OLEH :
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Laporan Pendahuluan dan
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Remaja Aids". Makalah ini kami tulis berdasarkan
beberapa sumber.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak dan sumber. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak lain
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini masih ada beberapa hal yang belum mencapai titik
sempurna dan masih memiliki beberapa kekurangan, baik segi penulisan dan penyajian.
Untuk itu, kami sangat berterima kasih jika ada pendapat, saran, maupun kritik yang
bertujuan untuk membangun kesempurnaan makalah ini. Dan kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat dan mampu digunakan sebagai suatu penunjang dalam proses
pembelajaran.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menjadi lemah, dan satu atau lebih penyakit dapat timbul. Karena lemahnya sistem
kekebalan tubuh tadi, beberapa penyakit bisa menjadi lebih berat daripada
biasanya.Maraknya penyebaran HIV/AIDS ini merisaukan banyak pihak baik yang
terlibat langsung maupun tidak langsung. Penyebarannya begitu cepat terjadi melalui
cara penyebaran yang mudah juga dan terkadang tidak disadari oleh korban yang akan
terjangkit. Kesadaran yang rendah di antara korban pengidap HIV/AIDS ini juga
dipengaruhi oleh sempitnya pengetahuan masyarakat tentang cara mengenali cirri
fisik dari penderita. Bukan hanya itu, minat masyarakat untuk melakukan uji
kesehatan dank e-anti-an HIV/AIDS juga dinilai sangat kurang dianggap penting oleh
kalangan masyarakat, hal ini mungkin dipengaruhi oleh kurangnya penyebaran
informasi mengenai HIV/AIDS itu sendiri.
HIV/AIDS sudah menjadi terror bagi korban dan masyarakat di sekitarnya.
Hal ini juga turut mempengaruhi proses sosial di lingkungan masyarakat. Ada banyak
aspek-aspek di lingkungan masyarakat yang terkena dampak dari fenomena maraknya
HIV/AIDS ini, diantaranya aspk politik, aspek ekonomi, aspek sosial, serta aspek
budaya. Dampak-dampak ini harus disadari oleh masyarakat agar masyarakat dapat
mengerti betapa perlunya pengetahuan dan penanganan dari HIV/AIDS. Dampak-
dampak ini lah yang harus ditangani oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses
penanganan korban HIV/AIDS itu sendiri, tanpa terkecuali oleh Pekrja Sosial. Oleh
karena itulah, disini penulis akan membahas dan mengetahui tentang bagaimana
dampak HIV/AIDS di beberapa aspek yang ada di masyarakat seperti yang telah
disebutkan di atas.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari tugas ini penulis mampu menjelaskan tentang konsep
asuhan keperawatan komunitas remaja dengan masalah AIDS serta memberikan
pemahaman pada penulis agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah sesuai dengan
kenyataan yang ada di lahan.
2
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan tugas ini meliputi penulis mampu :
a. Mengetahui Konsep Dasar Remaja
b. Mengetahui Konsep dasar penyakit AIDS
c. Mengetahuai Konsep dasar asuhan keperawatan komunitas
1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep dasar asuhan keperawatan
komunitas remaja dengan masalah AIDS serta mampu menerapkan dalam keperawatan
komunitas dengan pendekatan Student Center Learning.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP REMAJA
2.1.1 Definisi Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari
satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock,1998). Oleh karenanya,
remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau
kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial(TP-KJM,2002).
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang
batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu
dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau
batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir
usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun.
Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami
pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap
menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa,
meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang
perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola
perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung
karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka
dituntut untuk bersikap mandiri dandewasa.
1) Karakteristik MasaRemaja
Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik
yang khas jika dibanding dengan periode- periode perkembangan lainnya. Menurut
Aulia (2006) rinciannya adalah sebagaiberikut:
a. Masa remaja adalah periode yang penting
Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan
dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini
pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis
individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan
penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri
secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan
4
minta yang baru.
b. Masa remaja adalah masa peralihan
Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat- sifat kekanak-
kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk
menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama
peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas
mengani peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu
menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku
sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk
berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku
terlalu dewasa untukusianya.
c. Masa remaja adalah periode perubahan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, perubahan fisik
yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang
juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini
yaitu, (1) peningkatan emosionalitas, (2) perubahan cepat yang menyertai
kematangan seksual, (3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh
lingkungan yang menimbulkan masalah baru, (4) karena perubahan minat dan
pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan (5) kebanyakan remaja
merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
d. Masa remaja adalah usia bermasalah
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak
laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua lasan yaitu : pertama,
pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua
atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan
masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali
menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga menimbulkan
kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting
bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara
dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara
remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status,
5
seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
f. Masa remaja adalah usia yangditakutkan
Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan.
Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku
remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat
para remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan
meminta bantuan orang tua atau pun guru untuk memecahkan masalahnya.
g. Masa remaja adalah masa yang tidakrealistis
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara
hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan impresi
bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan
berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai
untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status
orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan
melakukan hubungan seksual.
1) Tugas Perkembangan MasaRemaja
6
g. Memperiapkan untuk menikah danberkeluarga
h. Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku
a. Tinggi badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi dewasanya pada usia 17/18 tahun dan
bagi anak laki-laki satu tahun lebih dari usiatersebut.
b. Berat badan
Perubahan berat tubuh seiring dengan waktu sama dengan perubahan tinggi badan,
hanya saja sekarang lebih menyebar ke seluruh tubuh.
c. Proporsi tubuh
Berbagai bagian tubuh secara bertahap mencapai proporsinya. Misal : badan lebih
lebar dan lebih kuat.
d. Organ seksual
Pada laki-laki dan perempuan organ seksual mencapai ukuran dewasa pada periode
remaja akhir, namun fungsinya belum matang sampai dengan beberapa tahun
kemudian
Selain terjadi perubahan fisik yang sangat mencolok, juga terjadi perubahan
dalam emosionalitas remaja yang cukup mengemuka, sehingga ada beberapa hal yang
dapat disimpulkan dari perubahan pada aspek emosionalitas ini. Masa ini disebut
sebagai masa “storm and stres” dimana terjadi peningkatan ketegangan emosional
yang dihasilkan dari perubahan fisik danhormonal.
Pada masa ini emosi seringkali sangat intens, tidak terkontrol dan nampak
irrasional, secara umum terdapat peningkatan perilaku emosional pada setiap usia
7
yang dilalui. Misalnya, pada usia 14 tahun, remaja menjadi mudah marah, mudah
gembira, dan meledak secara emosional, sedangkan pada usia 16 tahun terjadi
kebalikannya mereka mengatakan tidak terlalu merasakhawatir. Hal yang paling
membuat remaja marah adalah apabila mereka diperlakukan seperti anak-anak atau
pada saat merasa diperlakukan tidak adil. Ekspresi kemarahannya mungkin berupa
mendongkol, menolak untuk bicara, atau mengkritik secara keras. Hal yang juga
cukup mengemuka yaitu pada masa ini remaja lebih iri hati terhadap mereka yang
memiliki materilebih.
3. Perubahan Sosial pada remaja
Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada jenis kelamin yang
berlainan dalam suatu relasi yang sebelumnya tidak pernah ada dan terhadap orang
dewasa diluar keluarga dan lingkungan sekolah. Pada masa ini remaja paling banyak
menghabiskan waktu mereka di luar rumah bersama dengan teman sebaya mereka,
sehingga bisa dipahami apabila teman sebaya sangat berpengaruh terhadap sikap,
cara bicara, minat, penampilan, dan perilakuremaja.
Perubahan dalam perilaku sosial terlihat dengan adanya perubahan dalam
sikap dan perilaku dalam relasi heteroseksual, mereka yang tadinya tidak menyukai
keterlibatan lawan jenis menjadi menyukai pertemanan dengan lawan jenis. Secara
umum dapat dikatakan bahwa minat terhadap lawan jenis meningkat. Selain itu,
perubahan sosial yang terjadi dengan adanya nilai-nilai baru dalam memilih teman,
dimana sekarang remaja lebih memilih yang memiliki minat dan nilai- nilai yang
sama, bisa memahami dan membuat merasa aman, dapat dipercaya dan bisa diskusi
mengenai hal-hal yang tidak bisa dibicarakan dengan guru atau orang tua. Pada masa
ini pun remaja memiliki keinginan untuk tampil sebagai seorang yang populer dan
disukai oleh lingkungannya.
4. Tanda-tanda bahaya dari penyesuaian diri yang salah padaremaja
Dengan adanya perubahan yang terjadi dalam fisik, psikologis dan sosial pada
remaja yang sangat cepat dan drastis menuntut remaja tersebut untuk bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dan tuntutan-tuntutan lingkungan baru
yang menyertainya. Pada kenyataannya tidak semua remaja dapat menyesuaikan
dengan perubahan tersebut, berikut adalah beberapa tanda-tanda penyesuaian diri
yang salah pada remaja:
a. Tidak bertanggung jawab, misalnya mengabaikansekolah.
8
b. Agresif secara berlebihan dan sikap yang tertalu yakin atasdirinya.
d. Homesickness
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak- anak muda yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih
mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari
9
lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson,
Pengantar psikologi, 1999:294).
b. Pengaruh teman
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalah gunaan
narkoba di Indonesia dari tahun 1998-2003 adalah 20.301 orang, di mana 70%
diantaranya berusia antara 15 -19 tahun.
a. Narkoba
10
ketergantungan (adiksi)fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan
penelitian. Tetapi karena berbagai alasan, mulai dari keinginan untuk dicoba-
coba, ikut trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan maka
narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan
menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan
kecanduan.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja
tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti
dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan
kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan
merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber
daya manusia bagibangsa.
Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar
mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman
maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang
kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau
pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. Benar agar kita tidak terjerumus
ke pergaulan bebas yang menyesatkan. Masa remaja merupakan suatu masa yang
menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika.
Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri
remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu
pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan
bertambahnya usia seseorang, organ reproduksi pun mengalami perkembangan dan
pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan
perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus
media informasibaik. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian
pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja
sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada
11
seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan.
Namun, alasan-alasannya tidaksepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan
termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya
yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan
ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang
sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja
masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak
terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidapHIV/AIDS.
12
system kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Gallant. J
2010).
2.2.2 Penyebab
Penyebabnya adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai
retro virus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 diAfrika ditemukan lagi retro virus baru
yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen
dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV AIDS
disebabkan agent virus HIV yang masuk melalui darah dan semua cairan tubuh (semen,
ludah, secret vagina, urine, ASI dan airmata). Virus ini masuk kedalam pembuluh darah
kemudian menyerang sel darah putih jenis Lymphosittepatnyasel Thelper CD4.
penularan HIV / AIDS dapat terjadi melalui cara sebagai berikut:
2.2.3 Patofisiologi
Menurut Depkes RI (2003) Virus masuk kedalam tubuh manusia terutama
melalui perantara darah, semen dan secret vagina. Sebagian besar (75 %) penularan
terjadi melalui hubungan seksual. HIV tergolong retro virus yang mempunyai materi
genetic RNA. Bilamana virus masuk kedalam tubuh penderita (sel hospes), maka RNA
virus diubah menjadi oleh enzim reverse transcriptase yang dimiliki oleh HIV. DNA
13
pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan kedalam sel hospes dan selanjutnya
diprogramkan untuk membentuk gen virus. Setelah virus memasuki tubuh, virus akan
menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD 4. Kelompok terbesar yang mempunyai
molekul CD 4 adalah limfosit T4 yang mengatur reaksi sistem kekebalan manusia. Sel-
sel target lain adalah monosit, makrofag, sel Langerhans pada kulit, sel dendrit folikuler
pada kelenjar limfe, makrofag pada alveoli paru, selretina, sel servik suteri dan sel-
selmikroglia otak. Virus yang masuk kedalam limfosit T4 selanjutnya mengadakan
replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit itu sendiri.
Setelah mengikat molekul CD4 melalui transkripsi terbalik. Beberapa DNA
yangbaru terbentuk saling bergabung dan masuk kedalam sel target dan membentuk
provirus. Provirus dapat menghasilkan protein virus baru, yang bekerja menyerupai
pabrik untuk virus-virus baru. Sel target normal akan membelah dan memperbanyak
diri seperti biasanya dan dalam proses ini provirus juga ikut menyebarkan anak-
anaknya. Secara klinis, ini berarti orang tersebut terinfeksi untuk seumur
hidupnya.Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi
diaktifkan. Aktifasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen,
sitokin (TNF alfa atau interleukin1) atau produk gen virus seperti sitomegalovirus
(CMV), virus Epstein-Bar, herpes simpleks dan hepatitis. Sebagai akibatnya, pada saat
sel T4 yang terinfeksi diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi
dan sel T4 akan dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas kedalam
plasma darah dan menginfeksi sel-sel CD4 lainnya. Karena proses infeksi dan
pengambil alihan sel T4 mengakibatkan kelainan dari kekebalan, maka ini
memungkinkan berkembangnya neoplasma dan infeksi opportunistik.
Sesudah infeksi inisial, kurang lebih25% dari sel-sel kelenjar limfe akan
terinfeksi oleh HIV pula. Replikasi virus akan berlangsung terus sepanjang perjalanan
infeksi HIV, tempat primernya adalah jaringan limfoid, kecepatan produksi HIV
diperkirakan berkaitan dengan status kesehatan orang yang terjangkit infeksi tersebut.
Jika orang tersebut tidak sedang tidak menghadapi infeksi lain, reproduksi HIV berjalan
dengan lambat. Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat jika penderitanya
sedang menghadapi infeksi lain atau sistem imunnya terstimulasi. Keadaan ini dapat
menjelaskan periode laten yang diperlihatkan oleh sebagian penderita sesudah
terinfeksiHIV. Kejadian awal yang timbul setelah terinfeksi HIV disebut sindrom retro
viral akut atau Acute Retroviral Syndrome. Sindrom ini diikuti oleh penurunan CD4
(Cluster Differential Four) dan peningkatan kadar RNA Nu-HIV dalam plasma. CD4
14
secara perlahan akan menurun dalam beberapa tahun dengan laju penurunan CD4 yang
lebih cepat pada 1,5-2,5 tahun sebelum pasien jatuh dalam keadaan AIDS. Viral Load
(jumlah virus HIV dalam darah) akancepat meningkat pada awal terinfeksi dan
kemudian turun pada suatu level titik tertentu maka viral load secara perlahan
meningkat. Pada fase akhir penyakit akan ditemukan jumlah CD4 < 200/mm3
kemudian diikuti timbulnya infeksi oportunistik, berat badan turun secara cepat dan
muncul komplikasi neurologis. Pada pasien tanpa pengobatan ARV rata-rata
kemampuan bertahan setelah CD4 turun < 200/mm3 adalah 3,7 tahun.
15
g. Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya
rata-rata 8 tahun (di Negara berkembang lebihpendek).
3. Stadium 3 : HIV Positif (muncul gejala)
Pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (Persistent Generalized
Lymphadenopathy) tidak hanya muncul pada satu tempat saja dan berlangsung
lebih 1 bulan biasanya disertai demam, diare, berkeringat pada malam hari, lesu
dan berat badan menurun pada kelompok ini sering disertai infeksi jamur kandida
sekitar mulut dan herpes zoster.
a. Berat badan menurun > 10% dari BBsemula
b. Diare kronis yangberulang
c. Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan) > 1bulan
d. Kandidiasis oral(thrus)
e. Hairy leukoplakiaoral
f. TB paru, dalam 1 tahun terakhir
g. Infeksi bakteri berat (pneumonia,pyomiositis)
h. Sistem kekebalan tubuh semakin menurun
i. Skala aktivitas 3: selama 1 bulan terakhir tinggal ditempat tidur <50%
4. Stadium 4: AIDS
Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit antara penyakit saraf dan
penyakit infeksi sekunder. Gejala klinis pada stadium AIDS antara lain:
a. Gejala utama ataumayor
- Diare kronis lebih dari 1 bulan berulang maupun terusmenerus.
- HIV wasting syndrome (BB turun 10% ditambah diare kronik > 1 bulan atau
demam > 1 bulan yang tidak disebabkan penyakit lain).
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
- EnsepalopatiHIV.
b. Gejala tambahan atauminor
- Batuk kronis selama lebih dari 1bulan.
- Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candidaalbicans.
- Infeksi jamur berulang pada alat kelaminwanita.
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruhtubuh.
- Munculnya herpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal
diseluruhtubuh.(Nursalam, 2007).
16
2.2.5 Komplikasi
Menurut Gunawan (2006), komplikasi dari penyakit HIV/AIDS menyerang
paling banyak pada bagian tubuh seperti:
1. Oral lesi Lesi ini disebabkan karena jamur kandidia, herpes simpleks, sarcoma
kaposi, HPV oral, gingivitis, periodonitis HIV, leukoplakia oral, penurunan berat
badan, keletihan, dan cacat.
2. Neurologik Pada neurologik, virus ini dapat menyebabkan kompleks dimensia
AIDS karena serangan langsung HIV pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfagia, dan isolasi
sosial. Enselopaty akut karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis atau ensepalitis. Dengan efek seperti sakit
kepala, malaise demam, paralise, total/parsial, infrak serebral kornea sifilis
meningovaskuler, hipotensi sistemik, dan maranik endokarditis.
3. Gastrointestinal Pada gastrointestinal dapat menyebabkan beberapa hal seperti:
diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan
sarcoma kaposi. Dengan efek penurunan berat badan, anoreksia, demam,
malabsorbsi, dan dehidrasi. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma
kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen,
ikterik, demam atritis. Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan
inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi dengan efek inflamasi sulit dan sakit,
nyeri rectal, gatal-gatal dan diare.
4. Respirasi Infeksi karena pneumocitis, carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri, hipoksia,
keletihan, dan gagal nafas.
5. Dermatologik Lesi kulit stafilokukus, virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekubitus dengan efek nyeri,
gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis.
6. Sensorik Pada bagian sensorik virus menyebabkan pandangan pada sarcoma
kaposis pada konjuntiva berefek kebutaan. Pendengaran pada otitis eksternal dan
otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek nyeri.
17
2.2.6 Cara Penularannya
Cairan tubuh yang potensial menjadi media penularan HIV adalah darah,
cairan mani, cairan vagina, dan di dalam air susu ibu (ASI). Pada umumnya resiko
penularan HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seksual (homoseksualitas maupun
heteroseksualitas). Penularan melalui darah 15 biasanya dengan perantara transfusi
darah/produk darah, alat suntik atau alat medis lain (narkoba, tato), perinatal (ibu
hamil ke janin) (Nursalam, 2006). Penyebaran virus HIV dapat melalui aktivitas yang
melibatkan kontak dengan cairan tubuh (Farnan & Enriquez, 2012). Secara lebih
terperinci, virus ini dapat ditularkan melalui cairan tubuh, semen, vagina, air susu ibu,
serebrospinal, sinoval, dan amnion (Ahluwalia, 2005)
2.2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanan atau pengobatan untuk pasien dengan HIV AIDS tidak hanya
mencakup pada pemberian terapi obat, tetapi juga termasuk dalam pencegahan, terapi
fisik, dan fisiologis
18
1.Non-farmakologi
a. Fisik
Aspek fisik pada HIV (klien terinfeksi HIV) adalah pemenuhan kebutuhan fisik
sebagai akibat dari tanda dan gejala yang terjadi. Aspek perawatan fisik meliputi:
1) Universalprecaution
Tindakan pengendalian fisik sederhana yang digunakan oleh seluruh petugas
kesehatan, untuk semua klien setiap saat, pada semua tempat pelayanan dalam
rangka mengurangi resiko penyebaran infeksi.
2. Pemberian nutrisi
Pasien dengan HIV/AIDS sangat membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah
yang lebih banyak dari biasanya diperoleh dari makanan sehari-hari. Sebagian besar
ODHA akan mengalami defisiensi vitamin sehinggamemerlukan makanan tambahan
3. Aktivitas danIstirahat
a. Manfaat olahraga terhadap imunitastubuh
Hampirsemuaorganmeresponstressolahraga. Pada keadaan akut,olahraga akan
berefek buruk pada kesehatan, olahraga yang dilakukan secarateratur
menimbulkan adaptasi organ tubuh yang berefek menyehatkan.
b. Psikologis (strategikoping)
Mekanisme koping terbentuk melalui proses dan mengingat. Belajar yang
dimaksud adalah kemampuan menyesuaikan diri (adaptasi) pada pengaruh
internal dan eksternal.
c. Sosial
Dukungan sosial sangat diperlukan PHIV yang kondisinya sudah sangat parah.
Individu yang termasuk dalam dan memberikan dukungan sosial meliputi
pasangan (suami/istri, orang tua, anak, sanak keluarga, teman,tim kesehatan,
atasan, dan konselor).
4.Farmakologis
Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam
tubuh individu. Ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa HIV/AIDS dapat
disembuhkan. Setelah diteliti lebih lanjut pengobatannya tidak dilakukan dengan
standar medis, tetapi dengan pengobatan alternative atau pengobatan lainnya. Obat-
obat yang digunakan adalah untuk menahan penyebaran HIV dalam tubuh tetapi
tidak menghilangkan HIV dari dalam tubuh. Untuk menahan lajunya tahap
perkembangan virus beberapa obat yang ada adalah Antiretroviral dan infeksi
19
oportunistik waktumemulai terapi ARV harus dipertimbangkan dengan seksama
karena obat ARV akan diberikan dalam jangka panjang.
c. Vitalstatistic:
1) Kelahiran
2) Mortalitas
b. Persalinan : Remaja putri berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2-5 kali
resiko kematian ketika persalinan dibandingkan dengan wanita yang telah
berusia 18-25 tahun akibat persalinan macet, perdarahan, maupun faktor
lain. Ahmad (2004) dari laporan Save the Children : 1 dari 10 persalinan
dialami oleh ibu yang masih anak2, berusia 11-12 tahun menyebabkan
komplikasi kehamilan dan persalinan membunuh 70,000 remaja puteri
tiaptahun
20
3) Morbiditas
Bukan karena penyakit
21
7) Pusat pelayanan : posyandu remaja, puskesmas, pusat pelayanan KRR di
sekolah (meliputi : informasi akurat PMS, kontrasepsi, keterampilan remaja
menghadapi tekanan kelompoknya dan meningkatkan tanggungjawab remaja),
pelatihan kader remaja untuk menjadi edukator dan pemberi dukungan
8) Tempat belanja : remaja sering nongkrong dan berbelanja di mall, pasar, pusat
perbelanjaan
9) Tempat ibadah : masjid, gereja, wihara,pura
10) Politik : poster tentang narkoba, free sex,aborsi
11) Media : TV, radio, koran, majalah, papanpengumuman
12) Orang jalanan : banyak pula remaja yang menjadi pengamen dan anak
jalanan. Ada yang disebabkan karena kondisi ekonomi yang sulit dan bahkan
ada remaja yang kabur dari rumahnya karena perseteruan denagn orang tua
sehingga menjadiglandangan.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial:Fasilitas dalam komunitas, misalnya puskesmas,
posyanduremaja. Fasilitas di luar komunitas, misalnya konseling konseling yang
berhubungan dengan gender, kekerasan, perilaku seksual bertanggung jawab dan
PMS
c. Ekonomi
Kelompok pelayanan masyarakat yang sering diikuti oleh remaja, antara lain:
22
Karang Taruna, PMR, Pramuka, PKS
f. Komunikasi
Waktu luang remaja biasanya diisi dengan berbagai kegiatan baik yang positif
maupun negatif. Positif : kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, les pelajaran
tambahan, les minat dan bakat, mengaji di masjid, dan lain-lain. Negatif :
nongkrong sampai malam, main game sampai larut malam. Media hiburan yang
digunakan remaja, misalnya mall, tempat rekreasi, pusat perbelanjaan, warnet,
dan lain-lain.
6. Perilakudestruktif
8. Depresi
9. Nutrisikurang/lebih
23
11. Kurang Perawatan diri
12. Kurangpengetahuan
a. Pada Klien:
Menganjurkan remaja untuk tidak berinteraksi dengan teman yang dapat memberi
pengaruh yangburuk
24
Meningkatkan interaksi sosial dan keterlibatan remaja dalam kelompok
Tujuan:
Memperhatikan pergaulanklien
c. Pada Masyarakat:
Tujuan : Dapat mengurangi stigma negatif masyarakat mengenai keadaan klien yang
sedang menjalani proses rehabilitasi
Intervensi :
25
Pendidikan kesehatan tentang obat danpenggunaannya
b. Pada Keluarga
Tujuan:
Keluarga dapat mengetahui masalah yang di hadapiklien
Intervensi:
Menjelaskan tentang fungsi seksual, perubahan fisik yang dapat mempengaruhi
psikologis dan sosialremaja
Memotivasi keluarga untuk memperkenalkan kesehatan reproduksi remaja
sesuai dengan norma dan budaya dan tingkat pengetahuan yang
dimilikikeluarga.
Memperkenalkan tempat layanan kesehatan yangdibutuhkan
26
Memperkenalkan sejak usia sekolah tentang kehamilan yang sebagian besar
merupakan dampak dari penyimpangan sex agar dapat bertanggungjawab
Membantu remaja dan keluarga mengenali tahap perkembangan dan tugas yang
akan dilalui olehremaja
c. PadaMasyarakat
Intervensi :
Bekerja sama dengan LSM setempat untuk mengadakan penyuluhan tentang
akibat penyimpangansex
RT setempat memberikan jam malam (maksimal jam 21.00) untuk remaja
berada di luar rumah sehingga meminimalisasi kegiatan remaja yang kurang
bermanfaat yang dapat memberikan dampak yangburuk
Memaksimalkan kemampuan yang dimiliki remaja untuk melakukan berbagai
kegiatan positif melalui karangtaruna
3. Masalah Keperawatan : Resikocedera
a. Pada Klien:
Intervensi :
Diskusi tentang pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas dan akibatnya
jikadilanggar
Diskusi tentang semakin banyaknya pelajar yang meninggal akibat kecelakaan
lalulintas
Diskusi cara untuk menghindari kecelakaan lalulintas
Tujuan :
27
Intervensi :
Intervensi :
Bekerja sama dengan Polres setempat untuk mengadakan penyuluhan tentang cara
berkendara yang baik dan dampak melanggar peraturan lalu lintas
1) Melalui Puskesmas
Adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja,
menyenangkan,menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja,
menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta
efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan tersebut.Singkatnya, PKPR
adalah pelayanan kesehatan kepada remaja yang mengakses semua golongan
remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan efisien. Tujuan
umum dari adanya program ini adalah Optimalisasi pelayanan kesehatan
remaja di Puskesmas
28
Langkah langkah pembentukan dan pelaksanaan PKPR di Puskesmas
6. Strategi menjalinkemitraan
29
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) adalah suatu wadah kegiatan
program PKBR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan
pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga
Bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. PIK Remaja adalah nama
generik. Untuk menampung kebutuhan program PKBR dan menarik minat remaja
datang ke PIK remaja, nama generik ini dapat dikembangkan dengan nama-nama
yang sesuai dengan kebutuhan program dan selera remaja setempat.
Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR,
Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan
konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan kegiatan-
kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai
Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil
BahagiaSejahtera.
30
1. Pemerintah: kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan SKPDKB
2. Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat (seperti:
pengurus masjid, partor, pendeta, pedande, bukisu) dan pimpinan kelompok dan
organisasipemuda.
3. Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, danTV)
4. Rektor/dekan, kepala SLTP, kepala SLTA, pimpinan pondok pesantren,
komitesekolah.
5. Orang tua, melalui Bina Keluarga Remaja (BKR), majlis ta’lim, programPKK.
6. Pimpinan kelompok sebaya melalui program karang taruna, pramuka,
remajamasjid/gereja/vihara.
b. Program Sekolah dan Lembaga Pendidikan
Program kesehatan Remaja yang termasuk dalam Program Indonesia Sehat 2010 di
atur oleh Program Usaha Kesehatan Sekolah. UU No. 23 tahun 1992 pasal 45
tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di
selenggarakan di sekolah.Program ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar
peserta didik melalui peningkatan derajat kesehatan. Dan tujuan khusus dari
programini:
1. Menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yangsehat
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peran perawat komunitas dalam pemberian asuhan pada klien aids yaitu
dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui
praktik keperawatan komunitas, dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif)
dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of
prevention). Perawat dalam melaksanakan praktik kelapangan melaksanakan atau
memberikan asuhan keperawatan di komunitas atau masyarakat pertama, berbasis
institusi pendidikan ketika sedang menempuh program diploma, pada saat menempuh
program sarjana (tahap akademik dan profesi), pada tahap menempuh pascasarjana
baik aplikasi maupun spesialis, dan ketika berada di tatanan tempat kerja yaitu
didinkes dan puskesmas. Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal
pada hakikatnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan genetika. Kalangan ilmuwan umumnya berpendapat bahwa determinan
utama dari derajat kesehatan masyarakat tersebut, selain kondisi lingkungan, adalah
perilaku masyarakat. Peran perawat komunitas dalam pemeberian asuhan pada klien
aids, baik secara langsung maupun tidak langsung sangat berperan yaitu dengan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masihbanyak
kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan kami juga berharap pengetahuan
tentang Asuhan Keperawatan Komunitas pada Remaja dengan HIV/AIDS dapat
terus dikembangkan dan diterapkan dalam bidangkeperawatan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Achjar Komang Ayu Henny. 2011. Teori & Praktik Asuhan Keperawatan Komunitas.
Jakarta: EGC.
Brooks G.F. Butel J.S., Morse S.A. 2004. Jawetz, Melnick, & Adelberg. Mikrobiologi
Kedokteran. 23rd ed. New York: McGraw-Hill Companies Inc.
Fallen.R & K.Dwi Budi. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika
Freitas-Ferrari MC, Hallak JE, Trzesniak C, Filho AS, Machado-de-Sousa JP, Chagas MH.
2010. Neuroimaging in social anxiety disorder: a systematic review of the literature.
Prog Neuropsychopharmacol Biol Psychiatry.; 34 (4): 565-580
Gallant,J.2010.100TanyaJawabMengenaiHIVdanAIDS.Jakarta:IndeksRidhaN.
Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta:Balai Penerbit FKUI
IPKKI. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas
dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat.
Jakarta: UI-Press.
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN Basic. Jakarta:
EGC
33
Efri Widianti. (2007). Makalah Remaja dan Permasalahannya : Bahaya Merokok,
Penyimpangan seks pada Remaja dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman Keras
Narkoba. Jatinangor : FIK UNPAD
Imami Nur. (2000). Pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Mencegah Kematian
Perinatal.
Jusuf Tjahjo. (2009). Intervensi Komunitas untuk Menghentikan Perilaku Merokok Remaja.
Jakarta : FPsi Univ.Satya Wacana
Komisi Penanggulangan AIDS . (2007). Strategi Nasional PEnanggulangan HIV AIDS 2007-
2010.
Lembaga Indonesia Untuk Pengembangan Manusia UNAIR. (2007). Program Pengembangan
Remaja Melalui Sekolah Unggul. Surabaya : Pascasarjana UNAIR
Outlook Vol.16 Ed.Januari Hal.1-8. (2000). Kesehatan Reproduksi Remaja : Membangun
Perubahan yang Bermakna
Sofia Retnowati. (2008). Remaja dan Permasalahannya. Jogjakarta : FPsi UGM
34