyatakan bahwa sekolah itu kurang mebawa manfaat bagi
hidupnya,golongan yang sosial ekinominya lemah memandang bahwa sekolah tidak dapat
memberikan pekerjaan baginya,hal ini mempengaruhi sekali sikap mereka terhadap pendidikan
sekilah tersebut.
Sikap remaja terhadap pendidikan seekolah banyak diwarnai oleh karakteriistik guru yang
mengajarnya.guru yang baik adalah yang akrab dengan siswanya dan menolong siswa dalam
pelajaran,hal ini sering di salah artiakan, karena menolong dusamakan dengan memeberikan nilai
tinggi atau meluluskan. Padahal sekolah bermaksud untuk mampu memberikan kepada para
peserta didi
23
Garrison mmenyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja adalah cukup
kuat,sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang halhal yang berhubungan dengan
perkawinan.karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk memulai meneetukan
pasangan hidupnya.
Alasan atau faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami jatuh cinta bermacam-
macam,antara lain adalah faktor kepribadian,faktor fisik, faktor budaya, latar belaakang
keluarga,dan faktor kemampuan,
24
a. penyesuaian berarti adaptasi;dapat mempertahankan eksistensinya,atau bisa ‘survive’dan
memperoleh kesejahteraan jasmaniah,dan rohaniah,dapat mengadakan relasi yang
memeuaskan dengan tuntutan sosial
b. konformitas yhaitu;menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
c. penguasaa yaitu;memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi
respon sedemikian rupa
d. kematangan emosional;secara fositip memiliki resspon emosional yang tepaat pada setiap
situasi.
B. PROSES PENYESUAIAN DIRI
Penyasuain diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam
memenuhi kebutuhan sesuai denagn lingkungan
Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif dapat mengakibatkan individu
melakukan penyesuaian yang salah.
1. reaksi bertahan
2. reaksi menyerang(aggressive reaction)
3. reaksi melarikan diri(escape reaction)
1. kondisi fisik
2. perkembangan dan kematangan
3. penentu psikologis.
4. kondisi lingkungan
5. penentu kultural
Permasalahan penyesuaian diri yang di hadapi renaja dapat berasal dari suasana psikologis
kelurga seperti keretakan keluarga.
25
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
A. KELEBIHAN
1. BukuPerkembangan Peserta Didik( Prof. Dr.H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono)
Kelebihan dalam buku ini adalah darii aspek tampilan sanagat menarik dan pemilihan
kertas sangat bagus, Selain itu kelebihan buku ini adalah memaparkan konsep dan teori-teori
belajar-mengajar yang cukup jelasd.
Kelebihan dalam buku ini yaitu, bahasa yang mudah dipahami khususnya kalangan
mahasiswa serta cover sampulnya sangat menarik.
B. KELEMAHAN
1. Buku Perkembangan Peserta Didik( Prof. Dr.H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono)
Kritik atau kekurangan buku ini adalah pembaca sulit memahami kata-kata, sehingga
membuat pembaca agak kesusahan dalam memahami kata itu.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Buku Perkembangan pesertas didik karya Sunarto dan Agung Hartono memang sangat
cocok digunakan untuk para pembaca yang ingin mendalami materi tentang Perkembangan
peserta didikselain karna penjabaran dan pencontohan yang sangat jelas dan mudah dipahami,
buku ini juga mencantumkan kesimpulan pada setiap bab, sehingga buku ini menjadi lebih
unggul di banding oleh buku-buku yang lain.Sedangkan pada buku Peserta didik Karya
Sudarwan Danim inimasih terdapat beberapa kekurangan seperti kurangnya teori yang
disampaikan.
4.2 SARAN
Sebaiknya buku Perkembangan Peserta didik Karya Sudarwan Danim diharapkan dapat
ditambah dengan teori dan kata-katanya yng bisa mudah dipahami agar pembaca mudah
memahami konsep materi. Buku Perkembangan peserta didik karya Sudarwan Danim sebaiknya
memberikan lebih banyak teori agar lebih mudah dipahami oleh siapa pun.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto dan Agung Hartono. (2008).Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT RINEKA CIPTA
27
28