PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
2016114010
KUPANG
2019
HUBUNGAN PENDAPATA KELUARGA,TINGKAT PENGETAHUAN IBU
TENTANG GIZI DAN TINGKAT PENDIDIKAN AYAH DENGAN KEJADIAN
STUNTING DI DESA NOELBAKI
OLEH
2016114010
MENGETAHUI
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
NIDN: NIDN:
MENGETAHUI
SYAHRIR S.Kep.M.Si
NIDN:
Tanggal:..................2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena atas berkat
dan anugerah yang di berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
dengan judul”hubungan pendapatan keluarga,tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan
pendidikan ayah dengan kejadian stunting di desa noelbaki”penulis menyadari bahwa
dalam penulisan proposal ini,banyak kesulitan ang di hadapi,namun berkat dukungan
dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.untuk
itu dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari berbagai kekurangan oleh
karena itu ,penulis sangatmengharapkan segala kritik dan saran demi penyempurnaan
proposal ini
Kupang 2019
penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I .PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah .............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anak merupakan aset bangsa di masa depan.bisa di bayangkan ,bagaimana kondisi
sumber daya manusia di Indonesia pada masa akan datang jika saat ini banyak anak
Indonesia yang menderita stunting dapat di pastikan bangsa ini tidak mampu
bersaing dengan bangsa lain dalam menghadapi tantangan global
Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang di tandai dengan tinggi badan yang
lebih pendek di bandingkan dengan anak seusianya.anak yang menderita stunting akan
lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa beresiko menderita penyakit
Degenerati.Dampak stunting tidak hanya dari segi kesehatan tetapi juga mempengaruhi
tingkat kecerdasan anak
Stunting merupakan kondisi malnutrisi kronis yang di sebabkan oleh malnutrisi yang
kurang dalam waktu yang cukup lama, umumnya dalam pemberian makanan yang tidak
sesuai dengn kebutuhun gizi. Stunting dimulai dari dalam kandungan dan baru terlihat
saat anak berusia 2 tahun. Gejalah-gejalah stunting yang dapat dilihat postur anak lebih
pendek dari anak seusianya, proporsi tubuh cenderung normal, tetapi anak tampak lebih
muda atau kecil usianya, BB rendah, dan pertumbuhan tulang tertunda. Stunting dapat
mempengaruhi perkembangan otak mengurangi produktifitas sesesorang di usia muda
dan meningkatkan resiko pengembangan penyakit tidak menular di usia lanjut. Waktu
terbaik mencegah stunting adalah mulai dari awal kehamilan hiungga 2 tahun pertama
kehidupan anak. Oleh karena itu kebutuhan gizi ibu hamil harus terpenuhi untuk
mengoptimalkan perkembangan janin.
Satu kondisi yang ditandai dengan BB dan TB anak jauh di bawah rata-rata.
Anak yang masuk dalam kategori stunting sudah mengalami kekurangan zat gizi dalam
jangka waktu yang lama (http://hellosehat.com.nutrisianak)
Perkembangan stunting adalah proses yang lambat, kumulatif dan tidak berarti
bahwa asupan saat ini tidak memadai. Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di
masa lalu seseorang.
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimna balita memeliki panjang atau TB yang
kurang jika di bandingkan dengan umur. Kondisi ini di ukur dengan tinggi badan yang
lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.
Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang di sebabkan oleh banyak
faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan
kurang asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan
mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
Kejadian balita pendek atau yang disebut stunting merupakan masalah gizi yang dialami
balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
mengalami stunting. Pada tahun 2017 lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal
dari asia (55%) sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di afrika. Dari 83,6 juta
balita stunting di asia, proporsi terbanyak berasal dari asia selatan (58,7%) dan proporsi
sedikit dari asia tengah (0,9%)
Kejadian balita stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi
indonesia. Berdasarkan data pemantauan status gizi (PSG) selama 3 tahun terakhir,
pendek memeliki prevalensi tertinggi di bandingkan masalah gizi lainnya seperti gizi
kurang, kurus, dan gemuk. Prevalensi mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu
27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017.
Menurut (sulastri 2012) menunjukan bahwa penyebab stunting pada anak adalah
tingkat pendidkan ibu dan tingkat sosaial ekonomi. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh (welassih 2012) mendapatkan kejadian stunting pada balita yang BBLR dan sosial
ekonomi rendah. Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pengetahuan
orang tua tentang gizi dan pola pengasuh anak. Sosial, ekonomi, demografi dan
kesehatin anak dan menyusui menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap stuting
di DESA NOELBAKI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG
NUSA TENGARA TIMUR