Anda di halaman 1dari 2

Tugas Individu

Kesehatan Lingkungan & Kesehatan Kerja


Dosen : Prof. dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc.,Ph.D

PEMANASAN GLOBAL DAN PENYAKIT EMERGENCy

Nama : Nur Sakinah

Nim : K012201007

Kelas :A

PROGRAM STUDI PASCASARJANA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Tugas
Kelompok 3 Pemanasan Global dan penyakit emergency genetic

Pemanasan Global dan Penyakit Emergency

Gas rumah kaca yang berlebih membuat planet ini lebih hangat dan bisa menyebabkan
terjadinya pemanasan global (Ishak, 2019).
Polusi udara, air dan tanah merupakan jalan bagi semua bagian lingkungan. Zat-zat
beracun dapat membunuh organisme dengan cepat dan mempengaruhi keberhasilan
reproduksi atau fisiologi organisme. Bahkan zat bermanfaat, seperti nutrisi, bisa berbahaya
apabila terdapat jumlah yang berlebih. Racun bahan kimia dan logam berat dapat
menyebabkan bioakumulasi, menyebabkan masalah untuk predator puncak karena poliferasi
bahan kimia sudah ada hanya terjadi sejak 1940-an dan karena lebih banyak jenis bahan
kimia dan sejumlah besar bahan kimia dilepaskan setiap tahun (Ishak, 2019).
Patogen adalah penyebab penyakit; mikroba (bakteri, virus, jamur dan parasite) yang
menginfeksi organisme hidup. Pathogen dapat meningkat rentang atau virulensi saat
kondisinya tidak normal (Ishak, 2019).
Hasil dari peneilitian Response of Vibrio cholerae to Low-Temperature Shifts: CspV
Regulation of Type VI Secretion, Biofilm Formation, and Association with Zooplankton
tentang bagaimana patogen manusia merespons dan beradaptasi dengan parameter yang
selalu berubah dari habitat alami di luar inang manusia dan bagaimana adaptasi lingkungan
mengubah penyebaran. Vibrio cholerae, agen penyebab diare parah penyakit kolera,
mengalami fluktuasi suhu di habitat alaminya dan selama proses infeksi. Selain itu, suhu
merupakan sinyal lingkungan kritis yang mengatur terjadinya wabah V. cholerae dan kolera.
Di dalam studi, kami menunjukkan bahwa V. cholerae memprogram ulang transcriptome
sebagai respons terhadap fluktuasi suhu, yang menghasilkan perubahan pembentukan biofilm
dan aktivasi sistem sekresi tipe VI. Proses ini pada gilirannya berdampak pada kelangsungan
hidup lingkungan dan potensi virulensi dari patogen ini (Townsley, dkk 2016).

Referensi:
Ishak, Hasanuddin (2019). Kesehatan Ekosistem. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Townsley, L., Sison Mangus, M. P., Mehic, S., & Yildiz, F. H. (2016). Response of Vibrio cholerae to low-
temperature shifts: CspV regulation of type vi secretion, biofilm formation, and association with
zooplankton. Applied and Environmental Microbiology, 82(14), 4441–4452.
https://doi.org/10.1128/AEM.00807-1

Anda mungkin juga menyukai