Bab 2 Sistem Integumen
Bab 2 Sistem Integumen
A. KULIT
16
Gambar 1. Struktur kulit ikan (Walker and
Liem, 1994)
17
B. LENDIR
Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi
lendir yang lebih banyak dan tebal dibanding
dengan ikan yang bersisik. Ketebalan lendir
yang meliputi kulit ikan dipengaruhi oleh
kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang
terletak di dalam epidermis. Kelenjar ini akan
memproduksi lendir lebih banyak pada saat
tertentu, misalnya pada saat ikan berusaha
melepaskan diri dari bahaya/ genting dibanding
pada saat atau keadaan normal.
C. SISIK
Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat
memberikan gambaran bagaimana kehidupan
ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan
ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik ganoid
merupakan sisik besar dan kasar, sisik cycloid
dan ctenoid merupakan sisik yang kecil, tipis
18
atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik
yang lembut.
20
Gambar 2 Type sisik placoid dan pada ikan hiu
Sisik Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan
ikan primitive yang sudah punah dari kelompok
Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri
dari beberapa lapisan, yang berturut-turut dari
luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam
enamel, kemudian cosmine yang merupakan
lapisan terkuat dan noncellular, terakhir
isopedine yang materialnya terdiri dari substansi
tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian
bawah, sedangkan pada bagian atas tidak
terdapat sel-sel hidup yang menutup permukaan.
Tipe sisik ini ditemukan pada jenis ikan Latimeria
chalumnae .
21
Gambar 3 Type sisik ganoid pada family
Latimeriidae (lobefins)
Sisik Ganoid
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus
(Holostei) dan Scaphyrynchus (Chondrostei).
Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni
lapisan terluar disebut ganoine yang materialnya
berupa garam-garam an-organik, kemudian
lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan
yang paling dalam adalah isopedine.
Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan
bagian atas. Ikan bersisik type ini adalah antara
lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan
Polyodontidae.
22
yang disebut ctenii beberapa baris di bagian
posteriornya.
23
Gambar 6 Type sisik cycloid
D. PEWARNAAN
24
Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas
mempunyai warna tubuh yang sederhana,
bertingkat dari keputih-putihan pada bagian
perut, keperak-perakan pada sisi tubuh bagian
bawah sampai warna kebiru-biruan atau kehijau-
hijauan pada sisi atas dan kehitam-hitaman pada
bagian punggungnya. Ikan yang hidup di daerah
dasar, bagian dasar perutnya berwarna pucat
dan bagian punggungya berwarna gelap.
Misalnya pada kelompok ikan pari dan ikan
sebelah. Ikan-ikan yang hidupnya di sekitar
karang memiliki warna yang cerah dan
cemerlang misalnya ikan-ikan family
Chaetodontidae, Achanturidae, Apogonidae dan
sebagainya.
E. ORGAN CAHAYA
Cahaya yang dihasilkan ikan memiliki fungsi
sebagai tanda pengenal individu yang sejenis,
untuk mengikat mangsa, menerangi lingkungan,
dan penciri ikan beracun. Umumnya ikan-ikan
yang memiliki organ cahaya hidupnya pada
daerah laut dalam (antara 300 – 1000 m )
dengan warna biru atau biru kehijau-hijauan
yang biasa dikenal dengan bioluminescens .
Namun telah ditemukan pula ikan laut yang
hidup di perairan dangkal memiliki organ cahaya
seperti, ikan leweri batu (Photoblepharon
palpebratus) dan ikan leweri air ( Anomalops
katopron). Cahaya yang dikeluarkan berkedap-
kedip secara teratur yang dikendalikan oleh
organ cahaya yang keluar masuk suatu kantong
pigmen hitam di bawah mata.
26
Terdapat dua kelompok ikan berdasarkan
sumber cahaya yang dikeluarkannya yaitu,
kelompok ikan yang cahaya dikeluarkan oleh sel
pada kulit ikan itu sendiri (photophore =
potocyt) misalnya pada golongan elasmobranchii
(Etmopterus, Benthobatis dan Spinax) dan pada
golongan ikan teleostei (Batrachoididae dan
Stomiatidae). Kelompok kedua adalah ikan yang
mengeluarkan cahaya dari bakteri yang
bersimbiose dengannya, misalnya pada ikan-ikan
family Monocentridae, Gadidae, Leognathidae,
Serranidae dan Macroridae. Bakteri yang dapat
mengeluarkan cahaya terdapat di dalam kantung
kelenjar epidermis. Pemantulan cahaya yang
dikeluarkan bakteri tersebut diatur oleh jaringan
yang berfungsi sebagai lensa. Pada bagian yang
berlawanan dengan lensa terdapat banyak
pigmen yang berfungsi sebagai pemantul.
Pemancaran cahaya yang dikeluarkan oleh
bakteri diatur oleh kontraksi pigmen yang
berfungsi sebagai iris mata.
E. KELENJAR BERACUN
Kelenjar beracun pada ikan merupakan derivate
dari kulit yang merupakan modifikasi kelenjar
yang mengeluarkan lendir. Ikan-ikan yang
kelenjar integumennya mengandung racun
umumnya dipergunakan ikan untuk
mempertahankan diri, menyerang dan mencari
makanan.
29