Anda di halaman 1dari 16

HAKIKAT MANUSIA DALAM ISLAM

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama Islam

Dosen Pengampu : Junaidi, S.Pd.I, .M.S.I

Disusun oleh:
1. Anggi Sukma Anjani (19.05.52.0037)
2. Wahyu Dian Tri Handayani (19.05.52.0044)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG
2019/2020

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................... i

Rumusan Masalah .............................................................................................. ii

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Manusia ...........................................................................................1


B. Asal Ususl Penciptaan Manusia .............................................................................. 3
C. Tujuan Penciptaan Manusia .................................................................................... 4
D. Persamaan Dan Perbedaan Manusia Dengan Makhluk Lain .................................. 4
E. Fungsi Dan Peranan Yang Diberikan Allah Kepada Manusia ................................ 6
F. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Dan Khalifah Allah ............................ 7
G. Hakikat Manusia ..................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .................................................................................................................. 11

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 12

i
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan sesuatu yang
sangat klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut sama saja dengan
berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai makhluk Tuhan.

Pemikiran tentang hakikat manusia sejak zaman dahulu kala sampai zaman modern sekarang
ini juga belum berakhir dan mungkin tak akan pernah berakhir. Ternyata orang menyelidiki
manusia itu dari berbagai sudut pandang. Ada yang menyelidiki manusia dari segi fisik yaitu
antropologi fisik, adapula yang menyelidiki dengan sudut pandang budaya yaitu antropologi
budaya. Sedangkan yang menyelidiki manusia dari sisi hakikatnya disebut antropologi filsafat.

Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia
hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia terdapat perpaduan antara
sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah
SWT manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk
menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan pikiran
tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia,
manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta
pengelolaan dan pemeliharaan alam.

Memikirkan dan membicarakan hakikat manusia inilah yang menyebabkan orang tak henti-
hentinya berusaha mencari jawaban yang memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang
manusia itu sendiri, yaitu apa dari mana dan mau kemana manusia itu.

Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membahas tentang hakikat manusia dalam filsafat
pendidikan islam yang meliputi hakikat Allah menciptakan manusia, apa hakikat manusia,
mengapa manusia memerlukan pendidikan, dan mengapa manusia bisa di didik. Semoga dengan
pembhasan ini dapat menambah wawasan bagi kita dalam memahami hakikat diri kita sebagai
manusia di muka bumi ini.

ii
RUMUSAN MASALAH:
1. Jelaskan siapakah manusia itu!
2. Asal usul penciptaan manusia
3. Jelaskan tujuan penciptaan manusia!
4. Jelaskan persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain!
5. Jelaskan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia!
6. Jelaskan tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah!
7. Jelaskan apa saja hakikat manusia itu!

iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MANUSIA
1. Manusia dalam arti Filosofi

Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori
tentang spesies baru yang berasal dari spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui
proses evolusi. Teori evolusi berpengaruh pula pada bidang-bidang lainnya, termasuk
psikologi yang obyeknya manusia. Misalnya saja, Sigmund Freud, seorang ahli psikologi
Jerman, beraliran Psikoanalisis mengemukakan bahwa manusia mengalami proses
perkembangan dari bayi menjadi dewasa melalui tahap-tahap tertentu, yaitu

a. tahap oral (oral stage),


b. tahap anal (anal stage),
c. tahap falik (phallic stage),
d. tahap latensi (latency stage),
e. tahap genital (genital stage).

Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat


bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens


(makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki
prilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego).
Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus


(manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang
menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang
berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis
prilaku yang tampak saja.  Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk
sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia
berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang
bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori
kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena
tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan,
memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.

1
Jika dilihat dari segi biologis, hampir tidak dapat dibedakan antara manusia dan
hewan. Perbedaan terdapat pada sisi rohani yang dimiliki manusia, dan akal budinya.
Dengan akal inilah manusia melahirkan kebudayaan dan peradaban. Dengan akalnya
tersebut, manusia dapat berimajinasi dan memiliki tujuan. Manusia
merupakan homo sapiensyaitu makhluk yang memiliki tujuan, Manusia disebut
pula homo faber karena manusia adalah makhluk yang pandai menggunakan alat.
Manusia adalah homo religious yaitu makhluk yang percaya kepada takdir dan kepada
Tuhan. (Djumrasnsjah, 2008:103).

Berikut diuraikan pendapat para filosof Barat tentang pengertian manusia ini sebagai berikut:

a. Plato memandang manusia pada hakikatnya sebagai suatu kesatuan pikiran, kehendak,
dan nafsu-nafsu.
b. Aristoteles memandang manusia sebagai makhluk rasional yang memiliki kesatuan
organik antara tubuh dan jasad.
c. Sartre mendefinisikan manusia sebagai “nol yang me-nol-kan” pour soi yang bukan
merupakan objek melainkan subjek, yang kodratnya bebas

Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi memiliki karakter
paling unik. Secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang sehingga para pemikir
sering menyamakannya dengan binatang. Letak perbedaan yang utama antara manusia
dengan makhluk lainnya terletak pada kemampuannya melahirkan kebudayaan.
Kebudayaan ini hanya dimiliki manusia sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan
yang bersifat instingtif. 

2. Manusia Menurut Pandangan Islam

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka
sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.

Manusia adalah makhluk yang penuh misteri, dia tidak akan mampu mengungkap siapa dirinya
yang sebenarnya. Manusia adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah, dengan akalnya manusia
akan berpikir, dengan berpikir manusia akan banyak timbul pertanyaan yang akan dicari
jawabannya.

2
B. ASAL USUL PENCIPTAAN MANUSIA

Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses penciptaan manusia pertama yakni
nabi Adam As. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT dan
diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan segala karakternya. Allah mengangkat
Adam dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana dijelaskan dalam

”.(QS.Al-Baqarah : 30)

Wa iż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī jā'ilun fil-arḍi khalīfah, qālū a taj'alu fīhā may yufsidu fīhā
wa yasfikud-dimā`, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a'lamu mā lā
ta'lamụn

Artinya :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “Sesungguhya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.”

Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan engkau?” Tuhan berfirman:”sesungguhnya aku
mengetahui apa yan tidak kamu ketahui

Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Qur’an dan bahkan penjelasan


dalam Alqur’an ini kemudian terbukti dalam ilmu pengetahuan yang ditemukan setelah
turunnya Alqur’an.

Ada lima tahap dalam penciptaan manusia yakni al-nutfah, al-‘alaqah, al-mudhgah,
al-‘idham, dan al-lahm sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, dan segumpal darah
itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami jadikan segumpal daging.

3
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minun ayat 12-14)

C. TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA

Adapun tujuan utama allah SWT menciptakan manusia adalah agar manusia dapat
menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Tugas utama manusia adalah beribadah
dan menyembah Allah SWt, menjalani perintahnya serta menjauhi larangannya.
Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini

wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụn

Artinya :

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku.” (QS Adz
Zariyat :56).

Sebagai khalifah dimuka bumi manusia hendaknya juga dapat menjaga


amanatnya dalam menjaga alam dan isinya. Manusia sememstinya memiliki akhlak dan
perilaku yang baik kepada sesama maupun makhluk hidup yang lain.

D. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MANUSIA DENGAN MAKHLUK LAIN

Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitannya dengan fungsi tubuh dan
fisiologisnya.Fungsi kebinatangan di temukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku yang
khas, yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin
tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola tindakannya. Pada primata
(bangsa monyet) yang lebih tinggi dapat di temukan intelegensi, yaitu penggunaan
pikiran guna mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga memungkinkan binatang
melampaui pola kelakuan yang telah di gariskan secara naluri. Namun setinggi-tingginya
perkembangan binatang, elemen-elemen dasar ekstensinya yang tertentu masih tetap
sama dengan sebelumnya karena pada dasarnya mereka binatang.

Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki
hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh
pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi

4
pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan keunggulan
yang di banding dengan makhluk lain. 

Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk
yang memiliki karakter yang paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda
dengan binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan
yang paling utama antara manusia dengan makhluk yang lain adalah dalam
kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang
memilikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
instinctif.

Di banding makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu


membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan menusia adalah kemampuan
untuk bergerak di darat, di laut maupun di udara. Sedan binatang hanya mampu bergerak
di ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang dapat hidup di darat dan di air,
namun tetap saja mempunyai kterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai
kelebihan manusia atau makhluk lain disurat al-Isra ayat 70. 

Di samping itu manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yan g
diturunkan Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya manusia
di lebihkan dari makhluk lainnya. 

Manusian memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang
paling mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut al-Quran menyebabkan adanya
konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan.

Diantara karakteristik manusia adalah :

1. Aspek Kreasi

Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang terbaik
dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek
penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional
dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya. 

2. Aspek Ilmu

Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta
di sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak bisa di
kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan dan
peradaban yang terus berkembang. 

3. Aspek Kehendak

5
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan dalam
hidup. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah
berubah. Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau
maksiat. 

4. Pengarahan Akhlak

Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang
sebelulmnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat.
Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk
mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.

 Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak bermartabat
lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang. Seperti dalam surat
al- Araaf, 129 dan at-Tin, 4.

E. FUNGSI DAN PERANAN YANG DIBERIKAN ALLAH KEPADA MANUSIA

Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah


sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah.
Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah,
seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan
Allah, diantaranya adalah :

o Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang dinyatakan pada ayat
pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
o Mengajarkan ilmu (al Baqarah : 31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka
wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah
adalah Al Quran dan juga Al Bayan.
o Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk
disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu
agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada
manusia.

 Menjadi abdi Allah.

Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan tidak mau
mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu dan syahwat. Yang

6
dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski
terdapat resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang
terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56 “Dan tidak Aku ciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”.

 Menjadi saksi Allah.

Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa hanya
Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir nanti.
Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang tuanya yang
menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini tercantum dalam
QS Al A’raf : 172.

“Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka
menjawab:”Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi saksi”.(Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”.

 Khalifah Allah

Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi
yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan
bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden
tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang
mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah
kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul
tanggung jawab ini. Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini.

F. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH ALLAH

1. Tanggung jawab manusia sebagai Hamba Allah.

Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam
ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.

Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta makhluk-


makhluk yang di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara makhluk Allah
dan menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah tanggungjawab manusia adalah

7
amat luas di dalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang ditentukan
kepadanya. Tanggung jawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW
di dalam hadis berikut.

Dari Ibnu Umar RA katanya; “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang
bermaksud:
“Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan dipertanggungjawabkan
terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki-laki adalah pengembala dalam
keluarganya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Seorang isteri adalah
pengembala di rumah suaminya dan akan ditanya tentang pengembalaannya.Seorang
khadam juga pengembala dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang
pengembalaannya. Maka semua orang dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan
ditanya tentang pengembalaannya” .(Muttafaq ‘alaih)

Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia dicipta


untuk dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan ditanya atas setiap
usaha dan amal yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila pengakuan terhadap
kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan telah dibuat maka tugas yang
diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan.

2. Tanggung jawab manusia sebagai Khalifah Allah

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus


dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas
kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan
pemeliharaan alam.

Manusia selaku khalifah di muka bumi mempunyai tugas dan kewajiban


mengelola dan memakmurkan alam semesta sesuai dengan aturan dan ketentuan Allah,
menegakkan kebenaran dan keadilan, serta melakukan amar ma’ruf nahyi mungkar.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia


menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi.
Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya
mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan
hidupnya

Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah melaksanakan
tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia merupakan makhluk yang paling
istimewa

8
G. HAKIKAT MANUSIA
Hakikat manusia menurut Allah adalah makhluk yang dimuliakan, dibebani tugas,
bebas memilih dan bertanggung jawab. Makhluuq (yang diciptakan). Berada dalam
fitrah. Fitrah dapat membawa manusia ke arah kebaikan misalnya hati nurani dapat
membedakan mana yang baik, dan mana yang buruk. [QS Ar Ruum:30]

Lemah sebagai makhluk. Manusia juga lemah karena manusia juga diciptakan
dengan keterbatasan akal dan fisik. [QS An Nisaa’:48]. Bodoh beban amanat yang begitu
besar dari Allah, diterima oleh manusia, disaat makhluk lainnya tidak menyanggupi
amanat tersebut karena beratnya amanat tersebut. [QS Al Ahzab;72]

Memiliki kebutuhan sebagai makhluk yang terbatas secara fisik dan kemampuan.
Maka sangat mungkin manusia memiliki kebutuhan atau kehendak kepada Allah. [QS
Faathir:15]. Manusia juga sebagai Mukarram (yang dimuliakan), dia juga ditiupkan ruh
terdapat dalam surah  [QS As Sajdah:9] dan diberi keistimewaan  [QS Al Isra:70]

Ditundukkan alam untuknya . Semua alam ini termasuk dengan isinya ini Allah
peruntukkan untuk manusia. [QS Al Jaatsiyah:12-13]. Sebagai manusia yang
Mukallaf (yang mendapatkan beban). Ibadah Manusia secara umum diciptakan oleh
Allah untuk beribadah sebagai konsekuensi dari kesempurnaan yang diperolehnya. [QS
Adz Dzaariyaat:56]

Khilafah Allah mengetahui siapa sebenarya manusia, sehingga Allah tetap


menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi walaupun malaikat tidak setuju. [QS Al
Baqarah:30]

 Mukhayyar (yang bebas memilih)


Manusia diberi kebebasan memilih untuk beriman atau kafir pada Allah. [QS Al kahfi :
29]
 Majziy (yang mendapat balasan)

9
Surga Manusia diminta pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang dilakukannya,
Allah menyediakan surga untuk mereka yang beriman dan beramal soleh yaitu mereka
yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. [QS As Sajdah:19, Al
Hajj:14]

Neraka Balasan di akhirat terhadap perbuatan manusia adalah bentuk keadilan yang Allah
berikan di akhirat. Mereka yang tidak menjalankan perintah Allah mendapatkan hukuman
yang setimpal yaitu dimasukkan ke dalam neraka. [QS As Sajdah:20]

Hakikat manusia terdiri dari :

 Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
 Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
 Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur
dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
 Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai selama hidupnya.
 Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
 Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

Hakikat manusia menurut islam:


 Sebagai Hamba Allah :manusia mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani
segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
 Sebagai Al-Nas:manusia memiliki hubungan dengan manusia lain sebagaimana
disebutkan bahwa manusia adalah makhluk social yang berarti tidak dapat hidup tanpa
keberadaan orang lain.
 Sebagai Khalifah Allah:manusia diciptakan untuk menjadi wakil Allah SWT di muka
bumi agar manusia berada di jalan yang benar karena pada hari akhir akan dimintai
pertanggung jawabannya.
 Sebagai Bani Adam:maksudnya adalah manusia diciptakan berasal dari keturunan Nabi
Adam,agar tidak terjadi kesalahpahaman pemikiran bahwa manusia merupakan hasil
revolusi kera (Charles Darwin).

10
 Sebagai Al-Insan:manusia memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan
kemampuan untuk dapat berbicara serta melakukan hal lain seperti:orang yang berprofesi
sebagai Public Speaking.
 Sebagai Al-Basyar (makhluk biologis):manusia memiliki raga atau fisik yang dapat
melakukan aktifitas fisik,tumbuh,memerlukan makanan dan berkembang biak

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk Allah SWT yang memiliki
unsur dan jiwa yang arif, bijaksana, berakal, bernafsu, dan bertanggung jawab pada Allah
SWT. Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan
panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya
berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Hakikat manusia dalam pandangan islam yaitu sebagai khalifah di bumi ini. Yang
mampu merubah bumi ini kearah yang lebih baik. Hal yang menjadikan manusia sebagai
khalifah adalah karena manusia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lainnya,
seperti akal dan perasaan. Selain itu manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling
baik, ciptaan Allah yang paling sempurna.
Fungsi utama manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi ini dan perannya
sebagai khalifah sebagaimana yang ditetapkan Allah SWT mencakup tiga poin yaitu
belajar, mengajarkan ilmu, dan membudayakan ilmu. Tenggung jawab manusia sebagai
khalifah yang berarti wakil Allah adalah mewujudkan kemakmuran di muka bumi,
mengelola dan memelihara bumi.
Sebenarnya Al Quran sudah membahas semua hal mengenai fungsi, peran dan
tanggung jawab manusia. Oleh karena itu manusia wajib membaca dan memahami Al
Quran agar dapat memahami apa fungsi, peran dan tanggung jawabnya sebagai manusia,
sehingga dapat menjalani kehidupan dengan penuh makna.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://dalamislam.com/info-islami/hakikat-manusia-menurut-islam

https://desiyunita0628.wordpress.com/2015/02/17/makalah-agama-hakikat-manusia-menurut-
islam/

http://dinulislami.blogspot.com/2016/03/persamaan-dan-perbedaan-manusia-dengan.html

https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html

https://tafsirweb.com/7684-surat-al-ahzab-ayat-72.html

https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html

12

Anda mungkin juga menyukai