Abstract. Plagiarism is a misconduct act and a scourge for science. Plagiarism perpetrators
steal other author's work without citing the original references. Psychology is one of the
most vulnerable sciences with plagiarism and must give more attention to this issue.
Several types of plagiarism can be distinguished to the plagiarism motivation (intentional,
unintentional, and inadvertent), how to do plagiarism (patchwriting, inappropriate
paraphrasing, and summaries) and self-plagiarism (text recycling, redundant or duplicate
publication, salami-slicing or data fragmentation). There are several reasons to do
plagiarism, such as ease to get information via the internet, pressure on academic tasks,
bad writing skill, hurry to write under pressure, lack of understanding how to rewrite the
original reference, a misconception to understanding self-plagiarism, and habitual
plagiarists. This article also presents steps to avoid plagiarism, such as avoiding
"intellectual theft", doing good writing (citation and paraphrasing), and testing the
similarity test (plagiarism detection service).
Abstrak. Plagiarisme adalah tindakan pelanggaran dan momok bagi ilmu pengetahuan.
Pelaku plagiarisme mencuri karya penulis lain tanpa mengutip referensi asli. Psikologi
adalah salah satu ilmu yang paling rentan dengan plagiarisme dan harus lebih
memperhatikan masalah ini. Beberapa jenis plagiarisme dapat dibedakan dengan
motivasi plagiarisme (disengaja, tidak disengaja, dan tidak disengaja), bagaimana
melakukan plagiarisme (penulisan tulisan tangan, parafrase yang tidak sesuai, dan
ringkasan) dan plagiarisme sendiri (daur ulang teks, publikasi yang berlebihan atau
duplikat, salami-slicing atau fragmentasi data). Ada beberapa alasan untuk melakukan
plagiarisme, seperti kemudahan mendapatkan informasi melalui internet, tekanan pada
tugas akademis, keterampilan menulis yang buruk, terburu-buru untuk menulis di bawah
tekanan, kurangnya pemahaman bagaimana menulis ulang referensi asli, kesalah
pahaman untuk memahami plagiarisme diri, dan penjiplak kebiasaan. Artikel ini juga
menyajikan langkah-langkah untuk menghindari plagiarisme, seperti menghindari
"pencurian intelektual", melakukan penulisan yang baik (kutipan dan parafrase), dan
menguji uji kesamaan (layanan deteksi plagiarisme).
Kata kunci: penulisan akademik; plagiat; plagiarisme diri; etika publikasi
1
Korespondensi mengenai artikel ini dapat melalui: m.abdan_shadiqi@yahoo.co.id
30 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
Buletin Psikologi 31
SHADIQI
32 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
menyusun daftar pustaka. Elander, Pittam, tiga jenis plagiarisme, yaitu pathwriting,
Lusher, Fox, dan Payne (2010) menemu inappropriate praraphasing, dan summaries.
kan intervensi dengan memberikan Titik poin dari ketiga jenis plagiarisme ini
umpan balik secara langsung melalui
adalah apakah penulis menyalin, mengu
kelompok yang terfokus antar-mahasiswa
dapat menurunkan plagiarisme jenis ini, bah, dan menyingkat tulisan orang lain
caranya adalah meningkatkan pema dengan menggunakan kaidah pengutipan
haman tentang identitas kepenulisan. dan parafrase secara baik.
Inadvertent plagiarism adalah bentuk Patchwriting adalah menyalin teks
terakhir dari tipe motivasi plagiarisme. yang pernah ada sebelumnya tanpa
Jenis ini mirip dengan unitentional menyebutkan sumber orisinal (Roig, 2003).
plagiarism, perbedaannya adalah pelaku Tindakan ini menurut Roig termasuk
lalai atau lengah mengabaikan sumber menggunakan sinonim dan memper
pemikiran atau tidak mencatat kutipan pendek/memperpanjang frase. Contoh
(Barnett & Campbell, 2012). Salah satu patchwriting adalah ketika ada mahasiswa
jalan untuk memastikan bahwa pelaku yang menyelesaikan tugas makalah
melakukan jenis intentional, unintentional, dengan mengambil isi makalah milik
atau inadvertent dengan menanyakan atau orang lain yang tersebar di internet dan
menginvestigasi langsung. Selain itu, diklaim sebagai tulisan sendiri tanpa ada
analisis tingkat plagiarisme menggunakan informasi sumber orisinal. Hendaknya kita
alat atau software tetap dibutuhkan untuk harus berhati-hati untuk mengutip tulisan
menambah bukti mengenai kasus yang tersebar di internet, karena tidak ada
plagiarisme. batasan dan tidak mudah menyaring
informasi yang akurat dan terpercaya.
Tipe Plagiarisme: Ditinjau dari Cara Terlebih lagi, misalnya pada blogspot
Melakukan blogspot, agak sulit untuk meyakinkan
bahwa suatu tulisan yang kita kutip
Tipe plagiarisme dapat dijelaskan melalui
adalah hasil karya orisinal penulis blogspot,
bagaimana cara melakukannya. Terdapat
bisa saja ternyata penulis blogspot tersebut
juga telah melakukan patchwriting terhadap sama persis (kutipan langsung) dengan
tulisan orang lain sebelumnya. tulisan orisinal dan tetap menyebutkan
Inappropriate praraphrasing, mirip sumber orisinalnya.
patchwriting, tetapi sumber orisinal tetap Inappropriate praraphrasing terjadi
disebutkan, hanya saja sedikit dilakukan ketika penulis melakukan kutipan tidak
perubahan tanpa diberi tanda petik yang langsung, alih-alih menggunakan kalimat
mengindikasikan bentuk kutipan yang dibuat sendiri dengan ide pokok
langsung (Cooper, 2016a). Kutipan sendiri yang sama dengan sumber aslinya
sederhananya diartikan sebagai bentuk (parafrase), tetapi pelaku plagiarisme jenis
tulisan (kalimat atau paragraf) yang bukan ini hanya mengganti, menambah, atau
hasil buah pikiran kita sendiri, tetapi mengurangi beberapa kata dalam 1
berasal dari orang lain. Pada penulisan kalimat/paragraf dengan tetap mencan
karya ilmiah, lazim untuk melakukan tumkan sumber sitasi. Misalnya ketika
kutipan langsung dan tidak langsung. menggunakan contoh kasus Melania
Perbedaan dari dua jenis kutipan ini Trump, bayangkan Melania melakukan
terletak pada apakah kita melakukan kutipan tidak langsung dengan tetap
perubahan (kutipan tidak langsung) atau menyebutkan sumber orisinal pada
Buletin Psikologi 33
SHADIQI
pidatonya dan menuliskan: that you treat mengalami kesulitan untuk mengutip atau
people with respect Obama (2008), berasal meringkas tulisan berbahasa Inggris.
dari sumber orisinal berikut: that you treat
Ketika diminta menulis dalam bahasa
people with dignity and respect Obama Indonesia juga tidak bisa dipungkiri
(2008). Ini artinya Melania Trump hanya bahwa mungkin ada sebagian dari penulis
menghapus satu kata dignity, maka ia Indonesia yang hanya melakukan translasi
dapat terindikasi telah melakukan tulisan orang lain dari bahasa orisinal ke
inappropriate prapraphrasing. bahasa Indonesia, tanpa melakukan
Summaries adalah menyingkat tulisan kutipan atau parafrase secara baik.
orang lain tanpa menyebut sumber atau
tidak menggunakan pengutipan secara Tipe Plagiarisme: Self-Plagiarisme
baik (Cooper, 2016a). Penulis harus Jenis plagiarisme ini yang harus diperha
dibekali kemampuan untuk dapat tikan secara khusus oleh para akademisi.
menyampaikan pemikiran penulis orisinal Tipe ini adalah bentuk plagiarisme yang
dengan kata-kata yang berbeda tanpa dilakukan terhadap hasil karya sendiri.
menghilangkan maknanya. Cooper menje Para penulis harus memahami secara baik
laskan bahwa permasalahan plagiarisme batasan apa yang disebut dengan self
akan menjadi isu krusial bagi penulis yang plagiarisme dan yang bukan termasuk
tidak menggunakan bahasa Inggris jenis ini. Terdapat tiga jenis self-plagiaris
sebagai bahasa ibu mereka, misalnya me, yaitu text recycling, redundant and
penulis Indonesia yang lebih terbiasa duplicate publication, dan salami-slicing atau
menggunakan bahasa Indonesia. Akan data fragmentation.
sangat mungkin para penulis Indonesia Text recycling terjadi ketika peneliti
bekerja secara sistematik pada suatu topik prosiding, karena kadang ada peneliti
menggunakan tulisan dia sebelumnya yang menulis makalah singkat hanya
atau tulisan yang belum terbit untuk untuk bahan bacaan saat akan presentasi.
tujuan yang baru (Burdine, de Castro Jika seorang penulis yang mengikuti
Maymone, & Vashi, 2018; Cooper, 2016a; konferensi mengirimkan naskahnya untuk
Mohapatra & Samal, 2014). Permasalahan dipublikasikan ke prosiding konferensi,
text recycling ini kerap terjadi di ekonomi maka naskah itu tidak boleh dipublika
dan psikologi (Horbach & Halffman, sikan kembali menjadi artikel jurnal.
2019). Text recycling tidak dianggap Karena suatu prosiding konferensi
plagiarisme jika suatu naskah sebelumnya biasanya telah memiliki copyright dari
ditulis untuk dokumen ‘internal’ yang penyelenggara konferensi atau penerbit.
tidak terpublikasi atau tanpa copyright dan Di jenis karya ilmiah lain, terkadang ada
lisensi penerbit. Misalnya untuk tugas tugas akhir (seperti disertasi) yang
akhir (skripsi, tesis, disertasi) yang belum dibukukan oleh penulis dan telah ber ISBN
dipublikasikan, proposal hibah untuk (International Standard Book Number)
pengajuan pendanaan ke sponsor, dan sehingga tidak boleh dipublikasikan ke
makalah singkat yang ditulis untuk bentuk karya ilmiah lain seperti artikel
kebutuhan sendiri saat akan mempresen jurnal ilmiah atau artikel prosiding.
tasikan suatu hasil penelitian pada Konsep text recycling ini harusnya
konferensi (Cooper, 2016a; Roig, 2003). dipahami dengan baik oleh penulis,
Makalah singkat untuk kebutuhan reviewer, editor, dosen, dan mahasiswa.
presentasi ini berbeda dengan artikel Terkadang mungkin kita dihadapkan
34 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
dengan usaha untuk mereplikasi studi kita adalah untuk meletakkan dasar pijakan
yang terdahulu untuk mengembangkan untuk karya baru, konsep baru, dan
suatu temuan yang baru (Shadiqi, Muluk, pembaca yang berbeda (Wibowo, 2012).
& Milla, 2018). Pada kasus ini, yang perlu Redundant and duplicate publication
dipahami oleh semua akademisi atau terjadi saat penulis mempublikasikan
penggiat jurnal ilmiah adalah suatu tulisan artikel atau tulisan yang sama di tempat
dapat memiliki pendahuluan dan metode yang berbeda tanpa memberitahu pem
penelitian atau bagian lainnya yang mirip baca atau penerbit (Cooper, 2016a). Salah
dengan tulisan lain yang ditulis oleh orang satu kasus untuk memahami jenis self
yang sama karena tujuan untuk studi plagiarisme ini adalah penarikan naskah
replikasi. Meskipun tidak ada standar yang dilakukan oleh Jurnal Ecopsy karena
batas berapa persen boleh melakukan text terindikasi dipublikasikan di tiga jurnal
recycling, nilai yang dapat diterima sekitar lainnya (Rachmah, 2018). Jenis self
10% untuk tiap bagian pendahuluan dan plagiarisme ini dapat terjadi karena
metode penelitian, dan 5% untuk bagian ketidaktahuan penulis mengenai aturan
lainnya (Moskovitz, 2017). Ini artinya self etika publikasi atau memang sengaja
plagiarisme tidak dapat dikategorikan dilakukan untuk tujuan tertentu. Penulis
kecurangan akademik jika tujuannya tidak boleh “menebar jaring” dengan
menyebarkan naskah ilmiahnya ke suatu disertasi dipecah menjadi 1 (satu)
beberapa jurnal hanya untuk tujuan naskah literatur review dan 2 (dua) naskah
mendapatkan publikasi tercepat karena yang lain dengan dua kelompok sampel
tuntutan kewajiban pribadi, seperti proses yang berbeda. Contoh lain yang diper
kelulusan studi. Larangan “menebar jaring” bolehkan adalah ketika peneliti
semacam ini harusnya menjadi pengeta mempunyai 1000 sampel studi survei, 500
huan umum dan aturan yang dijelaskan data ditulis untuk 1 naskah alat ukur
oleh para editor jurnal ilmiah melalui variabel X, 500 data yang lain ditulis untuk
aturan publikasi (Committee on Publica naskah korelasional variabel X dan Y.
tion Ethics, n.d.). Redundant publication Dengan catatan, kedua naskah benar benar
juga dapat terjadi karena tidak terjalin ditulis berbeda untuk menjelaskan dua
komunikasi yang baik antara penulis persoalan yang berbeda, yaitu validasi alat
pertama dan penulis lainnya pada satu ukur dan hubungan antar variabel.
artikel ilmiah. Penulis kedua tanpa Sementara indikasi plagiarisme dapat
memberitahu penulis pertama mengirim terjadi ketika pada suatu studi dipecah
kan naskah mereka ke suatu jurnal, menjadi 1 (satu) naskah berisikan studi
sementara penulis pertama juga komparasi dua kelompok dan 1 (satu)
melakukan hal yang sama pada jurnal naskah yang lain melaporkan salah satu
yang berbeda di waktu yang bersamaan kelompok saja (variabel sama, analisis
atau berbeda. hasil berbeda). Hal ini didukung dengan
Salami-slicing atau data fragmenta adanya bukti bahwa kedua naskah
tion adalah memecah studi ke beberapa tersebut memiliki tingkat kesamaan yang
publikasi demi menghindari publikasi tinggi melalui uji plagiarisme. Ada
satu studi besar (Cooper, 2016a; Elston, in kecenderungan saat ini para peneliti
press; Mohapatra & Samal, 2014). Tidak berusaha mempublikasikan naskah
semua publikasi termasuk jenis ini, contoh sebanyak-banyaknya meskipun dengan
yang diperbolehkan adalah ketika ada data yang sama. Secara etis hal demikian
Buletin Psikologi 35
SHADIQI
dapat diatasi dengan cara yang tepat, untuk pembaca yang berbeda (Elston, in
namun akan muncul pertanyaan mengapa press), misalnya ketika topik A dibahas
tidak mempublikasikan satu naskah pada suatu artikel menggunakan sudut
dengan hasil yang lengkap untuk pandang psikologi dan artikel yang lain
menjelaskan satu persoalan yang sama? ditulis dengan pendekatan sosiologi oleh
Berbeda hal jika kita berbicara tentang satu orang penulis yang sama. Namun,
artikel review, kita mungkin pernah perlu ditekankan bahwa dua naskah
menemukan artikel literatur review dengan dengan konsep yang sama harus melewati
topik yang sama ditulis orang yang sama uji plagiarisme dan memiliki batas
dipublikasikan pada jurnal yang berbeda indikasi kesamaan yang masih bisa
dan terdapat beberapa kesamaan ide topik ditoleransi. Sementara itu, pada artikel
tulisan. Hal seperti ini boleh dilakukan studi empiris, penulis dapat menghindari
sejauh artikel-artikel tersebut ditujukan self-plagiarisme dengan cara melakukan
suatu penelitian yang menguji beberapa prosedur pengutipan. (7) Mashup,
variabel dengan jumlah sampel yang besar mencampurkan berbagai tulisan/material
dan memecahnya menjadi beberapa dari berbagai sumber. (8) 404 Error, meng
artikel. Meskipun berasal dari 1 pengam gunakan tulisan orang lain tetapi diberi
bilan data yang sama, akan terdapat sumber yang tidak akurat atau bahkan
beberapa naskah dengan pertanyaan menuliskan sumber yang mengada-ada.
penelitian yang berbeda, variabel yang (9) Aggregator, melakukan pengutipan
berbeda, dan sampel yang berbeda. secara tepat (mengubah tulisan orang lain)
tetapi sumber hampir tidak ada yang asli
Tipe Plagiarisme: 10 Spektrum Plagiarisme (mengada-ada). (10) Re-Tweet, melakukan
dari Turnitin pengutipan secara tepat, tetapi terlalu
Turnitin.com (2016b) mengategorikan 10 mirip dengan kata-kata atau struktur
jenis plagiarisme yang berasal dari survei sumber asli. Untuk lebih jelas contoh
hampir 900 instruktur pendidikan sekolah contoh 10 jenis plagiarisme ini dapat
menengah dan tinggi seluruh dunia. dilihat langsung pada situs Turnitin di
sumber yang tercantum di daftar pustaka
Adapun kesepuluh jenis plagiarisme ini
tulisan ini.
adalah (1) Clone, mengkloning atau
menulis sama persis tulisan orang lain
Mengapa Melakukan Plagiarisme?
kata demi kata. (2) CTRL+C, menulis
bagian teks dari satu sumber tanpa ada Debnath (2016) merangkum setidaknya
perubahan yang signifikan. (3) Find ada 8 alasan mengapa plagiarisme dilaku
Replace, mengganti kata dan frase kunci kan, yaitu (1) Informasi yang tersedia
dari sumber lain dengan tetap memper dengan mudah, terlebih lagi dengan
tahankan konten utama. (4) Remix, adanya internet. (2) tekanan publikasi dari
melakukan parafrase dari berbagai sumber tuntutan akademik, baik bagi dosen atau
dan ditulis menjadi satu (tanpa sumber). mahasiswa yang sedang mengejar target
(5) Recycle, meminjam tulisan orang lain akademik. (3) Kurang percaya diri dan
terdahulu tanpa mencantumkan sumber. kurang terampil menulis, sering kali
(6) Hybrid, mengombinasikan tulisan terjadi pada penulis pemula. (4) Menulis
orang lain dengan menyisipkan satu artikel terburu-buru dan di bawah
tulisan lainnya dan tetap mencantumkan tekanan. (5) Kurangnya pemahaman dan
salah satu sumber tanpa melakukan kesadaran mengenai plagiarisme. (6)
36 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
Buletin Psikologi 37
SHADIQI
gambar dari artikel ilmiah lain untuk harus ditulis dengan menyebutkan sum
ditulis kembali ke tulisan kita. Beberapa ber referensi di keterangan bawah tabel
tabel dan gambar yang memiliki copyright dan gambar, bahkan harus mendapat izin
dari penulis atau penerbitnya. temuan sebelumnya. (4) Spesialisasi yang
Langkah berikutnya untuk menghin hanya mengarah pada penulis tersebut, ia
dari plagiarisme adalah ketika melakukan yang lebih banyak menguasai topik
parafrase dan meringkas selalu sebutkan tersebut. Sementara yang kurang etis
sumber asli atau menggunakan kutipan adalah (5) meningkatkan angka H-Index
langsung ketika menggunakan frase melalui jumlah sitasi yang banyak.
orisinal (Cooper, 2016a). American Psycho Langkah yang lain adalah melakukan
logical Association (2013) telah membuat uji plagiarisme untuk mengecek kualitas
aturan khusus untuk penulisan kutipan. tulisan. Burdine et al. (2018) membuat
APA menjelaskan bahwa jika kutipan daftar layanan uji plagiarisme secara
langsung memiliki kurang dari 40 kata daring yang berbayar seperti iThenticate,
maka ditulis di dalam paragraf dengan CrosCheck, Plagium, PlagScan, dan
menggunakan tanda petik (“...”) dan Turnitin. Sementara uji plagiarisme tanpa
diakhiri dengan sitasi sumber orisinal biaya atau gratis adalah HelioBLAST,
berupa nama belakang penulis, tahun, dan Viper, Grammerly, dan Plagiarisma
nomor halaman/paragraf yang memuat (Burdine et al., 2018). Jenis terakhir
tulisan orisinal. Namun jika lebih dari 40 terdapat tambahan biaya jika ingin
kata, maka dibuat teks blok berupa tulisan meningkatkan (upgrade) layanan. Terka
yang terpisah dan menjorok lebih dalam dang melakukan pencarian di google atau
dari paragraf awal, tanpa tanda petik, dan google scholar juga dapat membantu
tetap diakhiri dengan sumber sitasi serta mendeteksi plagiarisme (Debnath, 2016).
nomor halaman tulisan orisinal. Untuk Bagi pengelola jurnal, langkah yang paling
lebih jelas dapat dilihat pada buku awal dan sederhana adalah melakukan
Publication manual of the American pencarian judul naskah di google dan
Psychological Association edisi ke-6. memastikan bahwa naskah belum
Jika seorang penulis melakukan dipublikasikan di terbitan apapun.
parafrase tulisan ia sendiri sebelumnya Tiap institusi pendidikan dan jurnal
dengan mempertahankan makna orisinal ilmiah memiliki standar yang berbeda
dan tetap menyebutkan sumber tulisannya untuk uji plagiarisme, misalnya Pastor
sendiri (self-citation), ini tepat dan etis (2018) menggunakan Turnitin dengan
dilakukan (Burdine et al., 2018). Namun, standar kode warna biru (tanpa kesamaan
penulis harus memperhatikan aturan atau 0%), hijau (kesamaan dengan besar
mengenai self-citation. Memang tidak ada 24%), kuning (antara 25 hingga 49%),
kesepakatan sejauh mana self-citation boleh jingga (50–74%) dan merah (lebih dari
dilakukan (Pandita & Singh, 2017). 75%). Tiap institusi pendidikan hendaknya
Beberapa alasan berikut memperbolehkan memiliki layanan uji plagiarisme yang
untuk self-citation (Pandita & Singh, 2017): dapat digunakan oleh sivitas akademik.
(1) Mengembangkan studi sebelumnya. (2) Setidaknya dengan layanan ini, plagia
Mengisi gap (celah) penelitian terbaru risme dapat dihalau meskipun hanya
dengan menggunakan temuan terdahulu. bersumber dari data online. Namun, kita
(3) Memperbaiki atau memasukkan harus tetap menyadari kelemahan uji
perubahan yang diperlukan pada suatu plagiarisme online ini, yaitu tidak dapat
38 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
Buletin Psikologi 39
SHADIQI
Aliakbar, L. O. (2018, February 6). Tim tiga Burdine, L. K., de Castro Maymone, M. B.,
puluh Guru Besar UHO sebut plagiat & Vashi, N. A. (2018). Text recycling:
Zamrun 72 persen terbukti. Self-plagiarism in scientific writing.
Sultrakini.Com. Diunduh dari International Journal of Women’s
https://sultrakini.com/berita/tim-tiga Dermatology, 5(2), 134–136. doi:
puluh-guru-besar-uho-sebut-plagiat 10.1016/j.ijwd.2018.10.002
zamrun-72-persen-terbukti Committee on Publication Ethics. (n.d.).
Core practices. Diunduh dari Cooper, H. (2016b). Principles of good
https://publicationethics.org/core writing: Avoiding plagiarism. Retrieved
practices January 27, 2019, from APA Style Blog
Cooper, H. (2016a). Ethical choices in website:
research: Managing data, writing reports, https://blog.apastyle.org/apastyle/201
and publishing results in the social 6 /05/avoiding-plagiarism.html
sciences. Washington, DC: American Debnath, J. (2016). Plagiarism: A silent
Psychological Association. epidemic in scientific writing – Reasons,
recognition and remedies.
40 Buletin Psikologi
PLAGIARISME DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
Medical Journal Armed Forces India, Khafifah, N., & Fatwalloh, Y. (2018,
72(2), 164–167. doi: January 29). Ombudsman: Rektor
10.1016/j.mjafi.2016.03.010 Universitas Halu Oleo terbukti
Drabold, W. (2016, July 19). Watch Melania lakukan plagiarisme. KumparanNEWS.
Trump’s speech at the Republican Retrieved from
convention. TIME. Retrieved from https://kumparan.com/@kumparanne
https://time.com/4412008/republican ws/ombusman-rektor-universitas
convention-melania-trump-2/ halu-uleo-terbukti-lakukan
plagiarisme
Elander, J., Pittam, G., Lusher, J., Fox, P., &
Payne, N. (2010). Evaluation of an Marshall, L., & Rowland, F. (1998). A guide
intervention to help students avoid to learning independently, 3rd Edition.
unintentional plagiarism by Melbourne: Addison Wesley
improving their authorial identity, Longman.
Assessment & Evaluation in Higher Mohapatra, S., & Samal, L. (2014). The
Education, 35(2), 157-171. doi: ethics of self-plagiarism. Asian Journal
10.1080/02602930802687745 of Psychiatry, 12(1), 147–147. doi:
Elston, D. M. (in press). Duplicate 10.1016/j.ajp.2014.10.005
publication. Journal of the American Moskovitz, C. (2017). Text recycling in
Academy of Dermatology. doi: health sciences research literature: A
10.1016/j.jaad.2017.11.015 rhetorical perspective. Research
Horbach, S. P. J. M., & Halffman, W. Integrity and Peer Review, 2(1), 1. doi:
(2019). The extent and causes of academic 10.1186/s41073-017-0025-z
text recycling or “self plagiarism.” Research Pandita, R., & Singh, S. (2017). Self
Policy, 48(2), 492– 502. doi: citations, a trend prevalent across subject
10.1016/j.respol.2017.09.004 disciplines at the global level: an
Jirge, P. R. (2017). Preparing and overview. Collection Building, 36(3), 115–
publishing a scientific manuscript. 126. doi: 10.1108/CB-03-2017-0008
Journal of Human Reproductive Science, Park, C. (2003). In other (people’s) words:
10(1), 3. Plagiarism by university students--
literature and lessons. Assessment and
Evaluation in Higher Education, 28(5), 37–41. writing practices. Retrieved from
doi: 10.1080/02602930301677 https://ori.hhs.gov/avoiding
Pastor, J. C. (2018). Plagiarism in plagiarism-self-plagiarism-and-other
publications. Archivos de La Sociedad questionable-writing-practices-guide
Espanola de Oftalmologia, 93(12), 571– 572. ethical-writing
doi: 10.1016/j.oftal.2018.08.009 Shadiqi, M. A., Muluk, H., & Milla, M. N.
Rachmah, D. N. (2018). Pengumuman (2018). Experiment replication: A
editor: Penarikan satu naskah pada proposed solution for developing
Vol. 5 No. 1 April 2018. Jurnal Ecopsy, psychological research in Indonesia.
5(2), 110. Diunduh dari Anima Indonesian Psychological Journal,
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.ph 33(4), 213–230. doi:
p/ecopsy/article/view/5411 10.24123/aipj.v33i4.1795
Roig, M. (2003). Avoiding plagiarism, self Sumber Daya Iptek Dikti. (2017).
plagiarism, and other questionable Klarifikasi dugaan plagiasi rektor
terpilih Universitas Halu Oleo.
Buletin Psikologi 41
SHADIQI