BAHASA
Bahasa Perubahan Penyebab
berkembang bahasa dapat perubahan
sejalan berubah pada: bahasa:
berjalannya
waktu, dalam • Faktor yang
perkembangan a. aspek fonologis berasal dari dalam
bahasa bahasa tersebut
mengalami b. Leksikon • Faktor-faktor dari
bahasa yang
perubahan c. Morfologis berkembang
d. aspek yang
lebih luas lainnya
Pewarisan bentuk dari protobahasa
Retensi
pewarisan protofonem suatu
protobahasa sebagaimana adanya
dalam bahasa turunannya, Inovasi
contoh , pewarisan protofonem fonem dari protobahasa mengalami
perubahan pada bahasa turunan
Indo-Eropa *p > /p/ bahasa Latin;
pater/ [pater] ‘ayah’, [ped] ‘kaki’,
[porcus] ‘babi’
Sporadis: terjadi
pada kasus/
data tertentu
Berupa asimilasi,
disimilasi, metatesisi,
kontraksi, aferesis,
apokope, protesis,
epentesis, paragag.
Kalau dipolakan ada 5
pola perubahan
Inovasi
Kaidah hukum
Bunyi
Bahasa Austronesia:
Hukum Bunyi R-G-H
Hukum Bunyi R-D-L
Sistematis:
terjadi secara
ajeg/ tersistem
Peleburan/ Merger
Suatu fonem (kontraksi)
menjadi fonem lain beberapa fonem proto bahasa
(asimilasi dan 5 Jenis menjadi satu fonem di bahasa
inovasi turunan
disimilasi) PAN *-uy, *-ǝy, dan *-ay > *i
Prabahasa Sumbawa proto Bali-Sasak-Sumbawa
*g/ v1-v1 > Dtn: /h/ *babuy > *bawi ‘babi’
*pagar > pahar ‘pagar’ * pajǝy > *padi ‘padi’
Gǝgǝt > gƐhƐt ‘gigit’ *qantay > *anti ‘menanti’
*x *x *y *z
y
p
Penambahan
(protesis, Split/Perekahan
epentesisi, Pelesapan
paragog) ( aferesis, sinkope, sebuah fonem proto bahasa
apokope) menjadi beberapa fonem di
fonem baru muncul pada bahasa turunan
bahasa turunan, fonem proto bahasa hilang PAN *k/#- > PS *k dan *g
Penambahan /q/ pada pada bahasa turunan *kuku > kukuq ‘kuku’
Prabahasa Sumba PAN *R/ -# > BJ: /Ø/ *kutu > gutu ‘kutu’
PAN *uda > udaq DataR > rata ‘datar’ *x
‘muda” *x
*/Ø/
/Ø/
X
x y
HUKUM BUNYI R – G - H
Malagasi,
Batak, R > G pada
R/G > H
Melayu, bahasa R/G/H > /Ø/
pada bahasa
Madura, Formusa, Jawa Kuno,
Dayak dan
Makasar, Tagalog, Jawa dan Bali
Tombulu
Bugis, Sunda Bisaya
ada bunyi R
Indonesi Batak Tagalok Bisaya Dayak
a
r > d r/ d > l
Jika ada r
dalam dalam
antara dua
bahasa bahasa
vokal dalam
Melayu dan Tagalog dan
bahasa Jawa
Bali Bisaya
Jawa Melayu Bali Tagalog Bisaya
/h/ Bahasa Jawa Kuno berdistribusi di antara 2 vokal tidak sama pada bahasa Jawa baru terjadi 2
kemungkinan:
a. /h/ Jawa kuno dilesapkan pada bahasa Jawa Baru
‘sahut/ jawab’ sahur - saʊr
‘lengan’ bahu - bau
‘sangka’ grahita - graitᴐ
b./h/ bahasa Jawa Kuno jadi semi vokal pada bahasa Jawa Baru
‘tua’ tuha - tuwᴐ
‘ junjung’ suhun - suwʊn
‘pegal’ kihü - kiyu
/h/ Bahasa Jawa Kunno berdistribusi di antara 2 vokal yang sama ada 2 kemungkinan:
a. Konsonan tersebut tetap
‘kuat’ tahan - tahan
‘besar’ mahā - mᴐhᴐ
b. Konsonan tersebut dilesapkan dan 2 vokal disatukan
‘tahu’ wihikan - wikan
‘unjuk’ tәhәr - tʊr
Perkecualian
‘tinggi’ ruhur - ḍuwʊr
‘’ keris’ ḍuhuŋ - ḍuwʊŋ
/h/ bahasa Jawa Kuno yang berdistribusi di belakang nasal pada bahasa Jawa baru dilesapkan
‘harapkan’ tәŋha - tәŋa
‘lihat’ tiŋhal - tiŋal
‘ pedas’ sәŋhit - sәŋıt
‘tetapi’ aŋhiŋ - aŋıŋ
‘pangeran’ paŋheran - paŋeran
CONTOH PERUBAHAN KONSONAN LAINNYA
Perubahan Konsonan tak bersuara bahasa Jawa Kuno berdistribusi awal kata berubah
menjadi konsonan bersuara.
selain ‘belum’ turuŋ - durʊŋ
konsonan ‘kuah’ tuduh - dudʊh
/h/ ‘bersama-sama’ paḍa - bᴐḍᴐ
/w/ Jawa Kuno dari konsonan /b/ Austronesia/ Sanskerta yang berdistribuasi
di awal kata pada bahasa Jawa Baru menjadi/b/
Glos Austronesia Jawa Kuno Jawa Baru
‘bergerak’ ubah uwah obah
‘balik’ balik wäli balık
‘burit’ bulit wuri burit
Konsonan berturutan dalam bahasa Jawa Kuno pada bahasa Jawa Baru
terjadi dissonansi/ perubahan bunyi agar suatu bunyi tidak terjadi dua kali
Glos Jawa Kuno Jawa Baru
sakit rara lara
anak rarai lare
dua rwa-rwa loro