Makalah Tes Tat 1
Makalah Tes Tat 1
Disusun oleh
Nama Anggota :
Rombel 4
JURUSAN PSIKOLOGI
Salah satu tes proyektif adalah TAT (Thematic Apperception Test), TAT
dikembangkan oleh Murray(1935) dan terus berkembang hingga sekarang. Dalam
makalah ini berisikan mengenai penjelasan-penjelasan mengenai tes TAT beserta
prosedur tes TAT dan bagaimana mengintepretasikan hasil tes TAT.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tes TAT (Thematic Apperception Test) ?
2. Bagaimana prosedur melakukan tes TAT (Thematic Apperception Test) ?
3. Bagaimana cara menginterpretasi hasil tes TAT (Thematic Apperception
Test) ?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian dari tes TAT (Thematic Apperception Test).
2. Untuk menjelaskan prosedur melakukan tes TAT (Thematic Apperception
Test ).
3. Untuk mengetahui cara menginterpretasi hasil tes TAT (Thematic
Apperception Test).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
TAT diciptakan oleh seorang psikolog dari Harvard bernama Morgan dan
Murray dan TAT yang lazim dilakukan kepada orang-orang terdiri dari setumpuk
kartu bergambar, yang mengandung ekspresi-ekspresi yang kuat. Kartu TAT ini
juga di kategorikan berdasarkan gender, B untuk boys, G untuk girls dan M-
F untuk male and female, yakni untuk kedua jenis.
Bentuk modifikasi dari TAT adalah CAT (Children’s Apperception Test),
yang menyediakan gambar yang terfokus pada konflik, hubungan orang tua,
permusuhan dengan saudara kandung, dan situasi lain yang sering ditemui pada
anak-anak.
Tes lain yang mirip dengan TAT dan CAT adalah Michigan Picture Story
Test (MPST), terdiri dari material yang menggambarkan anak-anak dalam
hubungannya dengan orang tua, polisi, dan figur otoriter lainnya, juga teman-
teman. Tes ini sangat bermanfaat dalam melihat struktur dari sikap anak-anak
terhadap orang dewasa dan teman-teman sekaligus mengevaluasi masalah yang
mungkin timbul.
Selain itu ada juga tes Make-A-Picture Story (MAPS), yang memiliki
kesamaan dengan MPST dalam hal tujuan dan potensi interpretasi yang dimiliki.
Perbedaan MAPS dengan tes lain yaitu, pada MAPS klien diperbolehkan memilih
karakter yang akan diletakkan pada latar belakang panggung yang kecil, untuk
kemudian klien membuat cerita berdasarkan situasi tersebut.
TAT ini didasarkan pada teori needs Murray yang memandang bahwa
dalam suatu perilaku manusia pasti didorong oleh adanya motivasi internal dan
eksternal, sedangkan lingkungan dipandang sebagai press (tekanan) yang
mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu interaksi
antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema
merupakan kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa
disadari, dan ini merupakan kunci dari suatu perilaku unik (khas) seseorang.
TAT dikembangkan oleh beberapa peneliti secara kontinum. Henry A
Murray lah yang pertama kali memperkenalkan konsep ini dari arsip-arsip
tulisannya pada tahun 1935 dalam buku “A Method of Apperception Test”.
Kemudian Leopold Bellak pada tahun 1947 mengemmbangkan metode intepretasi
dalam buku “A Guide to the Interpretation of the Thematic Apperception Test”.
Penggunaan TAT di Indonesia lebih populer menggunakan metode yang
dikembangkan Leopold Belak.
Setelah perang dunia ke II, penggunaan TAT lebih banyak diaplikasikan
oleh para psikoanalis dan psikolog klinis untuk mengukur gangguan emosi pasien.
Pada tahun 1970, gerakan komunitas yang fokus pada potensi manusia
mendorong para psikolog menggunakan TAT untuk membantu klien dalam
memahami diri sendiri dan memancing pengembangan personal.
Dalam tes-tes kepribadian dengan pendekatan proyektif, klien berespon
terhadap stimulus yang tidak terstruktur dan ambigu sehingga tanpa sadar klien
mengungkap struktur dasar dan dinamika kepribadiannya. Beberapa teknik
proyektif yang terkenal dan digunakan secara luas antara lain
tes Rorschach,Thematic Apperception Test (TAT), ChildrenÂ’s Apperception
Test (CAT), tesDraw-A-Person (DAP), tes Make-A-Picture
Story (MAPS), Michigan Picture Story Test, dan Sentence Completion Test.
2.2 Pengertian
Thematic Apperception Test, disingkat TAT, adalah suatu teknik proyeksi,
yang digunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang menampakkan
diri dalam hubungan interpersonal dan dalam apersepsi (atau interpretasi yang ada
artinya) terhadap lingkungan. Dengan teknik ini seorang interpreter yang mahir
dapat mengungkap dorongan-dorongan emosi, sentiment, kompleks dan konflik-
konflik pribadi yang dominan. TAT diciptakan pertama kali oleh H. A. Murray
dan C. D. Morgan pada tahun 1935.
2.3 Manfaat TAT
a. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian
seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal,
penyakit psikosomatis, neurose dan dapat digunakan untuk anak minimun
usia 4 tahun kalau dimungkinkan. Ada perangkat pelengkap TAT khusus
untuk anak-anak yaitu CAT.
No
Keterangan kartu Stimulus yang dihasilkan
Kartu
Gambar anak sedang Keinginan untuk berprestasi,
1
memandangi biolanya Hubungan dengan orang tua
Gambar wanita sedang
Ambisi klien , sikap terhadap
2 membawa buku dan melihat
orang tua.
ke arah lain
Seorang anak laki-laki &
3BF & Putus asa, Kesedihan, Depresi,
anak perempuan sedang
3GF konflik.
menutupi wajahnya.
Seorang wanita sedang
Situasi konflik dalam rumah
memegang tubuh laki-laki,
4 tangga, Sikap terhadap jenis
tetapi laki-laki tersebut
kelamin lain (aspek seksual)
melihat ke arah lain.
Sikap terhadap tokoh ibu,
Seorang wanita tua melihat
5 terutama dari segi larangan atau
ke arah dalam ruangan.
pengawasan.
Gambar laki-laki muda dan Konflik antara ibu dan anak laki-
6BM
wanita tua. laki.
Sikap ayah terhadap anak laki-laki
Gambar pria tua
atau terhadap sesama jenis.
memandang pria muda.
7BM
& 7GF Sikap Ibu terhadap anak
Gambar wanita tua
perempuan atau terhadap sesama
memandang wanita muda
jenis.
8BM Gambar pria & wanita Ambisi positif (kemampuan
& 8GF muda sedang melamun. merancang masa depan)
Gambar 4 pria muda sedang Hubungan teman sesama jenis
9BM
tidur di atas rumput. Sikap terhadap kehidupan seksual.
Gambar kepala seorang
Hubungan antara lawan jenis atau
10 wanita muda bersandar
Hubungan dengan orang tua.
dibahu seorang pria.
Gambar suatu jalan
Ketakutan terhadap agresi atau
menyusuri jurang yang
rasa ingin tahu klien yang besar
11 dalam diantara batu cadas
terhadap hal-hal yang
terjal. Diatas jalan ada
berbahaya/mengancam.
gambaran yang tidak jelas.
Gambar wanita muda dan Hubungan antara wanita yang
12 F
wanita tua. berbeda umur.
Gambar laki-laki dan
13 MF Masalah seksual
wanita.
Gambar anak laki-laki Perasaan kesepian dan tidak
13B
duduk di pintu berarti.
Gambar bayangan seorang
pria (atau wanita) pada
Ambisi dan pengaturan rencana
14 jendela yang terang.
menghadapi masa depan.
Gambar sisanya seluruhnya
gelap.
Gambar seorang pria kurus
Ide-ide mengenai kesusahan,
15 dengan tangan terpadu
kematian, dan permusuhan.
berdiri diantara batu nisan.
Pantulan dari timbunan kecemasan
16 Blank Card atau ambisi yang telah menumpuk
pada cerita sebelumnya.
Gambar laki-laki sedang Tingkat masalah/konflik yang
17 BM
bergelayut di seutas tali. belum dapat diatasi
Seorang pria dipegang erat
18BM dari belakang oleh tiga Perasaan tidak berdaya.
tangan.
Gambar yang
Keinginan akan rasa aman, cara-
menyeramkan, melukiskan
cara yang dapat mengatasi frustasi
19 kumpulan awan
yang ditimbulkan oleh
menyelimuti pondok yang
lingkungan.
tertutup salju di pedesaan.
Gambar remang-remang Kesepian, keragu-raguan, agresi,
seorang pria (atau wanita) masalah/konflik yang sedang
20
bersandar pada tiang lampu dipikirkan, masalah dengan lawan
di malam buta. jenis.
2.7 Prosedur
Seperti umumnya penyajian tes, raport tester – testi diperlukan. Suasana
hendaknya sedemikian rupa sehingga testi merasa akan mendapatkan simpati dan
merasa akan mendapatkan penerimaan. Niat baik dan dihargai oleh tester,
sehingga testi dapat mengembangkan kreativitasnya. Kreativitas sendiri sulit
berkembang pada suasana yang kaku,dingin, formal, terlalu menuntut dan terlalu
ilmiah.
Prosedur penyajian yang dianggap baku ialah penyajian individual dalam
bentuk lain. Dalam prosedur ini tester memberikan petunjuk pelaksanaan tugas
dan menyajikan gambar satu demi satu. Testi menanggapi secara verbal setiap
gambar yang disajikan. Tester mencatat/merekam semua tanggapan terhadap
gambar sampai tes berakhir.
Sebaiknya disediakan tempat duduk tegak, tester dan testi duduk
berhadapan, sehingga komunikasi lancar.
Dalam tes ini, klien diminta membuat cerita dari beberapa kartu bergambar
yang disajikan satu persatu. Klien dapat menulis sendiri ceritanya atau tester yang
menulis cerita klien. Tugas klien adalah menceritakan apa yang sedang terjadi saat
ini, sebelumnya (situasi apa yang menimbulkan peristiwa saat ini), bagaimana
pikiran dan perasaan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan bagaimana akhir dari
cerita yang dibuat klien. Ini berarti mendeskripsikan apa yang tergambar saja
belum cukup. Cerita adalah serentetan kejadian yang berkembang mengikuti
waktu. Ada permulaan, pertengahan dan akhir cerita.