Anda di halaman 1dari 9

Perlawanan Bali

Terhadap Belanda
Kaffa Milatina Hanifah

XI MIPA 6 /21
01 Latar belakang 03 Perang Puputan
Badung 

02 Perang Bali 04 Perang Puputan


Klungkung
Latar Belakang Perlawanan

Dipaksakannya penghapusan Hak Tawan Karang kepada kerajaan-kerajaan di


Bali. Kerajaan Buleleng merupakan pihak yang menolak perjanjian untuk
menghilangkan tradisi tawan karang. Penolakan tersebut kemudian menjadi
dasar bagi Pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan penyerangan militer ke
berbagai wilayah kerajaan-kerajaan di Bali. Invasi militer tersebut
memunculkan berbagai peperangan antara kerajaan Bali melawan pasukan
Belanda.
Perang Bali I
Perang Bali I juga dikenal dengan nama Perang
Buleleng. Perang ini berlangsung pada tahun
1846 antara Pasukan Belanda melawan
Kerajaan Buleleng. Dalam pertempuran ini,
Belanda membawa total 40 kapal dan 1.280
serdadu. Hasilnya, Belanda tidak hanya
berhasil menguasai Buleleng dengan ibu
kotanya, Singaraja. Kerajaan Karangasem juga
takluk. Benteng kemudian mendirikan benteng
di Buleleng.
Perang Bali II

Perang Bali II dikenal pula dengan nama


Perang Jagaraga (1848-1849). Dalam
pertempuran ini, pasukan Belanda
melawan pasukan Kerajaan Karangasem
yang dipimpin I Gusti Ketut Jelantik.
Dalam pertempuran ini, Belanda
mengalami kekalahan.
Perang Bali III

Perang ini dikenal dengan sebutan Perang


Kusamba, berlangsung tahun 1849. Dalam
pertempuran ini, Belanda berhasil
membunuh Raja Buleleng dan I Gusti Ketut
Jelantik dari Karangasem. Belanda pun
berhasil menguasai Jagaraga.
Perang Puputan Badung 
Perang Puputan Badung 1906 merupakan
salah satu perang melawan penjajah Belanda
yang paling diingat dan membekas di ingatan
masyarakat Bali. Dalam perang itu segenap
masyarakat Bali yang dipimpin oleh Raja
Badung VII, I Gusti Ngurah Made Agung
memilih melanggengkan tradisi puputan atau
perang habis-habisan sampai mati melawan
Belanda.
Perang Puputan Klungkung
Dua tahun setelah Puputan Badung, tanggal 28 April 1908 kembali terjadi
perang puputan melawan kolonial Belanda. Perang puputan yang
dikenal dengan Puputan Klungkung ini merupakan perang puputan
terakhir masa kerajaan di Bali. Perang yang menandai jatuhnya seluruh
wilayah Bali ke tangan belanda ini dipicu oleh kesewenang-wenangan
Belanda dalam membuat peraturan yang tentu merugikan rakyat Bali.
Di pihak Klungkung dipimpin oleh Raja Klungkung Ida I Dewa Agung
Jambe, yang sekaligus gugur dalam peperangan. Kemenangan Belanda
kali ini merupakan obat penawar sakit hati yang harus diterima Belanda
ketika menggempur wilayah Klungkung di Desa kusamba sekitar
setengah abad sebelumnya.
THANK
S

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, Kaffa
includingMilatina Hanifah
icons by Flaticon, and infographics
XI MIPA 6 / 21
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai