Anda di halaman 1dari 15

Laporan Kasus Gastritis pada Ibu Hamil dengan Pendekatan Dokter Keluarga

Greetty Permatahati
102015148

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

Email : greetty.2015fk148@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan
Ilmu kesehatan masyarakat merupakan sebuah studi yang mempelajari tentang pola hidup
bermasyarakat serta interaksi dengan lingkungan sekitar. Menurut Winslow, yang di maksud
dengan Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan keterampilan untuk mencegah
penyakit, memperpanjang masa hidup, memelihara kesehatan jasmani dan rohani dengan jalan
usaha masyarakat yang terorganisir untuk penyehatan lingkungan, pemberantasan penyakit
menular, pendidikan setiap orang dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan. Untuk
memberdayakan kesehatan masyarakat tentunya membutuhkan sebuah organisasi fungsional.
Organisasi fungsional yang dimaksud adalah Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat). 1,2 Pada
Blok 26 ini, saya mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke Puskesmas Grogol 1 dan
meminta izin kepada para pasien untuk melakukan kunjungan rumah atau mendata bagaimana
kesehatan pasien tersebut.
Makalah ini dibuat dengan tujuan mengkaji dan membahas penyakit yang diderita oleh
pasien dan keluarganya dan juga tatalaksana terhadap penyakit tersebut dengan berbasiskan
pendekatan kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga adalah dokter praktek umum yang dalam
prakteknya melayani pasien menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga. Kompetensi dokter
keluarga tercermin dalam profile the five stars doctor.
Pelayanan kedokteran yang menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga meliputi:
komprehensif (pelayanan kedokteran yang menyeluruh/integral yaitu meliputi usaha promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan mengutamakan pencegahan, kontinyu (dalam proses
dan waktu), kolaboratif dan koordinatif dengan pasien dalam menentukan keputusan untuk
kepentingan pasien, berdasarkan evidence based medicine misalnya dengan cara mengikuti

1
seminar/pendidikan kedokteran berkelanjutan. Pasien yang dilayani adalah pribadi/perorangan
seutuhnya (bio-psiko-sosial) yang unik (berbeda satu dengan lainnya) serta harus dipandang
sebagai satu kesatuan dengan keluarganya dalam segala aspek (keturunan, ideology, politik,
ekonomi, social, budaya, agama, keamanan dan lingkungannya).2
Prinsip pokok dari dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan
kedokteran menyeluruh. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai latar belakang pasien yang
menjadi tanggungannya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan seperti itu diperlukan
adanya kunjungan rumah (home visit).1

Laporan Kasus Hasil Kunjungan Rumah

Puskesmas : Grogol 1

Tanggal kunjungan : Jumat, 20 Juli 2018

I. Identitas Pasien
 Nama : Ny. Titi Widyasari
 Umur : 35 Tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Pendidikan : SMA
 Alamat : Kampung Hanyur Kanal RT05/RW01 No.26, Grogol, Jakarta
Barat
 Telepon : 085774896300
II. Menanyakan Keluhan Utama
 Keluhan utama : pasien ingin periksa kehamilan (ANC) yang ke
dua kalinya pada usia kehamilan 12 minggu.
 Keluhan tambahan : Tidak ada
 Riwayat penyakit sekarang : Tidak ada

2
 Riwayat penyakit dahulu : maag (Gastritis)
 Riwayat penyakit dalam keluarga : Tidak ada
 Riwayat kebiasaan sosial
1. Olahraga : jarang
2. Pola jajan : jarang
3. Pola makan : sehari 3x, terkadang telat makan, makan pedas
4. Merokok, alcohol, dll : tidak ada
 Hubungan psikologis dgn keluarga : baik
 Aktifitas sosial : baik
 Kegiatan kerohanian : jarang
III. Riwayat Biologis Keluarga
 Keadaan kesehatan sekarang : Baik.
 Kebersihan perorangan : sedang
 Penyakit yang sering diderita : Tidak ada
 Penyakit keturunan : Tidak ada
 Penyakit kronis/menular : Tidak ada
 Kecacatan anggota keluarga : Tidak ada
 Pola makan : Baik
 Pola istirahat : Sedang
 Jumlah anggota keluarga : 3 orang
IV. Psikologis Keluarga
 Kebiasaan buruk : Tidak suka memakai alas kaki
 Pengambilan keputusan : Dilakukan secara bersama.
 Ketergantungan obat : Tidak ada
 Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas
 Pola rekreasi : baik

V. Keadaan Rumah /lingkungan :


 Jenis bangunan : Permanen
 Lantai rumah : Keramik

3
 Luas rumah : 3 m x 3,5 m
 Penerangan : Kurang
 Kebersihan : Sedang
 Ventilasi : kurang
 Dapur : Ada
 Jamban keluarga : Ada
 Sumber air minum : Air PAM dan air mineral dalam kemasan galon
 Sumber pencemaran : Ada
 System pembuangan air limbah : Ada
 Tempat pembuangan sampah : Ada
 Sanitasi lingkungan : Sedang
 Pemanfaatan pekarangan : Tidak ada

VI. Spiritual Keluarga :


 Ketaatan beribadah : Baik
 Keyakinan tentang kesehatan : Baik

VII. Keadaan Sosial Keluarga


 Tingkat pendidikan : Sedang
 Hubungan antar anggota keluarga : Baik
 Hubungan dengan orang lain : Baik
 Kegiatan organisasi sosial : Baik
 Keadaan ekonomi : Kurang
VIII. Kultural Keluarga
 Adat yang berpengaruh : Tidak ada
 Lain – lain : Tidak ada

4
IX. Daftar anggota keluarga
Nama Hub Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan Keadaan Imunisasi KB
dengan (tahun) Kesehatan Gizi
KK
Nurdhiansyah Suami 34 SMA Karyawan Islam Baik Baik - -
swasta
Titi Istri 35 SMA Ibu rumah Islam Baik Baik - -
tangga
Irda Anak 3 - - Islam baik Baik Lengkap -
Ardhiansyah pertama

X. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : Sehat
 Kesadaran : Compos mentis
 Suhu : 36,8ºC
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Frekuensi nafas : 18x/menit
 Frekuensi nadi : 80x/menit
 Status Gizi : Baik
XI. Pemeriksaan yang dianjurkan
USG
XII. Diagnosis
D/ Biologi : Gastritis
XIII. Penatalaksanaan Penyakit dan Edukasi
 Health Promotion
Edukasi yang bisa saya berikan kepada pasien adalah dengan menghimbau kepada pasien
dan keluarga, agar dapat menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah
tangga dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan teratur, tidak tinggi kolesterol
dan menghindari makan makanan yang pedas, menghindari rokok, melakukan olahraga

5
ringan dan mengurangi aktivitas yang berat dan menyita banyak pikiran, istirahat cukup,
perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti: penyediaan air rumah tangga yang
baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Dan
khususnya untuk pasien tetap untuk memeriksa kehamilan dengan rutin (ANC).
 Spesific Protection
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu. Beberapa
usaha diantaranya adalah:
 Makan teratur dengan gizi seimbang dan tepat waktu
 Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, pedas dan asam
 Pemeriksaan antenatal care rutin
 Early diagnosis and prompt treatment
Pasien rutin memeriksa kehamilannya (ANC) minimal 4x semasa kehamilan. Dan juga
apabila sering terjadi gastritis dan mengganggu kegiatan sehari-hari pasien di harapkan
untuk periksa dengan analisa gaster atau endoskopi untuk mengetahui derajat keparahan
dan juga untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster,
contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam noktura, atau
memeriksakan diri ke layanan kesehatan atau puskesmas untuk penanganan lebih lanjut.

 Disability Limitation
Usaha ini merupakan kelanjutan dari usaha poin 3c, yaitu dengan pengobatan dan
perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah
terjadi kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat (dibatasi),
fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin. Untuk
kasus pasien ini, pasien jarang terjadinya atau adanya keluhan gastritis, tetapi untuk
menghindari komplikasi atau gastritis berulang maka itu pasien diharapkan untuk
menjaga pola makan.

 Rehabilitation

6
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya
dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya. Khususnya untuk kasus
ini dapat dilakukan rehabilitasi dengan jaga kebersihan diri, makan makanan yang sehat
dan bergizi.

XIV. Prognosis
 Penyakit : dubia ad bonam
 Keluarga : dubia ad bonam
 Masyarakat : dubia ad bonam

XV. Resume
Dari hasil kunjungan family folder pada tanggal 20 Juli 2018 didapatkan bahwa pasien
dengan kehamilan 12 minggu, pasien memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu gastritis. Pasien
jarang mengalami keluhan tersebut, hanya saja muncul keluhan apabila pasien telat makan dan
makan makanan yang pedas. Pasien hanya saja datang ke puskesmas apabila ingin cek
kehamilannya, karena pasien menganggap gastritis merupakan hanya sakit biasa. Apabila sudah
mengganggu aktivitas pasien, pasien akan datang ke puskesmas.
Berdasarkan hasil anamnesis, pasien dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan lain
yang berarti. Sedangkan pada pemeriksaan TTV, pemeriksaan fisik dan juga hasil pemeriksaan
kehamilan terakhir pasien masih dalam batas normal.
Dalam masa kehamilan, pasien harus menjaga kesehatan, gizi dan juga kebersihan
lingkungan sekitar dukungan dari semua pihak baik keluarga ataupun pelayanan kesehatan di
puskesmas grogol , serta memperbaiki ventilasi dan pencahayaan di rumah karena dianggap
untuk dianggap sebagai rumah sehat dan juga untuk membersihkan kamar mandi serta perabotan
rumah tangga agar terhindarnya dari sarang nyamuk. Pasien juga disarankan agar selalu menjaga
perilaku hidup bersih & sehat dan control teratur ke puskesmas untuk mendeteksi dini kehamilan
dari penyakit maupun kecacatan dan juga menghindari risiko mengalami komplikasi saat
persalinan.

7
XVI. Pembahasan

Antenatal Care

Antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas


yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan tersebut diberikan oleh dokter, bidan, dan
perawat terlatih, sedangkan jenis pemeriksaan pelayanan ANC terpadu adalah sebanyak 18 jenis
pemeriksaan yaitu keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, LILA, TFU,
Presentasi Janin, DJJ, Hb, Golongan darah, protein urin, gula darah/reduksi, darah malaria, BTA,
darah sifilis, Serologi HIV, dan USG (Kemenkes, 2012). Selanjutnya, implementasi pelayanan
Antenatal Care terpadu telah diperkuat dengan dikeluarkannya kebijakan Menteri Kesehatan
yang tertuang dalam pasal 6 ayat 1 huruf b Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang upaya
kesehatan anak salah satunya dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan janin dalam kandungan
dilaksanakan melalui pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dan pelayanan terhadap ibu hamil
tersebut dilakukan secara berkala sesuai standar yaitu paling sedikit 4 (empat) kali selama masa
kehamilan (K1-K4).3

Pelayanan kunjungan ANC (K1) sampai ANC (K4) menjadi strategi kunci utama
provider pelayanan kesehatan dalam upaya menurunkan angka missed opportunities ibu hamil
yang dapat berimplikasi Angka Kematian lbu (AKI) menurun. Menurut WHO, bahwa kasus
kematian ibu terjadi antara 33–50% yang berhubungan erat dengan rendahnya tingkat pelayanan
kesehatan yang diperoleh selama hamil sedangkan kontribusi terbesar penyebab kematian ibu
tersebut berturut-turut adalah pre eklampsi, eklampsi, dan perdarahan antepartum (WHO, 2006).4

Pelayanan Antenatal care (ANC) sebagai faktor utama dalam menentukan outcome
persalinan termasuk menyaring secara dini faktor risiko dan juga dapat menentukan awal
pengobatan ibu hamil yang mengalami komplikasi selama hamil akan dilakukan. Ibu hamil yang
tidak melaksanakan ANC selama hamil berisiko lebih besar mengalami komplikasi saat
persalinan. Peran tenaga kesehatan terampil (skilled birth attendant) terutama bidan dengan
keterampilan Asuhan Persalinan Normal (APN) menjadi syarat utama dan mutlak yang harus
dimiliki sebelum melakukan pertolongan persalinan.4,5

8
Gastritis

Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung dan submukosa lambung yang bersifat
secara akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi dari bakteri, obat-obatan dan bahan iritan lain,
sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan atau perlukaan yang menyebabkan erosi pada
lapisan-lapisan tersebut. Salah satu penyebab dari gastritis tersering adalah infeksi dari bakteri
Helicobacter pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung.
Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan dapat menyebabkan penyakit
lambung kronis. 6

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut,
perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak
nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas
yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa,
dan kembung.6 Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups). Bila
penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung
akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Gastritis yang tidak
ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan yaitu
kanker lambung dan peptic ulcer.7

Klasifikasi

1. Gastritis Akut7
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar merupakan
penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi
klinisnya adalah:

a) Gastritis akut erosif


Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muscolaris
(otot-otot pelapis lambung).

9
b) Gastritis akut hemoragic
Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa lambung
dalan berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontunuitas mukosa lambung
pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut.

2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat
menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai berikut : a) Gastritis
superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema , serta perdarahan dan erosi mukosa. b)
Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan mukosa pada perkembanganya
dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan
karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief. c) Gastritis hipertrofik, suatu
kondisi dengan terbentuknya nodulnodul pada mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, dan
hemoragik.6,7

Pemeriksaan Penunjang6

1. Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas


2. Endoskopy : gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik
3. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida
4. EGD (Esofagagastriduodenoskopi): tes diagnostik kunci untuk perdarahan gastritis,
dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajat ulkus jaringan atau cidera
5. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis.
6. Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas
sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam
noktura.
7. Feses: tes feses akan positif H. Pylory
8. Amonia: dapat meningkat apabila disfungsi hati berat menganggu metabolisme dan
eksresi urea atau transfusi darah lengkap dan jumlah besar diberikan.
9. Natrium: dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal terhadap simpanan cairan
tubuh.

10
10. Kalium: dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat atau muntah atau
diare berdarah.
11. Amilase serum: meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis.

Etiologi

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut:

1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti: Obat-obatan seperti obat anti
inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
Minuman beralkohol, infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci Infeksi virus
oleh sitomegalovirus Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis. Stress
fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan. Makanan dan minuman yang
bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol
merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.6

2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting
yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi. Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi peradangan
kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi H. Pylori, beberapa peneliti menyebutkan
bakteri itu merupakan penyebab utama dari gastritis kronik. Gastropati akbiat kimia,
dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau
aspirin.6

Patofisiologi

1. Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-obatan dan alkohol,
makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang mengalami strees akan terjadi
perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam
klorida (HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.Zat kimia

11
maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi
untuk menghasilkan mukus mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk
memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa lambung karena
penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa
gaster terdapat enzim yang memproduksi asam klorida atau HCl, terutama daerah
fundus.Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga
dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan
mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa
pengelupasan. Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi memicu timbulnya
pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga
berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam
setelah pendarahan.7

2. Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory ( H. pylory ) Gastritis Kronis dapat
diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A ( sering disebut sebagai gastritis autoimun )
diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini
dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau
korpus dari lambung. Tipe B ( kadang disebut sebagai gastritis ) mempengaruhi antrum dan
pylorus ( ujung bawah lambung dekat duodenum ) ini dihubungkan dengan bakteri Pylory.
Faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau obat-obatan dan alkohol, merokok,
atau refluks isi usus kedalam lambung.7

Daftar Pustaka

1. Azrul A. Pengantar pelayanan dokter keluarga. Jakarta: IDI; 2009.h.15-33.


2. Erliana, Sumiati S. Kesehatan masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia; 2016.

3. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman pelayanan antenatal terpadu. Edisi Pertama.


Jakarta: Ditjen Bina Gizi dan KIA; 2010.

12
4. Mikrajab MA, Rachmawati T. Analisis kebijakan implementasi ANC terpadu di
puskesmas kota Blitar. Buletin penelitian sistem kesehatan. 2016; 19(1): 42-3
5. Kementerian Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Pusdatin; 2013.
6. Huzainfah Z. Hubungan pengetahuan tentang penyebab gastritis dengan perilaku
pencegahan gastritis. Healthy-mu Journal. 2017; 1(1): 28-9
7. Hirlan. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2015.h.
1770-3

13
Lampiran

Gambar 1. Bersama Ibu Titi dan Anak Gambar 2. Keadaan dalam Rumah

Gambar 3&4. Jamban Rumah

14
Gambar 5&6. Tampak Depan Rumah (ventilasi dan pencahayaan)

15

Anda mungkin juga menyukai