PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteoarthritis (OA) atau “wear-and-tear” arthritis merupakan bentuk
paling umum dari arthritis yang bersifat kronis dan dapat menyerang seluruh
sendi, namun sendi yang sering terkena adalah lutut, tangan, panggul, kaki,
dan spinal. Penyakit ini merupakan penyakit degeneratif yang menyerang
kartilago artikular dan jaringan sekitar.1,5,6
OA umumnya diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu primer dan
sekunder. OA primer merupakan penyakit dengan penyebab yang tidak
diketahui (idiopatik) dan biasanya melibatkan beberapa sendi pada lansia.
Sedangkan OA sekunder biasanya merupakan kondisi monoartikular dan
berasal dari gangguan lainnya yang mempengaruhi permukaan sendi
(contoh: trauma). 4,6
2.2 Epidemiologi
Osteoarthritis (OA) merupakan gangguan reumatik
muskuloskeletal yang memiliki prevalensi yang tinggi dan menyerang 303
juta jiwa di dunia pada tahun 2017. Pada tahun 2017, Global Burden of
Disease Study mengatakan bahwa gangguan muskuloskeletal merupakan
penyebab utama dari Years live with disability (YLD) dibandigkan dengan
2
21 kategori atau 354 penyakit dan injury. Kontribusi terbesar dari YLD
adalah nyeri punggung dan leher diikuti oleh OA sekitar 7.1% dari beban
tersebut.7
Survei di Korea menunjukkan bahwa estimasi orang YLD akibat
OA relatif tinggi pada lansia laki-laki (836/100.000) dan lansia wanita
(3039/100.000). selain mempengaruhi secara fisik, OA juga memiliki
impak negatif pada kesehatan mental. Data dari Osteoarthritis Initiative
(OAI) menunjukkan bahwa OA pada ekstremitas bawah lebih cenderung
mengalami gejala depresif dibandingkan tanpa OA. Studi lainnya juga
menemukan adanya hubungan yang kuat dengan ide bunuh diri. 7
OA ini juga membutuhkan dana dan tenaga kesehatan yang besar.
Suatu studi mendemonstrasikan OA berhubungan dengan risiko tinggi
masuk rumah sakit. Dana rata-rata yang dibutuhkan untuk OA di Kanada
meningkat dari $577 menjadi $811 per pasien/tahun antara tahun 2003-
2010 akibat dana untuk operasi penggantian sendi. Di Amerika, estimasi
total rata-rata tahunan per pasien bervariasi dari $1.442 sampai $21.335.3
3
spine lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Studi lainnya menemukan bahwa hormon seks endogen
yang rendah berhubungan dengan peningkatan efusi lutut-
sinovitis hanya pada OA bergejala.3
obesitas Faktor risiko penting bagi OA lutut namun tidak bagi
panggul dan tangan. Studi meta analisis menunjukkan
peningkatan BMI berkontribusi terhadap meningkatnya
kemungkinan terjadi OA tangan baik secara klinis maupun
radiologis. Penelitian cross sectional dari Jepang dan
penelitian kohort dari Spanyol menemukan hubungan antara
peningkatan berat badan dan diagnosis OA panggul.3
Densitas tulang Densitas yang tinggi dapat meningkatkan risiko OA lutut,
panggul, dan tangan terutama pada ekstremitas bawah ;
densitas rendah juga merupakan faktor risiko OA yang
progesivitas lebih cepat seperti lutut dan panggul.3
Bentuk dan Displasia acetabulum merupakan penyebab dari OA
alignment sendi panggul dan displasia femoralis distal berkontribusi dalam
abnormal OA lutut ; kelainan varus atau valgus dapat menimbulkan
risiko dan progesivitas lebih cepat pada OA lutut. Pada studi
Rotterdam menemukan bahwa deformitas atau displasia
acetabulum memiliki risiko hingga dua kali lipat menjadi
OA panggul dibandingkan tanpa deformitas.3
Trauma sendi luka pada sendi utama merupakan faktor penting dari lutut
dan penggunaan (terutama jika terjadi fraktur subkondral, meniskus atau
ruptur ligamen) dan menyebabkan OA ; beberapa pekerjaan
seperti petani (OA panggul) ; tambang bawah tanah (OA
lutut) ; pemain sepakbola profesional (OA lutut). Kerjaan-
kerjaan ini (pemadam kebakaran, pekerja bangunan) telah
lama berkaitan dengan peningkatan risiko OA.3
4
Osteoarthritis (OA) terjadi akibat adanya gangguan cairan sinovial, tulang,
dan kartilago pada sendi. Kerusakan terparah terjadi pada kartilago akibat proses
biologis yang teraktivasi karena proses inflamasi. Kondrosit dan sel sinovial akan
menghasilkan sitokin-sitokin inflamasi seperti IL-8 dan TNF-α yang memicu
penurunan sintesis kolagen dan meningkatkan mediator katabolik dan zat-zat
inflamatori (metalloprotease, IL-8, IL-6, prostaglandin E-2 (PGE-2), dan nitric
oxide (NO).1,8
5
mediator-mediator pro inflamasi dan pro katabolik seperti MMP-1, MMP-3,
MMP-13, IL-6, IL-8 dan kemokin seperti MCP-1 dan CCL-5. TNF-α juga
memicu produksi dari nitric oxide(NO) sebagai katabolik poten dan mediator pro
apoptosis pada jaringan sinovial.8
Apoptosis merupakan proses kematian sel yang sangat teratur yang melibatkan
serangkaian jalur interseluler tertentu. Pada tahap akhir OA, kartilago menjadi hiposeluler
dengan banyak lakuna kosong dan tingkat apoptosis kondrosit dilaporkan setinggi 20%.
Kematian satu-satunya sel dalam kartilago yaitu kondrosit mengakibatkan kegagalan
mempertahankan struktur kartilago artikularis. Apoptosis yang tinggi pada kartilago
6
menyebabkan degradasi matriks dalam waktu singkat. Penurunan ECM ini nantinya akan
mengakibatkan apoptosis kondrosit lebih lanjut lagi sehingga membentuk siklus. 8
Nyeri persistern
Kekakuan sendi di pagi hari
Menurunnya fungsi sendi
Krepitasi
7
ROM berkurang
Pembesaran tulang
a. Klinis : nyeri lutut hampir setiap hari selama minimal satu bulan
ditambah minimal tiga dari :
1. Krepitasi pada gerakan sendi aktif
2. Kaku pada pagi hari dengan durasi kurang dari 30 menit
3. Usia >50 tahun
4. Pembesaran tulang lutut saat pemeriksaan
5. Nyeri tekan pada lutut saat pemeriksaan
6. Tidak teraba hangat
b. Klinis + radiologi : nyeri lutut hampir setiap hari minimal 1 bulan
ditambah bukti radiografi yaitu adanya osteofit dan minimal satu
gejala berikut :
1. Krepitasi pada gerakan sendi aktif
2. Kaku pada pagi hari dengan durasi kurang dari 30 menit
3. Usia >50 tahun
8
c. Klinis + laboratorium : nyeri lutut hampir setiap hari minimal 1
bulan ditambah minimal 5 dari hal berikut :
1. Krepitasi pada gerakan sendi aktif
2. Kaku di pagi hari dengan durasi kurang dari 30 menit
3. Usia >50 tahun
4. Nyeri tekan tulang saat pemeriksaan
5. Pembesaran tulang
6. Tidak teraba hangat
7. LED <40mm/jam
8. Rheumatoid factor <1:40
9. cairan sinovial sesuai tanda OA.1
9
menBerdasarkan radiografi, OA diklasifikasikan menjadi lima menurut
Kellgren dan Lawrence (KL) :
Grade 0 : normal
Grade 1 : terdapat osteofit equivokal
Grade 2 : terdapat osteofit yang jelas tanpa penyempitan celah sendi
Grade 3 : terdapat penyempitan celah sendi
Grade 4 : hilangnya celah sendi secara komplit, (bone on bone
appereance)9
Gambar 3(a) foto polos PA lutut kiri menunjukkan osteofit (arrowhead) yang
berada di distal tibialis, tidak ada penyempitan celah sendi. (b) radiografi follow-
up 2 tahun kemudian menunjukkan progresivitas yaitu bone on bone appereance
(arrow) pada celah sendi tibiofemoralis media (c) baseline coronal intermediate-
weighted MRI tampak kelainan defek fokal kartilago superfisial (arrow) dan
ekstrusi meniskus minimal daerah medial (arrowhead). (d) MRI follow up setelah
2 tahun menunjukkan hilangnya kartilago tibia dan femoralis difus (arrow) dan
maserasi meniskus parsial dengan peningkatan ekstrusi media (arrow head)9
10
Gambar 4. Foto polos Hip osteoarthritis. Tampak gambaran penyempitan celah
sendi dan gambaran sklerosis subkondral.5
Gambar 5. Osteoarthritis lutut (foto polos lutut rosenberg view dan skyline).
Tampak gambaran osteofit, sklerosis subkondral, dan penyempitan celah sendi.5
11
Gambar 6. Bouchard nodes pada sendi PIP (red arrow) dan heberden nodes pada
DIP (white arrow).10
Analisis MRI diklasifikasikan menjadi analisis semikuantitatif dan
kuantitatif. Analisis semikuantitatif membagi sendi lebih dari satu subregio dan
dapat menilai OA seperti kerusakan kartilago, meniscal tear, dan ekstrusi, bone
marrow lesion (BML), osteofit, sinovitis, dan efusi pada setiap subregio atau
sebagai sendi seutuhnya. Terdapat beberapa skoring seperti MRI OA Knee Score
(MOAKS) membagi sendi lutut menjadi 15 subregio dan BML dapat
diklasifikasikan menjadi :
12
kontras gadolinum yang dapat melihat langsung sinovium yang inflamasi dan
membedakan sinovium dengan efusi.9,11
13
Gambar 7. (a) Sagital DESS MRI menunjukkan gambaran lesi kistik kecil pada
subkondral patella (arrow). (b) Sagital intermediate-weighted fat-supressed MRI
menunjukkan lesi kistik kecil (arrow) dan BML difus (arrowhead) pada patella.
(c) Sagital intermediate-weighted fat-supressed MRI menunjukkan BML
besarpada troklea anterior femoralis dan kista subkondral. (d) DESS MRI hanya
tampak lesi kistik (arrow).11
14
Gambar 9. Sagital intermediate-weighted fat-supressed menunjukkan defek fokal
superfisial pada femur lateral berdekatan dengan mesiscus lateral (arrow). 11
Gambar 10. Visualisasi sinovitis dengan MRI non kontras dan MRI kontras.
A. potongan aksial menunjukkan tampakan hiperintensitas dalam cavum sendi
curiga efusi berat sendi (arrowhead). B. potongan aksial T1 setelah diberikan
kontras memperlihatkan penebalan sinovium berat (arrow). Asterisk
menggambarkan jumlah asli efusi yang dilihat dari tampakan hipointens linear
dalam cavum sendi.11
15
Gambar 11. A. Baseline sagital intermediate-weighted fat-supressed MRI
menunjukkan BML MOAKS grade 2/ WORMS grade 2 pada femur lateral
anterior (arrow). B. follow up 1 tahun kemudian tampak peningkatan keseluruhan
ukuran lesi pada femur lateral (arrow – WORMS dan MOAKS grade 3).11
16
Tabel 3. Perbedaan-perbedaan modalitas radiologi pada osteoarthritis.11
2.7 Tatalaksana
17
yang gejalanya tidak mereda dengan paracetamol dan/atau agen topikal.
Nutraceutical biasanya digunakan pada pasien lansia atau yang berisiko
tinggi dengan komorbid karena tidak berhubungan dengan ginjal atau
gastrointestinal sehingga populer di kalangan pasien. Glukosamin
dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki alergi kerang-kerangan. Saat
ini glukosamin dan chondroitin sulfat tidak direkomendasikan oleh NICE di
UK karena tidak menunjukan perbedaan dengan plasebo.4,5
18
DAFTAR PUSTAKA
19