Kelompok 5 - Focus Group Research SAP 8
Kelompok 5 - Focus Group Research SAP 8
RMK SAP 8
Oleh:
Kelompok 5
29
2) Sebagai bagian dari desain multi-metode penelitian kualitatif. Focus group
digunakan berdampingan dengan metode lainnya. Contohnya studi kasus mengenai
proses pengembangan produk baru dimana dapat mengombinasikan focus group,
wawancara personal dan dokumen.
3) Sebagai tambahan pada survei. Sebelum survey focus group digunakan sebelum
survei untuk mengidentifikasi isu baru sebuah topic dan untuk menyediakan
gambaran yang lebih mendalam tentang topik yang menarik setelah survei
dilakukan dan dianalisis (Giscombe dan Mattis, 2002).
I.4 Karakteristik Utama Fokus Grup
Focus group terdiri dari sekitar dua sampai sepuluh partisipan (memberikan wawasan
mengenai topik bahasan), fasilitator (mendorong partisipan untuk berinteraksi), dan topik
atau masalah yang akan dibahas. Bentuknya dapat berupa komunikasi, praktik bahasa, bahasa
tubuh, ekspresi keheningan, dan emosi. Karakteristik focus group yaitu:
1) Diskusi dilakukan pada kelompok kecil yang biasanya terdiri dari sekitar dua hingga
sepuluh peserta dan fokus pada topik atau isu spesifik.
2) Terdapat seorang fasilitator yang memulai dan membimbing interaksi antara peserta
3) Focus group memberikan wawasan mengenai:
- Apa yang dibicarakan oleh partisipan (isi pembicaraan).
- Bagaimana partisipan berbicara mengenai topik atau isu tertentu yaitu dilihat dari
bentuk komunikasi, parktik dan sumber daya bahasa, bahasa tubuh, kesunyian dan
emosi.
39
5) Digunakan untuk memulai proses perubahan (misalnya Morgan, 1997; Barbour dan
Kitzinger, 1999; Edmunds, 2000).
Aspek penting dari focus group untuk peneliti bisnis adalah hasil pembicaraan yang
dapat menjadi forum untuk perubahan (Race et al, 1994). Reinharz (1992) menyatakan bahwa
focus group juga memberikan kemungkinan untuk mengurangi ketidakseimbangan kekuasaan
dan otoritas antara peneliti dan partisipan dan disarankan menggunakan focus group
penelitian feminis, yang memberikan lebih banyak kemungkinan bagi perempuan untuk
berbagi ide dan pandangan mereka dengan orang lain dalam kelompok satu jenis kelamin,
dibandingkan dengan kelompok dua jenis kelamin.
Keterbatasan-keterbatasan dari focus group dalam penggunaannya diantaranta, seperti
beberapa masalah dapat dihindari dengan perencanaan dengan melakukan praktik fasilitasi
yang sesuai, tetapi beberapa lainnya mungkin tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, focus
group tidak sesuai untuk semua situasi penelitian dan semua bidang topik.
49
kesulitan besar. Fitur umum dapat berupa minat pada suatu masalah, atau pengeluaran, atau
dapat didasarkan pada keahlian, pendidikan, usia, atau jenis kelamin.di sisi lain, mereka yang
mengadvokasi kelompok-kelompok heterogen berpendapat bahwa satu keuntungan dari
kelompok fokus adalah dapat menangkap berbagai pendapat dari orang-orang yang dianggap
berbeda.
III.3 Waktu Dan Lokasi
Diambil waktu 2 jam sebagai kerangka waktu yang optimal untuk satu sesi focus group.
Lebih banyak waktu bermanfaat ketika penelitian membutuhkan kreatif teknik seperti
brainstorming. Diskusi focus group dapat dilakukan di sejumlah lokasi. Lokasi netral adalah
tipikal riset pasar praktis dan dapat membantu untuk menghindari asosiasi negatif atau positif
dengan situs tertentu (Powell and Single, 1996). Pemeriksaan terhadap waktu dan ruang harus
diperhatikan dengan seksama, hal ini untuk menjamin bahwa tidak ada masalah praktis yang
timbul dari dilaksanakannya focus group ini. Ruangan yang digunakan sebaiknya kecil dan
akrab di banding luas dan steril serta harus bebas dari keramaian dan hal-hal yang dapat
menggangu.
III.4 Rekrutmen
Rekrutmen merupakan suatu proses mengumpulkan kelompok secara bersama-sama
pada tempat yang sama dan dengan waktu yang bersamaan. Pengrekrutan ini dapat melalui
metode dengan menyebarkan informasi rekrument secara langsung dari satu orang ke orang
lain, Metode ini sangat efektif dalam mendapatkan peserta yang memiliki minat tanpa suatu
paksaan untuk bergabung dalam focus group. Peneliti juga dapat menggunakan iklan atau
poster pada papan pengumuman. Cara lain dapat dilakukan dengan mencari kontak kelompok
yang dituju, sehingga apabila satu orang tertarik maka ia dapat mengajak orang lain ini yang
disebut teknik bola salju. Peserta focus group sering diberikan kompensasi berupa biaya
peserta dapat dibayar; penitipan anak disediakan, hadiah kecil yang ditawarkan, dan
minuman.
III.5 Peneliti Sebagai Fasilitator
Pada focus group, peneliti juga berperan sebagai fasilitator yang dapat memastikan
bahwa tujuan penelitian akan dapat digali sepanjang sesi. Namun, terdapat juga fasilitator
yang berasal dari pihak luar/independent, misalnya seorang fasilitator profesional, yang
kemudian harus diberi pengarahan dengan sangat baik dan diberi panduan topik yang
terperinci dalam pelaksaan focus group. Panduan topik yang ditulis sebelumnya oleh peneliti,
adalah refleksi dari bagaimana focus group akan difasilitasi, seperti pada bagaimana sesi
diperkenalkan, bagaimana diskusi dimulai dan ditutup, pertanyaan apa yang diminta
59
fasilitator dan dalam urutan apa. Panduan topik juga mencakup instruksi terperinci untuk
tugas individu dan kelompok jika ada yang digunakan. Tugas utama fasilitator meliputi
penjelasan tentang topik, tujuan dan proses diskusi, membantu orang merasa rileks,
mendengarkan mereka, dan memfasilitasi interaksi dalam kelompok.
III.6 Melakukan Diskusi Focus Group
Melakukan diskusi focus group adalah praktik yang baik untuk mengingatkan para
peserta sehari sebelum sesi kelompok fokus yang dijadwalkan melalui telepon, e-mail atau
sms. ketika memulai diskusi kelompok terarah, fasilitator merangkum topik dan tujuan
diskusi dan mulai dengan satu atau lebih pertanyaan pemanasan bervariasi sesuai dengan
topik.
ketika waktu yang disediakan untuk sesi hampir habis, fasilitator biasanya mengakhiri sesi
dengan satu atau lain cara. paling sering, mereka merangkum diskusi untuk memastikan apa
yang dikatakan peserta. Akhirnya, fasilitator memberikan pernyataan penutup dan berterima
kasih kepada para peserta atas waktu dan upaya mereka dalam kelompok.
69
6) Masalah kesepakatan atau ketidaksepakatan memiliki kepentingan yang tidak biasa bagi
para peserta.
Kemudian dapat diajukan pertanyaan berikut:
1) Seberapa intens peserta menyatakan pandangan mereka tentang masalah ini?
2) Apakah ada yang mengubah cara pandang mereka tentang masalah ini secara
signifikan?
3) Petunjuk apa yang Anda miliki tentang alasan perubahan diskusi?
4) Apa konteks konservasi ketika sesuatu yang menarik terjadi?
5) Seperti apa keseluruhan konservasi itu sebagai suatu proses?
IV.1 Biasakan Diri Dengan Data Empiris
Apapun format yang digunakan untuk mengumpulkan data empiris akan sangat berguna
untuk membiasakan diri terhadap data tersebuta. Analisi dapat dimulai sesegera mungkin dan
tidak perlu menunggu sampai semua kelompok bertemu sampai peneliti dapat memulai
analisis.
Ketika memulai dengan analisis, ada baiknya membaca dan mendengarkan diskusi
kelompok beberapa kali. Gambarkan apa yang terjadi di masing-masing kelompok.
Mengurutkan konteks dengan cara yang masuk akal dalam kaitannya dengan pertanyaan
penelitian dapat membimbing peneliti untuk mengidentifikasi sudut pandang yang berbeda
dan tidak biasa, Mungkin karena mereka dapat mengungkapkan perspektif minoritas yang
penting. Akhirnya, tafsirkan apa yang telah tergambar; menjelaskan makna yang diamati.
validitas hanya interpretasi yang dapat didukung dengan data empiris.
IV.2 Analisis Konten dan Analisis Etnografi
Sebagian besar buku teks tentang fokus grup memberikan saran tentang cara
menggambar bersama dan membandingkan diskusi fokus grup tentang berbagai masalah
dengan menggunakan analisis konten, yang berfokus pada tema dan pola. Cara melakukan
analisis konten data fokus grup:
1) Mulai dengan mengambil poin tampilan dan pernyataan yang umum atau luar biasa.
2) Lanjutkan dengan mengidentifikasi dan membandingkan informasi, kelompok atau
subkelompok, tema dan pola, dan makna.
3) Menggambarkan dalam aliran naratif apa yang dikatakan dan dilakukan oleh peserta
secara keseluruhan.
4) Akhirnya, berteori tentang koneksi antara sudut pandang, tema, dan pola diskusi.
Wilkinson (2004) mengemukakan bahwa ada perbedaan mendasar antara analisis isi
dan analisis etnografi data kelompok terarah. Analisis isi didasarkan pada pemeriksaan
79
sistematis terhadap seluruh rangkaian data empiris dengan unit analisisnya adalah seluruh
kelompok, dinamika kelompok, peserta secara individu, atau ucapan peserta. Analisis konten
mungkin atau mungkin tidak didasarkan pada skema pengkodean (Morgan, 1997), tetapi
tujuannya adalah untuk memeriksa semua data empiris untuk kejadian berulang, seperti kata-
kata, tema atau wacana. Analisis etnografis, pada gilirannya, jarang sistematis atau
komprehensif, tetapi selektif dan terbatas. Ini bertujuan untuk menjadi kontekstual dan
mewakili dunia sosial dari sudut pandang para partisipan dan bukan dari sudut pandang
analis. Tantangan khusus adalah untuk mengingat sifat interaktif data dan untuk
mempertahankan rasa diskusi kelompok secara keseluruhan dalam analisis.
Wilkinson (2004) lebih suka analisis etnometodologi atau percakapan untuk digunakan
untuk analisis etnografi kelompok fokus. Analisis percakapan (Silverman, 2005)
mengasumsikan bahwa orang membangun konteks sosial dan makna melalui interaksi.
Metode lain dalam menganalisis data etnografi, seperti konservasi juga telah disarankan agar
sesuai dengan studi kelompok fokus (Suter, 2000). Lebih lanjut, metode diskursif dan naratif
juga dapat digunakan untuk fokus pada sifat interaktif data kelompok terarah.
89
Saran umum adalah bahwa laporan tersebut harus memberikan pandangan yang
seimbang dan komprehensif dari temuan-temuan studi focus group sehubungan dengan
tujuan penelitian, kerangka kerja teoretis yang digunakan, dan pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Evaluasi penelitian kelompok terarah bervariasi sesuai dengan latar belakang
filosofis dan teoretis dari pendekatan yang dipilih.
99
DAFTAR PUSTAKA
Eriksson, Paivi dan Kovalainen, Anne. 2008. Qualitative Methods in Business Research. Los
Angeles: SAGE Publications Ltd.
109