PKL Ku
PKL Ku
PENDAHULUAN
sebagai penghasil daging yang baik, domba juga dapat menghasilkan kulit yang
dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan industri kulit, selain itu juga
dapat menghasilkan bulu (wool) yang sangat baik untuk keperluan bahan sandang
ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, mudah perawatannya, cepat sekali
waktu 1,5 tahun sudah beranak dan apabila pemeliharaan domba dimulai dari 10
1
2
bulan, maka dalam waktu 2 tahun dapat beranak 3 kali. Kenyataan ini
pengembangan domba sebagai salah satu ternak potong masih banyak mengalami
kebutuhan standar gizi. Pemeliharaan domba dan kambing secara tradisional ini
maksimal.(domba tetap kurus dan kecil). Hal ini disebabkan karena tidak adanya
gizinya ( Wahyono dkk, 2001 ). Hal ini menunjukkan bahwa peternak domba
skala usaha belum tercapai skala ekonomi, sehingga masih sebagai usaha
sambilan.
perkandangan yang baik, pakan yang cukup dan bermutu serta tata laksana
yang baik serta memenuhui syarat kesehatan secara langsung akan memudahkan
terhadap penyakit. Dengan perkandangan yang baik serta makanan yang bergizi
1998 ).
yang sesuai dengan persyaratan teknis. Pemberian pakan ( ransum ) harus sesuai
standar kebutuhan zat gizi ternak dan disediakan dalam jumlah yang cukup
pengawasan dan perawatan terhadap hewan yang sakit, dapat lebih menghemat
tersebut diatas, maka usaha secara tradisional perlu ditinggalkan dan usaha
ternak domba sampai saat ini masih rendah, hal ini disebabkan pemeliharaanya
FURQON.
4
penggemukan domba.
4
5
Khalayak sasaran dari PKL ini adalah peternakan domba milik Bapak
2. Pengadaan bibit
6. Pemasaran
5
6
ekor.
pendekataan untuk memperoleh data dengan cara wawancara serta ikut terlibat
1. Kondisi umum
2. Pengadaan bibit
Peternakan milik Bapak OON FURQON berdiri pada tahun 1998. lokasi
6
7
No Lokasi Luas
1 Kantor/Perumahan 100 m²
2 Jalan Lokasi Peternakan 200 m²
3 Gudang 40 m²
4 Kandang 300 m²
5 Padang Pengembalaan 20.000 m²
Total 20.640m2
Domba yang akan dijadikan bibit diseleksi terlebih dahulu yang dilakukan
dengan melihat kemurnian bangsa, warna asli dan ukuran badan. Untuk calon
pejantan memiliki kriteria, fisik normal yaitu sehat dan tubuh besar (sesuai
umurnya), aktif dan besar nafsu kawinya, buah zakar normal, alat kelamin kenyal
dan dapat ereksi, bulu besar dan mengkilap, punggung rata, tumit tinggi, kaki
lurus dan kuat, dada dalam dan lebar, serta keturunan satu atau dua.
Bibit domba dipeternakan ini diperoleh dari luar atau dari pasar, domba
tersebut berumur 8 bulan sampai 1 tahun. Domba tersebut merupakan jenis ekor
gemuk dengan bobot baban 15-20 kg yang dibeli dengan harga Rp 12.500/kg BH.
Pemberian pakan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena jika
pemberian pakan ini kandungan gizinya kurang maka akan defisiensi zat gizi yang
Frengkuensi pemberian pakan Complete Feed diberikan dua kali sehari yaitu
pagi jam 07.00 dan sore jam 15.00. komposisi makanan yang terkandung dalam
pakan Complete Feed adalah protein, karbohidrat, dan mineral. Selain pakan
Complete Feed juga diberikan pakan hijauan seperti rumput gajah, bekatul, tetes
terlebih dahulu dan diberikan secara ad-libitum. Untuk pemberian air minum pada
ternak domba juga diberikan secara ad-libitum. Jika air minum telah habis maka
sudah sesuai dengan standar kebutuhan gizi ternak dan disediakan dalam jumlah
dengan menggunakan pakan complete feed ini sudah dilakukan dengan baik,
Kandang merupakn suatu sarana produksi yang penting dalam suatu usaha
peternakan. Kandang merupakn tempat yang nyaman bagi kehidupan ternak untuk
menjalankan aktifitasnya dengan baik sebagai tempat tinggal, makan dan minum,
mencega berbagai macam penyakit dan parasit yang dapat merugikan usaha
kebersihan kandang, kebersihan peralatan (tempat pakan, tempat minum dan lain-
Tipe kandang domba yang digunakan adalah tipe kandang yang berkolong
atau panggung, yang terbuat dari kayu dan dindingnya setengah terbuka, yang
sekat dan setiap sekat diisi 10 ekor domba. Sekat tersebut mempunyai ukuran
adalah genteng, yang mana atapnya bersitem gable dan dindingnya menggunakan
papan dengan bentuk dinding kandang tersebut setengah terbuka, sedangkan lantai
10
kandang terbuat dari belahan bambu dengan ukuran celah lantai 2 cm, sehingga
Didalam kandang tersebut juga terdapat tempat pakan dan tempat minum.
Domba yang dipelihara dalam kandang secara terus menerus m,emerlukan tempat
Tempat pakan tersebut berbentuk palung yang terbuat dari papan yang
bagian bawahnya rata dan rapat sehingga bahan pakan yang diberikan tidak
tercecer atau jatuh ketanah. Bak pakan ini diletakkan pada dinding kandang
bagian dalam dengan ukuran lebar atas 40 cm, lebar bawah 20,2 cm, panjang 3 cm
kebutuhan minum ternak. Dengan tersedianya tempat minum, maka kebutuhan air
bersih dapat terpenuhi sehingga ternak dapat terhindar dari berbagai ancaman
penyakit. Tempat minum yang digunakan adalah terbuat dari peralon yang
berukuran besar dan dapat menampung air yang banyak sehingga dapat memenuhi
kebutuhan ternak. Pada bagian sisi kiri dan kanan ditutup dengan dumpul
sehingga air tidak mudah merembes. Tempat pakan tersebut dipasang pada
Ventilasi kandang pada kandang domba sudah cukup baik yang mana
memakai dinding setengah terbuka dan atap bertipe gable. Hal ini akan menjamin
sirkulasi udara dalam kandang selalu dalam keadaan segar atau tidak terlalu panas
membujur timur-barat.
11
Untuk menjaga agar kuman, jamur dan bakteri tidak berkembang, kandang
diusahkan dibersihkan selalu secara rutin dan usahakan lantai kandang selalu
dalam keadaan kering. Sedangkan untuk kolong kandang yang berfungsi untuk
menampung kotoran air kencing dan sisa makanan dan rumput yang jatuh
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, kolong dibersikan 1-2 minggu sekali,
1. Penyakit Cacingan
ternak. Jenis cacing yang sering menginfeksi dombah adalah cacing bulat dan
cacing pita. Penularan penyakit cacing pada umumnya melalui rumput yang
menjadi sarang telur atau larva cacing dan dimakan oleh domba. Pengobatan
dilakukan dengan pemberian obat Monyl tiap 2 bulan sekali dan diberikan secara
rutin. Sedangkan untuk mencegah agar domba tidak terjangkit penyakit cacing
maka kandang diusahkan selalu dalam keadaan bersih dan kering dan hewan yang
Penyakit mata terjadi akibat peradangan selaput lendir mata yang dapat
disebabkan oleh bakteri dan virus. Penyakit ini dapat disebabkan oleh ujung
rumput yang mencocok mata domba disaat domba makan, debu, duri dan lain-
3. Pilek/ingusan
4. Mencret/Diare
penyakit, terutama dari golongan bakteri, makanan, lingkungan, atau udara yang
diusahakan selalu dalam keadaan kering dan bersih dan agar ternak lain tidak
terkena mencret maka domba yang terserang mencret segera dipisahkan dengan
4.7. Pemasaran
atau yang sudah layak dipasarkan memiliki bobot badan minimal 20 kg keatas.
Ternak domba tersebut tidak dijual atau dipsarkan langsung kepasar tetapi ternak
tersebut diambil langsung oleh pembeli atau konsumen itu sendiri dikandang
dengan harga jual/kg Rp 15.000, 00. di peternakan ini waktu yang diperlikan
Lokasi ini sangat strategis sesuai dengan pendapat Cahyono, (1998) bahwa lokasi
peternakan harus jauh dari keramaian, tetapi tidak terlalu jauh dari pusat
sebaiknya tidak sampai bau dan suara bising yang mengganggu ketenangan. Dan
lebih lanjut menurut Mulyono dan Sarwono, (2004) mengatakan lokasi peternakan
dalam pengadaan pakan, mendapatkan alat dan bahan keperluan produksi dan
peternakan .
Luas lahan peternakan milik bapak OON FURQON ini seluruhnya 20.640
Domba yang akan dijadikan bibit diseleksi terlebih dahulu yang dilakukan
dengan melihat kemurnian bangsa, warna asli dan ukuran badan. Untuk calon
pejantan memiliki kriteria panggung rata, tumit tinggi, testis normal, kaki lurus
14
15
dan kuat, dada dalam dan lebar, sehat dan tubuh besar (sesuai umurnya), alat
kelamin kenyal dan dapat ereksi, buah zakar normal serta aktif dan besar nafsu
kawinnya.
Bibit domba dipeternakan ini diperoleh dari luar atau dari pasar. Domba
tersebut berumur 8 bulan sampai 1 tahun. Domba tersebut merupakan jenis domba
ekor gemuk dengan bobot badan 15-20 kg yang dibeli dengan harga Rp 12.500/kg
BH.
Pakan merupakan bahan makanan ternak yang berupa bahan kering dan
air. Bahan makanan ini harus diberikan pada ternak sebagai kebutuhan hidup
pokok. Dengan adanya pakan maka proses pertumbuhan, produksi dan reproduksi
Dipeternakan ini pakan yang disediakan adalah dalam bentuk pakan jadi
atau complete feed. Pakan ini diberikan secara ad-libitum dengan frekuensi
pemberiannya adalah 2 kali sehari yaitu pagi jam 07.00-08.00 dan sore jam 15.00-
16.00. Pemberian pakan complete feed ini tidak dicampur air (dicombor) tetapi
diberikan secara kering. Selain pakan complete feed juga diberikan pakan hijauan
gizi ternak dan disediakan dalam jumlah yang cukup. Pemberian pakan dengan
menggunakan pakan complete feed ini sudah dilakukan dengan baik sehingga
Untuk pemberian air minum juga dilakukan secara ad-libitum, jika air
minum telah habis maka diberi air minum yang baru dan bersih. Hal ini sesuai
kebutuhan air minum pada domba dipengaruhi oleh suhu udara, kelembaban
udara, dan jenis pakan yang diberikan sehingga air minum diberikan sepanjang
hari.
sudah dilakukan dengan tepat. Kandang merupakan tempat yang nyaman bagi
bagi kehidupan ternak domba untuk menjalankan aktifitasnya dengan baik sebagai
berproduksi.
Sodiq dan abiding, (2002) bahwa selain itu kandang juga berfungsi untuk
membatasi gerak domba sehingga seluruh energi yang diperoleh dari pakan yang
yang sesuai dengan kebutuhan domba sehingga mampu mencapai produksi yang
optimal.
17
adalah tipe kandang panggung atau berkolong, yang terbuat dari kayu dan
dindingnya setengah terbuka, dengan ketinggian kolong 7,3 meter dari permukaan
atau panggung ini adalah kotoran jatuh ketempat penampungan yang berada
baik yang mana memakai dinding setengah terbuka sedangkan mengenai arah
kandangnya membujur Timur-Barat. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan dan
Tanius, (2003) bahwa ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara dari dalam
kandang dan menggantikan udara segar dari luar kandang sehingga domba tidak
merasakan kepanasan dan pengap dalam kandang. Ukuran ventilasi pada setiap
OON FURQON adalah dari genteng, dengan system atap gable sehingga dapat
menghindari panas serta menjaga kehangatan diwaktu malam. Hal ini sesuai
dengan pendapat Cahyono, (1998) bahwa atap kandang yang paling baik dan
paling murah adalah genteng, karena atap dari genteng tidak menimbulkan panas
dengan celah lantai 2 cm sehingga kotoran dapat jatuh kebawah. Murtidjo, (1998)
mengatakan bahwa alas kandang domba sebaiknya terbuat dari kayu atau bambu
yang sudah diawetkan agar tahan lama terhadap kelapukan, dan celah lantai dibuat
sekitar 1,5-2 cm agar kotoran dapat jatuh kebawah tetapi kaki domba tidak sampai
terperosok.
setengah terbuka. Hal ini sesuai dengan pendapat Sodiq dan Abidin, (2002) bahwa
dinding kandang sebaiknya agak rapat 1-2 meter diatas lantai dan setelah 2 meter
papan dan ditempelkan pada sisi depan kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sugeng, (1994) bahwa tempat pakan bisa dibuat dari bambu atau papan. Kandang
tersebut juga dilengkapi dengan tempat minum yang terbuat dari peralon yang
meliputi kebersihan lantai kandang atas, kebersihan lantai kandang bawah serta
dilakukan dua kali sehari untuk menjaga agar lantai kandang tetap bersih
sepanjang hari.
pada lantai kandang, lantai yang tidak bersih akan berakibat lantai mudah lapuk
dan patah, lantai kotor dan lembab menyebabkan kuman penyakit dan jamur
19
setiap hari dengan menggunakan system control individu. Jenis penyakit yang
a. Cacingan
pengobatannya yaitu diberikan obat Monyl tiap 2 bulan sekali dan diberikan
secara rutin.
b. Mencret/Diare
terutama dari golongan bakteri, makanan, lingkungan atau udara yang dingin.
disebabkan oleh bakteri dan virus. Tanda-tanda ternak yang terserang yaitu mata
Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kandang dan hewan yang
terserang penyakit dipisahkan dari ternak yang sehat. Pengobatannya dengan cara
Oxitetrasiclyn 1%.
d. Pilek/Ingusan
5.6. Pemasaran
atau yang sudah layak dijual atau dipasarkan memiliki bobot badan minimal 20 kg
keatas. Ternak domba tersebut tidak langsung dijual atau dipasarkan tetapi ternak
6.1. Kesimpulan
penggemukan ternak domba ini sudah dilakukan dengan baik yang meliputi
6.2. Saran
bisa mencapai produksi yang optimal maka perlu disarankan untuk memperbaiki
kandang ternak yang sudah rusak dan juga memperhatikan kebersihan kandang.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B., 1998. Beternak Domba dan Kambing, Cara Meningkatkan Bobot
dan Analisis Kelayakan Usaha. Penerbit Kanisius Yogyakarta.
Harjosubroto, W. dan Astuti, J. M., 1993. Buku Pintar Peternakan. PT. Gramedia.
Jakarta.
Ludgate, P.J., 1989. Peragaan Ternak Kambing dan Domba di Pedesaan. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Ternak.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak.
Mulyono, S., 1998. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya
Jakarta.
Sarwono, B., 1991. Beternak Kambing dan Domba Unggul. Penebar Swadaya
Jakarta
Sodiq, A. dan Abidin, Z., 2002. Domba dan Kambing Peranakan Etawa.
Agromedia Pustaka Jakarta.
Untung, D., 1996. Membuat Kandang Ternak Yang Sehat. Penebar Swadaya
Jakarta.
6
23
Disusun Oleh:
Yuliana Corneliawati
NIM : 0404010027
2007
24
Disusun Oleh:
Yuliana Corneliawati
NIM : 0404010027
Mengetahui : Menytujui:
Universitas tribhuwana Tunggadewi Malang Dosen Pembimbing
Fakultas Peternakan
Program Studi Produksi Ternak
Ketua :
RINGKASAN
Praktek Kerja Lapang ini dimulai pada tanggal 01 Oktober 2007 sampai
dengan tanggal 01 November 2007 di Peternakan milik Bapak OON FURQON di
Dusun Babakan Desa Ngenep Karangploso. Tujuan PKL ini adalah untuk
mempelajari manajemen penggemukan ternak domba yang meliputi pengadaan
bibit, kandang dan perlengkapan kandang serta sanitasinya, pemberian pakan dan
minum serta pengendalian dan pencegahan penyakit pada ternak domba
dipeternakan milik Bapak OON FURQON.
Materi PKL ini adalah ternak domba kampung (asli Indonesia) dengan
jumlah 63 ekor yanmg terdapat dipeternakan milik Bapak OON FURQON.
Metode yang digunakan dalam PKL ini adalah studi kasus serta pendekatan untuk
memperoleh data dengan wawancara serta ikut terlibat langsung dalam
manajemen penggemukan ternak domba. Adapun parameter yang diamati
meliputi kondisi umum, pengadaan bibit, kandang dan perlengkapan kandang
serta sanitasinya, pemberian pakan dan minum, serta pengendalian dan
pencegahan penyakit yang terdapat pada ternak domba.
Dari PKL ini diperoleh bahwa dalam manajemen penggemukan ternak
domba di Peternakan milik Bapak OON FURQON ( meliputi pengadaan bibit,
kandang dan perlengkapan kandang serta sanitasinya, pemberian pakan dan
minum, serta pengendalian dan pencegahan penyakit), pengadaan bibit dilakukan
dengan melihat kemurnian bangsa, warna asli dan ukuran badan. Untuk calon
pejantan maupun betina harus tidak cacat fisik, alat kelaminnya normal, kaki lurus
dan kuat serta dari keturunan kembar. Kandang yang digunakan adalah kandang
berkolong dengan atap bertipe gable. Dalam kandang dilengkapi dengan tempat
pakan dan tempat minum. Sanitasi kandang dilakukan dengan cara membersihkan
kotoran domba dilantai kandang dan kolong kandang, membersihkan sisa pakan
serta membersihkan lingkungan kandang. Pemberian pakan meliputi pemberian
pakan hijauan dan pakan konsentrat (complete feed). Pemberian pakan ini
dilakukan dua kali sehari dan dilakukan secara ad-libitum. Pengendalian dan
pencegahan penyakit dilakukan dengan menggunakan sistem kontrol individu
terhadap semua jenis penyakit seperti cacingan, menceret/diare, sakit mata/pink
eyes dan pilek/ingusan.
Berdasarkan hasil PKL disimpulkan bahwa manajemen penggemukan
ternak domba dipeternakan milik bapak OON FURQON sudah dilakukan dengan
baik. Untuk mendukung terciptanya produksi yang optimal maka disarankan
untuk memperbaiki kandang ternak yang sudah rusak.
i
26
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyusun Laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dengan judul “MANAJEMEN
PENGGEMUKAN TERNAK DOMBA DIPETERNAKAN MILIK BAPAK
OON FURQON DUSUN BABAKAN DESA NGENEP KARANGPLOSO”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan limpahan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. H. Son Suwasono, MSC, selaku Dekan Fakultas Peternakan
2. Ibu Ir. Sri Susanti, MP, selaku KPS Peternakan
3. Ibu Akhadiyah Afrilia, SPt., MP, selaku dosen pembimbing
4. Bapak OON FURQON yang telah memberikan izin lokasi PKL
5. Orang tua yang telah mensuport dana dan doa
6. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dukungan moril dan
materi
7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesainya penulisan laporan
PKL
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Praktek Kerja Lapang ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
27
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
iii
Tabel 1. Luas Areal Lahan Peternakan............................................................. 7
29
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
Gambar 1. Bentuk Kandang............................................................................. 9