Nama Mahasiswa :
Preseptor Akademik
17. Ekstramitas: jumlah jari, ROM, Scarf sign, kuku, jumlah jari utuh, ROM
grasf reflex reflex, babinski reflex, step reflex, pasif, kuku merah muda,
moro reflex babinski refleks (+),
moro refleks (+)
Genogram
S S
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: tinggal serumah
: Penderita
S : Sakit
Reaksi Hospitalisasi :
Ayah klien percayakan kepada tim medis yang merawat anaknya
VII. Pemeriksaan Diagnostik Tgl
14/4/2014
CRP : 0,1 mg/L < 5 Tgl
15/04-2014
Pemeriksaan Hasil Interpretasi
- WBC 6,46 103/uL 4,00 – 10,00
- RBC 4,09 106/mm3 4,00 – 6,00
- HGB 15,3 gr/dL 12 - 16
- HCT 43,2 % 37 - 48
- MCV 105,6 µm3 80 - 97
- MCH 37,4 pg 26,5 – 35
- MCHC 35,4 g/dL 31,5 - 36
- PLT 159 103/mm3 150 – 400
- RDW-SD 61,7 fl 37 – 54
- RDW-CV 16,2 % 10 - 15
- Neutrofil 2,7 103/uL 11,8 % 52 – 75
- Monosit 1,00 103/uL 6,6 % 2–8
- Eosinofil 0,9 103/uL 0,0 % 1–3
- Basofil 0,03 103/uL 0,0 % 0 – 0,10
Catatan : leukopeni
NO DATA MASALAH
1 DS :
Bayi Sesak dialami 7 jam setelah lahir
DO :
RR 72 x/menit
Cheyne-stokes
Downe skor :
- Pernapasan 1
- Retraksi 1 Ketidakefektifan pola nafas
- Sianosis 0 b.d imaturitas otot-otot
- Air entry 1 pernafasan dan penurunan
- merintih 0 ekspansi paru-paru
total <4 (gangguan pernapasan ringan)
Apgar skor :
- Appearence/warna kulit : coklat kemerahan (2)
- Pulse/nadi : 140x/mnt (2)
- Grimace/refleks : reaksi melawan (2)
- Activity/tonus otot : ROM Pasif (0)
- Respiration/pernapasan : 1
Total 4-6 (asfiksia ringan-sedang)
2 DO :
Status gizi anak malnutrisi:
- BB/U : 1,56 Kg (<-3 SD) >Berat badan sangat
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang
kurang dari kebutuhan tubuh
- PB/U : 39 cm (<-3 SD) > Sangat pendek
b.d ketidakmampuan menelan
turgor kulit kering
makanan
Anak prematuritas usia 34 mgg dgn BBLR
Pemberian nutrisi enteral melalui selang
orograstrik/OGT
3 Faktor risiko :
Resiko infeksi
Pemeriksaan lab kimia darah kesan leukopenia
f.r pertahanan imunologis yang
Prosedur invasif : Sectio Cesaria
kurang
Malnutrisi
4 DO : Ketidakefektifan pemberian
Refleks mengisap 34x/I, (-) ASI
Reflex menelan (-) b.d prematuritas, refleks isap
ASI ibu tidak keluar dan menelan buruk, dan suplai
Tonus otot leher lemah ASI tidak cukup
5 Faktor risiko : Resiko ketidakseimbangan
Sedang dirawat dalam incubator dengan suhu suhu tubuh
32,2ºC f.r kegagalan mempertahankan
Suplai lemak subkutan tidak memadai suhu tubuh, penurunan jaringan
BBLR lemak subkutan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Autonomy (Kemandirian)
Sebelum melakukan tindakan perawatan harus selalu memastikan memberikan inform consern
terlebih dahulu. Seperti pada saat memberikan suntikan antibiotik kepada bayi, seorang perawat
apabila akan menyuntik harus memberitahu untuk apa obat tersebut, prinsip otonomi ini
dilanggar ketika seorang perawat tidak menjelaskan suatu tindakan keperawatan yang akan
dilakukannya, tidak menawarkan pilihan misalnya memungkinkan suntikan atau injeksi bisa
dilakukan di pantat kanan atau kiri dan sebagainya.
perawat menasehati ibu klien yang mungkin bingung dan gelisah karena Asi tidak keluar/cukup
dengan membantu memberikan saran mengenai jenis terapi yang dapat dilakukan untuk
memperlancar Asi yakni pijat payudara dan nutrisi pengganti asi sesuai resep.
3. Justice (Keadilan)
Perawat memperlakukan dan merawat bayi sama/sejajar antara kelas reguler dan VIP tanpa
memandang dari status kelasnya (status keluarga).
Perawat dalam memberikan cairan dan nutrisi harus sesuai dengan dosis /takaran yang
dianjurkan. Perawat sudah harus terlebih dulu menghitung jumlah cairan yang sesuai dihari itu
agar menghindari kelalain kelebihan / kekurangan cairan yang dapat membahayakan bayi.
Keluarga klien ingin berdiskusi mengenai keadaan bayi dan terapi apa yang dianjurkan. Perawat
tidak memiliki waktu pada saat itu dan berjanji akan memberikan info pada esok hari. Maka
perawat harus menepati janji dan meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan keluarga klien.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Keluarga klien tidak ingin orang lain selain keluarga inti yang mengetahui mengenai kelahiran
prematur anak karena takut tanggapan negatif dari keluarga besarnya, maka perawat harus
menjaga dan tidak menyebarkan berita kelahiran anak kepada siapapun baik melalui media sosial
maupun kepada pasien lain yang ada dirumah sakit.
8. Accountability (Akuntabilitas)
Seorang perawat tidak sengaja menggunting jari bayi. Dan perawat itu tidak meminta
pertolongan dokter tetapi membuang jari tersebut ke bak sampah. Kejadian tersebut mungkin
tidak akan segera diketahui jika tidak ada seorang staf RS anak yang melihat tangan bayi
tersebut berdarah. Bayi baru lahir. Pencarian masih tetap dilakukan dan beruntung jari bayi
tersebut masih ditemukan di bak sampah. Contoh diatas memperlihatkan ketidak profesionalan
seorang perawat/tidak akuntabil dalam menghadapi masalah. Seharusnya yang dilakukan
perawat adalah segera mencari pertolongan dan mengakui kesalahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kadim, M., Roeslani, R. D., & Nurmalia, L. D. (Eds.). (2016). KONSENSUS Asuhan Nutrisi
pada Bayi Prematur (pertama). Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
NANDA International. (2015). Diagnosa Keperawatan (10th ed.; Monica Ester, ed.). Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatann Indonesia (1st ed.). Jakarta: dewan
pengurus pusat PPNI.
PPNI, T. P. S. D. (2018). Standar Intervensi Keperwatan (1st ed.). Jakarta: dewan pengurus
pusat PPNI.
PPNI, T. P. S. D. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: dewan
pengurus pusat PPNI.