(Weebo) Proposal Kuantitatif - Hubungan Minat Dan Perhatian Terhadap Hasil Belajar
(Weebo) Proposal Kuantitatif - Hubungan Minat Dan Perhatian Terhadap Hasil Belajar
PENELITIAN KUANTITATIF
Dipersembahkan oleh:
Weebo
Website: Youtube:
TERM OF SERVICES, READMORE, AND RELATED LINKS
A. Terms of Services
1. Segala hak cipta penulisan skripsi ini adalah milik penulis asli skripsi. Weebo
hanya membagikan skripsi ini dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang
lain.
2. Sebagian besar skripsi yang diperoleh Weebo berasal dari internet yang dapat
dicari dengan mesin pencarian, kemudian diupload ulang oleh Weebo.
3. Silahkan subscribe youtube Weebo Corner dengan mengeklik link/gambar
pada halaman cover untuk mendukung program-program dari Weebo.
4. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Keluarga Merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas
ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah
memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencakup
pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak-anak, yaitu : Potensi fisik,
potensi nalar, dan potensi nurani.
Dengan pendidikan yang utuh tersebut akan mengembangkan kualitas
kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara
menyeluruh. Dan kualitas sumberdaya manusia ( SDM ) yang demikian
sebenarnya yang dibutuhkan sekarang dan masa datang, yakni kualitas
sumberdaya manusia yang meliputi ; kreatifitas yang kuat, produktifitas yang
tinggi, kepribadian yang tangguh, kesadaran sosial yang besar, keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kehangatan dan rasa aman merupakan dasar berkembangnya hubungan
emosional yang baik antara orang tua dan anak. Selain itu juga hubungan yang
penuh perhatian dan stimulasi sangat dibutuhkan oleh perkembangan yang sehat
bagi anak. (Siti Rahayu Haditono, 1999: 98).
Perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap anak sangat diperlukan
karena orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. (Zakiah
Daradjat, 1986: 56). Perhatian yang cukup dari orang tua terhadap anak-anaknya
dapat menghasilkan sebuah perilaku yang positif karena segala tingkah lakuknya
selalu mendapat arahan dari orang tua. Timbulnya minat untuk belajar pada
individu berasal dari dalam diri individu, kemudian individu mengadakan
interaksi dengan lingkungan yang menimbulkan dorongan sosial dan dorongan
emosional, juga adanya pengaruh perhatian orang tua. Anak-anak akan
berkembang kearah kedewasaan dengan wajar di dalam lingkungan keluarga
segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam kehidupan
yang nyata dan pertama sehingga sikap dan tingkah laku orang tua akan diamati
oleh anak baik disengaja maupun tidak disengaja sebagai pengalaman bagi anak
yang akan mempengaruhi pendidikan selanjutnya.
Pada kenyataannya masih ada orang tua yang menganggap ketika
menyerahkan anaknya ke sekolahan maka tanggung jawab sepenuhnya terletak
pada sekolahan yang bersangkutan dan orang tua sudah tidak lagi memberikan
perhatian yang cukup kepada anak-anaknya. Pendapat seperti itulah yang
menyebabkan anak kurang mendapatkan perhatian berupa bimbingan
dilingkungan keluarganya, Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik
untuk meneliti adakah” Hubungan Antara Tingkat Perhatian Orang Tua Dan
Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas III SD Se-
Kecamatan Bayan”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Tingkat Perhatian Orang Tua dan Minat belajar Pada
Siswa Kelas III SD Se-kecamatan Bayan.
2. Untuk mengetahui Minat Belajar Pada Siswa kelas III SD Se-Kecamatan
Bayan.
3. Untuk Mengetahui ada tidaknya Hubungan Antara Tingkat Perhatian
Orang Tua dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas III
SD Se-Kecamatan Bayan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan proposal ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk Mengetahui secara nyata hubungan antara tingkat perhatian orang
tua dan minat belajar dengan prestasi belajar matemtika pada siswa kelas
III.
b. Untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan
prestasi belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Orang Tua
Sebagai masukan bagi orang tua agar lebih memperhatikan perkembangan
anaknya.
b. Bagi Siswa
Memberi pengetahuan kepada siswa bahwa perhatian orang tua, minat
belajar sangat berpengaruh dalam meraih dan mencapai prestasi belajar.
c. Bagi Guru dan Sekolah
Sebagai masukan agar lebih memperhatikan faktor – faktor yang
mempengaruhi minat belajar terhadap prestasi belajar.
d. Bagi Peneliti
Dapat untuk menambah wawasan sekaligus hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melaksanakan kegiatan
belajar nantinya.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTEIS
A. Landasan Teori
1. Karakteristik Siswa Kelas III
Karakter kelas III Piaget dalam Noehi Nasution (1996:60) mengemukakan
fase perkembangan kognitif sebagai berikut :
umur Fase
0-2 Sensorimotor
2-7 Intuitif atau praoperasional
7-11 Operasi konkret
11-16 Operasi formal
Sebagai pendidik kitahendaknya mengetahui “isi” tiap fase itu. Hanya dengan
demikian kita akan dapat berusaha mengetahui apa yang kita hendak ajarkan dan
bagaimana cara mengajarnya. Tetapi perlu diingat bahwa tiap fase untuk tidak
“murni”, pasti ada unsur dari fase tedahulu dan fase yang akan menyusul terdapat
dalam tiap fase.
a. Fase sensiomotor (umur 0-2 tahun)
Aktifitas kognitif selain sensorimotor didaaaasarkan atas pengalaman
langsung melalui panca indra. Aktiftas dalam interaksi antara panca indera
anak terikat pada pengalaman langsung, ia melihat sesutu terjadi.
Merasakannya tetapi ia belum dapat mengelompokkan atau mengkategorikan.
Responnya tergantung situasi. Pengalaman dalam fase sensorimotor yang
kualitatif baik yang disediakan lingkungan mempersiapkan anak menuju ke
fase berikut yakni, fase intuitif, fase operasional, dan merupakan operasional
dan merupakan cara yang terbaik untuk membantu perkembangan intelegensi
anak.
b. Fase intuitif atau praoperasional (2-7 tahun)
Fase ini untuk perkembangan bahasa dianjurkan orang dewasa banyak
bercakap-cakap dengan anak, membacakan cerita-cerita, mengajarkan
8
nyanyian dan sjak. Pada masa intuitif anak gemar meniru, anak telah mampu
menerima khayalan yang tidak logis, ini dapat mempunyai teman khayalan,
dapat bercerita tentang hal-ahal yang fantatis, ia tidak terikat pada realitas
sehingga dia dapat berbicara dengan kursi, anjing dll.
c. Fase operasi konkret (7-11 tahun)
Fase ini menurut piaget menunjukkan suatu reorganisai dalam struktur
mental anak. Dalam fase operasional konkret, tidak menentukan pilihan yang
mana saja boleh, karena isinya sangat banyak. Dalam banyak hal pengajaran
di sekolah dasar dapat dikatakan sesuai dengan perkembangan kognitif para
murid. Bila sekolah memperhatikan keterampilan dan aktifitas seperti
menghitung, mengelompokkan, membentuk, dan sebagainya, maka semua itu
membantu perkembangan kognitif. Karyawisata ke objek-objek sejarah, ilmu
pengetahuan alam melalui percobaan dan melakukan sendiri, menambah
kesempatan perkembangan kognitif. Aktifitas anak pada fase ini dapat
dibentuk dengan peraturan-peraturan. Anak prasekolah tunduk pada peraturan
tanpa mengerti maknanya; anak sekolah dasar menaati peraturan (kaerana
peraturan dasar menaati perrturan), karena peraturan itu mempunyai nilai
fungsional. Anak berpikir harfiah sesuai dengan tugas yang diberikan. Tidak
jarang ada orang tua yang marah dan mengalami frustasi bila mereka ingin
membantu anak dalam menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
d. Fase operasi formal (11-16)
Dalam fase terakhir ini, yang kira-kira jatuh bersamaan dengan masa
pubertas, anak-anak dapat mengembangkan pola-pola berpikir formal
sepenuhnya. Mereka mampu memperoleh “Strategi” yang logis, rasional, dan
abstrak. Mereka dapat menangkap arti simbolis, arti kiasan, kesamaan dan
perbedaan, mereka dapat menyimpulkan moral suatu cerita. Pengembangan
operasi formal mamerlukan aktifitas di pihak anak, menulis sajak lebih efektif
dari pada membaca sajak , turut serta bermain dalam suatu pementasan lebih
berguna daripada menontonnya, semua itu untuk membantu anak dalam
proses pengembangan kognitif.
Noehi Nasution (1996:45) menyatakan beberapa sifat khas anak-anak
pada masa kelas rendah adalah :
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dan prestasi sekolah.
b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peratura-peraturan permainan
yang tradisional.
c. Ada kecenderungan memuji diri sendiri.
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu
dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya
tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama pada umur 6,0-8,0) anak menghendaki nilai (angka
rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi
nilai baik atau tidak.
Anak kelas III SD berusia antara 8-9 tahun. Pada usia ini anak berada pada
fase operasional konkrit. Anak aktif bergerak dan mempunyai perhatian yang
besar pada lingkungannya. Teori Piaget tentang perkembangan anak mengatakan
bahwa fase operasional anak memperoleh kecakapan untuk menunjukkan logika
operasional dasar, tetapi hanya melalui pengertian konkrit. Anak telah mampu
berfikir logis, fleksibel, mengorganisasi dalam aplikasi terhadap benda konkrit.
Anak belum mampu berfikir secara abstrak. Dengan demikian, sia-sia belaka
memberikan pengalaman abstrak pada anak usia operasional konkrit (Y.
Padmono, 1999).
Pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing tapat diterapkan pada
anak masa usia operasional konkrit, karena metode ini menekankan pada
pengalaman konkrit siswa dalam menemukan suatu konsep pembelajaran. Siswa
diajak berpartisipasi aktif dalam menemukan konsep pembelajran melalui
pengalaman konkrit. Hal ini juga sesuai dengan karakteristik anak kelas III yang
aktif bergerak dan mempunyai perhatian lebih terhadap lingkungan Belajar.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat, bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
semua kegiatan siswa dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.
Kata “belajar” itu ada pengertian yang terkandung di dalamnya. pengertian
dari kata “belajar “ itulah yang perlu diketahui dan dikhayati.
Garry & Kingsley dalam Sunaryo Kartadinata, dkk (2002:47)
menyatakan bahwa “belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.
Moh Surya (1997) menyatakan bahwa “belajar dapat diartikaan sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan
perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan”.
Dari definisi di atas nampak bahwa belajar merupakan perubahan
perilaku yang disebabkan oleh individu mengadakan interaksi dengan
lingkungan.
Hilgard (1962) menyatakan bahwa “belajar adalah proses dimana suatu
perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu
situasi”.
Di Vesta dan Thomson (1970) menyatakan bahwa “belajar adalah
perubahan perilaku yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman “.
Menurut James O. Wittaker (1970)menyatakan bahwa “belajar dapat
didefinsikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman”.
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengertian belajar yang lebih modern
diungkapkan Morgan, dkk dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana
(2001: 13) :
Belajar sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan
terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Definisis yang kedua ini
memuat dua unsur penting dalam belajar yaitu, pertama belajar adalah
perubahan tingkah laku dan kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi
karena latihan atau pengalaman.
3. Prestasi Belajar
1) Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses
belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan
berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. “Pengukuran adalah proses
penentuan luas/kuantitas sesuatu” (Nurkancana, 1986: 2). Dalam kegiatan
pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan
yang harus dipecahkan/dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor
mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat
memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan
penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan
memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar.
Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
Prestasi belajar menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu ”kognitif, afektif dan
psikomotorik”. Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah aspek kognitif yang
meliputi: pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Prestasi belajar sebagai hasil dari proses belajar siswa biasanya pada setiap
akhir semester atau akhir tahun ajaran yang disajikan dalam buku laporan prestasi
belajar siswa atau raport. Raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan
oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar (Suryabrata, 1984). Prestasi
belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi anak didik,
pendidik, wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka yang diberikan
merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan berguna dalam pengambilan
keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang bersangkutan maupun sekolah.
Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diukur, berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
Untuk meraih prestasi belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang
perlu diperhatikan. Menurut Sumadi Suryabrata (1998 : 233) dan Shertzer dan
Stone (Winkle, 1997 : 591), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.:
a. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu :
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang
berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera.
a) Kesehatan badan
2) Faktor psikologis
a) Intelligensi
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat
merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan
prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan (1997:233) sikap
adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap
hal-hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran
di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
c) Motivasi
b. Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain
diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih,
antara lain adalah :
c). Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
4. Minat
1) Pengertian Minat
3) Macam minat
Minat dibedakan menjadi 2 yaitu: (Witherington, 1999 : 26)
a) Minat primitif
Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal
makanan dan kebebasan aktifitas.
b) Minat kultural
Disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan
yang lebih tinggi tarafnya.
4) Kriteria Minat
Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi
a) Rendah
Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat
b) Sedang
Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam
waktu segera.
c) Tinggi
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.
5. Matematika
a. Pengertian Matematika
Aristoteles dalam septiana hikmawati (2009) Ia memandang matematika
sebagai salah satu dari tiga dasar yang membagi ilmu pengetahuan menjadi
ilmu pengetahuan fisik, matematika, dan teologi. Matematika didasarkan atas
kenyataan yang dialami, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen,
observasi, dan abstraksi.
Matematika menurut Wahyudi (2008:3) menyatakan bahwa :
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak
dan dibangun melalui penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah yang
diterima, sehingga kebenaran antar konsep dalam matematika bersifat
sangat kuat dan jelas.
B. Kerangka Berfikir
C. Hipotesis Tindakan
“Ada hubungan yang signifikan antara tingkat perhatian orang tua dan minat
belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas III SD seKecmatan Bayan”.
1. HI( Hipotesis Alternatif )
Ada hubungan antara Tingkat Perhatian Orang Tua dengan Minat Belajar
terhadap Prestasi Belajar siswa kelas III SD seKecamatan Bayan.
2. H0 ( Hipotesis Nihil )
Tidak ada hubungan antara Tingkat perhatian orang tua dengan minat belajar
terhadap prestasi belajar siswa kelas III SD seKecamatan Bayan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama enam bulan yaitu dari bulan Januari
2011 sampai dengan bulan Juni 2011 yang dimulai dengan pengajuan judul sampai
dengan penyelesaian penulisan laporan penelitian. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut: (1) Persiapan penelitian. Kegiatan ini meliputi pengajuan judul,
penyusunan proposal, persetujuan proposal, permohonan perijinan penelitian,
membuat instrument; (2) Pelaksanaan penelitian di lapangan. Kegiatan ini meliputi
memperbanyak instrumen, mengadakan try-out atau uji coba, memperbaiki
instrumen, menetapkan subyek penelitian dan pengisian instrumen lalu
menganalisis data, membuktikan hipotesis serta mengambil kesimpulan; (3)
Penyelesaian penulisan laporan penelitian. Kegitan ini peneliti melakukan
penyelesaian penyusunan laporan hasil penelitian dari Bab I sampai Bab V.
1. Populasi
i
himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu – individu yang
karakteristiknya kita ketahui. Dari pengertian diatas populasi adalah semua
individu yang akan diselidiki dan paling sedikit mempunyai kesamaan sifat.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri se Kecamatan
Bayan.
2. Sampel
Sampel adalah “Bagian dari populasi sebagai contoh yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu”. (Margono, 2004: 121). Sedangkan sample
menurut Arikunto (2006:131) adalah sebagian atau wakil yang diteliti. Dengan
kata lain bahwa metode sampel yaitu metode penentuan subyek dengan cara
mengambil beberapa subyek sebagai sampel dari populasi yang ada.
C. Variabel Penelitian
a. Variable bebas
b. Variabel terikat
Prestasi belajar siswa yang diadakan berupa nilai tes yang diperoleh
setelah proses pembelajaran sebagai pencapaian prestasi belajar (Y)
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah biasa diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. ( Sutrisno
Hadi,1995: 136). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kondisi
fisik yang meliputi: lokasi gedung, ruang kelas, ruang guru dan fasilitasfasilitas
lainnya.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu cara menghimpun data-data yang
bersumber dari buku-buku, arsip, bagan dan lain sebagainya.
3. Metode Angket
Metode ini digunakan untuk mengungkap data tingkat perhatian orang tua
dan tingkat pengamalan agama Islam siswa. Angket yang dipakai merupakan
angket berstruktur yaitu jawaban yang diajukan sudah disediakan dengan
pertanyaan bersifat tertutup. (M. Subana, Moersetyo Rahadi, Sudrajad, 2000: 31).
Suatu tes tidak boleh terlalu sulit dan tidak boleh terlalu mudah. Tingkat
kesukaran butir soal merupakan proporsi peserta tes yang menjawab benar
terhadap butir tersebut. Hasan (1992) menyatakan tingkat kesukaran soal
dilambangkan dengan p. Makin besar nilai p (berarti soal tersebut makin
mudah) dan makin kecil nilai p (berarti butir soal makin sulit).
WL - WH
DB
n
Keterangan:
DB = Daya Beda
WL = Jumlah individu kelompok bawah yang menjawab salah pada butir soal
tersebut.
WH = Jumlah individu kelompok atas yang menjawab benar pada butir soal
tersebut.
c. Analisis Validitas
y pbi
M p p
q
St
Keterangan:
d. Analisis Reliabilitas
mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
Flanagan:
2
s 1 S2
2
r11 2 (1 - 2
)
s t
Keterangan :
r11
= Reliabilitas tes
2
s 1
= Varians belahan pertama
2
s 2
= Varians belahan kedua
2
s t
= Varians total
2. Analisis Data
N xy - ( x) ( y)
r xy
N X 2
- ( X ) 2 .N Y 2 Y 2
Keterangan :
r xy
=Koefisien Korelasi
N = Jumlah responden
X = Skor
Sunaryo Karta Dinata, dkk. 2005. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV.
Maulana