Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KET

 (KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU)

DOSEN PEMBIMBING: Ns. Esther Tiarma Hutangoul, S.kep,M.kes,Sp.Kep.Mat.

NAMA KELOMPOK:

AUDREY MANIMPURUNG
FADILA LAMANAW
FIRLYANSA MAKSUM
ILFANI DAENG
INKA SRILESLY LEPA
MONALISA PAKAYA

Sekolah Tinggi Kesehatan Graha Medika Kotamobagu


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidahyahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

            Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Gawat Darurat. makalah
ini kami mengacu pada beberapa sumber.Kami berharap makalah ini bermanfaat
untuk para pembaca.
            Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya pada ibu Nur Azizah S.keb, Bd Selaku dosen pembimbing kami yang
telah memberikan pengarahan kepada kami dapat menyelesaikan makalah ini.

            Akhirnya kami mengharapkan segala bentuk masukan baik berupa kritikan
maupun saran demi perbaikan makalah ini,karena kami menyadari bahwa
makalah ini kurang sempurna atau kata-kata yang kurang baik kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

 
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………..

Daftar isi……………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang…………………………………………………………………..

1.2 Rumusan masalah ……………………………………………………………..

1.3 Tujuan penelitian………………………………………………………………..

1.4 Manfaat penelitian………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan……………………………………………………………………

2.2 Definisi kehamilan ektopik……………………………………………………..

2.3 Jenis-jenis kehamialn ektopik…………………………………………………..

2.4 faktor resiko kehamilan ektopik………………………………………………...

2.5 Perjalanan klinik kehamilan ektopik……………………………………………

2.6 Diagnosis banding ……………………………………………………………...

2.7 Diagnosis kehamilan


ektopik………………………………………………………………………………
2.8 Penatalaksanaaan kehamilan ektopik………………………………………….

BAB III PENUTUP   

3.1
Kesimpulan…………………………………………………………………………

3.2 Saran…………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan ektopik adalah hamil di luar kandungan atau rahim. Kondisi
ini menyebapkan perdarahan dari vagina dan nyeri hebat di panggul atau perut
bawah . kehamilan ektopik harus segera di tangani karena dapat berbahaya,
dan janin juga tidak akan berkembang dengan normal. kehamilan berawal dari
sel telur yang telah di buahi oleh sel sperma pada proses yang kehamilan
normal sel telur yang telah dibuahi akan menetap di tubah valopi (saluraan sel
telur ) selama kurang lebih 3 hari sebelum di lepaskan ke rahim. Di dalam
rahim, sel telurvyang telah dibuahi akan terus berkembang hingga masa
persalinan tiba. Pada kehamilan ektopik, sel telur yang telah di buahi tidak
menempel pada rahim, melainkan pada organ lain. Tuba valopi adalah oragn
yangvpaling sering ditempeli sel telur pada kehamilan ektopik. Selain tuba
valopi, kehamilan ektopik juga terjadi di indung telur, leher rahim( serrviks)
atau di rongga perut.

1.2 Rumusan masalah


2 Apa Definisi kehamilan ektopik?
3 Apa saja jenis kehamilan ektopik?
4 Apa saja faktor resiko kehamilan ektopik?
5 Bagaimana perjalanan klinik kehamilan ektopik?
6 Apa saja diagnosis banding kehamilan ektopik?
7 Apa saja diagnosis kehamilan ektopik?
8 Bagaimana penatalaksanaan kehamilan ektopik?

1.3 Tujuan Penulisan

1) Mengetahui apa definisi kehamilan ektopik


2) Mengetahui faktor resiko kehamilan ektopik

3) Mengetahui perjalanan klinik kehamilan ektopik

4) Mengetahui diagnosis banding kehamilan ektopik

5) mengetahui diagnosis kehamilan ektopik

6) Mengetahui penatalaksanaan kehamilan ektopik

1.4 Manfaat penulisan

1) Bagi penulis

Agar memenuhi salah satu tugas sebagai mahasiswa dalam mata kuliah
keperawatan maternitas tentang kehamilan ektopik serta menumbuhkembangkan
wawasan terkait dengan kehamilan ektopik.

2) Bagi pembaca

Agar mengetahui serta menambah wawasan tentang mata kuliah


keperawatan maternitas tentnag kehamilan ektopik dalam kehidupan sehari hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi kehamilan ektopik


            Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya
implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di
tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis
uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus.(Sarwono
Prawiroharjho, 2005)
            Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya
implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di
tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis
uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho,
2005)
            Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di
luar endometrium kavum uteri. (kapita selekta kedokteran,2001)
Dari kedua difinisi diatas dapat disimpulkan kehamilan ektopik adalah kehamilan
dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang
normal yakni dalam endometrium kavum uteri.

B. Macam-macam kehamilan ektopik.


Menurut Taber (1994), macam-macam kehamilan ektopik berdasarkan tempat
implantasinya antara lain :
1. Kehamilan Abdominal
Kehamilan/gestasi yang terjadi dalam kavum peritoneum.
(sinonim : kehamilan intraperitoneal)
2. Kehamilan Ampula
Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya berakhir sebagai
abortus tuba.
3. Kehamilan Servikal
Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam
kanalis servikalis uteri.
4. Kehamilan Heterotopik Kombinasi
Kehamilan bersamaan intrauterine dan ekstrauterin.
5. Kehamilan Kornu
Gestasi yang berkembang dalam kornu uteri.
6. Kehamilan Interstisial
Kehamilan pada pars interstisialis tuba fallopii.
7. Kehmailan Intraligamenter
Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum latum, setelah
rupturnya kehamilan tuba melalui dasar dari tuba fallopii.
8. Kehamilan Ismik
Gestasi pada pars ismikus tuba fallopii.
9. Kehamilan Ovarial
Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis berimplantasi pada
permukaan ovarium.
10. Kehamilan Tuba
Kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba fallopii.

C.Faktor Resiko Kehamilan Ektopik


Beberapa Faktor resiko terjadinya kehamilan ektopik yaitu:
1. Bedah tuba
2. Sterilisasi
3. Kehamilan ektopik sebelumnya
4. Terpajan dietilstilbestron
5. Penggunaan AKDR
6. Kelainan tuba
7. Infertilitas dan penanganan terkait
8. Infeksi saluran genital sebelumnya
9. Pasangan seksual lebih dari satu
10. Merokok
11. Bilas vagina
12. Pertama kali berhubungan seks saat usia dini
13. Usia ibu sudah lanjut
14. Endometriosis [ CITATION Lau12 \l 1033 ].

D.Perjalanan klinik Kehamilan Ektopik


Bila tidak didiagnosis dan diangkat, akhirnya akan rupture. Tanda dan
gejalanya adalah sebagai berikut:
1. Sebelum ruptur
a. Amenorea, lalu dilanjutkan dengan perdarahan bercak yang
intermiten. Mungkin hampir tidak terlihat sehingga perdarahan
bercak tampak seperti masa menstruasi normal.
b. Nyeri panggul, abdomen, kadang nyeri leher/bahu.
c. Massa lunak teraba pada adneksa. Massa mungkin berbatas tegas bila
terdistensi darah.
d. Uterus membesar karena hormone plasenta, mungkin berukuran
normal sesuai gestasi. Mungkin juga pindah kesalah satu sisinya.
e. Mual, muntah lebih jarang terjadi dari biasanya. Diare menjadi lebih
sering dari biasa.
f. Uji kehamilan positif, tetapi mungkin negatif sampai 50% dari
keseluruhan waktu karena fungsi plasenta yang masih kurang
optimal.

E.Diagnosis Banding
1. Abotus spontan
a. Perdarahan lebih banyak
b. Sedikit nyeri
c. Tidak ada massa adneksa yang teraba
d. Insidens syok lebih rendah
e. Produk konsepsi mungkin dikeluarkan dan ditemukan pada
pemeriksaan speculum atau didalam toilet
2. PRP
a. Riwayat infeksi sebelumnya
b. Jarang terjadi amenore
c. Nyeri bilateral, bukan unilateral
d. Demam biasanya lebih 38°C
3. Kista ovarium
a. Menstruasi normal
b. Nyeri yang tidak biasa
c. Massa yang lunak dan dapat digerakkan
d. Uterus terasa tidak seperti hamil
4. Apendisitis
a. Mual, muntah, dan demam hampir selalu ada
b. Tidak ada tanda dan gejala kehamilan
c. Pemeriksan panggul normal
d. Nyeri pada epigastrium bukan di leher dan bahu
e. Terdapat tanda McBurney [ CITATION Ger09 \l 1033 ].

F.Diagnosis
Menegakkan diagnosis kehamilan ektopik terganggu tentunya dengan melakukan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, yaitu sebagai berikut:

1. Anamnesa tentang trias kehamilan ektopik terganggu:


a. Terdapat amenorhea (Terlambat datang bulan).
b. Terdapat rasa nyeri mendadak disertai rasa nyeri didaerah bahu dan
seluruh abdomen.
1) Nyeri perut terutama nyeri unilateral (satu sisi).
2) Gejala ini spesifik untuk kehamilan tuba, tetapi nyeri menyebar ke
tengah atau seluruh perut bawah.
3) Darah dalam rongga perut merangsang diafragma sehingga
menyebabkan nyeri bahu/sekitar 25-30% penderita mengalami
keluhan nyeri bahu ini.
c. Terdapat perdarahan melalui vagina atau spotting/bercak.
1) Perdarahan pervaginam berasal dari pelepasan desidua dan dari
abortus tuba.
2) Umumnya perdarahan tidak banyak dan bewarna coklat tua.
3) Gejala perdarahan dan/atau perdarahan.
4) Bercak ini timbul pada 75% kasus yang timbul satu atau dua
minggu setelah keterlambatan haid.
a) Darah dalam rongga perut merangsang diafragma sehingga
menyebabkan nyeri bahu/sekitar 25-30%
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk seperti:
a. Keadaan umum
1) Ibu tampak anemis dan sakit, lemah dan pucat.
2) Keasadaran bervariasi dari baik sampai koma-tidak sadar.
3) Terdapat tanda-tanda syok: hipotensi (tekanan darah menurun),
Takhikardia (nadi meningkat), pucat, ekstremitas dingin.
4) Pada pemeriksaan abdomen: Ditemukan tanda-tanda rangsangan
peritoneal (nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas, defense
musculaire), ini disebabkan karena darah yang masuk kedalam
rongga abdomen akan merangsang peritoneum, Tanda cairan bebas
dalam abdomen. Dan Perut kembung.
b. Pemeriksaan khusus melalui vagina (pemeriksaan ginekologi)
1) Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks
2) Serviks terlalu lunak dan nyeri tekan.
3) Korpus uteri normal atau sedikit membesar, kadang-kadang sulit
diketahui karena nyeri abdomen yang hebat.
4) Kavum douglas menonjol oleh karena terisi darah dan nyeri.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Kadar hemoglobin meningkat dan eritrosit menurun atau leukosit
meningkat.
2) Tes kehamilan (urine dan HCG)
b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
c. Pemeriksaan kuldosentesis
Untuk mengetahui adanya cairan atau darah dalam kavun douglass.
d. Pemeriksaan yang ditegakkan secara bedah (surgical Diagnosis).
(Anik, 2016).

G.Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik


1. Kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah klinis yang memerlukan
penanganan spesialistis.
a. Dalam hal ini, rujukan merupakan langkah yang sangat penting.
b. Dengan gambaran klinis kehamilan ektopik terganggu. Kiranya bidan
dapat menegakkan diagnosis kemungkinannya sehingga sikap yang
paling baik diambil adalah segera merujuk penderita (ibu) ke fasilitas
yang lengkap seperti puskesmas, dokter atau langsung ke rumah sakit.
2. Sebagai gambaran penanganan spesialistis tersebut yang akan dilakukan
adalah penatalaksanaan kehamilan ektopik tergantung pada beberapa hal,
antara lain lokasi dan tampilan klinis.
Prinsip umum penatalaksanaan kehamilan ektopik
Adapun prinsip umum penatalaksanaan kehamilan ektopik adalah sebagai
berikut:
1. Segera rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap / rumah sakit.
2. Optimalisasi keadaan umum ibu dengan pemberian cairan dan tranfusi
darah, pemberian oksigen atau bila dicurigai infeksi diberikan juga
antibiotik.
3. Pada keadaan syok segera diberikan infus cairan seperti dextrose 5%,
glukosa 5%, garam fisiologis dan oksigen sambil menunggu darah.
(kondisi penderita harus diperbaik, kontrol tekanan darah, nadi dan
pernafasan).
4. Penatalaksanaan yang ideal adalah menghentikan sumber perdarahan
segera dengan penatalaksanaan bedah operasi/ laparatomi setelah
diagnosis dipastikan. (Anik, 2016).
Penatalaksanaan beberapa macam kehamilan ektopik
1. Penatalaksanaan Kehamilan tuba
a. Penatalaksanaan bedah
Laparaskopi adalah terapi bedah yang dianjurkan untuk
kehamilan ektopik, kecuali jika wanita yang bersangkutan secara
hemodinamis tidak stabil.Hanya sedikit studi prespektif yang pernah
dilakukan untuk membandingkan bedah laparatomi dengan
laparoskopik. Hajenius dkk (2007) melakukan tinjauan terhadap basis
data cochrane dan temuan mereka diringkaskan sebagai berikut:
1) Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam patensi tuba secara
keseluruhan setelah salpingostomi yang dilakukan pada
laparoskopi second-look.
2) Setiap metode diikuti oleh kehamilan uterus berikutnya dengan
jumlah yang sama.
3) Kehamilan ektopik berikutnya lebih jarang terjadi pada wanita
yang diterapi secara laparoskopis, meskipun hal ini secara statistic
tidak bermakna.
4) Laparaskopi memerlukan waktu operasi yang lebih singkat, lebih
sedikit menyebabkan perdarahan, memerlukan lebih sedikit
analgetik, dan mempersingkat rawat inap.
5) Bedah laparaskopik sedikit terapi kurang berhasil secara
signifikan dalam mengatasi kehamilan tuba.
6) Biaya laparoskopi jauh lebih rendah, meskipun sebagian
berpendapat bahwa biaya berupa dengan kasus-kasus yang
akhirnya dilaparotomi.
Bedah tuba dianggap konservatif jika tuba
diselamatkan.Contonhya adalah salpingostomi, salpingotomi dan
ekspresi kehamilan ektopik melalui fimbria.
b. Penatalaksanaan medis dengan methotrexate
Antagonis asam folat ini sangat efektif terhadap trofoblas yang
cepat berproliferasi dan telah digunakan selama lebih dari 40 tahun
untuk mengobati penyakit trofoblastik gestasional.Obat ini juga
digunakan untuk mengakhiri kehamilan dini. Pada terapi medis ini,
beberapa factor yang memprediksi keberhasilan antara lain adalah:
1) Kadar HCG serum awal.
2) Ukuran kehamilan ektopik
3) Aktivitas jantung janin
c. Penatalaksanaan ekspektansi
Pada penatalaksanaan ekspektansi, angka kepatenan tuba dan
kehamilan intrauterus selanjutnya setara dengan penatalaksanaan
medis atau bedah. Konsekuensi rupture tuba yang dapat
membahayakan, disertai oleh keamanan terapi medis dan bedah,
mengharuskan bahwa terapi ekspektansi hanya dilakukan pada wanita
tertentu yang sudah mendapat konseling. (Cunningham et al, 2013)
2. Penatalaksanaan Kehamilan abdomen
Bila diagnosis sudah ditemukan, kehamilan abdominal harus
dioperasi secepat mungkin mengingat bahaya perdarahan dan
ileus.Tujuan operasi hanya melahirkan anak, sedangkan plasenta biasanya
ditinggalkan.Pelepasan plasenta dari dasarnya pada kehamilan abdominal
menimbulkan perdarahan hebat karena plasenta melekat pada dinding
yang tidak mampu berkontraksi.
Plasenta yang ditinggalkan lambat- laun akan diresorbsi. Mengingat
kemungkinan perdarahan yang hebat, persediaan darah harus cukup.
[ CITATION Dja13 \l 1033 ].
3. Penatalaksanaan Kehamilan ovarium
Penanganan klasik untuk kehamilan ovarium adalah
pembedahan.Perdarahan dini dari lesi yang berukuran kecil dapat diatasi
dengan reseksi baji ovarium atau sistektomi.Pada lesi yang lebih besar,
sering dilakukan ovariektomi, dan laparoskopi telah digunakan untuk
reseksi atau ablasi laser (Herndon dkk, 2008).Yang terakhir, methotrexate
dilaporkan berhasil mengobati kehamilan ovarium yang belum rupture.
(Cunningham et al, 2013).
4. Penatalaksanaan Kehamilan serviks
Dahulu, sering harus dilakukan histerektomi karena perdarahan
hebat yang menyertai upaya pengankatan kehamilan serviks.Dengan
histerektomi, resiko cedera saluran kemih meningkat karena serviks yang
membesar dan berbentuk tong. Untuk menghindari morbiditas
pembedahan dan sterilisasi, diterapkan pendekatan lain:
a. Cerclage (pemasangan ikatan silk yang kuat mengelilingi serviks)
b. Kuretase dan tampon
c. Emboli arteri
d. Penatalaksanaan medis. (Cunningham et al, 2013).
5. Penatalaksanaan Kehamilan di jaringan parut Caesar
Penatalaksanaan bergantung pada usia gestasi dan mencakup terapi
methotrexate, kuretase, reseksi histeroskopik, reseksi dengan laparotomi
atau laparoskopi untuk mempertahankan uterus. (Cunningham et
al,2013).
6. Penatalaksanaan Tempat lain kehamilan ektopik
Dianjurkan melakukan laparotomi.(Cunningham et al,2013).
BAB III

PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga


uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi
kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang
terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus
yang rudimenter dan divertikel pada uterus.
Secara umum, tanda dan gejala kehamilan ektopik adalah:
1. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau
perdarahan vaginal
2. Menstruasi abnormal
3. Abdomen dan pelvis yang lunak
4. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan,
atau tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium
uterus.
5. Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
6. Massa pelvis
7. Kuldosentesis. Untuk identifikasi adanya hemoperitoneum yang ditandai.

           Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada


laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari
adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus
diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam
tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi
penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi
kehamilan ektopik.
3.2       Saran

 Dari makalah diatas kami berharap agar makalah ini bermafaat dan memberika
dampak positif bagi para pembaca. Semoga setelah membaca makalah ini
pembaca dapat lebih bayak megetahui tentang kehamilan ektopik serta tanda dan
gejala dari kehamila ektopik

DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/38466328/Makalah_Kehamilan_EKTOPIK_Niki__doc
x

Anda mungkin juga menyukai