Anda di halaman 1dari 29

Tugas Kelompok

VALIDITAS

Disusun Oleh:
Kelompok 1 :
 Nidya Nurafifah M 1816441001
 Muhammad Akram 1816441012
 Nurul Inayyah 1816442002
 Nur Azizah Putri 1816442011
 Farkhah Intan Anasis 1816442013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…


            Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karea atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh Ibu
selaku dosen mata kuliah Assesmen Pembelajaran IPA.
            Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen yang bersangkutan dan juga semoga makalah bermanfaat bagi saya dan juga bagi
para pembacanya
            Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesempurnaan
sehingga saya mengharap kritik dan saran demi terbangunnya makalah saya di
kemudian kelak.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh…
 
 
 
 
                                                                                                       Makassar, 26 Mei 2013
 
                                                                                                          
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii

BAB I.............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................................1

BAB II............................................................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................2

A. Pengertian Validitas.........................................................................................................2

B. Teknik Pengujian Validitas Tes Hasil Belajar.....................................................................2

1. Pengujian Validitas Tes Secara Rasional.......................................................................3

2. Pengujian Validitas Tes Secara Empirik.........................................................................5

3. Cara Mengukur Validitas..............................................................................................7

4. Cara Menentukan Validitas Tiap Butir Soal.................................................................12

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas..................................................................15

1. Faktor yang berasal dari dalam tes.............................................................................15

2. Faktor yang berasal dari administrasi dan skor..........................................................15

3. Faktor-faktor yang berasal dari jawaban siswa..........................................................16

BAB III.........................................................................................................................................17

PEMBAHASAN............................................................................................................................17

iii
Menghitung Validitas.............................................................................................................17

BAB IV.........................................................................................................................................22

PENUTUPAN...............................................................................................................................22

A. Kesimpulan.....................................................................................................................22

B. Saran..............................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan
evaluasi sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas
sehingga hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan akurat sesuatu
yang sedang diukur. Instrumen ini memang harus memiliki akurasi ketika
digunakan. Konsisten dan stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu
pengukuran satu ke pengukuran yang lain.
Data yang kurang memiliki validitas , akan menghasilkan kesimpulan yang
bias, kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja bertentangan
dengan kelaziman. Untuk membuat alat ukur instrumen itu, diperlukan kajian teori,
pendapat para ahli serta pengalaman-pengalaman yang kadangkala diperlukan bila
definisi operasional variabelnya tidak kita temukan dalam teori. Alat ukur atau
instrumen yang akan disusun itu tentu saja harus memiliki validitas , agar data yang
diperoleh dari alat ukur itu bisa reliabel, valid dan disebut dengan validitas.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Apa yang di maksud dengan validitas ?

2. Apa saja teknik pengujian validitas tes hasil belajar ?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi validitas ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan validitas
2. Mengetahui teknik pengujian validitas tes hasil belajar
3. Mengetahui factor factor yang mempengaruhi validitas

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya.
1) Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah
mengukur apa yang seharusnya diukur (Supranata: 2004)
2) Validitas didefinisikan sebagai seberapa cermat suatu alat ukur melakukan
fungsi ukurnya
3) Validitas merupakan derajat sejauh mana tes mengukur apa yang diingin diukur
4) Validitas berhubungan dengan interprestasi atau makna dan penggunaan hasil
pengukuran peserta didik.
Suatu instrument dikatakan valid atau mempunyai validitas yang tinggi apabila
apabila alat itu betul-betul mampu mengukur dan menilai apa yang ingin di ukur dan
atau dinilai. Oleh karena itu, validitas suatu instrument merujuk kepada ketepatan
suatu instrument menilai apa yang ingin dinilai. Konsep validitas menunjuk pada
kesesuaian, kebermaknaan dan kebergunaan kesimpulan-kesimpulan yang dibuat
berdasarkan skor instrument. Makin tinggi validitas suatu instrument, berarti makin
baik kesimpulan yang diambil dan makin baik pula tingkat kebermaknaan maupun
kegunaannya. Oleh karena itu, suatu instrument dikatakan valid kalau instrument
atau alat ukur tersebut benar-benar mengukur sesuatu yang hendak di ukur.

B. Teknik Pengujian Validitas Tes Hasil Belajar


Penganalisisan terhadap tes hasil belajar sebagai suatu totalitas dapat dilakukan
dengan dua cara. Pertama, penganalisisan yang dilakukan dengan jalan berpikir
secara rasional atau penganalisisan dengan menggunakan logika (logical analysis).
Kedua, penganalisisan yang dilakukan dengan mendasarkan diri kepada kenyataan
empiris, dimana penganalisisan dilaksanakan dengan empirical analysis.

2
1. Pengujian Validitas Tes Secara Rasional
Tes hasil belajar yang setelah dilakukan penganalisisan secara rasional
ternyata memiliki daya ketepatan mengukur, disebut tes hasil belajar yang telah
memiliki validitas logika (logical validity). Istilah lain untuk validitas logika
adalah; validitas rasional, validitas ideal.
Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil
pemikiran, validitas yang diperoleh secara logis. Dengan demikian maka suatu
tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas rasional, apabila setelah
dilakukan penganalisisan secara rasional ternyata bahwa tes hasil belajar itu
memang (secara rasional) dengan tepat telah dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah
memiliki validitas rasional ataukah belum, dapat dilakukan penelusuran dari dua
segi, yaitu dari segi isinya (=content) dan dari segi susunan atau konstruksinya
(construct).
a. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh
setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi
yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi adalah
validitas yang difokuskan dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur
hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil
belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representative
terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan
(diujikan).
Jadi, pembicaraan tentang validitas isi sebenarnya identik dengan
pembicaraan tentang populasi dan sampel. Kalau saja keseluruhan materi
pelajaran yang telah diberikan kepada peserta didik atau sudah diperintahkan
untuk dipelajari oleh peserta didik kita anggap sebagai populasi, dan isi tes
hasil belajar dalam mata pelajaran yang sama kita anggap sebagai
sampelnya, maka tes hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut dapat
dikatakan telah memiliki validitas isi, apabila isi tes tersebut (sebagai

3
sampel), dapat menjadi wakil yang representative (layak = memadai) bagi
seluruh materi pelajaran yang telah diajarkan atau telah diperintahkan untuk
dipelajari (sebagai populasi).
Dalam praktek, validitas isi dari suatu tes hasil belajar dapat diketahui
dengan jalan membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes hasil
belajar, dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan untuk
masing-masing mata pelajaran; apakah hal-hal yang tercantum dalam tujuan
instruksional khusus sudah terwakili secara nyata dalam tes hasil belajar
tersebut atau belum. Jika penganalisisan secara rasional itu menunjukkan
hasil yang membenarkan tentang telah tercerminnya tujuan instruksional
khusus itu didalam tes hasil belajar, maka tes hasil belajar yang sedang diuji
validitas isinya itu dapat dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang telah
memiliki validitas isi.
b. Validitas Konstruksional (Construct Validity)
Secara etimologis, kata “konstruksi” mengandung arti susunan, kerangka
atau rekaan. Validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang
diteliti dari segi susunan, kerangka atau rekaannya. Adapun secara
terminologis, suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang telah
memiliki validitas konstruksi, apabila tes hasil belajar tersebut ditinjau dari
segi susunan, kerangka atau rekaannya- telah dapat dengan secara tepat
mencerminkan suatu konstruksi dalam teori psikologis. Para ahli dibidang
Psikologis mengemukakan teori yang menyatakan bahwa jiwa dari seorang
peserta didik itu dapat “dirinci” kedalam beberapa aspek atau ranah tertentu.
Benjamin S. Bloom misalnya merincinya dalam tigas aspek kejiwaan yaitu
aspek kognitif (cognitive domain) aspek afektif (afektive domain) dan aspek
psikomotorik (psychomotoric domain).
Validitas konstruksi dari suatu tes hasil belajar dapat dilakukan
penganalisisannya dengan jalan melakukan pencocokan antara aspek-aspek
berpikir yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut, dengan aspek-
aspek berpikir yang dikehendaki untuk diungkap oleh tujuan instruksional

4
khusus. Dengan demikian, seperti halnya pada penganalisisan validitas isi,
kegiatan menganalisis validitas konstruksi ini dilakukan secara rasional,
dengan berpikir kritis atau menggunakan logika. Jika secara logis atau secara
rasional hasil penganalisisan itu menunjukkan bahwa aspek-aspek berpikir
yang diungkap dengan secara tepat mencerminkan aspek-aspek berpikir yang
oleh tujuan instruksional khusus diperintahkan untuk diungkap, maka tes
hasil belajar yang valid dari segi susunannya atau telah memiliki validitas
konstruksi.
Seperti halnya pada penganalisisan validitas isi, maka penganalisisan
validitas konstruksi juga dapat dilakukan dengan jalan menyelenggarakan
diskusi panel. Pengujian validitas konstruksi tes ini pun dapat dilakukan baik
sesudah maupun sebelum tes hasil belajar dilaksanakan.

2. Pengujian Validitas Tes Secara Empirik


Yang dimaksud dengan validitas empiric adalah ketepatan mengukur
yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empiric. Dengan kata lain,
validitas empiric adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar
pengamatan dilapangan. Bertitik tolak dari itu, maka tes hasil belajar dapat
dikatakan telah memiliki validitas empiric apabila berdasarkan hasil analisis
yang dilakukan terhadap data hasil pengamatan dilapangan, terbukti bahwa tes
hasil belajar itu dengan secara tepat telah dapat mengukur hasil belajar yang
seharusnya diungkap atau dapat diukur lewat tes hasil belajar tersebut.
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki
validitas empiric ataukah belum, dapat dilakukan penelusuran dari dua segi,
yaitu dari segi daya ketepatan meramalnya (predictive validity), dan daya
ketepatan bandingannya (concurrent validity),
a. Validitas Ramalan (Predictive validity)
Jenis validitas ini dikaitkan dengan prediksi atau perkiraan yang akan
terjadi dimasa datang. Suatu instrument masuk perguruan tinggi dikatakan
mampu mempunyai validitas prediktif yang tinggi, apabila mahasiswa yang

5
mendapatkan skor tinggi pada waktu ujian masuk, mampu menyelesaikan
studinya tepat waktu atau bahkan lebih pendek dari yang seharusnya, dan
dengan nilai baik. Sebaliknya, dalam kondisi normal peserta didik yang
mendapatkan nilai ujian masuk rendah, namun karena bermacam
pertimbangan diterima juga diperguruan tinggi tertentu, tidak akan berhasil
diperguruan tinggi itu.
b. Validitas Bandingan (Concurrent validity)
Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas
bandingan apabila tes tersebut dalam kurung waktu yang sama dengan secara
tepat telah mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes
pertama dengan tes berikutnya, Validitas bandingan juga sering dikenal
dengan istilah: validitas sama saat, validitas pengalaman atau validitas ada
sekarang, Dikatakan sama saat, sebab validitas tes itu ditentukan atas dasar
data hasil tes yang pelaksanaannya dilakukan pada kurun waktu yang sama
(=jangka pendek). Dikatakan validitas pengalaman, sebab validitas tes
tersebut ditentukan atas dasar pengalaman yang telah diperoleh. Adapun
dikatakan sebagai validitas ada sekarang, sebab setiap kali kita menyebut
istilah pengalaman, maka istilah itu akan selalu kita kaitkan dengan hal-hal
yang telah ada atau hal-hal yang telah terjadi pada waktu yang lalu, sehingga
data mengenai pengalaman masa lalu itu pada saat sekarang ini sudah ada
ditangan.
Dalam rangka menguji validitas bandingan, data yang mencerminkan
pengalaman yang diperoleh pada masa lalu itu, kita bandingkan dengan data
hasil tes yang diperoleh sekarang ini. Jika hasil tes yang ada sekarang ini
mampu mempunyai searah dengan hasil tes berdasar pengalaman yang lalu,
maka tes yang memiliki karakteristik seperti itu dapat dikatakan telah
memiliki validitas bandingan.
Seperti halnya validitas ramalan, maka untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes berikutnya,
dapat digunakan teknik analisis korelasional Product Moment dari Karl

6
Pearson. Jika korelasi antara variable X(tes pertama) dengan variable Y( tes
berikutnya) adalah positif signifikan, maka tes tersebut dapat dinyatakan
sebagai tes yang telah memiliki validitas bandingan.

3. Cara Mengukur Validitas


Validitas suatu instrument atau alat ukur merupakan tingkat kesesuaian
alat ukur dengan kriterium. Suatu instrument dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi, atau suatu instrument adalah valid atau shahih apabila instrument
tersebut sesuai dengan kriterium. Berhubung instrument merupakan seperangkat
soal yang terdiri dari bermacam-macam jenis dan aspek, maka awal kegiatan
yang menentukan validitas itu bersumber dari ketepatan dan kesesuian apa yang
ingin diukur. Karena itu, perencanaan instrument yang baik merupakan hal yang
esensial untuk dapat memberikan gambaran yang tepat dari instrument tersebut.
Validitas instrument mencakup tiap item atau butir soal dan validitas
keseluruhan instrument. Untuk dapat menyusun instrument yang valid, maka
penyusuna instrument harus sadar bahwa yang akan diketahui adalah sejumlah
kemampuan, keterampilan, nilai, sikap maupun kepribadian dan latar belakang
lainnya, yang sesuai dengan tujuan suatu kegiatan. Sementara, instrument yang
disusun hendaklah “representative” (mewakili); baik dari aspek yang diukur,
maupun besaran (magtitude) untuk tiap-tiap aspek. Oleh karena itu, validitas isi
dari setiap instrument perlu sekali mendapat perhatian.
Validitas instrument dapat diketahui dengan cara mencari korelasi
instrument itu dengan kriterium, atau melakukan analisis butir (item). Untuk
dapat menggunakan formula yang tepat dalam menentukan validitas suatu
instrument maka perlu ditentukan terlebih dahulu tipe data yang dikumpulkan
melalui instrumen itu.
Apabila data yang didapat adalah data interval maka dapat digunakan
rumus Product Moment Correlation, sebagai berikut :
a. Rumus untuk skor kasar

7
Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi antara instrument X dan instrumen Y
X = Variabel X (instrument X)
Y = Variabel Y (instrument Y)
N = Jumlah peserta
Bagaimana cara mencari Rxy ?
Perhatikan contoh berikut :
Suatu tim evaluasi menyusun instrument kemampuan dasar untuk peserta didik
SMP (dalam contoh ini disebut instrument X). Untuk mengetahui validitas instrument
tersebut, digunakan instrument lain yang telah diakui dan diketahui validitasnya. Dalam
hal ini digunakan instrument Standard Progresive Matrice.
Kedua instrument itu dilaksanakan pada sejumlah sampel yang sama dan hasilnya sebagai
berikut :
Sampel Skor Instrumen Kemampuan Dasar Skor Instrumen SPM
A 60 90
B 80 150
C 63 126
D 70 140
E 54 124
F 65 118
G 70 130
H 65 117
I 68 116
J 75 120

Data diatas dimasukkan kedalam tabel persiapan sebagai berikut :

Tabel Persiapan

Sampel X Y X2 Y2 XY
A 60 90 3600 8100 5400

8
B 80 150 6400 22500 12000
C 63 126 3969 15876 7938
D 70 140 4900 19600 9800
E 54 124 2916 15376 6696
F 65 118 4225 13924 7670
G 70 130 4900 16900 9100
H 65 117 4225 13689 7605
I 68 116 4624 13456 7888
J 75 120 5625 14400 9000
∑X =
∑Y = 1231 ∑X2 = 45384 ∑Y2 = 153821 ∑XY = 83097
670

Selanjutnya, masukkan kedalam rumus :

b. Rumus untuk skor deviasi

Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi instrument X dan Y
∑xy = Jumlah perkalian deviasi masing-masing skor X dan Y
(x = X – X dan y = Y – Y)

∑ = Jumlah kuadrat deviasi masing-masing skor X dari rata-rata X

9
∑ = Jumlah kuadrat deviasi masing-masing skor Y dari rata-rata Y

Penggunaan rumus :
Sampel X Y x y xy

A 60 90 -7 -33,1 49 1095,61 231,7

B 80 150 13 26,9 169 723,61 349,7

C 63 126 -4 2,9 16 8,41 -11,6

D 70 140 3 16,9 9 285,61 50,7

E 54 124 -13 0,9 169 0,81 -11,7

F 65 118 -2 -5,1 4 26,01 10,2

G 70 130 3 6,9 9 47,61 20,7

H 65 117 -2 -6,1 4 37,21 12,2

I 68 116 1 -7,1 1 50,41 -7,1

J 75 120 8 -3,1 64 9,61 24,8

∑X = ∑Y = 0 0 ∑ = 494 ∑ = 284,9 ∑xy =


670 1231 620

Rata-rata X = 670/10 = 67
Rata-rata Y = 1231/10 = 123,1

Rxy =

Rxy =

Rxy = = 0,58

Rxy = 0,58

10
Untuk menentukan apa arti koefisien korelasi yanh diperoleh, dapat
dilakukan dengan cara :
a. Membandingkan koefisien tersebut dengan r table Product Moment
Correlation. Apabila angka yang didapat lebih besar daripada r dalam table
dengan tingkat signifikan 5%, maka dikatakan hubungan kedua instrument
itu signifikan. Seandainya lebih besar dari r table pada tingkat siginifikansi
1%, maka dikatakan hubungan sangat signifikan.
Dengan N = 10, didapatlah rI (5%) = 0,623 dan rI (1%) = 0,765.
Angka yang diperoleh lebih kecil dari rI 5%. Ini berarti tidak terdapat hubungan
yang signifikan di antara kedua instrument itu.
Apabila korelasi kedua instrument itu dicari dengan rumus kedua, maka hasilnya
sebagai berikut :

Rxy =

Rxy =

Rxy =

Rxy =

Rxy = = 0,58

11
b. Membandingkan hasil tersebut dengan acuan. Salah satu diantaranya sebagai
berikut :
≤ 0,90 r ≤ 1,00 sangat tinggi
≤ 0,70 r ≤ 0,90 tinggi
≤ 0,40 r ≤ 0,70 cukup
≤ 0,20 r ≤ 0,40 sangat rendah
Dengan demikian dapat dikatakan hubungan antara kedua instrument
tersebut “cukup”. Andai kata instrument yang digunakan sebagai kriterium
“baik”, maka kata-kata “cukup”, boleh dikatakan belum memadai untuk
digunakan. Ini berarti, bahwa Instrumen Kemampuan Dasar yang disusun,
belum valid serta belum mampu membedakan antara kelompok peserta didik
yang mempunyai kemampuan dasar tinggi peserta didik yang mempunyai
kemampuan dasar rendah. Tetapi perlu pula diingat, jika jumlah sampel ujinya
terbatas (< 30 orang), maka akan mempengaruhi besatnya koefisien korelasi.
Cara lain yaitu membandingkan korelasi yang didapat dengan r table Product
Moment Correlation, dengan degree of freedom (df) = n -1 dan tingkat
kepercayaan 95% atau α = 5%.

4. Cara Menentukan Validitas Tiap Butir Soal


Tinggi rendahnya validitas soal secara keseluruhan berhubungan erat
dengan validitas tiap butir soal tersebut. Mengapa validitas soal rendah? Lihat
validitas masing-masing butir soal. Mungkin di antara soal yang diberikan ada
yang terlalu buruk; kurang tepat atau terlalu sulit. Validitas butir soal dicari
dalam hubungannya dengan skor tiap individu yang ikut serta dalam evaluasi.
Langkah yang ditempuh sebagai berikut :
a. Skor suatu instrument/alat ukur dengan baik dan teliti.
Untuk individu yang benar diberi angka 1, sedangkan yang salah diberi
angka nol.
b. Jumlahkan skor total untuk tiap individu.
Perhatikan contoh berikut :

12
Sampel Butir soal Skor
total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5

B 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7

C 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8

D 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 5

E 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 6

F 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7

G 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6

H 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 6

I 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7

J 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7

c. Gunakan rumus Product Moment Correlation atau korelasi biserial.


1) Penggunaan Product Moment Correlation
Buat table persiapan dengan skor butir soal masing-masing sebagai X dan
skor total sebagai Y, seperti berikut :
Table persiapan untuk butir pertama.

Sampel X Y XY

A 0 5 0 25 0

B 1 7 1 49 7

C 1 8 1 64 8

D 0 5 0 25 0

E 1 6 1 36 6

13
F 1 7 1 49 7

G 1 6 1 36 6

H 1 6 1 36 6

I 1 7 1 49 7

J 1 7 1 49 7

∑x = 8 ∑Y = 64 =8 = ∑XY = 54

418

2) Selanjutnya masukkan ke dalam rumus.

Rxy =

Rxy =

Rxy =

Rxy =

Rxy =

Rxy = 0,76

14
Dengan memperhatikan koefisien korelasi yang didapat (0,76) maka dapat
dikatakan soal nomor 1 mempunyai hubungan yang tinggi dengan skor total.
Ini dapat diartikan bahwa butir pertama mempunyai validitas yang tinggi.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas


Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi validitas suatu alat tes. Beberapa
faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu:

1. Faktor yang berasal dari dalam tes


Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes
evaluasi di antaranya sebagai berikut:
1) Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat
mengurangi validitas tes. 
2) Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrument evaluasi, terlalu sulit. 
3) Item-item tes dikonstruksi dengan jelek. 
4) Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang
diterima siswa. 
5) Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu
kurang atau terlalu longgar. 
6) Jumlah item tes terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sample materi
pembelajaran.
7) Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi siswa.

2. Faktor yang berasal dari administrasi dan skor


Faktor yang berasal dari administrasi dan skor alat tes adalah sebagai
berikut:
1) Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan jawaban
dalam situasi yang tergesa-gesa. 
2) Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak bisa membedakan antara siswa
yang belajar dengan yang melakukan kecurangan. 

15
3) Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada semua
siswa. 

4) Teknik pemberian skor yang tidak konsisten, misalnya pada tes esai, juga
dapat mengurangi validitas tes evaluasi. 

5) Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes esai, juga
dapat mengurangi validitas tes evaluasi. 

6) Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku.

3. Faktor-faktor yang berasal dari jawaban siswa


Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi
tidak valid, karena dipengaruhi oleh jawaban testee dari pada interpretasi item-
item pada tes evaluasi. 

16
17
BAB III
PEMBAHASAN

Menghitung Validitas
 Validitas item hasil belajar pada butir soal nomor 1 :
Total skor
No. 1 (X) (Y) X^2 Y^2 XY
1 1 18 1 324 18
2 1 18 1 324 18
3 0 17 0 289 0
4 0 17 0 289 0
5 1 17 1 289 17
6 1 17 1 289 17
7 1 16 1 256 16
8 1 16 1 256 16
9 0 16 0 256 0
10 1 16 1 256 16
11 0 16 0 256 0
12 0 15 0 225 0
13 1 15 1 225 15
14 1 15 1 225 15
15 1 14 1 196 14
16 1 14 1 196 14
17 1 14 1 196 14
18 0 14 0 196 0
19 1 14 1 196 14
20 1 13 1 169 13
21 0 12 0 144 0
22 0 12 0 144 0
23 0 12 0 144 0
24 1 11 1 121 11
25 0 10 0 100 0
26 0 10 0 100 0
27 0 9 0 81 0
28 0 9 0 81 0
Total 15 388 15 5823 228

18
Rumus Kolerasi Product Moment

Rxy =

= = 0,416716

Jadi untuk soal nomor satu R hitungnya adalah 0,416716, sedangkan R tabelnya adalah
0,3739. Untuk menentukan Validitas soal, R hitung > R table, maka soal nomor satu
Valid.

 Validitas item hasil belajar pada butir soal nomor 2 :

19
Total skor
No. 1 (X) (Y) X^2 Y^2 XY
1 1 18 1 324 18
2 1 18 1 324 18
3 1 17 1 289 17
4 1 17 1 289 17
5 1 17 1 289 17
6 1 17 1 289 17
7 1 16 1 256 16
8 1 16 1 256 16
9 1 16 1 256 16
10 1 16 1 256 16
11 1 16 1 256 16
12 1 15 1 225 15
13 1 15 1 225 15
14 1 15 1 225 15
15 1 14 1 196 14
16 1 14 1 196 14
17 1 14 1 196 14
18 0 14 0 196 0
19 1 14 1 196 14 Rumus
20 1 13 1 169 13 Kolerasi
21 0 12 0 144 0 Product
22 0 12 0 144 0
Moment
23 0 12 0 144 0
24 0 11 0 121 0 Rxy =
25 0 10 0 100 0
26 0 10 0 100 0
27 0 9 0 81 0
28 0 9 0 81 0
Total 19 388 19 5823 298

20
=

= = 0,66483

Jadi untuk soal nomor dua R hitungnya adalah 0.66483, sedangkan R tabelnya adalah

Total skor 0,3739. Untuk


No. 1 (X) (Y) X^2 Y^2 XY menentukan
1 1 18 1 324 18 Validitas soal,
2 1 18 1 324 18
R hitung > R
3 1 17 1 289 17
4 1 17 1 289 17 table, maka soal
5 1 17 1 289 17 nomor dua
6 1 17 1 289 17
Valid.
7 1 16 1 256 16
8 1 16 1 256 16
9 1 16 1 256 16  Validita
10 1 16 1 256 16 s item
11 1 16 1 256 16 hasil
12 1 15 1 225 15 belajar
pada
13 1 15 1 225 15
butir
14 1 15 1 225 15
soal
15 1 14 1 196 14
nomor 3
16 1 14 1 196 14
:
17 1 14 1 196 14
18 1 14 1 196 14
19 0 14 0 196 0
20 1 13 1 169 13
21 1 12 1 144 12
22 1 12 1 144 12
23 0 12 0 144 0
24 1 11 1 121 11
25 0 10 0 100 0
26 1 10 1 100 10 21
27 1 9 1 81 9
28 1 9 1 81 9
Total 25 388 25 5823 361
Rumus Kolerasi Product Moment

Rxy =

22
=

= = 0,28633

Jadi untuk soal nomor tiga R hitungnya adalah 0.28633, sedangkan R tabelnya adalah
0,3739. Untuk menentukan Validitas soal, R hitung > R table, maka soal nomor tiga
tidak valid.

23
BAB IV
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang
berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat
pengukuran atau pengamatan.
 Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content)
dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang
digunakan dalam suatu penelitian. Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-
skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap
butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan
diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah
yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya (Arikunto, 1999: 78)

B.  Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga apa yang telah disajikan akan
memberikan ilmu dan informasi. Selanjutnya demi kesempurnaan makalah ini kami
memohon saran dan kritik guna memperbaiki dikemudian hari.

24
DAFTAR PUSTAKA

25

Anda mungkin juga menyukai