Anda di halaman 1dari 8

Sedimen urine

Sedimen urin
Azas :    Endapan urine yang diperoleh setelah dipusing diperiksa dibawah mikroskop dan dihitung
unsur sel dan torak.
Sebaiknya digunakan urine yang baru dikemihkan untuk menghindari perubahan morfologi
unsur sedimen.
Didalam urine terdapat kandungan garam-garam organik dan sel darah (leukosit,Eritrosit), sel
epitel, sel sylinder(Cast) juga parasit (trichomonas) dan bakteri.
Dalam urine normal  terdapat garam-garam organik, sedikit sel darah (leukosit,Eritrosit), sel
epitel.
Dalam urine patologis  terdapat garam-garam organik, sel darah (leukosit,Eritrosit), sel epitel
sel sylinder(Cast) juga parasit (trichomonas) dan bakteri.
Pada urine dengan berat jenis < 1.007 eritrosit akan menghemolisis dan leukosit akan
mengembang.
Selama pemeriksaan rutin, jika tes positif untuk leukosit, darah, protein, nitrit, dan pH lebih
dari 7 diidentifikasi, urin sedimen dapat mikroskopis dianalisis untuk lebih menentukan
diagnosis.
Peralatan:
-          Mikroskop
-          Centrifuge
-          Objek gelas
-          Cover gelas
-          Tabung centrifuge
Cara :
1. Botol berisi urine digoyangkan agar memperoleh sampel yang tercampur (homogen)
2. Sebanyak 15 ml urine dituang ke dalam tabung sentrifuge.
3. Pusing dengan alat sentrifuge selama 3-5 menit dengan kecepatan 1.500 – 2.000 rpm.
4. Isi tabung dituang habis ke tabung lain (gerakan satu kali dan cepat)
5. Dasar tabung pertama diketok beberapa kali agar sisa urine dan endapan tercampur.
6. Letakkan setetes campuran tersebut di atas kaca objek bersih dan tutup dengan kaca
penutup.
7. Periksa di bawah mikroskop dengan cahaya rendah.
8. Lensa objektif kecil (10x) = Lapangan Pandang Kecil (LPK). Periksa seluruh sediaan,
perhatikan adanya jenis torak. Laporkan jumlah torak terlihat dalam 10 LPK, misalnya 0-3
torak hialin/LPK.
9. Lensa sedang (40x) = Lapangan Pandang Besar (LPB) untuk menghitung jumlah
leukosit, eritrosit dan glitter celll yang dijumpai dalam 10 LPB serta bagi dengan angka
10. Laporkan juga adanya jenis kristal, jamur, sperma, parasit dan lain-lain.
(R.GandaSoebrata)
Keterangan :
1. Sebelum urine dituang ke dalam tabung sentrifuge, terlebih dahulu botol penampung
dikocok agar sedimen yang mengendap homogen kembali.
2. Proses sentrifugasi yang terlalu cepat dan terlalu lama menyebabkan sedimen yang
terkandung dalam urine akan rusak sebagian, sebaliknya terlalu cepat dan lambat radius
setrifugasi menyebabkan tidak semua mengendap sedimen. Sebaiknya dihindarkan semua
kejadian ini.
3. Pada wanita yang haid dan pasien dengan perdarahan berat pada saluran kemih tidak
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan sedimen urine karena akan terjadi kesalahan dalam
penafsiran hasil. Cukup dilaporkan pada makroskopis Blood gross (+) disertai keterangan
lain.
4. Kontaminan sedimen : Pollen grain, serat rambut, cotton fiber, bubble air, lipid
droplet, fecal material contaminant dan anticoagulant EDTA tidak perlu dilaporkan.
5. Adanya lendir secara makroskopis dan benang lendir secara mikroskopis dilaporkan
sebagai : Mucus Thread (+) dan ikut serta dalam pelaporan.
6. Apabila dalam lapang pandang dihitung lebih dari 100 suatu unsur sedimen (misal :
eritrosit > 100/lpk), maka dilaporkan eritrosit >100/lpk dan apabila ditemukan >200/lpk maka
dilaporkan dengan : Positif (+) penuh.
7. Epitel transisional merupakan epitel yang berasal dari ureter, kandung kemih dan
uretra baik pada wanita maupun pria. Dapat dilaporkan sebagai epitel transisional atau dapat
pula dibedakan menurut asalnya (trans caudatus, female uretra, dll).
8. Epitel ginjal (renal epitel) hanya ditemukan dalam ginjal : bulat, kecil-kecil, inti agak
besar, dengan malbin tampak kebiruan. Ditemukan pada kasus dengan gagal ginjal. Bila
ditemukan lemak dalam sitoplasma maka disebut Oval Fat Bodies.
9. Kristal dalam sedimen yang dilaporkan harus mengacu pada pH urine sehingga tidak
salah dalam pelaporan. Seperti tripel phosphat dan calcium carbonat yang ditemukan pada pH
diatas 7,5.
10. Kadang-kadang kristal-kristal, bakteri, jamur dapat berukuran kecil sehingga perlu
dilihat pada pembesaran 40x objektif.
11. Bila ditemukan epitel dengan inti lebih dari 1, maka dilaporkan sebagai carcinoma
epithelia cell.
12. Bila BJ atau SG rendah, maka eritrosit akan cenderung mengembang sedangkan bila
BJ atau SG tinggi maka eritrosit cenderung mengkerut.
13. Bila pH urine tinggi (lindi) maka leukosit cenderung mengumpul dan mengembang
sedangkan pH rendah maka leukosit cenderung menyebar dan mengkerut.
14. Leukosit dari ginjal (Glitter Cell) dengan Malbins akan mengambil zat warna lemah
sehingga tampak pucat, tetapi leukosit dari saluran kemih akan tampak jelas.
15. Membedakan ragi/yeast sel dengan eritrosit tambahkan KOH 10% atau asam cuka
pada sedimen, eritrosit akan lisis.
16. Adanya Silinder, Epitel Renal tubuli, Glitter cell, silindroid, Oval fat bodies
ditemukan pada keadaan gagal ginjal dan atau nefrotic sindrome.
17. Pada hematuria penghancuran eritrosit dengan Asam cuka untuk mempermudah
melihat unsur sedimen lain.
18. Hal-hal lain : wajib menggunakan cover/deck glass dalam melakukan pemeriksaan.
19. Sedimen yang telah diwarnai dengan Malbins mampu bertahan hingga selama 1
minggu pada suhu 4 derajat C.
CARA PEMBACAAN-PELAPORAN SEDIMEN
Normal Sedimen Urine
Leukosit : 0 – 5 (0 – 3) (/LPB)
Eritrosit : 0 – 1 (/LPB)
Silinder : negatif (/LPB)
Epitel : +1
Kristal : negative
Lain-lain : negative
1. Pembesaran 10 x/LPK=Lapang Pandang Kecil
a.        Silinder/Cast/Torak terdiri dari :
•        Silinder Hialin /LPK
•        Silinder Granular Halus /LPK
•         Silinder Granular Kasar /LPK
•         Silinder Leukosit /LPK
•        Silinder Lilin /LPK
•        Silinder Fatty /LPK
•        Silinder Epithelia /LPK
•        Silinder Hemoglobin /LPK
•        Silinder Eritrosit /LPK
•        Silinder Bilirubin /LPK
•        Silindroid /LPK
•        Lain-lain Silinder /LPK
•        Untuk silinder lainnya seperti silinder dari kristal baik asam maupun alkali tetap dihitung
sama dengan silinder lainnya. Sebenarnya banyak sekali silinder yang mungkin ditemukan
pada sedimen patologis ada hampir 25 jenis silinder.
b.      Sel Epithel
•     Epithel Squamous /LPK
•     Epithel Renal Tubuli /LPK
•     Epithel Transisional /LPK
Epithel ini harus dibagi 3 dalam pembacaannya, yang sering ditemukan adalah Squamous
(alat kelamin, vagina atau penis), jarang ditemukan transisional (dari ureter, uretra dan
kandung kemih) dan patologis Renal Tubular cell (RTC) karena dari ginjal.
c.       Kristal
•        Calcium oxalat -, +, ++, +++
•        Amorf Urat -, +, ++, +++
•        Asam urat -, +, ++, +++
•        Tripel fosfat -, +, ++, +++
•        Amorf fosfat -, +, ++, +++
•        Amonium urat -, +, ++, +++
•        Natrium urat -, +, ++, +++
•        Calcium sulfat -, +, ++, +++
•        Sulfa (jenisnya) -, +, ++, +++
•        Amorf Urat -, +, ++, +++
•        Amonium biurat -, +, ++, +++
•        Lain-lain -, +, ++, +++
d.      Kristal Patologis
•        Cystine -, +, ++, +++
•        Leusine -, +, ++, +++
•        Tyrosine -, +, ++, +++
•        Bilirubin -, +, ++, +++
•        Cholesterol -, +, ++, +++
e.       Mikroorganisme
•     Bakteria -, +, ++, +++
•     Yeast Cell -, +, ++, +++
•     Hifa Candida sp. -, +, ++, +++
•     Trichomonas vaginalis - atau +
•     Spermatozoa - atau +
•     Mites - atau +
•     Aspergillus - atau +
•     Pthyrus pubis - atau +
•      Sarcoptes Scabei - atau +
f.       Telur Cacing
• Telur Trichuris - atau +
• Telur Schistosoma haematobium - atau +
• Telur Enterobius vermicularis - atau +
• Telur Fasciola hepatica - atau +
g.      Others
      Mucus Thread (Benang Lendir) - atau +
       Other Crystals -, +, ++, +++
2. Pembesaran 40 x/LPB=Lapang pandang Besar
a. Leukosit /LPB
b. Eritrosit /LPB
c. Sel Glitter (Leukosit Ginjal) /LPB
d. Oval Fat Bodies /LPB
Inilah sedimen yang harus dilaporkan dalam LPB, sebenarnya oval fat bodies merupakan
RTC yang terakumulasi lemak sehingga menjadi sel lemak.
Tafsir Klinis:
a)      Pada Urine protein positif 1, lihat dan periksa secara teliti apa banyak terdapat
eritrosit dan kristal  yang agak kasar  dan ini menunjukkan adanya luka pada
kandung urine (Blast) mungkin sipenderita menderita penyakit Batu.
b)      Pada Urine protein positif 1, lihat dan periksa secara teliti apa banyak terdapat
leukosit dan kristal  sedikit  ini menunjukkan adanya parasit (trichomonas) kandung
urine  mungkin sipenderita menderita penyakit keputihan.
c)      Pada Urine protein positif 1, lihat dan periksa secara teliti apa banyak terdapat
eritrosit dan kristal  sedikit  ini menunjukkan adanya luka saluran kandung
urine  mungkin sipenderita menderita terkena hantaman pada sekitar genitalnya.
d)      Pada Urine protein positif 2, lihat dan periksa secara teliti apa banyak terdapat
leukosit, dan ini menunjukkan adanya infeksi saluran urine mungkin sipenderita
menderita penyakit kelamin (GO).
e)      Pada Urine protein positif 2, lihat dan periksa secara teliti apa ada eritrosit dan
banyak  leukosit, dan juga terdapat sylider (Cast),  ini menunjukkan adanya gagal
ginjal mungkin sipenderita menderita gagal ginjal (Nephritic Syndrome).
f)       Pada Urine protein positif 3, lihat dan periksa secara teliti apa ada dijumpai eritrosit
juga terdapat leukosit, dan banyak ditemukan sylider (Cast), ini menunjukkan
adanya gagal ginjal mungkin sipenderita menderita gagal ginjal  yang sudah
menahun  GNC (Glomerulus Nephritic Chronic), GGK (Gagal Ginjal Kronik)
g)      Pada Urine protein positif 4, lihat dan periksa secara teliti apa ada terdapat leukosit,
dan banyak ditemukan macam-macam sylider(Cast), ini menunjukkan adanya gagal
ginjal mungkin sipenderita menderita gagal ginjal  yang sudah menahun  GNC
(Glomerulus Nephritic Chronics), GGK (Gagal Ginjal Kronik).
Dalam pemeriksaan urine lengkap, pemeriksaan sedimen mutlak harus dilakukan
Referensi
 Kompendium Urinalisis: Urinalisis dengan strip tes. Dr EF Hohenberger, Dr H
Kimling (2002) http://www.diavant.com/diavant/servlet/MDBOutput?fileId=1392
1. ^ Anda Ginjal dan Bagaimana Mereka Bekerja . Ginjal dan Penyakit Nasional
Gedung Informasi Kliring Urological. . Diperoleh 2009/02/17.
2. ^ (2008) Combur-Test: Informasi lengkap. Diperoleh 9 Februari 2009, dari Roche
Diagnostics. Situs Web: http://www.diavant.com/diavant/CMSFront.html?pgid=3, 2,14,1
3. ^ Brigden ML, Edgell D, McPherson M, Leadbeater A, Hoag G (Maret
1992)."kejadian signifikan konsentrasi tinggi asam askorbat kemih di pantai barat populasi
implikasi untuk urinalisis rutin" . Clin. Chem 38 (3): 426-31.. PMID1547565 .
CAST
  Didefinisikan sebagai struktur mikroskopis silinder yang terbentuk di nefron distal dan
terjadi dalam urin normal  ataupun bila ada penyakit.  Protein spesifik ini berbentuk "silinder"
yang  diproduksi hanya di tubulus distal dan duktus colleductus nefron,   protein ini larut  dan
membentuk pita protein tipis yang kemudian  menyatu  atau  menjadi gips. Dalam keadaan
normal, hanya ada dua varietas gips muncul dalam sedimen urin: hialin gips dan granular
cast. Setiap bentuk baru harus dianggap "abnormal" dan terkait dengan penyakit ginjal
metabolik umum atau intrinsik. Setiap jenis   dibahas secara terpisah.  

 TABEL  .3. KLASIFIKASI  CAST

Aselular                        Cellular  

Normal                         Normal


Hening                          Tak satupun
Granular                       Tak satupun
Abnormal                     Abnormal
Hening                          Sel darah merah
Granular                       Leukosit
Lunak                           Epitel (RTE)
Pigmen                         Lemak / lemak tubuh oval
Berlemak                      Bakteri / jamur

RBC, sel-sel darah merah, WBC, sel darah putih; RTE, epitel tubular ginjal.

Pada orang normal,   sejumlah kecil hialin atau granular  satu atau dua per 10 LP (obyektif 10
x) pada urin sering ditemukan dan tidak   selalu berarti terkena penyakit ginjal.  Kedua
bentuk gips memiliki indeks bias rendah dan karena itu agak sulit untuk dilihat dengan
mikroskop cahaya biasa kecuali kontras ditingkatkan. Menutup diafragma iris  sambil
menurunkan kondensor dan mengatur intensitas cahaya   akan menghasilkan kontras yang
optimal untuk pengamatan.   Scan slide mikroskopik secara menyeluruh untuk menemukan
adanya Hialin atau Granular, dan jika ditemukan, lakukan  identifikasi   dengan
menggunakan lensa   40 ×.

Cast hialin
 Ini adalah yang paling sering diamati dalam urin. Bentuknya yang transparan (indeks bias
yang rendah) menyebabkan agak sulit untuk dilihat. Bila diteliti  tampak perimeter luar halus
dan sebuah matrik yang   halus atau bergelombang Sesekali butiran inklusi  mungkin ada
dalam matriks, dan kadang-kadang sel satu atau dua juga mungkin terlihat. Cor mungkin
memiliki bentuk  "ekor" atau titik.  
Di masa lalu,   gip dengan ekor disebut  cylindroid, istilah ini dianggap kuno dan tidak umum
digunakan saat ini

Granular Cast
Cast ini juga dapat diamati dalam
jumlah meningkat di urin jika pasien
telah terlibat dalam situasi stres
emosional atau telah menjalani
latihan fisik berat   Dibandingkan
dengan gips hialin, granular gips
ditemukan dalam rasio sekitar empat
hialin per satu granular. Pada
penghentian stres atau latihan, jumlah
butiran gips di urin kembali normal
dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Alasan peningkatan produksi terkait stres atau latihan tidak diketahui. Juga tidak diketahui
alasan mengapa granular gips kadang muncul dalam urin pasien pada pola makan yang kaya
karbohidrat.

Granular   memiliki indeks bias lebih tinggi daripada  hialin dan karena itu lebih mudah
ditemukan. Mereka juga silindris,  walaupun beberapa mungkin memiliki "ekor," dan
memiliki perimeter.  Umumnya, pada orang normal, butir menutupi permukaan cor kecil dan
teratur.
Asal-usul butiran dalam orang normal   sebagian berasal dari partikel lisosomal  intraseluler
yang dikeluarkan ke dalam urin sebagai produk metabolik dari epitel tubular ginjal  . Ketika
dalam aliran urin, butiran lisosomal  masuk  ke dalam matriks cast hialin   dan dengan
demikian mengubah dari yang sebelumnya mulus ( cast hialin)  menjadi kasar (cast granular).

Anda mungkin juga menyukai