Anda di halaman 1dari 5

FITOKIMIA SAPONIN

 Saponin umumnya ditemukan pada tumbuhan


 Saponin memiliki keunikan mampu membentuk busa
 Struktur saponin mengandung aglikon polisiklik yang terhubung dengan gula 
sehingga membentuk busa. Gula tsb memiliki lebih dari 1 rantai.
 Struktur dasar saponin masuk dalam golongan senyawa triterpenoid.
 Triterpenoid dibagi 4:
a) Triterpen
b) Steroid
c) Saponin glikosida
d) Glikosida jantung
 Saponin mampu membentuk busa karena kombinasi dari aglikon hidrofobik + gula
hidrofobik.
 Senyawa saponin jika masuk dalam pencernaan tidak terlalu toksik, namun jika terkena
luka terbuka  berbahya
 Contoh tumbuhan yang mengandung saponin antara lain :
a) Tumbuhan sumber saponin (nama latinnya khas ada “sapo” nya)
- Saponaria officinalis (soap worth)
- Sapindus saponaria (soap berry)
- Quillya saponaria (soap bask) *  sumber saponin komersial (utamanya)
- Chlorogalum pomeridionum (soaproot)
- Sapindus muturorsi (soapnut)
- Clethra occidentalis (soapwood)
- Yucca shidigeous *  sumber saponin komersial (utamanya)
 Beberapa tumbuhan di produksi dengan kultur jaringan fungsi nya untuk memudahkan
proses produksi saponin.
 Contohnya tumbuhan yang produksi saponin dengan kultur jaringan :
a) Dioscorea sp
b) Trigonella foenum graceum
c) Agave wightri
d) Tribulus terrestris
 Sifat – sifat dari saponin :
- Mampu membentuk busa
- Berasa pahit (bitter), terkecuali glizirizin dari akar manis (Glyzyrrizha glabra)
- Bersiifat asam  karena bergantung adanya gugus karboksilat pada aglikon /
bagian gula.
- Aglikon triterpene  sifatnya tanwarna, membentuk Kristal, dan optis aktif,
tidak tampak dibawah UV atau Vis harus direaksikan dulu. Secara umum masih
ada senyawa yang bisa tampak seperti cucurbitasin dari cucurbitae
- Glikosida secara umum bersifat sangat polar
- Saponin bersifat termolabil, kemolabil, tidak mudah menguap
 Penting untuk memahami sifat – sifat tsb agar memudahkan dalam ekstraksi, isolasi dan
identifikasi dengan KLT
 Persebaran saponin pada tumbuhan :
- Tersebar luas di tumbuhan (hamper 100 famili)
- Saponin sapat ditemukan pada banyak bag. Tumbuhan. (bisa di daun, batang,
bunga, buah)
- Sering terkonsentrasi pada bagian akar tumbuhan.
- Saponin steroid dapat ditemukan pada :
a) monokotiledon dari family agavaceae, amaryllidaceae, dioscoreae, liliaceae
b) Dikotiledon  schropulariaceae, solariaceae
c) Arraceae, fabaceae, Froquierioceae, Zyglophyllaceae.
- Saponin triterpenoid (kira kira 90 famili), umum ditemukan pada Arecaceae,
amaranthaceae, asteraceae, Campanulaceae, Caryophyllaceae, dll.
 Dengan mengetahui persebaran family saponin berfungsi untuk memperkirakan potensi
fitokimia dalam sampel.
 Bioaktivitas Saponin :
- Saponin bersifat antibiotic (antifungi, antibakteri), umumnya yang berstruktur
monodismosidic.
- Ciri juga dari saponin  mampu menghemolisis darah  dikaitkan dengan
adanya asam karboksilat.
- Sifat dari hemolysis saponin (HA) dibagi 2 :
a) Steroid  sifatnya “cepat” (rapid) (lebih toksik)
b) Triterpenoid  sifatnya “lama” (slow)
- Saponin juga memiliki aktivitas sbg inhibitor enzim  sbg detergen
- HA saponin : antitumor, piscicidal, molluscicidal, spermicidal, sedative, analgesic,
antiinflamasi, ekspektoran (mengencerkan dahak)
- Contoh pada sediaan :
a) Glycyrrhizae radix  sbg ekspektoran dan antitusif
- Saponin yang digunakan sbg sintesis kortison dan kontrasepsi  sapogenin,
diosgenin. Contohnya progesterone
- Digunakan juga sbg pemanis (sweetners)  Glycyrrhizin (50x lebih manis dari
gula), osledin.
 Struktur saponin :
- Gabungan dari aglikon (sapogenin) polisiklik yang terhubung dengan gula.
Dimana aglikon bersifat hidrofilik, gula bersifat hidrofobik sehingga saponin
mampu membentuk busa.
- Sapogenin dibagi 2 :
a) Triterpen (C30)
b) Steroid (C27)
- Panjang rantai gula : 1-11 residu gula (umunya : 2-5 unit gula)
- Sifat rantai gula : lurus, bercabang
- Jumlah rantai gula dibagi 3 :
a) Monodesmosidic ( 1 rantai) gula terikat pada C3 dari aglikon
b) Bidesmosidic (2 rantai)
c) Tridesmosidic (3 rantai)  jarang ditemui
- Hemolisis darah (HA) : monodesmosidic > bidesmosidic (lemah)
 Perbedaan saponin steroid dan saponin triterpene

Saponin steroid Saponin triterpen


C27 C30
Ada yang membagi : furostanol, Residu 1-10 unit
spirostanol
Ikatan gula sapogenin selalu β dan posisi Ikatan gula ke saponin pada posisi C3,
C3 rantai ke-2 terikat ke sapogenin pada C28
(ester)
Residu gula < 5
Diosgenin dari Dioscorea Sp. Medicagenic acid dari Fabaceaea

 Skrining saponin :
- Uji pembentukan busa (foam)
a) Cara 1
0,5 ml filtrate + 5 ml air  dikocok  terbentuk busa yg tahan lama (15
menit)
b) Cara 2
50 mg ektrak + air destilat 20ml  dikocok 15 m3nit  jika (+) terbentuk
lapisan busa 2 cm.
c) Kedua cara diatas dapat ditambah dengan tes darah untuk mengetahui
hemolysis
- Metode KLT
2 g sampel + 10 ml etanol 70%  di reflux 10’  diperoleh filtrate  dipekatkan
 diperoleh ektrak  ekstrak dijenuhkan dengan butanol  diperoleh
campuran dan dipekatkan  dapat camp. Yg lebih pekat  proses KLT.
KLT menggunakan eluen kloroform : as. Asetat glasial : methanol : air (64 : 34 :
12 : 8)
Hasil kromatogram dilakukan spray dengan iodine  jika (+) muncul bercak
kuning.
 Ekstraksi Saponin :
Serbuk sampel  dihilangkan lemak (depact dengan hexane / PE)  diperoleh ekstrak
hexane / PE (mengandung lemak, wax, klorofil)  diperoleh juga ampas  ampas di
esktraksi dengan etanol  dipisahkan menjadi ampas dan hasil ekstrak methanol. 
ekstrak methanol dipekatkan  di ekstraksi dengan air/ (+) saturasi n-butanol  di
partisi dengan n-butanol.
Setelah dipartisi diperoleh partisi n-butanol dan partisi air.
Partisi n-butanol + aseton tujuannya untuk mengendapkan  diperoleh Cruse saponin
 bisa campuran steroid/triterpene.
 Analisis dengan KLT :
1. Analisis sapogenin : memotong aglikon dengan gula (hidrolisis)
Caranya :
a) Serbuk dihidrolisis dengan HCl 1M 2-6 jam
b) Dikeringkan dan diekstraksi dg PE
c) Filrat yang diperoleh diuapkan dan hasil ekstrak dilarutkan dalam kloroform
d) Lar. Kloroform dipekatkan  proses KLT.
- Fase diam : silica gel
- Eluen: aseton-heksana (4:1) / kloroform – CCl4 – aseton (2:2:1)
- Deteksi : disemprot dengan antimony klorida + dipanaskan pada 110 derajat
celcius. Jika (+) ada bercak merah muda – merah tua.
 Analisis saponin secara umum menggunakan : KLT silica gel, kloroform, methanol dan air
dalam berbagai perbandingan.

Anda mungkin juga menyukai