Anda di halaman 1dari 3

Pangesti Wikandari 18105241004

Santi Kumala Dewi 18105241008


Bondan Hasto Prasetyo 18105244011

PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

Peta Konsep

P en g e m b a n g a n
P em a n fa a ta n

D e sa in T e o ri
dan
P ra k tik P e n g e lo laa n

M an aje m e n P ro ye k
P e n ilaia n M an aje m e n S u m b e r
M an aje m e n S iste m
P e n ya m p a ia n
M an aje m e n In fo rm a si

Bagan 1 Kawasan Teknologi Pendidikan (Seels dan Richey, 1994)

Pengertian dan konsep Pengelolaan Pembelajaran


- Pengertian pengelolaan
- Pengertian pembelajaran
- Pengelolaan pembelajaran
Menurut Daryanto (2010:167) Pengelolaan pembelajaran merupakan proses
pembelajaran utuh dan menyeluruh yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
hingga evaluasi pembelajaran, termasuk evaluasi programnya dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan seperti yang telah ditentukan. Pengelolaan pembelajaran
merupakan proses mengelola suatu sistem kegiatan belajar, sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien, dan dapat memenuhi
tujuan yang direncanakan sebelumnya.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media
Fitriyatus Sa’adah. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI
BUNGAH GRESIK.
- Pengelolaan pembelajaran sebagai bidang studi teknologi pendidikan
ASPEK PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Pengorganisasian pembelajaran meliputi aspek
(1) menyediakan pendukung pembelajaran seperti fasilitas, perlengkapan, dan personel yang
dibutuhkan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efisien
(2) pengelompokan komponen pembelajaran dalam struktur sekolah secara teratur
(3) membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi pembelajaran.

Secara garis besar aspek-aspek yang perlu diperhatikan guru dalam pengelolaan
pembelajaran, meliputi : (Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002)
1.      Pengelolaan ruang belajar (kelas)
2.      Pengelolaan siswa
3.      Pengelolaan kegiatan pembelajaran

1. Pengelolaan ruang belajar (kelas)


Ruang belajar merupakan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran,
lazimnya berbentuk ruangan kelas. Selama berjam-jam siswa berada di tempat
tersebut, selama itu pula terjadi interaksi antara dua unsur manusia yakni guru dan
siswa.
Oleh karena itu suasana dan penataan ruang belajar tersebut, hendaknya
memperhatikan paling tidak empat kondisa berikut ini.
1) Aksesibilitas, yakni siswa maupun guru mudah menjangkau alat dan sumber
belajar.
2) Mobilitas, yakni siswa dan guru mudah bergerak dari suatu bagian ke bagian
lain dalam kelas.
3) Interaksi, yakni memudahkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa
maupun antar sesama siswa.
4) Variasi kerja siswa,  yakni memungkinkan siswa bekerja secara perseorangan,
berpasangan atau kelompok.

2. Pengelolaan Siswa
Bobbi DePorter & Mike Hernacki  mengelompokkan karakteristik modalitas
belajar siswa ke dalam tiga karakter, yakni : pelajar visual yakni kemampuan
belajar cepat dengan menggunakan penglihatan mata, auditorial yakni kemampuan
belajar cepat dengan pendengaran, kinestik yaitu kemampuan belajar dengan cara
melakukan atau bergerak, bekerja atau menyentuh. Dalam pengelolaan siswa dapat
bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indera sebanyak
mungkin dan membuat seluruh tubuh serta fikiran terlibat dalam proses belajar.
Belajar berdasar aktivitas secara umum jauh lebih efektif daripada yang
didasarkan presentasi, materi dan media. Dave Meier menyatakan bahwa
“Gerakan fisik meningkatkan proses mental. Bagian otak manusia yang
terlibat dalam gerakan tubuh (korteks motor) terletak tepat disebelah bagian
otak yang digunakan untuk berfungsi secara maksimal. Sebaliknya,
melibatkan tubuh dalam belajar cenderung membangkitkan kecerdasan
terpadu manusia sepenuhnya.”
Dalam mengefektifkan kegiatan siswa dalam belajar, Dave Meier
menggunakan pendekatan “SAVI”,
a.    Somatis : belajar dengan bergerak dan berbuat.
b.   Auditori : belajar dengan berbicara dan mendengar.
c.    Visual : belajar dengan mengamati dan menggambarkan.
d.   Intelektual : belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.

3. Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan belajar siswa perlu dirancanf sedemikian rupa sesuai degan tingkat
kemampuannya. Berkenaan dengan optimalisasi kemampuan belajar seseorang,
Sheal, Peter (1989) menggambarkan 6 kualifikasi kemampuan belajar sebagai
berikut:
Anwar, M. 2018. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Prenadamedia grup.
http://narzihsun92.blogspot.com/2015/01/makalah-strategi-pengelolaan.html
Puskur Balitbang Depdiknas. 2002. model-model pembelajaran efektif.

Anda mungkin juga menyukai