Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

Judul

IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN IDA MADE RAI DALAM


MENGUSIR KOLONIALISME BELANDA DI DESA BANJAR PADA
TAHUN 1868 SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

Oleh

GEDE OKVA WIGUNA

NIM.1014021051

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2014

1
DENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN IDA MADE RAI DALAM MENGUSIR
KOLONIALISME BELANDA DI DESA BANJAR PADA TAHUN 1868 SEBAGAI
SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

Oleh
Gede Okva Wiguna, Dr. Tuty Maryati, M.Pd, Ketut Sedana Arta, S.Pd.
Mahasiswa jurusan pendidikan sejarah, universitas pendidikan ganesha, singaraja
e-mail: okvawiguna613@gmail.com, Tuty_Maryati_Ragil@yahoo.co.id,
Sedana.arta@gmail.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Nilai-nilai kepahlawanan yang ada dibalik
perlawanan Ida Made Rai terhadap Belanda tahun 1868; (2) Nilai-nilai kepahlawanan yang dapat
diwariskan dari perjuangan Ida Made Rai agar dapat diteladani sebagaimana yang tertuang dalam
perlawananya dalam memimpin rakyat Banjar mengusir Belanda tahun1868; dan (3) Kontribusi nilai -nilai
kepahlawanan tersebut bagi pembelajaran sejarah di SMA berdasarkan Kurikulum 2013. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: (1) heuristik atau pengumpulan jejak-jejak sejarah (studi
dokumen, teknik wawancara, dan teknik observasi); (2) kritik sumber (ekstern dan intern); (3) intepretasi
data; (4) historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Nilai-nilai kepahlawanan dibalik perlawanan
Ida Made Rai terhadap Belanda tahun 1868 dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu (a) latar belakang
Perang Banjar tahun 1868; (b) Ida Made Rai pahlawan kebanggaan Desa Banjar; dan (c) nilai-nilai
kepahlawanan yang terkandung dari sosok Ida Made Rai yaitu: (1) keberanian; (2) rela berkorban; (3)
kewibawaan; (4) patriotisme; (5) etika dan moral; (6) kejujuran; (7) solidaritas; dan religius. (2) Nilai-nilai
kepahlawanan beliau yang dapat diwariskan bagi generasi bangsa: (a) nilai kejujuran; (b) nilai solidaritas;
(c) nilai patriotisme; (d) nilai etika dan moral; (e) nilai rela berkorban; (f) nilai kewibawaan; (g) nilai religius;
(h) nilai keberanian. (3) Kontribusi nilai-nilai kepahlawanan Ida Made Rai sebagai sumber pembelajaran
sejarah di SMA berdasarkan pada kurikulum 2013 pada (a) ranah kognitif; (b) ranah afektif; (c) ranah
psikomotorik.

Kata Kunci: pahlawan, nilai kepahlawanan, sumber belajar sejarah.

ABSTRACT

This study is aimed at identifying (1) heroism value behind the effort of Ida Made Rai to fight off
the Dutch colonialism in 1868; (2) the heroism value which can be inherited from Ida Made Rai and can
be exemplified as it is decanted in her effort in leading the people of Banjar to fight off the Dutch in 1868;
(3) the contribution of the heroism value toward the subject of history for high school based on curriculum
2013. The researcher used historical method of gathering the data, they are: (1) heuristic or the collection
of historical tract (the study of document, interview, and observation); (2) source of criticism (extern and
intern); (3) data interpretation; (4) historiography. The result of this research showed that (1) heroism
value behind the effort of Ida Made Rai toward the Dutch colonialism in 1868 can be divided into three
steps, they are (a) the background of Banjar battle in 1868; (b) Ida Made Rai is a hero which become the
pride of Banjar village; and (c) the heroism value from Ida Made Rai including: (1) courage; (2) willingness
of sacrifice; (3) authority; (4) patriotism; (5) ethics and morality; (6) honesty; (7) solidarity; and religious.
(2) The heroism value which can be inherited from the effort of Ida Made Rai and can be exemplified
toward the young generation are: (a) courage value; (b) willingness of sacrifice value; (c) authority value;
(d) patriotism value; (e) ethics and morality value; (f) honesty value; (g) solidarity value; and (h) religious
value. (3) The contributions of the heroism value toward the subjects of history for high school based on
curriculum 2013 are (a) cognitive aspect; (b) affective aspect; (c) psychomotor aspect.

Key words: hero, heroism value, history learning source

2
Dalam hal ini Penaklukan Bali oleh juga diberlakukan pula untuk kapal-kapal
Belanda bukan hanya karena alasan untuk atau perahu-perahu dari Kerajaan Bali yang
menjalankan Politik Pasifiknya, melainkan melanggar kesepakatan yang telah
Belanda amat terganggu dengan Hukum dituangkan dalam perjanjian-perjanjian
Hak Tawan Karang yang dijalankan oleh tersebut (Arta, 2008: 25).
Kerajaan di Bali. Hak Tawan Karang adalah Atas pelanggaran terhadap hak
hak yang dimiliki oleh raja dan rakyat inilah yang dipakai Belanda sebagai dalih
dipesisir untuk merampas kapal dan perahu untuk memperluas kekuasaannya di Pulau
yang terdampar di wilayahnya dan muatan Bali dengan mengadakan serangan militer
atau pun penumpangnya sering dijadikan pertamanya terhadap Kerajaan Buleleng.
budak bahkan juga sering terbunuh. Oleh Karena Belanda menganggap Kerajaan
karena itu secara substantive dari hak Buleleng merupakan kerajaan terkuat yang
tersebut cukup tegas dan dapat dikatakan ada di Bali pada masa itu. Pada saat itu
benar-benar ganas dan mengerikan. Kerajaan Buleleng berada di bawah
Berdasarkan aturan terkandung didalam kekuasaan Raja I Gusti Ngurah Made
pelaksanaan dari Hak Tawan Karang itu Karangasem dan patihnya Gusti Ketut
pada awalnya bukan saja dikenakan pada Jelantik yang sama-sama anti penjajah. Hal
kapal-kapal asing, tetapi juga diberlakukan inilah yang membuat Belanda melakukan
pula untuk kapal-kapal/perahu dari Kerajaan serangan terhadap Kerajaan Buleleng,
Bali yang melanggar kesepakatan yang sehingga mengakibatkan timbulnya Perang
telah dituangkan dalam perjanjian-perjanjian Buleleng yang berhasil di menangkan oleh
diantara mereka (Aryana, 2001: 23). Belanda dan menguasai Puri Singaraja
Kepentingan yang berbeda-beda pada tanggal 29 Juni 1846.
dari raja-raja Bali dengan Belanda inilah Kerajaan Buleleng belum menyerah
yang mendorong Belanda untuk beberapa walaupun Belanda berhasil menguasai Puri
kali mengirim utusan kepada Raja-Raja Bali Singaraja, belum mematahkan semangat
dengan tujuan menghapuskan Hak Tawan juang Raja dan rakyat Buleleng untuk
Karang tersebut, namun dipihak Kerajaan di melawan Kolonialisme Belanda. Patih
Bali seperti Buleleng, Klungkung, Buleleng Gusti Ketut Jelantik membuat
Karangasem, dan Badung tetap teguh strategi perang dengan cara membangun
dengan pendirian mereka untuk Benteng pertahanan di Sebelah Timur Kota
menjalankan Hak Tawan Karang. Hal inilah Singaraja tepatnya di Desa Jagaraga. Maka
yang menimbulkan bibit konflik sehingga pada tahun 1849 pecah perang di Desa
Belanda berniat untuk menaklukan Jagaraga antara Kerajaan Buleleng yang
Kerajaan-Kerajaan di Bali (Dekker, 1965: mendapatkan bantuan dari kerajaan-
75). kerajaan Bali lainya melawan serangan dari
Perang Bali di awali dari pecahnya Kolonialisme Belanda atau di sebut juga
Perang Buleleng yang dilatarbelakangi oleh dengan Perang Jagaraga. Dalam
peristiwa perampasan kapal Belanda oleh pertempuran pertama Belanda mengalami
kerajaan Buleleng di pelabuhan Sangsit dan kekalahan akan tetapi pada pertempuran
Perancak Jembrana pada tahun 1844. kedua pada tanggal 16 April 1849 Belanda
Perampasan yang dilakukan itu sebagai berhasil mengalahkan pasukan Buleleng
realisasi pelaksanaan Hak Tawan Karang dan menguasi Benteng Jagaraga yang
dari raja-raja di Bali. Hak Tawan Karang merupakan pertahanan terakhir dari
menyatakan bahwa kerajaan berhak Kerajaan Buleleng.
merampas dan menyita barang-barang Setalah Belanda berhasil
serta kapal-kapal yang terdampar di Pulau menaklukan dan menguasai Kerajaan
Bali. Berdasarkan aturan yang terkandung Buleleng, Belanda juga berhasil menguasai
di dalam pelaksanaan dari Hak Tawan Kerajaan Karangasem. Pemerintah Hindia
Karang itu pada awalnya bukan saja Belanda ingin memperluas kekuasaanya di
dikenakan pada kapal-kapal asing, tetapi Pulau Bali dengan cara menaklukan

3
kerajaan-kerajaan di Bali. Dalam oleh karena tiga kali mengadakan serangan
pertempuran inilah muncul istilah “Perang terhadap Banjar, baru dapat dikuasai. Desa
Puputan” bagi kerajaan-kerajaan di Bali Banjar pernah diganti namanya atau
dalam menentang kekuasaan Pemerintah mendapat julukan Suramegada yang berarti
Hindia Belanda yang ingin menguasai “berani berperang” oleh Kolonilaisme
kerajaan-kerajaan di Bali. Seperti, Perang Belanda, karena Banjar memiliki pertahan
Puputan Kesumba (1849), Puputan Badung perang yang sangat sulit ditembus dan
(1906), Puputan Klungkung (1808) (Agung, memiliki laskar yang sangat kuat (Geguritan
1989: 607-608). Rusak Banjar, 1998: 45).
Selain peperangan yang terjadi di Ida Made Rai adalah sosok pejuang
Bali dalam menentang Kolonialisme yang sangat memiliki semangat juang yang
Belanda pada abad ke-19 seperti, Perang besar demi membela tanah air dari kaum
Jagaraga (1849), Puputan Kusumba, penjajah. Beliau tidak terima sikap dan
(1849), Puputan Klungkung (1908) dan otoriter dari Kolonialisme Belanda yang
Puputan Badung (1906), terjadi pula ingin menguasai Banjar dan membuat
peperangan yang sangat sengit di Bali rakyat Banjar semakin menderita. Beliau
Utara, yakni Perang Banjar pada tahun sangat mencintai tempat kelahirannya
1868. Perang Banjar merupakan suatu karena itu, beliau rela berkorban dengan
peristiwa pemberontakan atau perlawanan tulus ikhlas demi tanah air yang dicintainya
rakyat Banjar terhadap Kolonialisme yaitu Desa Banjar. Sebagaimana yang telah
Belanda di Buleleng. Dalam perang Banjar dinyatakan Kuntowijoyo (1995: 6), yaitu
ini muncul seorang tokoh pejuang yang orang yang secara langsung terlibat dalam
sangat gigih berjuang untuk mengusir pergulatan sejarah. Berdasarkan pendapat
Kolonial Belanda di Banjar, Beliau adalah tersebut, maka Ida Made Rai merupakan
Ida Made Rai seorang brahmana muda salah satu pelaku sejarah yang melakukan
yang sangat berani menentang pemerintah kontak fisik atau perlawanan dengan
Kolonial Belanda di Bali Utara khusunya di Kolonialisme Belanda di Desa Banjar pada
Banjar pada tahun 1868 (Sastrodiwiryo, tahun 1868. Hal ini pula diperkuat oleh
2007: 1). pendapat Sufi (1995: 1), Pahlawan adalah
Dalam hal ini Perang Banjar seseorang yang pada masa hidupnya,
merupakan suatu pemberontakan Banjar karena terdorong oleh rasa cinta tanah air
terhadap resident Belanda di Buleleng. Hal berjasa memimpin suatu kegiatan yang
ini diawali Belanda menganggap bahwa terutama dalam menentang penjajahan di
Banjar, membangkang dan memberontak Indonesia.
terhadap kekuasaan Hindia Belanda. Kajian tentang sosok Ida Made Rai
Kemudian sebuah ultimatum dikirim oleh pernah dilakukan, yakni oleh Sastrodiwiryo
Residen agar Ida Made Rai menyerahkan (2007) berjudul Perang Banjar (Sebuah
diri, akan tetapi Ida Made Rai menolaknya. pemberontakan para brahmana terhadap
Sehingga pada tanggal 20 September 1868 kekuasaan Kolonial Belanda di Bali Utara
pasukan Belanda yang dipimpin oleh Mayor dan rangkain pemberontakan Gempol.
Van Heemskerk bergerak dari Temukus Kemudian dalam hal ini juga ada sebuah
untuk menyerang Banjar, terjadilah geguritan, yakni Geguritan Rusak Banjar
pertempuran yang sangat sengit antara karangan dari Dewa Made Okara (1998),
laskar Banjar dengan pasukan Belanda dalam geguritan ini menceritakan tentang
(Sastrodiwiryo, 2007: 94). sejarah Desa Banjar dan terjadinya Perang
Banjar tahun 1868. Namun dari kedua
Dengan tertangkapnya Ida Made Rai kajian tersebut belum membahas secara
dan Kawan-kawannya, maka ekspedisi intens tentang nilai-nilai kepahlawanan Ida
Belanda sudah dianggap selesai namun Made Rai yang berkontribusi sebagai
dalam usahanya Belanda dalam sumber belajar sejarah berdasarkan
menundukan Laskar Banjar tidaklah mudah kurikulum 2013 dan kesadaran sejarah bagi

4
generasi bangsa khususnya generasi muda sebagai sumber pembelajaran sejarah di
Desa Banjar. SMA berdasarkan kuriulum 2013. Kajian
Terlebih lagi di Desa Banjar terdapat teori yang digunakan adalah kajian tentang
banyak sekolah baik SMP maupun SMA. perlawanan, yakni sebuah perjuangan untuk
Adapun sekolah yang paling dekat dengan mengusir penjajah serta membebaskan dan
lokasi Peristiwa Perang Banjar adalah SMA mempertahankan Indonesia dari kaum
Negeri 2 Banjar. Nilai-nilai kepahlawanan penjajah, dalam hal perlawanan terhadap
yang terkadung dari sosok Beliau yang Kolonialisme Belanda. Konsep Pahlawan
dapat dikaitkan pada pembelajaran sejarah dan Nilai Kepahlawanan Di balik Peristiwa
termasuk pembelajaran sejarah di SMA. Sejarah, pahlawan adalah Pahlawan adalah
Dan nilai-nilai kepahlawanan Ida Made Rai, para pejuang yang bertempur dengan
sangat penting dihubungkan dengan mempergunakan persenjataan dimedan
kurikulum 2013 SMA kelas XI. laga, dan pejuang yang berjuang dimeja
Hal ini dapat dicermati dari KI dan perundingan, atau membentuk opini
KD yakni, kompetensi inti (1) menghayati internasioanal dalam melawan penjajahan.
dan mengamalkan ajaran agama yang Pahlawan biasanya mereka yang dianggap
dianutnya, kemudian pada kompetensi telah berjasa oleh masyarakat (Pageh,
dasarnya (1) menghayati nilai-nilai 2011: 5; Widja, 1980: 13).
persatuan dalam berjuang menuju
kemerdekaan bangsa sebagai Karunia Nilai-nilai kepahlawanan itu seperti
Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi inti (2) keteladanan, rela berkorban, cinta tanah air,
menghayati dan mengamalkan perilaku kebersamaan, kemerdekaan, kesetaraan,
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli nasionalisme, dan patriotisme (Udara, 1987:
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), 6; Suparno, 1995: 4). Sumber belajar
santun, respontif, dan pro-aktif. Kemudian adalah segala macam sumber yang ada
pada kompetensi dasar, (1) diluar diri seseorang (peserta didik) dan
mempertahankan harga diri bangsa dengan memungkinkan (memudahkan) terjadinya
bercermin pada kegigihan para pejuang proses belajar (Rohani, 1997: 102). Salah
dalam melawan penjajah, (2) meneladani satu sumber belajar yang bisa dimanfaatkan
perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta oleh siswa adalah sosok pahlawan lokal
damai para pejuang mewujudkan cita-cita, yakni, Ida Made Rai dan nilai-nilai
(3) meneladani perilaku kerjasama, kepahlawanan dibalik perjuangnya dalam
tanggung jawab, cinta damai para pejuang menentang Kolonialisme Belanda yang bisa
untuk meraih kemerdekaan, dan (4) diteladani dan diaplikasikan oleh generasi
meneladani perilaku kerjasama, tanggung bangsa. Karena pada intinya Sejarah lokal
jawab, cinta damai para pejuang untuk merupakan bagian dari pengembangan
mempertahankan kemerdekaan. sejarah nasional.
Adapun judul yang penulis angkat
dalam penulisan penelitian ini adalah
Identifikasi nilai-nilai kepahlawanan Ida METODE PENELITIAN
Made Rai dalam mengusir Kolonialisme
Belanda di Desa Banjar pada tahun 1868 Penelitian mengenai sosok Ida
sebagai sumber pembelajaran sejarah di Made Rai menggunakan metode penelitian
SMA sejarah. Ada empat tahap dalam penelitian
Penelitain ini bertujuan untuk sejarah, yaitu (1) Pengumpulan Sumber/
mengetahui nilai-nilai kepahlawanan Ida jejak-jejak sejarah (Heuristik), yaitu teknik
Made Rai dibalik perlawanannya terhadap studi dokumen, teknik wawancara dengan
Kolonialisme Belanda pada tahun 1868, menggunakan teknik purposive sampling
nilai-nilai kepahlawanan yang dapat dan snowball sampling, serta teknik
diwariskan kepada generasi bangsa, dan observasi; (2) Kritik Sumber, yaitu kritik
kontribusi nilai-nilai kepahlawanan tersebut

5
ekstran dan intern; (3) Interpretasi dan; (4) telah kembali pulang. Akan tetapi Ida Made
Penulisan Sejarah (Historiografi). Rai sudah tidak menjabat lagi sebagai
Punggawa di Desa Banjar.
Ida Made Rai bersama tokoh-tokoh
desa dan seluruh rakyat Desa Banjar
menghadap Regent/Raja Gusti Ketut
HASIL DAN PEMBAHASAN Jelantik di Buleleng. Mereka menuntut agar
Nilai-nilai kepahlawanan di balik Ida Made Rai diangkat kembali menjabat
perlawanan Ida Made Rai terhadap sebagai Punggawa di Desa Banjar. Akan
Belanda pada tahun 1868 tetapi permohonan tersebut ditolak oleh
Nilai-nilai kepahlawanan di balik Regent/Raja Gusti Ketut Jelantik atas
perlawanan Ida Made Rai terhadap Belanda hasutan dari Asisten Residen Eibergen.
pada tahun 1868 di bagi menjadi tiga tahap, Akibat dari permohonan tersebut ditolak,
yaitu: (a) latar belakang terjadinya Perang maka rakyat Banjar tidak lagi
Banjar tahun 1868; (b) Ida Made Rai memperdulikan dan menghiraukan perintah
pahlawan kebanggaan Desa Banjar; (c) dari Regent/Raja Buleleng dan bahkan
nilai-nilai kepahlawanan Ida Made Rai. secara terang-terangan membangkang.
Secara garis besar nilai-nilai kepahlawanan Pokok persoalan inilah yang menjadi
Ida Made Rai di balik perlawanannya faktor utama penyebab pemberontakan di
terhadap Belanda pada tahun 1868 dapat Desa Banjar yang memaksa Pemerintah
dijabarkan sebagai berikut: Perang Banjar Hindia Belanda mengirim ekspedisi militer
yang terjadi pada tahun 1868 merupakan keempat ke Bali pada bulan September
sebuah perlawanan atau pemberontakan 1868 untuk menyelesaikan persoalan
rakyat Banjar terhadap Kolonialisme tersebut, yang ternyata mendapat
Belanda di Buleleng. Awal terjadinya perlawanan sengit dan gigih dari rakyat
Perang Banjar dilatarbelakangi dari Banjar dan desa-desa lain sekitarnya dan
pemberhentian Ida Made Rai sebagai mengambil korban manusia yang tidak
Punggawa di distrik Banjar oleh sedikit. Pada tanggal 20 September 1868
Regent/Raja Gusti Ketut Jelantik atas pasukan Belanda dibawah pimpinan Mayor
perintah dari Resident Belanda di Buleleng. Van Heemskrek melakukan serangan militer
Karena pada masa itu Kerajaan Buleleng terhadap Banjar kemudian terjadilah perang
telah dikuasai oleh Belanda. Karena Banjar.
dianggap lalai dalam memerintah Ida Made Dalam pertempuran pertama
Rai menjalani hukuman pembuangan di tersebut antara laskar Banjar yang dipimpin
Banyuwangi. oleh Ida Made Rai melawan pasukan
Kemudian diangkatlah Ida Ketut Belanda, laskar Banjar berhasil
Anom yang berasal dari Buleleng sebagai memenangkan pertempuran tersebut
Punggawa baru di distrik Banjar atas dengan gugurnya Letnan Stegman dan Nijs
perintah dari Regent/Raja Gusti Ketut berserta 20 seradu Belanda di Temukus.
Jelantik dan Resident. Akan tetapi tokoh- Pada operasi militer tehadap Banjar
tokoh serta seluruh rakyat Banjar dan desa- Belanda mengalami tiga kali kekelahan
desa sekitarnya tidak menyetujui dalam pertempuran melawan laskar Banjar
pengakatan Punggawa baru di Distrik hingga meminta bantuan ke pemerintah
Banjar. Karena menyimpang dari tradisi dan pusat di Batavia. Kemudian digantikanlah
adat desa yang berlaku sejak dahulu kala mayor Van Heemskrek sebagai pemimpin
selain itu juga rakyat Banjar tidak menyukai pasukan Belanda, dan mengakat Kolonel
Ida Ketut Anom memerintah di Desa Banjar. D.L.de Brabant sebagai panglima baru
Kembalinya Ida Made Rai dari hukuman pasukan Belanda dan berhasil
pembuangan di Banyuwangi tokoh-tokoh mengalahkan dan menguasai desa Banjar.
dan seluruh rakyat Desa Banjar merasa Pasukan Belanda yang dipimpin
senang dan terharu karena pemimpinya oleh Mayor van Heemskerk dan dibantu

6
oleh tenaga-tenaga pengangkut dari jabatanya karena telah menghasut
Kerajaan Buleleng atas perintah Regent Raja/Regnet Gusti Ketut Jelantik.
Gusti Ketut Jelantik. Bergerak dari arah
barat Temukus dan bermaksud untuk Tuntutan Ida Made Rai tersebut
menyerang Banjar melalui Dencarik. Akan tidak dihiraukan dan diabaikan oleh Mayor
tetapi pasukan Belanda mendapatkan van Heemskerk. Ditetapkan bahwa tanggal
perlawanan yang sangat sengit dari Laskar 12 Oktober 1868, Belanda akan segera
Pematiang Banjar. Dalam pertempuran melakukan serangan yang ketiga terhadap
tersebut Letnan Stegman dan Nijs bersama Banjar. Akan tetapi Laskar Banjar memberi
20 orang serdadu Belanda gugur dalam perlawanan yang sangat sengit dan berhasil
pertempuaran itu. Dan membuat tenaga memukul mundur pasukan Belanda. Untuk
pengakut kena tembak dengan tidak mencegah kekalahan-kekalahan yang terus
sengaja sehingga menimbulkan panik terjadi, maka Mayor van Heemskerk dengan
diantara tenaga-tenaga pengakut dan para kompinya mengirim surat kawat
mereka semua tunggang- langgang kepada Pemerintah di Batavia. Dalam
meninggalkan barang-barang yang diangkut suratnya menyatakan bahwa memerlukan
menuju Temukus. pasukan bantuan untuk menyelesaikan
operasi militer terhadap Banjar. Karena
Pada tanggal 3 Oktober 1868 ternyata kekuatan musuh lebih besar dari
pasukan Belanda yang dipimpin oleh Mayor yang diduga semula.
van Heemskerk melakukan serangan kedua Pemerintah Batavia menyetujuinya
terhadap Banjar. Pasukan Buleleng yang dan mengirim bantuan pasukan dan
berjumlah kurang lebih 1500 orang dibawah ditetapkan bahwa Batalion XI akan dikirim
pimpinan Punggawa Gede Dangin ke Temukus untuk menambah kekuatan
merupakan sayap kiri dari pasukan Belanda pasukan ekspedisi yang ditugaskan untuk
dan pasukan bantuan dari Wayan Tragi menyerang Banjar. Kemudian Pemerintah
terdiri dari 800 orang akan melindungi Hindia Belanda mengakat Kolonel D.L.de
sayap kanan pasukan inti Belanda yang Brabant menjadi panglima baru dan tiba di
bergerak melalui Kalianget. Akan tetapi, Temukus pada tanggal 18 Oktober 1868.
sudah dihadang oleh laskar Pematiang Pada saat itu Mayor van Heemskerk jatuh
Banjar dengan semangat bergelora dan sakit dan digantikan mulai tanggal 14
bersenjatakan sebuah keris dan tombak Oktober 1868 oleh Kapten K.H.W. de
terhunus tidak gentar menghadapi pasukan Coenens sebagai pemimpin Batalion XIV.
Belanda yang bersenjatakan lebih kuat. Dalam hal ini Kolonel de Brabant
Sehingga dalam pertempuran kedua ini menginginkan untuk bertindak secara tegas
pasukan Belanda yang dibantu oleh terhadap Banjar dan ditetapkan bahwa
pasukan Kerajaan Buleleng dan pasukan pada tanggal 24 Oktober 1868 serangan
bantuan dari Punggawa Pengastulan dapat militer akan segara dilakukan terhadap
dikalahkan oleh Laskar Banjar. Sehingga Banjar. Dalam pertempuran tersebut laskar
Mayor van Heemskerk kembali lagi Banjar yang dipimpin oleh Ida Made Rai
memerintahkan pasukanya untuk mundur. melawan Paksukan Belanda yang di pimpin
oleh Kolonel D.L. de Brabant. Mengalamin
Dalam hal ini Belanda dua kali kekalahan selain itu juga Kolonialisme
mengalami kekalahan dalam pertempuran Belanda berhasil menaklukan Banjar.
melawan laskar Banjar. Ida Made Rai Walaupun Kolonialisme Belanda
mengajukan surat tuntutan kepada Mayor telah berhasil menguasai Banjar belum
Van Heemskerk untuk menganti semua mematahkan semangat Ida Made Rai
kerusakan- kerusakan yang diakibatkan bersama para pejuang lainya untuk
oleh serangan Meriam dan peluru Belanda bertempur kembali melawan Kolonialisme
dan mendesak agar Patih Kerajaan Belanda secara gereliya. Mendengar Ida
Buleleng Ketut Liarta di berhentikan dari Made Rai beserta pengikutnya masih hidup

7
pemerintah Hindia Belanda di Batavia bangsa. Dengan kata lain bagi generasi
memerintahkan untuk menangkap Ida Made muda sudah enggan atau tidak peduli
Rai beserta para pengikutnya. Dalam tentang jasa-jasa dan pengorbanan para
penangkapan tersebut ditugaskanlah pahlawan yang berjuang dengan gigih
Kontrolir E.Schalk untuk mencari dan hingga mempertaruhkan jiwa raganya demi
menangkap Ida Made Rai dan para kemerdekaan.
pengkiutnya.
Kurangnya kesadaran sejarah bagi
Hingga tertangkapnya Ida Made Rai generasi muda khususnya di Desa Banjar
beserta para tokoh-tokoh pejuang lainya di dan pada umumnya di Bali berpengaruh
Jati luwih, Tabanan oleh Belanda dan pada kurangnya meneladani nilai-nilai
menjalani hukuman pembuangan di kepahlawanan. Karena bagi generasi
Bandung tepat di Priyangan. Dengan bangsa meneladani nilai-nilai kepahlawanan
terangkapnya Ida Made Rai beserta tokoh- merupakan modal dasar bagi generasi
tokoh pejuang lainya maka operasi militer bangsa untuk mengerti arti dan makna nilai-
terhadap Banjar dianggap telah selasai. Ida nilai kepahlawanan. Nilai-nilai pada
Made Rai adalah pahlawaan kebanggaan hakikatnya merupakan sejumlah prinsip
masyarakat Desa Banjar karena beliu yang dianggap berharga dan bernilai
merupakan pejuang yang gigih membela sehingga layak diperjuangkan dengan
tanah kelahiranya dari penjajahan Belanda penuh pengorbanan. Jika seseorang hanya
yang semana-mena ingin menguasai Desa memperjuangkan nilai-nilai pribadi sering
Banjar. Semangat perjuangan Ida Made Rai disebut individualis, namun jika seseorang
bersama laskar Banjar memiliki makna dan memperjuangkan nilai-nilai sosial sering
sikap heriok demi membela tanah air disebut pejuang atau pahlawan.
tercinta dari kaum penjajah. Nilai-nilai
kepahlawanan yang bisa di petik di balik Secara garis besar nilai dibagi
perlawanan Ida Made Rai terhadap Belanda menjadi dalam dua kelompok yaitu nilai
tahun 1868 seperti: (1) nilai keberanian; (2) murani (values of being) dan nilai memberi
nilai rela berkorban; (3) nilai kewibawaan; (values of giving). Nilai nurani adalah nilai
(4) nilai patriotisme; (5) nilai etika dan yang ada dalam diri manusia kemudian
moral; (6) nilai kejujuran; (7) nilai solidaritas; berkembang menjadi perilaku serta cara
(8) nilai religius. memperalukan orang lain. Yang termasuk
dalam nilai nurani adalah kejujuran,
Pewarisan Nilai-nilai Kepahlawanan Ida keberanian, cinta damai, keandalan diri,
Made Rai bagi Generasi Bangsa potensi, disiplin, dan kemurnian. Nilai
Perjuangan Ida Made Rai dalam member adalah nilai yang perlu dipraktekan
menantang Kolonialisme Belanda di Bali atau diberikan yang kemudian akan
Utara khusunya di Desa Banjar memiliki sebanyak yang diberikan. Yang termasuk
makna heriok dibalik perjuanganya yakni pada kelompok nilai-nilai memberi adalah
nilai-nilai kepahlawanan yang dapat setia, dapat dipercaya, hormat, cinta kasih,
diwariskan bagi generasi bangsa. Nilai-nilai saying, peka, tidak egois, baik hati, ramah,
kepahlawanan dari sosok Ida Made Rai adil, dan murah hati (Elmubarok, 2009: 7).
nantinya bisa diteladani dan diaplikasikan
pada kehidupan sosial oleh generasi muda Nilai-nilai kepahlawanan adalah
khusunya Desa Banjar dan pada umunya di suatu jalan untuk memulai membangun
Bali. generasi muda yang berbudi luhur terhadap
bangsa dan negara Indonesia. Karena kita
Pewarisan nilai-nilai kepahlawanan ketahui di era sekarang ini generasi muda
merupakan suatu jalan untuk mulai banyak melakukan tindakan-tindakan
membangkitkan kesadaran sejarah yakni, negatif, seperti, tawuran, perkelahian,
patriotisme dan nasionalisme bagi generasi pencurian, pemerkosaan, dan lain-lain.

8
Akibat dari kurangnya menanamkan nilai- mengkonstruksikan penegtahuan dan
nilai kepahlawan dari sosok pahlawan. keterampilanya. Karena pada initinya
karena hal tersebut juga memberikan proses pembelajaran ini siswa dituntut
kontribusi yang baik bagi pendidikan untuk menemukan sumber belajar baru
karakter bagi generasi muda. tanpa harus berpodaman pada sumber
belajar yang ada di buku ajar. Sehingga
Dalam hal ini perjuangan Ida Made dengan menerapkan pendekatan ini dapat
Rai dalam mengusir Kolonialisme Belanda melatih siswa untuk berpikir logis, runut da
di Desa Banjar pada tahun 1868, memiliki sistematis.
nilai-nilai kepahlawanan yang dapat di Dalam hal ini pembelajaran sejarah
wariskan bagi generasi muda khususnya di memiliki pengertian suatu proses untuk
Desa Banjar dan pada umunya di Bali membantu mengembangkan potensi dan
sebagai wujud terhadap sikap menghargai kepribadian peserta didik melalui pesan-
dan menghormati jasa-jasa para pahlawan. pesan sejarah agar menjadi warga bangsa
Sehingga generasi muda Banjar tahu, yang arif dan bermartabat.
bahwa di Desa mereka ada sosok pejuang Pembelajaran sejarah akan
yakni, Ida Made Rai sebagai pahlawan lokal mengembangakan aktivitas peserta didik
yang berjuang gigih untuk meraih untuk melakukan telaah berbagai peristiwa,
kemerdekaan dari penjajahan Belanda serta untuk kemudian dipahami dan
mewariskan nilai-nilai kepahlawanan bagi dinetralisirkan kepada dirinya sehingga
generasi muda Banjar dan pada umumnya melahirkan contoh bersikap dan bertindak.
di Bali agar dapat diteladani dan Dari sekian peristiwa itu antara lain ada pula
diaplikasikan dalam kehidupan sosial. pesan-pesan terkait dengan nilai-nilai
kepahlawanan seperti, keteladanan, rela
Pewarisan nilai-nilai kepahlawanan berkorban, cinta tanah air, kebersamaan,
pada sosok Ida Made Rai antara lain: (1) kemerdekaan, kesetaraan, nasionalisme,
nilai kejujuran; (2) nilai solidaritas; (3) nilai dan patriotisme. Beberapa nilai ini dapat
patriotisme; (4) nilai etika dan moral; (5) digali dan dikembangkan melalui
nilai rela berkorban; (6) nilai kewibawaan; pembelajaran sejarah yang bermakna.
(7) nilai religius; (8) nilai keberanian. Nilai- Untuk itu memang sangat dituntut adanya
nilai kepahlawanan tersebut nantinya bisa kreativitas guru sejarah. Peran guru sejarah
meningkatkan kesadaran sejarah bagi harus menggali dan mampu
generasi bangsa khusunya generasi muda mentransformasikan nilai-nilai tersebut
Desa Banjar dan pada umunya Bali terkait kepada peserta didik (Budiyono, 2007: 89).
dengan sosok pahlawan lokal yakni Ida Sumber belajar adalah segela
Made Rai yang berjuang gigih melawan sesuatu atau sumber yang dapat
Kolonialisme Belanda di Desa Banjar pada dipergunakan untuk memfasilitasi siswa
tahun 1868. belajar, mampu memberikan pengalaman
belajar secara langsung, memberi
Kontribusi Nilia-nilai Kepahlawanan Ida kemudahan siswa dalam belajar, serta
Made Rai bagi Pembelajaran Sejarah di memberikan siswa sejumlah informasi yang
SMA berdasarkan pada Kurikulum 2013 berhubungan dengan sumber belajar.
Nilai-nilai kepahlawanan Ida Made Dalam hal proses pembelajaran
Rai nantinya berkontribusi dan dapat di faktor utama yang menentukan berhasil
implementasikan sebagai sumber tidaknya proses pembelajaran kepada
pembelajaran sejarah di SMA berdasarkan peserta didik ditentukan oleh guru. Karena
kurikulum 2013. Karena di dalam seorang guru harus dituntut profesionalisme
pembelajaran pada kurikulum 2013 siswa dalam memberikan suatu pemahaman
dituntut untuk belajar dengan pendekatan materi kepada siswa demi proses
saintifik. Pendekatan ini menuntut siswa pembelajaran yang lebih baik.
untuk bisa belajar secara aktif dalam

9
Salah satu sumber belajar yang bisa nilai-nilai kephalawanan Ida Made Rai,
dimanfaatkan oleh guru sejarah dalam yakni: (1) nilai kejujuran; (2) nilai solidaritas;
proses pembelajaran kepada siswa adalah (3) nilai patriotisme; (4) nilai etika dan
nilai-nilai kepahlawanan dari sosok pejuang moral; (5) nilai rela berkorban; (6) nilai
lokal yang memiliki peran penting dalam kewibawaan; (7) nilai religius; dan (8) nilai
mencapai Kemerdekaan Indonesia dari keberanian. Kontribusi nilai-nilai
kaum penjajah, beliau adalah Ida Made Rai kephalawanan Ida Made Rai sebagai
sebagai pemimpin Perang Banjar yang sumber pembelajaran sejarah di SMA
terjadi pada tahun 1868 dalam mengusir berdasarkan pada kurikulum 2013 dikaitkan
Kolonialisme Belanda di Desa Banjar. pada proses pembelajaran yakni, (1) ranah
Nilai-nilai kepahlawanan tersebut kognitif; (2) ranah afktif; dan (3) ranah
dikaitkan pada aspek-aspek pembelajaran psikomotorik.
yakni, (1) ranah kognitif, nantinya siswa bisa Pihak-pihak sebagai agent of
memahami, menganalisis, dan change baik dalam pendidikan formal,
mengevaluasi tentang materi Perang Banjar informal dan non-formal yakni guru sejarah,
tahun 1868 dalam hal sosok perjuangan Pemerintah Desa Banjar, pihak geriya
pahlawan lokal Ida Made Rai serta nilai-nilai Ageng Banjar, dan generasi muda agar
kepahlawanan dibalik perjuanganya dalam meneladani dan mengaplikasikan nilai-nilai
menentang Kolonialisme Belanda di Desa kepahlawanan yang terkandung dalam
Banjar pada tahun 1868; (2) ranah afektif, perjuangan Ida Made Rai dalam mengusir
nantinya siswa bisa meneladani dan Kolonialisme Belanda di Desa Banjar pada
mengaplikasikan nilai-nilai kepahlawanan tahun 1868 dalam kehidupan sosial yang
Ida Made Rai dan dihubungkan dengan lebih baik.
pendidikan karakter pada kurikulum 2013 Ucapan trimakasih ditunjukkan kepada:
untuk diterapkan pada kehidupan sosial; (3)  Ibu Dr. Tuty Maryati, M.Pd. selaku
ranah psikomotorik, nantinya setelah siswa Pembimbing Akademik dan
memahami, meneladani, dan menguasai Pembimbing I yang telah meluangkan
tentang materi perang Banjar tahun 1868 waktunya kepada penulis dalam
dan sosok perjuangan Ida Made Rai serta memberikan pengetahuannya,
nilai-nilai kepahlawananya, nantinya siswa memotivasi dan membimbing dari awal
memiliki keterampilan sosial dalam penyusunan artikel sehingga lancar dan
mengaplikasikan dan mempraktekan nilai- dapat terselesaikan dengan baik.
nilai kepahlawanan tersebut pada
kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR RUJUKAN

SIMPULAN Agung, Ide Anak Gede Agung. 1989. Bali


Nilai-nilai kephlawanan Ida Made Pada Abad XIX. Yogyakarta:
Rai dibalik perlawanan terhadap Gadjah Mada University Press.
Kolonialisme Belanda pada tahun 1868
dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu (a) Aryana, I Gusti Made. 2010. “Hak Tawan
latar belakang terjadinya Perang Banjar Karang Dan Kemerdekaan Bali
pada tahun 1868; (b) Ida Made Rai Abad XIX”. Candra Sangkala,
pahlawan kebangaan Desa Banjar; (c) nilai- Edisi No. 4 (hlm. 23-26).
nilai kepahlawanan Ida Made Rai dibalik
perlawanannya terhadap Kolonialisme Budiyono, Kabul. 2007. Nilai-nilai
Belanda pada tahun 1868, yakni (1) nilai Kepribadian dan Kejuangan
keberanian; (2) nilai rela berkorban; (3) nilai Bangsa Indonesia. Bandung :
kewibawaan; (4) nilai patriotisme; (5) nilai Alfabeta.
etika dan moral; (6) nilai kejujuran; (7) nilai Dekker, I Nyoman. 1965. Sejarah Indonesia
solidaritas; dan (8) nilai religius. Pewarisan Baru1800-1950. Malang.

10
Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Sastrodiwiryo, Soegianto. Perang Banjar
Pendidikan Ilmu Mengumpulkan 1868 “Sebauh Pemberontakan para
Yang Terserak, Menyambung Brahmana terhadap kekuasaan
Yang Terputus dan Menyatukan Kolonial Belanda di Bali Utara dan
Yang Tercerai. Bandung: Alfabeta rangkaian pemberontakan
Gempol”. Denpasar: Pustaka Balo
Kuntowijoyo,. 1995. Penghantar Ilmu Post.
Sejarah. Yogyakarta: Bentang.
Pageh, I Made. 2011. Kepahlawanan dan
Okara, Dewa Made. 1998. Geguritan Rusak Perjuangan Sejarah Sekitar
Banjar. (Tidak diterbitkan). Proklamasi Kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Sufi, Rusdi. 1995. Pahlawan Nasional Konteks lampah Mr. I Gusti Ketut
Sultan Iskandar Muda. Jakarta: Pudja, 1908-2010. Denpasar:
Dwi Jaya Karya. Pustaka Larasan.

Widja, I Gede. 1980. Tokoh Patih Jelantik


Dalam Perang Jagaraga. Singaraja:
Fakultas Keguruan Universitas
Udayana.

11

Anda mungkin juga menyukai