Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KMB 1 DENGAN FEBRIS

DI RUANG CAMELIA 1 RSUD SOEDJARWADI

KLATEN

(Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Keperawatan Medikal Bedah)

DI SUSUN OLEH

Sri Handayani

P27220018332

PROGRAM STUDI RPL DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

DIAGNOSA FEBRIS MEDIS FEBRIS

A.   KONSEP DASAR


1)    PENGERTIAN
Febris atau demam adalah peningkatan suhu tubuh, melebihi batas
normal yaitu diatas 37,4oc.

2)    ETIOLOGI
         Bakteri
         Virus
         Imunisasi
         Gangguan otak
         Bahan toksin
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksin
yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu (hipotalamus).yang dapat
menyebabkan efek perangsang terhadap pusat pengatur suhu tesebut
sehingga menyebabkan demam. Zat pirogen dapat berupa protein
pemecah dan zat lain, terutama toksin polisakarida yang dilepas oleh
bakteri toksin atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan
tubuh.
3)    PATOFISIOLOGI
Mekanisme demam timbul dimulai dengan reaksi tubuh terhadap
pirogen, pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan
difagositosis oleh leukosit, makrofag jaringan dan limfosit aranula
besar. Seluruh sel ini mencerna hasil pemecahan bakteri dan
mlepaskan zat interleukin -1 kedalam jaringan tubuh yang disebut juga
zat pirogen leukosit atau pirogen endogen, interleukin -1 ketika sampai
dihipotalus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan
temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit, interleukin -1 juga
menginduksi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya bekerja
dihipotalamus. Teruatama prostaglandin E2 atau zat yang mirip zat ini.
Bekerja dihipotalamus untuk membangkitan reaksi demam.

bakteri, virus dan bahan toksin



Masuk kedalam tubuh

Difagositosis oleh leukosit
mal absorbsi pada saluran cerna

Hipotalamus


peningkatan kadar asam peningkatan suhu tubuh → gangguan
pola istirahat lambung
( demam ) dan tidur


mual & muntah
Hipertermia

anoreksia

Nutrisi tidak adekuat

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi


MANIFESTASI KLINIS
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi
tergantung pada fase demam meliputi:
  Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
  Tanda dan gejala
1.    Peningkatan denyut jantung
2.    Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3.    Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4.    Peningkatan suhu tubuh
5.    Pengeluaran keringat berlebih
6.    Rambut pada kulit berdiri
7.    Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah

  Fase 2 ( proses demam)


  Tanda dan gejala
1.    Proses mengigil lenyap
2.    Kulit terasa hangat / panas
3.    Merasa tidak panas / dingin
4.    Peningkatan nadi
5.    Peningkatan rasa haus
6.    Dehidrasi
7.    Kelemahan
8.    Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
9.    Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.

  Fase 3 (pemulihan)
  Tanda dan gejala
1.    Kulit tampak merah dan hangat
2.    Berkeringat
3.    Mengigil ringan
4.    Kemungkinan mengalami dehidrasi

4)    PEMERIKSAAN PENUNJANG


  Pemeriksaan fisik
  Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah rutin, kultur urine, dan
kultur darah.

5)    PENATALAKSANAAN MEDIS


a)    Pemberian Antipiretik
b)    Pemberian Antibiotik sesuai indikasi
c)    Pemberian Cairan perenteral
6)    KOMPLIKASI
a)    Kejang
b)    Dehidrasi
c)    hiperplasia

B.   KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A.   PENGKAJIAN

o   Aktifitas / istirahat :


keletihan, kelemahan umum,perubahan tonus/ kekuatan otot.
o   Sirkulasi :
Peningkatan nadi, sianosis, Tanda-tanda vital tidak normal,
peningkatan frekuensi pernapasan.
o   Integritas ego :
Peka terhadap rangsangan, stressor internal/eksternal yang
berhubungan dengan keadaan dan perenggangan
o   Eliminasi :
Konstipasi
o   Makanan / cairan :
Sensitivitas terhadap makanan, mual/ muntah.
o   Neorosensori :
Riwayat trauma kepala dan infeksi serebral
o   Riwayat jatuh / trauma
B.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)    Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidak efektifan kerja
hipotalamus
2)    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat.
3)    Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh

C.   RENCANA KEPERAWATAN


  Dignosa 1 : peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
ketidakefetifan kerja hipotalamus
Tujuan : demam tidak terjadi lagi
KH : - suhu tubuh kembali normal
-          Badan tidak teraba panas lagi
    

INTERVENSI ( daignosa 1 )
1.    Pantau tanda – tanda vital pasien
2.    Anjurkan untuk banyak istirahat
3.   Berikan kompres hangat dibeberapa bagian tubuh seperti : ketiak, dahi
dan belakang leher
4.    Anjurkan kepada pasien untuk banyak minum
5.    Berikan antipiretik
6.    Berikan selimut pendingin

  Diagnosa 2 : gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi behubungan


dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan : kebutuhan pasie terpenuhi
KH : pasien dapat menghabiskan porsi makananya

INTERVENSI (diagnosa 2 )
1.    Bina hubungan teraupetik
2.    Beri pengetahuan tentang pentignya nutrisi
3.    Beri makanan yang bervariasi dan bergizi
4.    Beri makanan yang hangat
5.    Kolaborasi dengan ahli gizi

  Diagnosa 3 : gangguan pola istirahat tidur b/d peningkatan suhu tubuh


Tujuan : pasien dapat tidur dengan nyenyak
KH : Pasien bangun dengan sadar
Pasien dapat tidur
INTERVENSI ( diagnosa 3 )
1.    Ganti pakaian dengan yang bersih dan nyaman sebelum tidur
2.    Jaga suasana tetap tenang
3.    Kompres air Hangat
4.    Anjurkan memijat pelan bagian kaki
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DIAGNOSA “FEBRIS”

A.   PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 24 November 2018
pada jam 14.00
1.    Identitas pasien
  Nama :ASN
  Tanggal lahir : 4 Oktober 1996
  Umur : 22 tahun
  Nama ayah : Tn “X’
  Nama ibu : Ny “Y”
  Pekerjaan ayah : SWASTA
  Pekerjaan ibu : IRT
  Pendidikan ayah: :-
  Pendidikan iibu :-
  Alamat : Klaten
  Agama : Islam
  Suku bangsa : Jawa / Indonesia
2.    Keluhan utama
Badan teraba panas
3.    Riwayat penyakit sekarang
Keluarga mengatakan bahwa anaknya panas, makan minum kurang,
muntah 1× serta keluar keringat berlebih
4.    Riwayat kesehatan masa lalu
a)    Penyakit waktu kecil
Keluarga mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita
penyakiy ini sebelumnya.
b)    Pernah dirawat dirumah sakit
Keluarga mengatakan bahwa anaknya tidak pernah dirawat dirumah
sakit sebelumnya
c)    Obat-obatan yang digunakan
Sanmol ukuran 500 mg, dengan dosis 3 × 1.
d)    Tindakan operasi
Tidak pernah mengalami tindakan operasi
e)    Kecelakaan
Tidak pernah mengalami kecelakaan
f)     Imunisasi
Pasien telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT, Polio, serta Campak
g)    Riwayat kesehatan keluarga
a.    Penyakit yang diderita anggota keluarga
Keluarga mengatakan bahwa pasien tidak penah mengalami penyakit
ini sebelumnya, maupun penyakit lainnya.
b.    Riwayat penyakit keturunan
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit ini sebelumnya,
c.    Genogram
Febris bukan merupakan penyakit keturunan, tidak ada riwayat
anaknya pernah demam.

d.    Riwayat sosial


a)    Hubungan dengan anggota keluarga
Pasien merupakan remaja yang terbuka dengan keluarga
b)    Hubungan dengan teman sebaya
Pasien merupakan remaja yang mudah bergaul
e)    Lingkungan rumah
Keluarga mengatakan rumahnya terletak didaerah padat penduduk
e.    Pengkajian nutrisi
a)    Berat badan
Sebelum sakit = 54 kg
Saat sakit = 52 kg
b)    Tinggi badan
Tidak melakukan anamnesis
c)    Kebiasaan pemberian makanan
Sebelum sakit : pasien mampu menghabiskan 1 porsi makan
saat sakit : pasien hanya mampu menghabiskan 3
sendok makanan.
d)    Diet khusus
Pasien tidak mempunyai pantangan makanan.
f.     Pola sehari- hari
a)    Pola istirahat / tidur
Sebelum sakit : pasien tidur 8 jam/hari siang dan malam
Saat sakit : tidur pasien tidak berubah, yaitu 6 jam/hari siang
dan malam
b)    Pola kebersihan
Sebelum sakit : pasien mandi 2× sehari
Saat sakit : keluarga hanya melapnya menggunakan air
bersih, ganti pakaian setiap kali basah/ kotor
c)    Pola aktivitas/ bermain
Sebelum sakit : pasien aktif bergaul dengan teman sebaya
Saat sakit : pasien tidak mampu beraktifitas banyak karena
kepala pusing dan lemes
d)    Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAB 1×/ hari, dengan konsistensi
lembek warna kuning dan bau khas

feses. BAK lancar ± 3- 4 ×/ hari


Saat sakit : pasien BAB 1×/ hari dengan konsistensi lembek, warna
kuning dan bau khas feses.
BAK 1× sehari.

g.    Pemeriksaan fisik


a.    Keadaan umum
Pasien terlihat lemah
b.    Pengukuran antropometri (BB,TB,)
BB= 54 Kg.
Tidak melakukan anamnesis TB
c.    Tanda- tanda vital
T = 120/80 mmhg , S = 38OC , N = 88×/ menit , R = 24×/ menit
d.    Kepala
Rambut pasien terlihat baik,warna hitam pekat, tidak kusam dan tidak
terjadi kerontokan
e.    Mata
Skelera dan konjungtiva tampak normal,gerakan bola mata normal,
tidak ada tanda infeksi,serta tidak ada alat bantu penglihatan
f.     Hidung
Terlihat bersih,tidak ada serumen atau mimisan tidak ada polip serta
tidak ada napas cuping hidung
g.    Mulut
Mukosa bibir tampak pucat, kebersihan mulut cukup bersih, bentuk
normal,serta jumlah gigi tidak terkaji
h.    Telinga
Noal dan tidak ada serumen,serta tidak ada kelainan.
i.      Dada
-          Jantung
Tidak terdengar suara jantung tambahan, irama dan frekuensi jantung
normal
-          Paru-paru
Dada simetris baik kiri maupun kanan, idak ada suara ronchy, serta
tidak ada suara jantung tambahan
j.      Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen normal,tidak ada pembesaran
Palbasi : tidak teraba adanya pembesaran limfa
Perkusi : tidak ada kembung / distensi abdomen
Auskultasi : peristaltik usus normal
k.    Genitalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
l.      Ekstermitas
Kekuatan otot ekstermitas atas dan bawah normal, tampak terpasang
infuse R/L dilengan kanan
m.  Kulit
Kulit teraba panas, kulit cukup lembab dan tidak ada tanda-tanda ruam
kulit serta tampak keluar keringat berlebih.
  
n.     Data penunjang
a.    Pemeriksaan laboratorium : belum ada hasinya
b.    Pemeriksaan radiologi : belum ada hasilnya
c.    Terapi :
  Antacid 3× 1
  Paracetamol 500 mg 4×
  Ranitidine 2 × 800 mg
  Cefotaxim 2× 1 amp
  Ringer laktat ( R/L) 20 tts/ menit

d.    Diet
Tidak dilakukan anamnesis
g.    Ringkasan riwayat keperawatan
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 27 juni 2018 dengan keluhan
panas, muntah 1X, makan minum kurang, K/u lemah, bibir pucat, BB
menurun menjadi = 52 Kg. setelah dirawat dirumah sakit, pasien
mendapat terapi infuse R/L ( 20 tts/ menit), antacid 3× 1 , paracetamol
500 mg 4×1 , ranitidin 2×800 mg serta cefotaxim 2× 1 amp.

h.    Pengelompokkan Data


Data Subyektif :
1.    keluarga mengatakan bahwa anaknya panas
2.    keluarga mengatakan bahwa anaknya tidak mau makan, dan bila
makan dimuntahkan kembali
Data Obyektif :
1.    kulit teraba panas
2.    tanda- tanda vital
T = 120/ 0 mmhg
   S = 38o c
          N = 80 × / menit
          R = 24 ×/ menit
3.    Keluar keringat berlebih
4.    Muntah 1×
5.    Makan minum kurang
6.    Berat badan sebelum sakit = 54 Kg
Berat badan saat sakit = 52 Kg
7.    pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok makanan
8.    keadaan umum lemah
9.    mukosa bibir tampak pucat

B.   ANALISA DATA


Nam :ASN no RM :-
Umur : 22 thn ruangan : Camelia 1

Diagnosa medis : febris

No. DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1 DS: keluarga Proses hypertermi
mengatakan bahwa inflamasi
anaknya panas kuman
DO :- kulit teraba panas
-tanda tanda vital
T-120/80mmhg
S= 38oC
N= 80X/ menit
R= 24X menit
- keadaan umum
lemah
2 - keluar keringat Potensial
berlebih Intake yang terjadinya
- keaadaan umum kurang gangguan
lemah kebutuhan
nutrisi
DS : keluarga
mengatakan bahwa
anaknya tidak mau
makan, dan bila makan
dimuntahkan kembali
DO: - muntah 1×
- mukosa bibir
tampak pucat
- makan minum
Kurang
- BB sebelum sakit
=54 Kg
-BB saat sakit
=52 Kg
- pasien hanya mampu
menghabiskan
3 sendok makanan

C.   DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1.    Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi kuman


2.    Potensial terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang
kurang

C.   RENCANA KEPERAWATAN


Nama : ASN no, RM :-
Umur : 22 thn ruangan : Camelia 1

N DX TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


o KEP KH
1 Hipertermi Setelah 1.beri 1.dengan
b/d proses dilakukan edukasi memberikan
inflamsi tindakan tentang edukasi
kuman keperawatan penyakitnya dharakan
selama 1×24 keluarga dapt
jam, mengetahui
diharapkan tentang
suhu tubuh Keadan pasien
pasien 2.lakukan 2. diharapkan
normal kompres panas dapat
dengan KH : hangat turun dengan
-tanda tanda cepat karena
vital kembali proses induksi
normal 3.anjurkan 3. agar
T=120/80 untuk keringat yang
mmhg mengenakan keluar dapat
N=70-110×/ pakaian yang diserap oleh
mnt tipis pakaian yang
S=36,5oc tipis dan
-37,5o c memberikan
R=20-30×/ rasa nyaman
mnt 4.anjurkan 4. agar tidak
untuk terjadi
memberikan dehidrasi dan
banyak proses
minum penguapan
yang
berlebihan
akibat suhu
tubuh yang
meningkat
5.obsevasi 5.untuk
tanda-tanda memantau
vital perubahan dan
perkembangan
sedini mungkin
6.kolaborasi 6.untuk
dengan mendapatkan
dokter terapi yang
tepat

2. Potensial 1. berikan 1.menambah


terjadinya Edukasi pengetahuan
gangguan Setelah tentang keluarga
kebutuha dilakukan pentingnya temtang nutrisi
n nutrisi tindakan nutrisi bagi
b/d intake keperawatan pasien
yang selama 1 × 2. anjurkan 2. menghindari
kurang 24 jam, untuk banyak peningkatan
diharapkan istirahat kerja lambung
kebutuhan
nutrisi 3. anjurkan 3.
pasien dapat untuk meningkatkan
terpenuhi memberikan nafsu makan
dengan KH: makanan
-muntah kesukaanya
tidak ada selama jauh
lagi dari kontra
-mukosa indikasi
bibir terlihat 4. anjurkan 4. makananan
lembab untuk hangat lebih
-porsi makan memberikan enak dimakan
dihabiskan makanan
-BB kembali yang hangat
normal 5. anjurkan 5.dapat
untuk makan mengurangi
sedikit tapi rasa penuh
sering dilambung
6. timbang 6.untuk
beret badan mengetahui
pasien pertumbuhan
dan
perkembangan
penyakit
pasien
D.   CATATAN KEPERAWATAN
Nama : ASN no RM :-
Umur : 22 thn ruangan : Camelia 1

TGL/ DX IMPLEMENTASI RESPON


JAM KEP
27/11- 1 1.memberikan 1. terbina hubungan
2018 Edukasi tentang antara klien,
Jam penyakitnya perawat dan
1.14.00 keluarga
2.14-00 2.melaukan 2.keluarga
kompres hangat melakukan kompres
hangat sesuai
anjuran
3.14.10 3. menganjukan 3. keluarga
untuk memakaikan
menggunakan pakaian yang tipis
pakaian yang tipis
4.14.10 4. mengnjurkan 4. klien mau minum
untuk memberian susu dan air putih
banyak minum
5.14.30 5. mengobservasi 5. tanda- tanda vital
tanda-tanda vital T=120/70 mmhg
S=37o C
R=20 ×/ menit
N= 80×/ menit

6.15.30 6. melaksanakan 6. klien tampak


advis dari dokter minum obat dan
-paracetamol 4 × 1 terpasan infus R/L
dilengan kanan

5/6- 1. memberikan HE 1. keluarga


2010 tentang pentingnya memberikan
jam nutrisi bagi klien anaknya makan dan
1.09.00 2. menganjurkan minum serta
2.09.00 untuk banyak memahami
istirahat manfaatnya bagi
3.09.00 kesehatan
2. klien istirahat
dengan teratur
sesuai anjuran
3. menganjurkan 3. nafsu makan
4.10.00 keluarga untuk klien mulai
memberikan membaik
makanan
5.10.00 kesukaanya,
selama jauh dari
konaindikasi
6. 09.00 4.menganjurkan 4. keluarga
untuk memberikan memberikan
makanan yang makanan yang
hangat hangat, namun klien
hanya makan 5
sendok makanan
5.menganjurkan 5. klien tampak mau
untuk makan sedikit makan sedikit demi
tapi sering sedikit
6 menimbang berat 6. Berat badan
badan klien masih = 52 Kg
E.   EVALUASI
Nama : A S N no RM :-
Umur : 22 thn ruangan :Camelia 1

NO TGL/JAM DIAGNOSA CATATAN


KEPERAWAAN PERKEMBANGAN
1. 28/11- Hipertermi S : keluarga
2018 berhubungan mengatakan bahwa
Jam dengan proses panas anaknya sudah
14.00 inflamasi kuman berkurang
O : - badan teraba tidak
panas
- tanda- tanda vital
T : 120/ 80
S : 37oc
R : 20 x/ mnt
N : 80 x/ mnt
A : masalah sudah
teratasi
P : intervensi dihentikan

2. 29/11/2018 Potensial S : keluarga


Jam terjadinya mengatakan bahwa
15:00 gangguan nafsu makan anaknya
kebutuhan nutrisi mulai membaik
berhubungan O : - Berat badan
dengan intake masih = 52 Kg
yang kurang -klien hanya
makan 5 sendok
makanan.
A : masalah sudah
teratasi sebagian
P : intervensi 4 dan 6
dilanjutkan

Type equation here .

Anda mungkin juga menyukai