Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA ,TINGKAT PENGETAHUAN IBU

TENTANG GIZI,DAN TINGKAT PENDIDIKAN AYAH DENGAN KEJADIAN


STUNTING DI DESA NOELBAKI

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

FERDINAN YUPITER MANHITU

2016114010

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA

KUPANG

2019
HUBUNGAN PENDAPATA KELUARGA,TINGKAT PENGETAHUAN IBU
TENTANG GIZI DAN TINGKAT PENDIDIKAN AYAH DENGAN KEJADIAN
STUNTING DI DESA NOELBAKI

OLEH

FERDINAN YUPITER MANHITU

2016114010

MENGETAHUI

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

MUSLIMAH ANUGERAH,S.Kep.M.Kes FERIS KAMLASI .M.Si

NIDN: NIDN:

MENGETAHUI

KEPALA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SYAHRIR S.Kep.M.Si

NIDN:

Tanggal:..................2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena atas berkat
dan anugerah yang di berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
dengan judul”hubungan pendapatan keluarga,tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan
pendidikan ayah dengan kejadian stunting di desa noelbaki”penulis menyadari bahwa
dalam penulisan proposal ini,banyak kesulitan ang di hadapi,namun berkat dukungan
dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.untuk
itu dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Muslimah anugerah .S.Kep,M.Kes selaku pembimbing utama,Bapak.Feris


Kamlasi M.Si selaku pembimbing anggota yang meluangkan waktu ,tenaga
dalam membimbing,memberikan saran dan nasehat kepada penulis sehingga
penulisan proposal penelitian dapat tersusun dengan baik
2. Bapak Syahrir S.Kep.M.Si selaku kepala program studi s1 keperawatan
3. Orang tua tercinta ,beserta,kaka,adik bersaudara yang member doa,motivasi dan
dukungan kepada penulis
4. Rekan –Rekan seangkatan kpn 16 khususnya kpn 16a yang selalu bersama
penulis di berbagai waktu dan kesempatan dan dalam keseharian mengikuti
perkuliahan dan praktek

Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari berbagai kekurangan oleh
karena itu ,penulis sangatmengharapkan segala kritik dan saran demi penyempurnaan
proposal ini

Kupang 2019

penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I .PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah .............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anak merupakan aset bangsa di masa depan.bisa di bayangkan ,bagaimana kondisi
sumber daya manusia di Indonesia pada masa akan datang jika saat ini banyak anak
Indonesia yang menderita stunting dapat di pastikan bangsa ini tidak mampu
bersaing dengan bangsa lain dalam menghadapi tantangan global

Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang di tandai dengan tinggi badan yang
lebih pendek di bandingkan dengan anak seusianya.anak yang menderita stunting akan
lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa beresiko menderita penyakit
Degenerati.Dampak stunting tidak hanya dari segi kesehatan tetapi juga mempengaruhi
tingkat kecerdasan anak

Stunting merupakan kondisi malnutrisi kronis yang di sebabkan oleh malnutrisi yang
kurang dalam waktu yang cukup lama, umumnya dalam pemberian makanan yang tidak

sesuai dengn kebutuhun gizi. Stunting dimulai dari dalam kandungan dan baru terlihat
saat anak berusia 2 tahun. Gejalah-gejalah stunting yang dapat dilihat postur anak lebih
pendek dari anak seusianya, proporsi tubuh cenderung normal, tetapi anak tampak lebih
muda atau kecil usianya, BB rendah, dan pertumbuhan tulang tertunda. Stunting dapat
mempengaruhi perkembangan otak mengurangi produktifitas sesesorang di usia muda
dan meningkatkan resiko pengembangan penyakit tidak menular di usia lanjut. Waktu
terbaik mencegah stunting adalah mulai dari awal kehamilan hiungga 2 tahun pertama
kehidupan anak. Oleh karena itu kebutuhan gizi ibu hamil harus terpenuhi untuk
mengoptimalkan perkembangan janin.

Satu kondisi yang ditandai dengan BB dan TB anak jauh di bawah rata-rata.
Anak yang masuk dalam kategori stunting sudah mengalami kekurangan zat gizi dalam
jangka waktu yang lama (http://hellosehat.com.nutrisianak)

Perkembangan stunting adalah proses yang lambat, kumulatif dan tidak berarti
bahwa asupan saat ini tidak memadai. Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di
masa lalu seseorang.

Data prevelensi balita stunting yang di kumpulkan WHO. Indonesia termasuk


dalam negara ketiga dengan prevelensi tertinggi regional asia tenggara rata-rata
prevelensi balita stunting di indonesia 2005- 2017 adalah (36,4 %)

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimna balita memeliki panjang atau TB yang
kurang jika di bandingkan dengan umur. Kondisi ini di ukur dengan tinggi badan yang
lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.
Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang di sebabkan oleh banyak
faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan
kurang asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan
mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
Kejadian balita pendek atau yang disebut stunting merupakan masalah gizi yang dialami
balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
mengalami stunting. Pada tahun 2017 lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal
dari asia (55%) sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di afrika. Dari 83,6 juta
balita stunting di asia, proporsi terbanyak berasal dari asia selatan (58,7%) dan proporsi
sedikit dari asia tengah (0,9%)

Kejadian balita stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi
indonesia. Berdasarkan data pemantauan status gizi (PSG) selama 3 tahun terakhir,
pendek memeliki prevalensi tertinggi di bandingkan masalah gizi lainnya seperti gizi
kurang, kurus, dan gemuk. Prevalensi mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu
27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017.

Prevalensi balita pendek di indonesia cenderung statis. Hasil riset kesehatan


dasar (Riskedas) tahun 2007 menunjukan prevalensi balita pendek di indonesia sebesar
36,8% pada tahun 2010 terjadi sedikit penurunan menjadi 35,6%. Namun prevalensi
balita pendek kembali meningkat pada tahun 2013 yaitu menjadi 37,2%.

Survei PSG di selenggarakan sebagai monitoring dan evaluasi kegiatan dan


capaian program. Berdasakan hasil PSG tahun 2015 prevalensi balita pendek di
indonesia adalah 29%. Angka ini mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi
27,5%. Namun prevalensi balita pendek kembali meningkat menjadi 29,6% pada tahun
2017. Prevalensi balita sangat pendek dan pendek usia 0-59 bulan di indonesia tahun
2017 adalah 9,8% dan 19,8% kondisi ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu
prevalensi balita sangat pendek sebesar 8,5% dan balita pendek sebesar 19%. Provinsi
dengan prevalensi tertinggi balita sangat pendek dan pendek pada usia 0-59 bulan tahun
2017 adalah nusa tenggara timur, sedangkan provinsi pravelensi terendah bali.

Berdasarkan hasil pantauan status gizi(PSG) 2017 prevalensi stunting bayi


berusia 5 tahun Nusa Tenggara Timur mencapai 40,3%. Angka tersebut merupakan
yang tertinggi di bandingkan provinsi lainnya dan juga di prevalensi stuting nasional
sebesar 29,6%. Prevalensi stuting di NTT tersebut terdiri dari bayi dengan kategori
sangat pendek 18% dan pendek 22,3%

Tingkat pendapatan keluarga di hitung dan di bandingkan dalam pengeluaran


keluarga selama sebulan baik pengeluaran pangan dan non pangan. Tingkat pendapatan
pada semua zona ekosistem sebagian besar berada pada kategori kurang hasil tersebut
menunjukan rata-rata pendapatan keluarga pada zona ekosistem dataran rendah paling
tinggi daripada zona ekosistem lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian sebagian ibu balita memeliki tingkat pengetahuan
yang cukup dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi balita. Status gizi sebagian besar
disebabkan oleh asupan gizi yang inadekuat di karenakan tingkat pendapatan keluarga
yang terbatas, balita mengalami status gizi yang kurang karena kemampuan ibu dalam
memberikan makanan sesuai pola makan sehat(jumlah, jenis dan frekuensi yang selalu
disesuaikan makanan yang tersedia di rumah). Pengetahuan ibu dalam pemenuhan
status gizi balita menurut (lawrence green) perilaku seorang ibu dalam memenuhi
asupan gizi balita tergantung pada pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-
nilai dan tradisi. Sedangkan menurut UNICEF masalah utama yang mempengaruhi
status gizi adalah kemiskinan, ketrampilan dan kurang pendidikan.

Pendidikan ayah tidak memiliki kejadian yang bermakna dengan kejadian


stunting. Pendidikan ayah merupakan faktor prediktor yang paling kuat dalam kejadian
stunting. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pendidikan ayag terhadap
kejadian stunting.

Menurut (sulastri 2012) menunjukan bahwa penyebab stunting pada anak adalah
tingkat pendidkan ibu dan tingkat sosaial ekonomi. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh (welassih 2012) mendapatkan kejadian stunting pada balita yang BBLR dan sosial
ekonomi rendah. Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pengetahuan
orang tua tentang gizi dan pola pengasuh anak. Sosial, ekonomi, demografi dan
kesehatin anak dan menyusui menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap stuting
di DESA NOELBAKI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG
NUSA TENGARA TIMUR

Berdasarkan permasalahan diatas penelitian ini dilakukan untuk melihat


“HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA, PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI,
DAN TINGKAT PENDIDIKAN AYAH DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA
NOELBAKI”
1.2 . Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan bahwa apakah ada
hubungan pendapatan keluarga,tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan tingkat
pendidikan ayah dengan kejadian stunting di Desa Noelbaki

1.3 Tujuan penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengengetahui pendapatan keluarga dengan kejadian stunting di
Desa Noelbaki
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian
stunting di Desa Noelbaki
3. Untuk mengetahui tingkat pendidikan ayah dengan kejadian stunting di
Desa Noelbaki

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:


1. Bagi pemerintah,sebagai sumber informasi dalam merumuskan kebijakan
pembangunan di bidang kesehatan khususnya di Nusa Tenggara Timur.
2. Sebagai sumbangan ilmiah untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan
3. Dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas
tentang situasi,kondisi,penyebab dan dampak stunting bagi provinsi Nusa
Tenggara Timur

Anda mungkin juga menyukai