Sejarah Peradaban Islam Kelompok 5 (Revisi)
Sejarah Peradaban Islam Kelompok 5 (Revisi)
TIM PENULIS:
Kelas: V B
Kelompok: 5
1. Deliza Andriani
2. Nurhafiza Juhasmi
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul sejarah
peradaban masyarakat arab dan muslim ketika nabi muhammad saw di Madinah pada
mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Kami berharap dengan adanya makalah ini
dapat menambah wawasan bagi kita semua tentang sejarah peradaban masyarakat
arab dan muslim ketika nabi muhammad saw di Madinah. Kami juga berterimakasih
kepada Ibu Dra. Ellya Roza, M.Hum selaku dosen pembimbing kami dalam mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah memberi tugas makalah ini kepada kami.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami minta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini dan kami sangat mengharapakan masukan,
kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami sendiri dan pihak lain yang membacanya.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah, pereradaban islam tidak dapat dipisahkan dari sejarah
seorang rasulullah Muhammad SAW. Perjalanan kehidupannya adalah sejarah
sebuah sejarah kepemimpinan yang sangat penting bagi umat islam. Sejarah
perkembangan masyarakat arab dalam kenyataan tidak pernah lepas dari
sejarah perkembangan islam. Bangsa arab adalah suatu bangsa yang diasuh
dan dibesarkan islam, dan juga islam didukung dan berkembang luaskan oleh
bangsa arab.
Dengan jelas sejarah menunjukkan bahwa kemajuan bangsa arab
sampai menjadi bangsa besar, kuat dan bersatu adalah berkat kesetiaan dan
keikhlasannya terhadap islam. Demikian pula islam cepat tersiarluas ke
penjuru dunia. Persoalan yang dihadapi Nabi ketika di Madinah jauh lebih
komplek di banding ketika di Mekkah. Di madinah umat islam sudah
berkembang pesat dan harus hidup berdampingan dengan sesama pemeluk
agama lain. Oleh karena itu, nabi juga memberikan pendidikan urusan-urusan
muamalah atau tentang kehidupan bermasyarakat dan berpolitik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah
pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagaimana letak geografis Madinah?
2. Bagaimana Sejarah peradaban masyarakat arab dan muslim ketika Nabi
Muhammad SAW di Madinah?
1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan batasan masalah
tersebut maka tujuan penulisan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan letak geografis Madinah
2. Untuk mendeskripsikan Sejarah peradaban masyarakat arab dan muslim
ketika Nabi Muhammad SAW di Madinah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan Suriah. Kota ini merupakan sebuah oasis dalam arti sebenarnya.
Tanahnya sangat cocok ditanami pohon kurma. Di tangan penduduk Yahudi,
tepatnya Bani Nadir dan Bani Quraizah, kota ini menjadi pusat pertanian
terkemuka.
Madinah terletak di tengah-tengah oasis (lembah) yang subur.
Madinah dikililingi oleh:
1. Bagian barat - Harrah al-Gharbiyyah.
2. Barat laut - Jabal sila'.
3. Selatan - Jabal 'Eir dan Wadi al-' Aqiq.
4. Utara - Jabal Uhud, Jabal Thur dan Wadi Qanat.
5. Timur - Harrah Waqim al-Syarqiyyah dan Wabrah al-Gharbiyyah.
Madinah berada pada kedudukan 35.40° T 24.25° U dan berada 600
meter di atas permukaan laut. Jarak Madinah dari Jeddah adalah kira-kira 400
KM, dari makkah adalah 430 KM dan dari Riyadh ialah 490 KM. Dengan
kedudukan begini, Madinah berada di laluan perdagangan di antara Syam dan
Yaman.
Cuaca Madinah boleh disifatkan sebagai cuaca sangat panas di musim
panas, musim peralihan yang sederhana dan sangat sejuk di musim sejuk.
Madinah terkenal dengan gunung berapi yang mengelilingi dari tiga arah, iaitu
sebelah timur ialah Herrat Al-Waqim, sebelah barat ialah Herrat Al-Wabrah
serta sebelah tenggara dan tengah ialah Herrat Al-Karma. Di Kota ini terdapat
Gunung Uhud yang berada di sebelah utara.. Gunung 'Eir di sebelah selatan
dan gunung Sal' berada di tengah Kota.
Kota Madinah terletak di antara dua dataran Harrah. Harrah biasanya
mengacu pada bebatuan hitam yang melapisi topografi permukaan kasar yang
berbukit dan bukan berbentuk pegunungan dimana di sebelah Timur bernama
4
"Harrah wa Aqim" dan di seblah Barat bernama "Harrah wa Barrah". Gunung
yang paling menjulang di kota Madinah adalah gunung Uhud. 1
1
Abdul Hafiz Sairazi. 2019. “Kondisi Geografis, Sosial Politik Dan Hukum Di Makkah Dan
Madinah Pada Masa Awal Islam”. Journal of Islamic and Law Studies. Vol. 3, No. 1, http://jurnal.uin-
antasari.ac.id. 20 November 2020.
5
kalangan Anshar. Mereka berharap agar Rasulullah singgah di rumah-
rumah mereka. 2
Peristiwa hijrah Rasulullah Saw dari Mekkah ke Madinah
merupakan kehendak dan perintah Allah Swt dengan tujuan agar
penyebaran agama islam yang dilakukan oleh Rasulullah Saw menjadi
lebih pesat lagi. Selama 13 tahun Rasulullah berdakwa ajaran Islam di
mekkah, Nabi Muhammad telah banyak mengalami pertentangan dan
permusuhan. Namun Madinah merupakan kota yang penduduknya
lebih mudah menerima ajaran Rasulullah dari pada penduduk Mekkah.
Masyarakat Madinah menyambut kedatangan Nabi Muhammmad
dengan suka cita, orang-orang Madinah berbondong-bondong
memeluk Islam. Oleh karena itu islam lebih cepat berkembang di
madinah. 3
2
Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2016), hlm. 22.
3
Wandi, Sejarah Peradaban Islam, (Klaten: Lakeisha, 2020), hlm. 16.
6
b. Pada tahun ke 12 kenabian. Delegasi Yastrib (10 orang suku
Khazraj, 2 orang Aus serta seorang wanita) menemui Nabi
disebuah tempat yang dinamakan Aqabah dan melakukan ikrar
kesetiaan yang dinamakan Aqabah pertama, yaitu yang berisi
Mereka akan berjanji tidak akan menyekutukan Allah, tidak akan
mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anak,
tidak akan memfitnah dan tidak akan mendurhakai Nabi
Muhammad saw. Ketika mereka kembali ke Yastrib, Nabi
mengutus Mus’ab ibn Umair untuk mengajarkan Islam diantara
mereka.
c. Pada tahun ke-13 (622), jama’ah haji Yastrib berjumlah 73 orang,
atas nama penduduk Yastrib mereka meminta Nabi untuk pindah
ke Yastrib, mereka berjanji untuk membela Nabi. Kemudian juga
mengadakan perjanjian yang dinamakan perjanjian Bai'ah Aqabah
ll, yaitu mereka berjanji akan membela Nabi baik dengan jiwa
maupun raga, dan mengangkat sebagai pemimpinya. Sebagian dari
mereka menginginkan agar Nabi hijrah ke Yatrib agar membantu
mendamaikan suku-suku yang sering bertikai. 4
Peta demografis madinah saat itu adalah sebagai berikut, kaum
muslimin yang terdiri dari muhajirin dan anshar, anggota suku Aus
dan Khazraj yang masih berada pada tingkat nominal muslim, bahkan
ada yang secara rahasia memusuhi rasulullah, anggota suku Aus dan
Khazraj yang masih menganut paganisme, orang-orang yahudi yang
terbagi dalam tiga suku utama yaitu Banu Qainuqa, Banu Nadhir, dan
Banu Quraizha. 5
4
Abrari Syaudi, dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hlm.
5-6.
5
Kartika Sari, Sejarah Peradaban Islam, (Bangka Belitung: Shiddiq Press, 2015), hlm. 26.
7
Penduduk Madinah yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar,
dan nonmuslim tersebut, merupakan sebuah keberagaman yang ada
pada masa lalu dan sudah menjadi suatu hal yang tidak bisa lagi
dipungkuri eksistensinya. Tapi bukan hal itu yang akan digaris
bawahi, yang terpenting adalah jiwa sosialis masyarakat madinah
sangat tinggi. Ini terbukti dari persaudaraan yang tinggi dan sangat
kokoh. Tidak ditemukan konflik karena masalah perbedaan. Kalaupun
ada masalah itu dengan cepat segara terselesaikan, karena nabi sangat
bijak dalam hal itu dan sangat hati-hati terhadap peletakan sebuah nilai
kemasyarakatan.
Nabi berhasil membentuk sistem yang luar biasa bagus.
Masyarakat Madinah merasa bahwa dirinya itu satu. Maka dari itu,
apabilah ada satu yang sakit maka yang lain turut merasakan. Hal ini
lebih khusus lagi pada umat Muslim sendiri, di mana sudah menjadi
kewajiban di setiap Muslim sebagaimana dalam riwayat Nabi
seringkali memerintahkannya. Ada beberapa terdisi yang yang perlu
digaris bawahi yaitu, Silaturahim yang membudaya, Gotongroyong
sering diadakan demi kepentingan bersama, Kepedulian yang tinggi,
mengunjungi orang yang sedang sakit atau yang terkena musibah.
a. Aspek Politik dan Pemerintahan
Selain menjadi pemimpin agama Islam, Nabi Muhammad
juga menjadi pemimpin pemerintahan. Kalau sekarang beliau
selayaknya sebagai presiden. Nabi terkenal dengan
kebijaksanaannya dalam menjalankan roda pemerintahan.
Kepentingan umum lebih dikedepankan dari kepentingan-
kepentingan yang lain.
Adapun sistem pemerintahan yang digunakan Nabi yaitu
sistem musyawarah dan demokrasi dan yang terpenting adalah
perkara diputuskan dengan seadil-adilnya. Sehingga Golongan
8
yang berbeda merasa tenang karena tidak ada diskriminasi. Mereka
bisa hidup berdampingan tanpa ada permusushan dengan yang
lain. Keberagaman yang ada tidak menjadi persoalan, justru
mengkokohkan solidaritas di antara mereka.
Memang pada kebijakan politik yang pertama oleh Nabi
adalah bagaimana menghapus prinsip kesukuan dan mempererat
persatuan. Nabi benar-benar mencurahkan perhatiannya untuk
masyarakat, sehingga berhasil mendamaikan antar suku Auz dan
Khazraj. Perlu diketahui ada beberapa strategi yang dilakukan
Rasulullah, dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara
baru yang telah terbentuk. Adapun strategi yang dilakukan adalah
sebagai berikut:6
1) Pembangunan Masjid Nabawi
Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti
disuatu tempat maka Rasulullah memerintahkan agar di tempat
itu dibangun sebuah masjid. Rasulullah ikut serta dalam
pembangunan masjid tersebut. Beliau mengangkat dan
memindahkan batu-batu masjid itu dengan tangannya sendiri.
Saat itu, kiblat dihadapkan ke Baitul Maqdis. Tiang masjid
terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari
pelepah daun kurma. Adapun kamar-kamar istri beliau dibuat
di samping masjid. Tatkala pembangunan selesai, Rasulullah
memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan Syawal.
Sejak saat itulah, Yastrib dikenal dengan Madinatur Rasul atau
Madinah Al-Munawwarah.
9
Kaum muslimin melakukan berbagai aktivitasnya di
dalam masjid ini, baik beribadah, belajar, memutuskan perkara
mereka, berjual beli maupun perayaan-perayaan. Tempat ini
menjadi factor yang mempersatukan mereka. 7
2) Kemiliteran
Nabi adalah pemimpin negara tertinggi tentara Muslim.
Beliau turut terjun dalam 26 atau 27 peperangan dalam
ekspedisi. Bahkan Nabi sendiri yang memimpin beberapa
peperangan yang besar misalnya, perang Badar, perang Uhud,
perang Khandaq, perang Hunayn dan dalam penaklukkan kota
Makkah. Adapun peperangan ekspedisi yang lebih kecil
pimpinan diserahkan kepada para komandan yang ditunujuk
oleh Nabi.
Di kala itu, peraturan kemiliteran belum dikenal. Akan
tetapi moralitas dan kedisiplinan yang tinggi membuat mereka
tertata di bawah satu komando yaitu Nabi. Ketika ingin
menghadapi peperangan Nabi kerapkali mengundang para
sahabat (Tokoh-tokoh) untuk berdiskusi mengenai hal tersebut.
7
Muhammad Yamin. 2017. “Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw”. Ihya al-
Arabiyah. Vol. 3, No. 1, http://jurnal.uinsu.ac.id. 15 Oktober 2020.
10
Dalam perkembangannnya pasukan kemiliteran umat
Islam makin meningkat. Pada awalnya pasukan umat Islam
hanya berjumlah 313 pejuang. Hingga pada perang terakhir di
Uhud, pasukan umat Islam sudah mencapai 30.00 pejuang. Para
pejuang tersebut memiliki keahlian yang cukup baik dan
disiplin yang tinggi.
3) Dakwah
11
beberapa strategi dakwah yang dilakukan oleh Nabi, yaitu
Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan
antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar, Memellihara dan
mempertahankan masyarakat Islam, Meletakkan dasar-dasar
politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat Islam.
Dengan diletakannya dasar-dasar yang berkala ini
masyarakat dan pemerintahan Islam dapat mewujudkan nagari
“ Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah
disebut “ Madinatul Munawwarah”. Dari sistem yang telah
diterapkan Nabi tersebut, hampir tidak mendapat penolakan
dari masyarakat Madinah, karena nilai-nilai yang diletakkan
Nabi bersifat universal, walau pada hakikatnya nilai-nilai
tersebut termaktub dalam Islam. Contohnya berbuat adil, saling
menolong, larangan curang dalam berdagang, dan lai-lain.
Perkembangan Islam juga tidak terlepas dari peranan
moral Nabi yang begitu mulia dan sangat bijak dalam
memutuskan sebuah perkara. Sehingga tidak sedikit kasus yang
telah diselesaikan. Bahkan ketika ada perselisihan antar suku,
Nabi selalu mendapat undangan untuk memberikan jalan
keluar.8
b. Aspek Sosial
Dalam negara islam yang baru dibangun itu, Nabi
meletakkan dasar-dasarnya untuk menata kehidupan sosial,
pertama dikukuhkannya ikatan persaudaraan (ukhuwah islamiyah)
antara golongan Anshar dan muhajirin, dan mempersatukan suku
Auz dan Khazraj.
8
Ahmad Choirul Rofiq, Sejarah Islam Periode Klasik, (Malang: Penerbit Gunung Samudera,
2017), hlm. 76-77.
12
Nabi Muhammad Saw merumuskan piagam yang berlaku
bagi seluruh penduduk Yastrib, baik orang Muslim maupun non
Muslim. Piagam inilah yang disebut sebagai undang-undang dasar
negara islam yang pertama.
9
Munir Sabarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan, Dan Masa Keemasan Peradaban
Islam, (Sleman: CV Budi Utama, 2015), hlm. 28.
10
Muhammad Lukman, dkk, Juli 2019. “Revolusi Islam Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat
Arab”. Juspi. Vol. 3, No. 1, http://uinsu.ac.id/index.php/juspi/index.
13
2. Perjanjian Dengan Pihak Yahudi
Setelah Islam terpancang di bumi Madinah dan kokoh di negeri
itu, maka Rasulullah mengatur hubungan dengan selain golongan muslim.
Perhatian beliau saat itu terpusat untuk menciptakan keamanan,
kebahagian dan kebaikan bagi semua manusia. Untuk itu beliau
menerapkan undang-undang yang luwes dan penuh tenggang rasa, yang
tidak pernah terbayangkan dalam kehidupan dunia yang selalu dibayangi
fanatisme.
Tetangga yang paling dekat dengan orang muslim di Madinah
adalah orang-orang Yahudi. Sekalipun memendam kebencian dan
permusuhan terhadap orang-orang Muslim, namun mereka tidak berani
menampakkannya. Rasulullah menawarkan perjanjian kepada mereka,
yang intinya memberikan kebebasan menjalankan agama dan memutar
kekayaan, dan tidak boleh saling menyerang atau memusuhi. 11
11
Salamah Muhammad Al-Harafi Al-Ballawi, Buku Pintar Sejarah & Peradaban Islam,
(Jakarta: Pustaka AL-Kautsar, 2016), hlm. 450.
14
a. Orang-orang Yahudi adalah satu umat dengan orang-orang
Mukmin. Bagi orang Yahudi agama mereka dan bagi orang
Mukmin agama mereka.
b. Orang-orang Yahudi dan Mukmin masing-masing harus
menafkahkan kehidupan mereka.
c. Mereka harus saling bahu-membahu dalam menghadapi musuh
yang hendak membatalkan perjanjian ini.
d. Mereka harus saling menasehati, berbuat baik dan tidak boleh
berbuat jahat.
e. Perjanjian ini tidak boleh dilanggar kecuali memang dia orang
yang zhalim dan jahat.
Dengan disahkannya perjanjian ini, maka Madinah dan
sekitarnya seakan-akan merupakan satu negara yang makmur.
Pelaksana pemerintahan dan penguasa mayoritas adalah orang-orang
Muslim, sehingga dengan begitu Madinah benar-benar menjadi
ibukota bagi Islam. 12
12
Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2016), hlm. 24.
15
kurang dari 5000 dinar emas. Sementara yang mengawalnya tidak lebih
dari empat puluh orang.
13
Ibid., hlm. 24-25
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peristiwa hijrah Rasulullah Saw dari Mekkah ke Madinah merupakan
kehendak dan perintah Allah Swt dengan tujuan agar penyebaran agama islam
yang dilakukan oleh Rasulullah Saw menjadi lebih pesat lagi. Selama 13
tahun Rasulullah berdakwa ajaran Islam di mekkah, Nabi Muhammad telah
banyak mengalami pertentangan dan permusuhan. Namun Madinah
merupakan kota yang penduduknya lebih mudah menerima ajaran Rasulullah
dari pada penduduk Mekkah. Masyarakat Madinah menyambut kedatangan
Nabi Muhammmad dengan suka cita, orang-orang Madinah berbondong-
bondong memeluk Islam. Oleh karena itu islam lebih cepat berkembang di
madinah.
Perjanjian ini dikukuhkan sendiri setelah pengukuhan perjanjian di
kalangan orang-orang muslim, di antaranya adalah, Orang-orang Yahudi
adalah satu umat dengan orang-orang Mukmin. Bagi orang Yahudi agama
mereka dan bagi orang Mukmin agama mereka, Orang-orang Yahudi dan
Mukmin masing-masing harus menafkahkan kehidupan mereka, Mereka harus
saling bahu-membahu dalam menghadapi musuh yang hendak membatalkan
perjanjian ini, Mereka harus saling menasehati, berbuat baik dan tidak boleh
berbuat jahat, Perjanjian ini tidak boleh dilanggar kecuali memang dia orang
yang zhalim dan jahat.
Dengan disahkannya perjanjian ini, maka Madinah dan sekitarnya
seakan-akan merupakan satu negara yang makmur. Pelaksana pemerintahan
dan penguasa mayoritas adalah orang-orang Muslim, sehingga dengan begitu
Madinah benar-benar menjadi ibukota bagi Islam.
Harta rampasan perang ini didapat pada saat terjadinya perang Badar
yang tak terhindarkan lagi pada saat orang muslim Madinah hendak
17
merampas harta kafilah dagang ini. Harta rampasan inilah modal kekayaan
orang-orang muslim di Madinah. Harta rampasan ini dibagi-bagikan kepada
penduduk Madinah, dan pada saat ini pula turun ayat yang mewajibkan puasa
dan membayar zakat, sehingga orang-orang muslim yang miskin di Madinah
dapat terbantu karena syari’ah yang ditetapkan Allah.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah kelompok kami susun. Kami
berharap makalah ini berguna sebagaimana mestinya dan dapat diterima
dengan baik. Tapi, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan,
kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga kami
sebagai pemakalah dapat memperbaiki kekurangan dan mempertahankan
kelebihan yang ada pada makalah kami. Terima kasih.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hafiz Sairazi, 2019. “Kondisi Geografis, Sosial Politik Dan Hukum Di
Makkah Dan Madinah Pada Masa Awal Islam”. Journal Of Islamic and Law
Studies. Vol. 3, No. 1, http://jurnal.uin-antasari.ac.id. 20 November 2020
Abrari Syaudi, dkk. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Ahmad Choirul Rofiq. 2017. Sejarah Islam Periode Klasik. Malang: Gunung
Samudera
J Jasman, 2018. “Sejarah Peradaban Islam”, Jurnal At-Tadabbur: Jurnal Penelitian
Sosial Keagamaan. Vol. 7, No. 1, http://ejournal.annadwahkualatungkal.ac.id.
15 Oktober 2020
Kartika Sari. 2015. Sejarah Peradaban Islam. Bangka Belitung: Shiddiq Press
Muhammad Lukman, dkk, Juli 2019. “Revolusi Islam Terhadap Kondisi Sosial
Masyarakat Arab”. Juspi. Vol. 3, No. 1, http://uinsu.ac.id/index.php/juspi/index
15 Oktober 2020
Muhammad Yamin. 2017. “Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw”.
Ihya al-Arabiyah. Vol. 3, No. 1, http://jurnal.uinsu.ac.id. 15 Oktober 2020
Munir Subarman. 2015. Sejarah Kelahiran, Perkembangan, Dan Masa Keemasan
Peradaban Islam. Sleman: CV Budi Utama
Salamah Muhammad Al-Harafi Al-Ballawi. 2016. Buku Pintar Sejarah & Peradaban
Islam. Medan: Perdana Publishing
Siti Zubaidah. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana Publishing
Wandi. 2020. Sejarah Peradaban Islam. Klaten: Lakeisha
19