Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

“RENCANA BISNIS”

TOKO RITEL BIDANG FASHION

Disusun oleh

Rizky Auliya Putri

A15.2019.01486

DOKUMEN PERUSAHAAN
FASHION BRAND INDONESIA
2020
DAFTAR ISI
I. Excutive Summary ………………………………………………………………….1
II. Industry Analysis………………………………………………………………….....2
A. Skala Bisnis ………………………………………………………………...……..2
B. Tingkat Penjualan Proyeksi Penjualan Struktur Industri Budaya Pesaing…..…....2
C. Pertumbuhan proyeksi………………………………………………………..…...5
III. Company Description……………………………………………………………..…..5
A. Deskripsi Perusahaan…………………………………………………………..….5
B. Visi, misi, dan tujuan perusahaan………………………………………………....6
C. Produk dan jasa yang di tawarkan………………………………………………...7
D. Status hokum dan kepemilikan key…………………………………………….....7
IV. Management Team and Company Structure …………………………………………8
V. Businnes Model ……………………………………………………………………....9
VI. Market Analysis ……………………………………………………………………..10
A. Segmentasi dan target pasar……………………………………………………...10
B. Perilaku pembeli ………………………………………………………………...11
C. Analisis pesaing………………………………………………………………….11
VII. The Economy of Businnes …………………………………………………………..12
A. Kebutuhan perusahaan…………………………………………………………...12
VIII. Marketing Plan ……………………………………………………………………....13
IX. Rencana Desain dan Pengembangan ………………………………………………..14
X. Oprational Plan ……………………………………………………………………...15
XI. Overall Schedule …………………………………………………………………….15
XII. Financial Projection………………………………………………………………….16
A. Proyeksi Biaya …………………………………………………………………..16
B. Sumber dana ……………………………………………………………………..16
C. Proyeksi penjualan……………………………………………………………….16

i
I. EXCUTIVE SUMMARY

Fashion merupakan industry yang terus berkembang dan tidak ada habisnya ketika
membahasnya .Mengingat bahwa, setiap negara dan daerahyang berbeda-beda mempunyai
cara berfashion mereka masing-masing karena setiap daerah memiliki budaya dan tradisi
yang berbeda beda serta beragam . Namun terkadang fashion dari satu negara dan daerah
dapat diterima di negara atau daerah yang lain disebabkan karena cocoknya dan digemarinya
fashion tersebut oleh masyarakat secara luas dari negara atau daerah tersebut.

Di dalam dunia fashion terdapat trend atau gaya yang diterima atau sedang populer saat ini.
Trend cepat sekali berubah ubah karena oleh faktor manusia yang selalu tidak pernah puas
dan cepat bosan.Oleh karena itu, didalam usaha fashion harus selalu berinovasi untuk
menciptakan fashion-fashion baru yang terus menerus berkembang.

Dalam usaha fashion membuat barang-barang fashion menjadi beragam dan memiliki
keunikan masing-masing merupakan suatu keharusan untuk terus di kembangkan inovasinya

Di Indonesia sendiri,usaha bidang fashion cukup berkembang pesat. Orang Indonesia sudah
semakin modern dan cepat mengikuti perkembangan mode-mode fashion baru. Hal ini cukup
mendukung para pebisnis berkecimpung dalam dunia fashion di Indonesia.

Selain itu, tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia di dalam kebutuhan sandang,
selain itu fashion sendiri menjadi bagian penting bagi masyarakat Indonesia karena lebih dari
75% masyarakat Indonesia menjadikan fashion sebagai sarana untuk menunjukan citra diri
mereka kepada orang lain. Selain itu adapun alasan yang mendukung konsep bisnis dalam
bidang fashion ini selain dari tingkat konsumtif masyarakat yang mendukung untuk bergerak
di dalam bisnis ini, sumberdaya yang memadai serta adanya koneksi  koneksi yang dapat
mendukung menjalankan bisnis ini kedepannya.

Tidak selamanya industry fashion harus mengandalkan Negara lain , Karena di Indonesia
sangat banyak produksi local yang layak untuk kita apresiasi dan pasarkan . Selain
mengapresiasi memilih produksi local juga sangat menguntungkan karena harganya yang
murah serta biaya pengiriman juga tidak lebih mahal .sehingga keuntungan yang di dapat
juga lebih banyak lagi . Namun tidak menutup kemungkinan untuk memilih impor produk ,

1
karena terkadang beberapa produk barang kwalitasnya lebih tinggi ketika mengambi dari
negara luar .

Jadi , disini tidak dapat menggantungkan satu saja antar impor atau mengambil dari produk
local , namun keduanya . Sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan .

II. Industry Analysis (Analisis Industri )


A. Skala Bisnis

Skala usaha yang di rencanakan adalah skala menegah dengan cakupan konsumen local atau
disebut Skala usaha Lokal, Menengah

B. Tingkat pertumbuhan proyeksi Penjualan Struktur Industri Budaya Pesaing

Persaingan Antar Unit – Unit Dalam Industri

Persaingan bisnis toko ritel fashion di kota Jogja cukup ramai dan kompetitif dimana banyak
sekali para pelaku bisnis baik skala lokal dan nasional yang bermain di industri sejenis. Para
pemain lokal di Jogja yang menjual produk – produk pakaian jadi antara lain seperti toko
“Maxmarastore ” yang mengusung konsep semi departement store yang lebih spesifik
membidik segemen kelas ekonomi bawah. Toko Maxmarastore ini memiliki lokasi bangunan
tersendiri diluar Mal dengan luas lokasi sekitar 2500 meter persegi memiliki dua lantai yang
menjual aneka produk pakaian mulai dari anak–anak, pria dan wanita, pakaian dalam untuk
pria dan wanita serta beberapa aksesoris pendukung lainnya.Toko Roberta ini dikelola oleh
pemiliknya sendiri dan tidak menjual konsep waralaba (franchise kepada pihak lain).
Produk–produknya pun diproduksi sendiri dan sebagian juga di sub-kan ke pihak kedua.
Tatanan layout dan design tokonya tidak terlalu mewah karena lebih membidik segmen kelas
ekonomi bawah. Untuk perbandingan toko ini hampir sama konsepnya dengan peritel
Ramayana yang sudah memiliki nama untuk skala nasional. Pricing policy atau strategi
penerapan harga yang digunakan oleh toko ini adalah harga yang murah untuk segmen kelas
ekonomi bawah. Hampir semua ategori produk yang dijual memiliki harga yang sangat
terjangkau dan selalu ada untuk beberapa kategori produk memberikan diskon kepada
konsumen. Jika dapat disimpulkan toko ini sudah benar–benar memberikan kesan di benak
konsumen sebagai toko yang menjual semua kebutuhan berpakaian dengan harga sangat

2
murah, karena mungkin memang diposisikan seperti itu oleh si pemilik ataupun
manajemennya. Bisa dilihat pada saat melakukan observasi langsung ke toko tersebut penulis
sempat mengamati konsep tata ruang dan desain layout toko yang terkesan kurang tertata
dengan baik, produk–produk yang di display atau ditampilkan tidak terkonsep dengan baik
dan kurang informatif, kemudian ada beberapa media informasi untuk harga produk seperti
acrylic atau point of purchase (POP) yang ditulis dengan tangan. Hal ini semakin
mempertegas bahwa memang toko ini membidik segmen kelas ekonomi bawah yang sangat
sensitif terhadap harga produk.

Program Marketing lebih banyak kearah In Store Promotion dengan memberikan diskon
seperti 50% sampai dengan 70%, atau dengan cara menjual sekaligus dengan harga lebih
murah, misalnya jika beli satu baju kaos harganya Rp.25.000, maka jika beli tiga sekaligus
untuk produk yang sama bisa dengan harga Rp.60.000. Sedangkan beberapa contoh pemain
lokal lainnya yang juga mengusung konsep toko ritel fashion dengan loaksi dan bangunan
sendiri juga ada, yang mana konsep tokonya yaitu toko ritel tradisional yang memiliki ciri–
ciri tersendiri dan biasanya tidak dikelola dngan baik.

Adalagi contoh pesaing atau pemain yang sudah memiliki identitas toko yang jelas serta
sudah dikelola secara lebih terstruktur dan skala bisnisnya juga sudah skala nasional seperti
Hammer, Orange, Faces, Planet Surf, dan Giordano. Sederet brand terakhir ini sudah
memiliki karakter brand dan identitas yang jelas di benak konsumennya, dan brand–brand ini
rata–rata memiliki lokasi usaha di dalam mal dan pusat perbelanjaan. Dan terakhir adalah
pemain atau pesaing yang lebih terfokus untuk menjual produknya lebih ke sisi harga, artinya
konsumen ditawarkan dengan berbagai macam produk yang nilai harganya sangat rendah dan
sering melakukan program–program marketing yang lebih ke arah diskon dan penurunan
harga.

Contoh–contoh toko seperti ini di kota Jogja adalah “Boink, F&D Counter Culture, Danzer,
Banana fashion dan N’Trend”. Merek – merek toko terakhir ini juga menjual produk–produk
pakaian jadi untuk pria dan wanita akan tetapi lebih ke arah segmentasi ekonomi bawah
karena konsumen yang berbelanja ke toko– toko ini baru hanya sebatas karena harga produk
yang murah dan kepada lebih kepada functional benefit, tidak karena fanatik terhadap brand
tertentu. Sebenarnya yang benar–benar menjadi pesaing utama bagi PT.Adity Mandiri

3
Sejahtera ( PT.AMS ) yang mengusung brand Mississippi dan Celcius adalah Giordano
karena secara skala bisnis dan segmentasi yang dibidik adalah pasar yang sama yaitu kelas
menengah keatas. Begitu juga untuk brand Mississippi yang sudah beroperasi di dalam Jogja
City Mall karena jika toko Mississippi dengan konsep baru ini akan dibuka yaitu beroperasi
diluar mal sudah pasti akan terbagi pasarnya. Saat ini seperti yang sudah dijelaskan bahwa
PT.AMS sudah memiliki cabang di kota Jogja yang beroperasi di mal yaitu brand Iwan,
Mississippi dan Celcius

Hampir semua dari seluruh pemain di industri ini aktif melakukan kegiatan pemasaran
yang tujuannya adalah bagaimana cara untuk menarik konsumen dan masyarakat untuk
selalu datang ke masing – masing toko mereka tentunya dengan menawarkan benefit kepada
konsumen, terutama adalah toko – toko yang membidik segmen kelas ekonomi bawah.
Sedangkan untuk toko – toko yang sudah memiliki brand yang cukup kuat dan membidik
pasar kelas menengah lebih menerapkan konsep pemasaran yang lebih terstruktur dan
terprogram, misalnya dengan menawarkan program marketing buy 1 get 1 free, get 50% off
for second item, atau mereka melakukan kerjasama co-branding dengan bank–bank tertentu
yang menawarkan diskon penjualan untuk para pengguna kartu kredit bank tersebut

Meskipun persaingan bisnis toko ritel fashion ini cukup ketat terutama di kota Jogja ,
namun potensi peluang bisnis ini masih sangat tinggi. Hal ini bisa tercermin dengan upaya
dari toko–toko yang sudah eksis tadi untuk menambah jaringan toko–tokonya di mal–mal
lain yang masih di dalam kotaJogja .

Resiko Masuknya Pesaing Baru ( Threat of New Entrants )

Untuk bisnis toko ritel fashion ini entry barrier nya cukup rendah karena

untuk membuka bisnis ini tidak perlu modal yang besar, selain itu sumber produk

–produk yang akan dijual pun sangat mudah di dapat yaitu untuk membeli jadi di pusat –
pusat grosir baik local maupun impor.

Akan tetapi untuk mengelola dan mengembangkan bisnis ini tidak mudah apalagi jika toko
yang akan dibuat ini memiliki konsep yang jelas serta dikelola dengan baik.

Maka jika tidak memiliki ketrampilan dan skil khusus serta tidak memiliki

kemampuan untuk menerapkan konsep diferensisasi, maka entry barrier bisnis ini

4
cukup tinggi. Belum lagi si pemilik harus dituntu memiliki pemahaman mengenai

pola perilaku konsumen. Harus mengerti kebutuhan dan permintaan pasar

sehingga nantinya produk yang dijual di toko adalah benar – benar sesuai dengan

kebutuhan pasar. Dan terakhir adalah keahlian dalam membimbing dan

mensupervisi karyawan, bagaimana cara menerapkan standar pelayanan kepada

konsumen dan lain sebagainya.

Akan tetapi kendala untuk pengalaman karyawan dan pemilik dapat diatasi

dengan mudah apabila pesaing masuk dengan menggunakan sistem waralaba.

Tetapi untuk toko ritel fashion ini sangat jarang sekali yang menjual waralaba

karena hampir kebanyakan pemain dalam industri ini masih mengelola jaringan

tokonya dengan manajemen sendiri.

C. petumbuhan Proyeksi

Fashion merupakan salah satu indutri yang terus berkembang dan terus meningkat , karena
pada dasarnya sandang merupakan suatu kebuthan pokok manusia . Saat ini , tingginya tingkat
konsumsi masyarakat Indonesia di dalam kebutuhan sandang, menjadi bagian penting bagi
masyarakat khususnya Indonesia .Oleh karena itu , industry fashion tidak aka nada matinya
salama masih bisa memuaskan kebutuhan pasar .

III. Company Description (Gambaran perusahaan )


A. Deskripsi perusahaan

Background

Keragaman yang ada dalam industri fashion dan potensi pasar di Indonesia membuat saya
tertarik untuk berbisnis dalam dunia fashion . Bisnis ritel fashion yang saya pilih adalah
fashion produksi Indonesia maupun luar Negara .Pemilihan bisnis fashion ini disebabkan
oleh hobi dan ketertarikan saya dalam dunia fashion dan juga cukup banyaknya relasi dan
teman-teman saya yang juga menyukai dunia fashion yang mana dapat membantu saya

5
dalam melakukan survey untuk mengetahui mode yang sedang populer. Selain itu, saya
memilih bisnis fashion ini karena adanya potensi pasar yang baik di Indonesia.Di tengah
ketatnya persaingan dalam dunia bisnis yang tengah mengglobal ini, akan sulit bagi
pendatang baru untuk bersaing dengan para kompetitor yang telah menguasai bidang
industrinya masing-masing.Oleh karena itu, sebagai pendatang baru dalam dunia bisnis,
sayalebih tertarik untuk membeli produk baik dari luar atau pun dalam negri dibandingkan
dengan bermanufaktur sendiri. Beberapa keuntungan dibanding dengan bermanufaktur
sendiri adalah: set up costnya lebih murah, biaya pemasarannya relatif lebih kecil dan
dapat bercobranding dengan manufacturer yang produknya , serta resiko yang dipikul pun
tidak sebesar bermanufaktur sendiri.

Data Perusahaan

Nama Perusahaan :Fashion Brand Indonesia

Lokasi perusahaan : kota jogja

Akta Pendirian :-

NPWP:-

Surat Ket. Domisili:-

SIUP:-

Data Pemilik Perusahaan

Nama Pemilik: Rafi Dani

Alamat: Jl . Wates no 23 Maduretno Magelang

No. Telp. / Fax.: 0812 2717 6404

Email Address:Rafi.Dani @gmail.com

6
B. Visi, Misi , Dan Tujuan Perusahaan
C. Visi :

-Memajukan nama FASHION BRAND di Indonesia

-Menjadi pemenuhan fashion yang terdepan dan disenangi oleh masyarakat luas

-Meningkatkan keragaman mode fashion di Indonesia

Misi :

-Menyelidiki dan memuaskan selera masyarakat pencinta fashion accessories di Indonesia


melalui produk-produk FASHION BRAND

- menyediakan beragam jenis produk fashion baru melalui produk-produk yang sesuai
dengan selera pasar diIndonesia

-Bekerja sama dengan berbagai toko dan kios untuk memasarkan produk FASHION
BRAND agar dapat dikenal oleh masyarakat luas

-Menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggan baik skala besar maupun kecil

Tujuan Perusahaan :

Memperoleh profit yang optimum

D. Produk dan Jasa yang di tawarkan

kaos, kemeja dan blus ,celana pendek, celana panjang jeans dan celana bahan ,kaos kaki,
celana dalam untuk pria dan wanita serta produk lainnya sesuai kebutuhan

E. Status hokum dan kepemilikan Key

Perusahaan Perorangan

Badan usaha perorangan adalah badan usaha yang didirikan dan dijalankan hanya oleh satu
orang saja dan bertanggung jawab penuh atas resiko yang terjadi dan juga jalannya
perusahaan tersebut

7
IV. Management Team and Company Structure

Manager Umum: Rafi Dani

Manager Pemasaran: Vita ayu

Manager Teknis dan Produksi: Triana Arum

Manager Keuangan: Ahmad Ferdi

Manager Administrasi & SDM: Rafli Ramadhan

STRUKTUR

Manager umum

Manager Pemasaran Manager Keuangan Manager


Manager Teknis dan
Produksi Administrasi & SDM

Promosi Suplier
Kasir Recruitment
Penjualan Pembelian produk Pengawasan SDM
Pembukan/Akutansi
Persediaan produk Reward
distribusi

Layanan

Penanganan Masalah
Produk

8
V. Businnes Model (Model Bisnis )

Business Model Canvas “Fashion Brand “

Key Partners Key Activities Value Propositions Customer Re

 Kualitas bahan yang  Social M


 Ditributor pakaian  Quality control nyaman di pakai ( Instag
 Bank untuk  Penataan  Bahan Baku tidak  Penjual
penunjang  Marketing mudah rusak store
pembayaran  Accounting financing  Model Fashion up to
date yang terus di
 Suplier alat
perbarui
pendukung usaha  Kenyamanan tempat
berbelanja
 Harga menengah
 Pelayanan yang
Key Resources mengedepankan Channels
kenyamanan pelanggan
 distributor pakaian  Social m
berkualitas terbaik ( Instag
 Beriklan
(iklan m
 Dari Cu
custom

Cost Structure Revenue Streams


 Biaya pembelian barang yang di pasarkan  Keuntungan dari penjuala
 Biaya sewa tempat
 Biaya perawatan dan peralatan usaha
 Biaya gaji pegawai

9
VI. Market Analysis
A. Segmentasi Dan Target Pasar

Segmentasi

1. Geografis:

 Negara : Indonesia

Kota : Jogja

Segmentasi geografis tersebut dipilih karena kota Jogja merupakan kota besar di Indonesia
yang dimana masyarakatnya memiliki sifat konsumtif dan berdaya beli yang besar
dikarenakan kebutuhan dan keinginan dari diri sendiri untuk tampil menarik.

2. Demografis:

Usia : 17 tahun keatas

Jenis Kelamin : Unisex

Segmentasi demografis tersebut dipilih karena pada usia 17 tahun keatas masyarakat rata –
rata sudah memiliki keinginan untuk membeli sebuah produk fashion dan sudah memiliki
kemampuan secara finansial untuk membeli produk tersebut. Jenis kelamin unisex karena
Fashion Brand menyajikan produk untuk laki – laki maupun perempuan.

3. Psikografis

Kelas Sosial : Menengah Atas

Alasan memilih segmentasi kelas sosial menengah atas karena dalam kelas sosial tersebut
masyarakat memiliki sifat konsumtif dan menyukai hal hal untuk memuaskan keinginannya
termasuk keinginan dalam membeli pakaian. Kemudian dengan desain yang menarik dan
bahan baku yang berkualitas dari Homine telah membuat produk Homine memiliki nilai
lebih dan harganya berada di atas pasaran

4. Targeting

Fashion Brand menargetkan pasar potensial pada kaum muda usia 17 tahun atau lebih yang
berada di kota  –  kota besar di Indonesia dengan ketertarikan terhadap fashion dan sudah
memiliki penghasilan atau kemampuan finansial untuk membeli produk fashion sebagai
kebutuhan maupun keinginannya untuk tampil menarik

5. Positioning

10
Fashion brand memposisikan sebagai brand dengan kualitas International yang memenuhi
segala kebutuhan masyarakat dan pasar dalam berpakaian dengan harga yang kompetitif

B. Perilaku Pembeli

Pada dasarnya, perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perilaku konsumen
yang bersifat rasional dan irrasional. Yang dimaksudkan dengan perilaku konsumen yang
bersifat rasional adalah tindakan perilaku konsumen dalam pembelian suatu barang dan jasa
yang mengedepankan aspek-aspek konsumen secara umum, yaitu seperti tingkat kebutuhan
mendesak, kebutuhan utama/primer, serta daya guna produk itu sendiri terhadap konsumen
pembelinya. Sedangkan perilaku konsumen yang bersifat irrasional adalah perilaku
konsumen yang mudah terbujuk oleh iming-iming diskon atau marketing dari suatu produk
tanpa mengedepankan aspek kebutuhan atau kepentingan. Untuk lebih jelasnya, berikut
beberapa ciri-ciri yang menjadi dasar perbedaan antara perilaku konsumen yang bersifat
rasional dan perilaku konsumen yang bersifat irrasional.

Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:

1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan

2. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen

3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin

4. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen

Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:

1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun
elektronik

2. Konsumen memilih barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal luas

3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise

C. Analisis Pesaing

ada dasarnya untuk lokasi di kota Jogja memang sangat banyak sekali pemain dalam toko
ritel fashion ini, akan tetapi untuk format ritel modern dan konsep yang berada diluar mal
sebenarnya hampir bisa dikatakan tidak ada pesaing yang terlalu menonjol atau pesaing
utama. Karena konsep toko yang merupakan business plan yang akan dibangun ini adalah

11
mengusung konsep ritel modern yang membidik segmentasi kelas ekonomi menengah keatas
yang lebih mengutamakan kenyamanan dan pelayanan kepada pelanggan. Sementara ini
untuk di kota Jogja sendiri, yang memiliki toko di luar mal lebih banyak membidik
segmentasi kelas ekonomi bawah seperti Roberta, Boink, dan Orange. Sedangkan toko yang
sudah sedikit modern dan memiliki konsep yang jelas hampir rata–rata semuanya beroperasi
di dalam mal seperti Giordano. Jadi untuk menganalisa kekuatan pesaing maka dalam hal ini
yang akan dianggap menjadi pesaing untuk toko Mississippi dan Celcius adalah Giordano.

VII. The Economy of Businnes


A. Kebutuhan Perusahaan
Rincian Beban Beban
Sewa Lokasi Usaha
menyewa lokasi usaha toko busana di salah satu Pusat kota yang strategis, harga sewa
tempat usaha Rp 10 juta pertahun atau 834.000 per bulan
▪ Peralatan
Perlengkapan dan peralatan usaha toko busana meliputi patung, stainless gawang,
hanger, rak, pajangan, buku, kertas nota, ballpoint, stempel  dan lain sebagainya.
Biaya modal usaha untuk membeli peralatan dan perlengkapan usaha toko busana
sekitar Rp 26 juta.

▪ Biaya Operasional
Biaya ini termasuk biaya bensin, angkut barang dan lain-lain. Biaya yang harus
dikeluarkan untuk pos ini sebesar Rp 3,8 juta.

▪ Biaya Listrik
Harga Rp 300 ribu perbulan

▪ Biaya Perawatan Toko


Modal yang harus dikeluarkan untuk perawatan dan pengecatan toko busana sebesar
Rp 300 ribu perbulan.

▪ Gaji Pegawai
Untuk gaji karyawan Rp 600 ribu perbulan belum termasuk bonus dan tunjangan serta
uang makan

12
VIII. Marketing Plan

Produk

produk kategori untuk atasan ( kaos, kemeja dan blus ) Serta bawahan (celana pendek, celana
panjang jeans dan celana bahan ) juga menyediakan dan menjual aksesoris pendukung dalam
meemenuhI kebutuhan berpakaian pelanggan seperti kaos kaki, celana dalam untuk pria dan
wanita serta produk lainnya sesuai kebutuhan

Price

Karena segmen yang dibidik adalah kelas sosial ekonomi menegah keatas maka strategi
penetapan harga per item produk pun dapat dikatakan cukup mahal. Misalnya untuk produk
baju kaos pria oblong (t-shirt) dijual dengan harga Rp.149.000, untuk kaos dengan krah (polo
shirt) bisa mencapai harga Rp. 249.000 per unit. Sedangkan untuk kemeja pria di kisaran
harga Rp. 279.000 sampai dengan Rp. 319.000 per unit. Untuk kategori celana panjang dan
celana pendek memiliki harga dari Rp. 299.000 sampai dengan Rp. 399.000. Untuk produk
wanita juga tidak jauh berbeda dengan produk pria, yaitu harga paling murah Rp. 129.000
dan paling mahal Rp.289.000 per unit. Sedangkan untuk produk bawahan seperti celana jeans
panjang dan celana bahan wanita berkisar antara Rp. 279.000 sampai dengan Rp. 399.000 per
unit.

Lokasi Perusahaan

Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang cukup strategis, karena cukup dekat dengan
pusat daerah (alun-alun). Disamping itu, lokasi berada di jalan utama tepatnya jalan provinsi
yang sering dilalui oleh masyarakat sekitar.

Ruangan / Tempat

Ruangan / Tempat yang dibutuhkan pada awal membuka usaha ini tidak terlalu luas dan juga
tidak terlalu sempit, yakni 1 ruangan ukuran 10mx 8m.

Promosi

Promosi yang akan dan sudah dilakukan yaitu seperti facebook ads, Instagram ads (untuk
mendukung penjualan dan publikasi online), beli 1 gratis 1, dan potongan harga. Promosi
tersebut dipilih karena hanya membutuhkan biaya yang minim, dan memiliki dampak yang
besar bagi perkembangan secara online untuk membantu calon konsumen mengenal homine
dan menumbuhkan minat beli mereka terhadap produk– produk homine.

13
IX. Rencana Desain dan Pengembangan

Tujuan Usaha Jangka Panjang

Berdasarkan visi dan misi Fashion Brand serta setelah dilakukannya analisis , maka
perusahaan menjabarkannya menjadi beberapa tujuan jangka panjang perusahaan, yaitu:

• Menyediakan pelayanan berkualitas dan prima (service excellence) dengan

fasilitas yang lengkap dan lokasi yang terjangkau.

• Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman serta hubungan yang

langgeng diantara para karyawan agar sehingga dapat mempertahanakan

dan mengembangkan kualitas sumber daya manusianya menjadi sumber

daya manusia yang kompetitif, efisien dan berbeda dengan bisnis

perusahaan lainnya.

Strategi

Pada mulanya, saya selaku pemilik dan pengelola bisnis ini bersama dengan rekan-
rekan bisnis saya telah memiliki ide-ide berbisnis yang mana pada akhirnya jatuh
Ritel Fashion .Beberapa alasan mengapa bisnis ini kami pilih telah dibahas sebelumnya
dalam latar belakang rencana bisnis ini. Setelah kami memilih untuk melakukan bisnis
ini, beberapa strategi pun telah kami persiapkan. Strategi-strategi marketing kami
terbagi dalam beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut kami bagi menurut product life
cycle yang mana adalah: tahap pengenalan(introduction), tahap pertumbuhan(growth),
tahap kedewasaan(maturity), dan tahap penurunan(decline). Namun, sebelum kepada
tahap-tahap product life cycleini, kami jugaharus memilih suplier yang tepat .Tahap
pemilihan suplier ini kami sebut dengan tahap pengembangan ide(idea development).

Potensi dan Pengembangan

Bisnis yang baik, selalu memberi manfaat sebesar-besarnya dan seluas-luasnya kepada
berbagai pihak dan komunitas yang terdampak. Kami tidak hanya ingin menjawab
kebutuhan konsumen, kami juga ingin memberi manfaat kepada masyarakat
melalui pemberdayaan komunitas. Peluang usaha yang sangat menjanjikan sandang
merupakan kebutuhan pokok dan akan terus berjalan , serta kondisi masyarakat Indonesia
yang telah diterangkan sebelumnya, membuat kami yakin Fashon Brand akan diterima dan
berkembang luas.

Bagi kami, bisnis yang memberi manfaat, yang menjadi filosofi.Pengembangan usaha
tentu tidak dapat dilakukan tanpa perencanaan. Riset awal perlu dilakukan untuk

14
mengetahui standar fungsi dan kebutuhan konsumen, juga pemantapan sistem produksi,
distribusi, dan pemasaran, serta inovasi yang tidak berhenti agar semakin banyak
manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan konsumen. 1 tahun dibutuhkan
untuk riset awal, dan 2 tahun untuk memulai perjalanan awal bisnis dengan sistem yang
telah dirancang. Kami optimis, 5 tahun usaha ini akan dapat menebar manfaat ke seluruh
kota-kota besar Indonesia.

X. Oprational Plan

Lokasi Perusahaan

Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang cukup strategis, karena cukup dekat dengan
pusat daerah (alun-alun). Disamping itu, lokasi berada di jalan utama tepatnya jalan provinsi
yang sering dilalui oleh masyarakat sekitar. Di Jalan Hos. Cokroaminoto Wirobrajan, Yogyakarta

Ruangan / Tempat

Ruangan / Tempat yang dibutuhkan pada awal membuka usaha ini tidak terlalu luas dan juga
tidak terlalu sempit, yakni 1 ruangan ukuran 10mx 8m.

Fasilitas dan Peralatan

Setiap toko atau gerai juga dilengkapi dengan seperangkat alat sistem
informasi seperti komputer, mesin cash register dan satu set audio system

XI. Overall Schedule

Penjadwalan (Scheduling)

Setelah mengidentifikasi sumber-sumber daya yang diperlukan, maka dibuat suatu jadwal
waktu untuk mengumpulkan sumber-sumber daya tersebut.

Kegiatan Jadwal Pelaksanaan


1 2 3 4 5 6 7 8 9
Survei Pasar X
Menyusun Rencana Usaha X
Survei Lokasi X X
Perijinan X X X
Perekruitan Karyawan X X X X
Pekerjaan Desain Interior dan Layout X X
Pemasangan Sarana Penunjang X
Promosi X
Oprasional X

15
XII. Financial Projection
A. Proyeksi Biaya

Keuangan

Simulasi Biaya Dan Pendapatan

Fashion Brand

no Keterangan Jumlah Biaya (Rp)


Asset
I Persediaan Barang 500 100.000.000
II Beban Beban 31.843.000
Sumber Dana
I Modal Sendiri 131.843.000
II Pinjaman -
Harga Jual 231.843.000
Laba/Rugi 100.000.000

B.Sumber Dana

Pembiayaan awal yang digunakan adalah untuk memenuhi beban-beban awal usaha.
Dan sebagai perencanaan selanjutnya, sumber dana yang akan digunakan adalah :

 100% bersumber dari Dana Sendiri (Modal)

C.Proyeksi Penjualan

Berdasarkan proyeksi penerimaan dan pengeluaran dana (kas), dapat diinformasikan


jumlah pengembalian dana :

 Penerimaan Penjualan: Rp.231.843.000,-


 Beban-Beban: Rp. 31.843.000,-
 Persediaan Barang: Rp. 100.000.000,-
 Penerimaan Bersih: Rp. 68.157.000,-

16

Anda mungkin juga menyukai