Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

TENTANG RASA DIMILIKI DAN DICINTAI

Oleh:
Elvant Olrando Darlin
NIM: 2019.C.11a.1007

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

TENTANG RASA DIMILIKI DAN DICINTAI

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Praktik Pra Klinik Keperawatan
I Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Oleh:
Elvant Olrando Darlin
NIM: 2019.C.11a.1007

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

TENTANG RASA DIMILIKI DAN DICINTAI

Asuhan Keperawatan Depresi


A. Pengkajian
1. Data demografi
a. Perawat mengkaji identitas klien dan melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang nama perawat, nama klien, panggilan perawatn, panggilan klien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
b. Usia dan nomor rekam medik
c. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat
2. Alasan masuk
Tanyakan pada klien atau keluarga:
a. Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah sakit?
b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini?
c. Bagaimana hasilnya?
3. Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data signifikan tentang:
a. Kerentanan genetika-biologik (misal, riwayat keluarga)
b. Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan kehilangan yang baru dialami
c. Hasil dari alat pengkajian yang terstandardisasi untuk depresi (misal, Beck
Depression Inventory, Hamilton Rating Scale of Depression, Geriatric Depression
Scale, dan Self-Rating Depression Scale)
d. Episode-episode gangguan mood atau perilaku bunuh diri di masa lalu
e. Riwayat pengobatan
f. Penyalahgunaan obat dan alkohol
g. Riwayat pendidikan dan pekerjaan
4. Catat ciri-ciri respon fisiologik, kognitif, emosional dan perilaku dari individu dengan
gangguan mood
5. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan lelalitas perilaku bunuh diri klien
a. Tujuan klien (misal, agar terlepas dari stress solusi masalah yang sulit)
b. Rencana bunuh diri, termasuk apakah klien memiliki rencana tersebut
c. Keadaan jiwa klien (misal, adanya gangguan pikiran, tingkat kegelisahan, keparahan
gangguan mood)
d. Sistem pendukung yang ada
e. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain (baik psikiatrik
maupun medik), kehilangan yang baru dialami, dan riwayat penyalahgunaan zat.
6. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar klien atau keluarga tentang
gejala, medikasi, dan rekomendasi pengobatan, gangguan mood, tanda-tanda
kekambuhan serta tindakan perawatan sendiri.
B. Analisis Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: klien merasa tidak Merasa tidak berguna Gangguan konsep diri:
berguna, merasa kosong  harga diri rendah
DO: kehilangan minat Sedih yang berlebihan

melakukan aktivitas
Gangguan konsep diri: harga diri
rendah
DS: klien merasa minder Sedih yang berlebihan Isolasi sosial: menarik diri
kepada kedua adiknya, sedih 
yang berlebihan minder

DO: klien menghindar dan
Mengurung diri, menghindar
mengurung diri

Isolasi sosial: menarik diri
DS: klien malas mandi dan Isolasi sosial: menarik diri Defisit perawatan diri:
mandi jika perlu saja  mandi dan berhias
DO: kuku panjang dan Defisit perawatan diri: mandi
hitam, kulit banyak daki dan dan berhias
kering, rambut berantakan,
gigi kuning
DS: ibu merasa frustasi Murung Ketidakefektifan koping
DO: keluarga tidak peduli  keluarga:
pada klien, keluarga Berdiam diri (tak peduli orang ketidakmampuan keluarga
lain: keluarga)
membawa klien ke rumah  merawat pasien di rumah
sakit jiwa, dan dirawat untuk Keluarga frsutasi
ketiga kalinya
DS: tidak mau makan Tidak mau makan Resiko perilaku kekerasan
DO: berat badan turun  terhadap diri sendiri
Berat badan turun

Resiko perilaku kekerasan
terhadap diri sendiri

A. WOC
Resiko perilaku kekerasan
terhadap diri-sendiri

Defisit Perawatan diri :


Isolasi sosial : menarik diri
mandi dan berhias

Gangguan alam perasaan:


depresi

Ketidakefektifan koping
Gangguan Konsep diri : keluarga : ketidakmampuan
Harga diri rendah keluarga merawat klien di
rumah

B. Rencana dan Intervensi Keperawatan

N Diagnosis Perencanaan Intervensi


O Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1 Risiko TUM:
perilaku Klien tidak mencederai
mencederai diri sendiri
diri b.d TUK:
perilaku 1. Klien dapat 1.1 Klien mau membalas 1.1.1 Beri salam atau anggil
kekerasan membina salam nama
hubungan saling 1.2 KLien mau menjabat 1.1.2 Sebutkan nama perawat
percaya tangan sambil jabat tangan
1.3 Klien mau menyebutkan 1.1.3 Jelaskan maksud
nama hubungan interaksi
1.4 Klien mau tersenyum 1.1.4 Jelaskan tentang kontrak
1.5 Klien mau kontak mata yang akan dibuat
1.6 Klien mau mengetahui 1.1.5 Beri rasa aman dan
nama perawat sikap empati
1.1.6 Lakukan kontak singkat
tapi sering
2. Klien dapat 2.1 Klien mengungkapkan 2.1.1 Beri kesempatan untuk
mengidentifikasi perasaannya mengungkapkan
penyebab 2.2 Klien dapat perasaannya
perilaku mengungkapkan 2.1.2 Bantu klien
kekerasan perasaan jengkel mengungkapkan
ataupun kesal penyebab perasaan
jengkel atau kesal

3. Klien dapat 3.1 Klien dapat 3.1.1 Anjurkan klien


mengidentifikasi mengungkapkan mengungkapkan apa
tanda dan gejala perasaan saat marah yang dialami dan
perilaku atau jengkel dirasakannya saat
kekerasan 3.2 Klien dapat jengkel atau marah
menyimpulkan tanda 3.1.2 Observasi tanda dan
dan gejala jengkel atau gejala perilaku
kesal yang dialaminya kekerasan pada klien
3.2.1 Simpulkan bersama
klien yanda dan gejala
jengkel atau kesal yang
dialami klien
4. Klien dapat 4.1 Klien dapat 4.1.1 Anjurkan klien untuk
mengidentifikasi mengungkapkan mengungkapkan
perilaku perilaku kekerasan yang perilaku kekeraan yang
kekerasan yang biasa dilakukan biasa dilakukan klien
biasa dilakukan 4.2 Klien dapatbermain 4.2.1 Bantu klien bermain
peran sesuai perilaku peran sesuai perilaku
kekerasan yang biasa kekerasan yang biasa
dilakukan dilakukan
4.3 Klien dapat 4.3.1 Bicarakan dengan klien
menngetahui cara yang apakah dengan cara
biasa dilakukan untuk klien lakukan
menyelesaikan masalah masalahnya selesai
5. Klien dapat 5.1 Klien dapat menjelaskan 5.1.1 Bicarakan akibat atau
mengidentifikasi akibat dari cara yang kerugian dari cara yang
akibat perilaku digunakan klien: akibat dilakukan klien
kekerasan pada klien sendiri, 5.1.2 bersama klien
akibat pada orang lain, menyimpulkan akibat
dan akibat pada dari cara yang dilakukan
lingkungan klien
5.1.3 Tanyakan pada klien
apakah dia ingin
mempelajari cara baru
yang sehat
6. Klien dapat 6.1 klien dapat 6.1.1 diskusikan kegiatan
mendemonstrasi menyebutkan contoh fisik yang biasa
kan cara fisik pencegahan perilaku dilakukan klien
untuk mencegah kekerasan secara fisik: 6.1.2 beri pujian atas kegiatan
perilaku tarik napas dalam, pukul fisik yang biasa
kekerasan kasur, dan bantal dilakukan klien
6.2 klien dapat 6.1.3 diskusikan dua cara fisik
mendemonstrasikan yang paling mudah
cara fisik untuk untuk mencegah
mencegah perilaku perilaku kekerasan
kekerasan 6.2.1 Diskusikan cara
6.3 Klien mempunyai melakukan tarik napas
jadwak untuk melatih dalam dengan klien
cara pencegahan fisik 6.2.2 Beri contoh klien cara
yang telah dipelajari menarik napas dalam
sebelumnya 6.2.3 Minta klien untuk
6.4 Klien mengevaluasi mengikuti contoh yang
kemampuannya dalam diberikan sebanyak 5
melakukan cara fisik kali
sesuai jadwal yang 6.2.4 Beri pujian positif atas
disusun kemampuan klien
mendemonstrasikan cara
menarik napas dalam
6.2.5 Tanyakan perasaan
klien setelah selesai
6.3.1 diskusikan dengan klien
mengenai frekuensi
latihan yang akan
dilakukan sendiri oleh
klien
6.3.2 susun jadwal kegiatan
untuk melatih cara yang
dipelajari
6.4.1 klien mengevaluasi
peaksanaan latihan
6.4.2 validasi kemampuan
klien dalam
melaksanakan latihan
6.4.3 beikan pujian atas
keberhasilan klien
6.4.4 Tanyakan pada klien
apakah kegiatan cara
pencegahan perilaku
kekerasan dapat
mengurangi perasaan
marah
7. Klien dapat 7.1 Klien dapat 7.1.1. diskusikan cara bicara
mendemonstrasikan menyebutkan cara yang baik dengan klien
cara social untuk bicara yang baik dalam 7.1.2. Beri contoh cara bicara
mencegah perilaku mencegah perilaku yang baik :
kekerasan kekerasan  Meminta dengan
 Meminta dengan baik
baik  Menolak dengan baik
 Menolak dengan  Mengungkapkan
baik perasaan dengan baik
 Mengungkapkan 7.2.1. Minta klien mengikuti
perasaan baik contoh cara bicara baik
7.2 Klien dapat  Meminta dengan baik
mendemonstrasikan : “Saya minta uang
cara verbal yang baik untuk beli makanan”
7.3 Klien mumpunyai  Menolak dengan baik
jadwal untuk melatih : “ Maaf, saya tidak
cara bicara yang baik dapat melakukannya
7.4 Klien melakukan karena ada kegiatan
evaluasi terhadap lain.
kemampuan cara bicara  Mengungkapkan
yang sesuai dengan perasaan dengan
jadwal yang telah baik : “Saya kesal
disusun karena permintaan
saya tidak
dikabulkan” disertai
nada suara yang
rendah.
7.2.2. Minta klien mengulang
sendiri
7.2.3. Beri pujian atas
keberhasilan klien
7.3.1. Diskusikan dengan
klien tentang waktu dan
kondisi cara bicara yang
dapat dilatih di ruangan,
misalnya : meminta
obat, baju, dll, menolak
ajakan merokok, tidur
tidak pada waktunya;
menceritakan kekesalan
pada perawat
7.3.2. Susun jadwaj kegiatan
untuk melatih cara yang
telah dipelajari.
7.4.1. Klien mengevaluasi
pelaksanaa latihan cara
bicara yang baik dengan
mengisi dengan
kegiatan jadwal
kegiatan ( self-
evaluation )
7.4.2. Validasi kemampuan
klien dalam
melaksanakan latihan
7.4.3 Berikan pujian atas
keberhasilan klien
7.4.4 Tanyakan kepada klien :
“ Bagaimana perasaan
Budi setelah latihan
bicara yang baik?
Apakah keinginan
marah berkurang?”

8. Klien dapat 8.1 Klien dapat 8.1.1. Diskusikan dengan


mendemonstrasi menyebutkan kegiatan klien kegiatan ibadah
kan cara spiritual yang biasa dilakukan yang pernah dilakukan
untuk mencegah 8.2 Klien dapat 8.2.1. Bantu klien menilai
perilaku mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang
kekerasan cara ibadah yang dipilih dapat dilakukan di ruang
8.3 Klien mempunyai rawat
jadwal untuk melatih 8.2.2. Bantu klien memilih
kegiatan ibadah kegiatan ibadah yang
8.4 Klien melakukan akan dilakukan
evaluasi terhadap 8.2.3. Minta klien
kemampuan melakukan mendemonstrasikan
kegiatan ibadah kegiatan ibadah yang
dipilih
8.2.4. Beri pujian atas
keberhasilan klien

8.3.1 Diskusikan dengan klien


tentang waktu
pelaksanaan kegiatan
ibadah
8.3.2. Susun jadwal kegiatan
untuk melatih kegiatan
ibadah
8.4.1. Klien mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan
ibadah dengan mengisi
jadwal kegiatan harian
(self-evaluation)
8.4.2. Validasi kemampuan
klien dalam
melaksanakan latihan
8.4.3. Berikan pujian atas
keberhasilan klien
8.4.4 Tanyakan kepada klien :
“Bagaimana perasaan
Budi setelah teratur
melakukan ibadah?
Apakah keinginan
marah berkurang
9. Klien dapat 9.1 Klien dapat 9.1.1 Diskusikan dengan klien
mendemonstrasi menyebutkan jenis, tentang jenis obat yang
kan kepatuhan dosis, dan waktu minum diminumnya (nama,
minum obat obat serta manfaat dari warna, besarnya); waktu
untuk mencegah obat itu (prinsip 5 minum obat (jika 3x :
perilaku benar: benar orang, pukul 07.00, 13.00,
kekerasan obat, dosis, waktu dan 19.00); cara minum
cara pemberian) obat.
9.2 Klien 9.1.2 Diskusikan dengan klien
mendemonstrasikan tentang manfaat minum
kepatuhan minum obat obat secara teratur :
sesuai jadwal yang  Beda perasaan
ditetapkan sebelum minum obat
9.3 Klien mengevaluasi dan sesudah minum
kemampuannya dalam obat
mematuhi minum obat  Jelaskan bahwa dosis
hanya boleh diubah
oleh dokter
 Jelaskan mengenai
akibat minum obat
yang tidak teratur,
misalnya, penyakit
kambuh
9.2.1 Diskusikan tentang
proses minum obat :
 Klien meminat obat
kepada perawat ( jika
di rumah sakit),
kepada keluarga (jika
di rumah)
 Klien memeriksa obat
susuai dosis
 Klien meminum obat
pada waktu yang tepat.
9.2.2. Susun jadwal minum
obat bersama klien
9.3.1 Klien mengevaluasi
pelaksanaan minum
obat dengan mengisi
jadwal kegiatan harian
(self-evaluation)
9.3.2 Validasi pelaksanaan
minum obat klien
9.3.3 Beri pujian atas
keberhasilan klien
9.3.4 Tanyakan kepada klien :
“Bagaiman perasaan
Budi setelah minum
obat secara teratur?
Apakah keinginan untuk
marah berkurang?”
10. Klien dapat 10.1 Klien mengikuti TAK : 10.1.1 Anjurkan klien untuk
mengikuti TAK : stimulasi persepsi mengikuti TAK :
stimulasi pencegahan perilaku stimulasi persepsi
persepsi kekerasan pencegahan perilaku
pencegahan 10.2 Klien mempunyai kekerasan
perilaku jadwal TAK : stimulasi 10.1.2 Klien mengikuti TAK :
kekerasan persepsi pencegahan stimulasi persepsi
perilaku kekerasan pencegahan perilaku
10.3 Klien melakukan kekerasan (kegiatan
evaluasi terhadap tersendiri)
pelaksanaan TAK 10.1.3 Diskusikan dengan
klien tentang kegiatan
selama TAK
10.1.4 Fasilitasi klien untuk
mempraktikan hasil
kegiatan TAK da beri
pujian atas
keberhasilannya
10.2.1 Diskusikan dengan
klien tentang jadwal
TAK
10.2.2 Masukkan jadwak
TAK ke dalam jadwal
kegiatan harian (self-
evaluation).
10.3.2 Validasi kemampuan
klien dalam mengikuti
TAK
10.3.3 Beri pujian atas
kemampuan mengikuti
TAK
10.3.4 Tanyakan pada klien:
“Bagaimana perasaan
Ibu setelah mengikuti
TAK?”

11. Klien 11.1 Keluarga dapat 11.1.1 Identifikasi


mendapatkan mendemonstrasikan kemampuan keluarga
dukungan cara merawat klien dalam merawat klien
keluarga dalam sesuai dengan yang
melakukan cara telah dilakukan keluarga
pencegahan terhadap klien selama
perilaku ini
kekerasan 11.1.2 Jelaskan keuntungan
peran serta keluarga
dalam merawat klien
11.1.3 Jelaskan cara- cara
merawat klien :
 Terkait dengan cara
mengontrol perilaku
marah secara
konstruktif
 Sikap dan cara bicara
 Membantu klien
mengenal penyebab
marah dan
pelaksanaan cara
pencegahan perilaku
kekerasan
11.1.4 Bantu keluarga
mendemonstrasikan cara
merawat klien
11.1.5 Bantu keluarga
mengngkapkan
perasaannya setelah
melakukan demonstrasi
11.1.6 Anjurkan keluarga
mempraktikannya pada
klien selama di rumah
sakit dan
melanjutkannya setelah
pulang ke rumah.

Asuhan Keperawatan Mania


A. Pengkajian
a. Data subyektif :
Banyak bicara, kadang waham besar, pembicaraan mudah beralih topik (flight of
ideas), menghasut, tak punya rasa malu / bersalah.
b. Data obyektif:
Ekspresi wajah tegang, riang berlebihan, kurang memperhatikan makan dan minum,
kurang istirahat / tidur, tidak bertanggungjawab, mudah tersinggung / terangsang, tidak
tahan kritik, aktivitas motorik meningkat, berdandan aneh dan berlebihan, menantang
bahaya, kacau, kebersihan diri kurang.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan mania.
2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mania.
3. Gangguan komunikasi: verbal berhubungan dengan mania.
4. Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur berhubungan dengan mania.
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan mania.
6. Gangguan kebutuhan mencintai dan dicintai: depresi berhubungan dengan koping
maladaptif.
C. Intervensi
a. Tujuan umum :
Sesuai masalah (problem).
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan :
 Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan /
janji dengan jelas tentang topik, tempat, waktu.
 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
 Bicara dengan tegas, jelas, singkat dan bersahabat.
2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya.
Tindakan :
 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
 Beri kesempatan klien mengutarakan keinginan dan pikirannya dengan
teknik focusing.
 Bicarakan hal-hal yang nyata dengan klien.
3. Klien dapat menggunakan koping adaptif.
Tindakan :
 Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan
kesal, marah, dan tak menyenangkan.
 Bicarakan kerugian cara yang telah digunakan.
 Jelaskan tentang batas tingkah laku yang wajar.
 Bantu klien menemukan cara lain yang lebih posistif.
 Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan
dapat diterima.
 Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
 Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan
masalah.
4. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tindakan :
 Tempatkan klien di ruang yang tenang, tidak banyak rangsangan, tidak
banyak peralatan.
 Jauhkan dan simpan alat alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk
mencederai dirinya,orang lain dan lingkungan, ditempat yang aman dan
terkunci.
 Temani klien jika nampak tanda-tanda marah / agresif.
 Lakukan pengekangan fisik jika klien tidak dapat mengontrol perilakunya.
5. Klien dapat melakukan kegiatan terarah.
Tindakan :
 Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan motorik yang terarah, misal:
menyapu, joging dll.
 Beri kegiatan individual sederhana yang dapat dilaksanakan dengan baik
oleh klien.
 Berikan kegiatan yang tidak memerlukan kompetisi.
 Bantu klien dalam melaksanakan kegiatan.
 Beri reinforcement positif atas keberhasilan pasien.
6. Klien terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
Tindakan :
 Diskusikan tentang manfaat makan dan minum bagi kesehatan.
 Ajak klien makan makanan yang telah disediakan, temani selama makan.
 Ingatkan klien untuk minum ½ jam sekali sebanyak 100 cc.
 Sediakan makanan TKTP, mudah dicerna.
7. Klien terpenuhi kebutuhan tidur dan istirahatnya.
Tindakan :
 Diskusikan pentingnya istirahat bagi kesehatan.
 Anjurkan klien untuk tidur pada jam-jam istirahat.
 Sediakan lingkungan yang mendukung: tenang, lampu redup dll.
8. Klien terpenuhi kebersihan dirinya.
Tindakan :
 Diskusikan manfaat kebersihan diri bagi kesehatan.
 Bimbing dalam kebersihan diri (mandi, keramas, gosok gigi).
 Bimbing pasien berhias.
 Beri pujian bila klien berhias secara wajar.
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
Tindakan :
 Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat).
 Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis,
cara, waktu).
 Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
 Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.
10. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan :
 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
D. Evaluasi
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya.
3. Klien dapat menggunakan koping adaptif.
4. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan terarah
6. Klien terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
7. Klien terpenuhi kebutuhan tidur dan istirahatnya.
8. Klien terpenuhi kebersihan dirinya.
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
10. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Anda mungkin juga menyukai