Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

INJEKSI INTRAMUSKULAR ATS

DISUSUN OLEH
ERY WAHYUNING SEJATI
SN. 152061

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
INJEKSI INTRAMUSKULAR ATS

Nama klien : Tn.P


Diagnosa Medis : CKS
No register : 58699

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Diagnosa keperawatan: resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka
terbuka.
DS:
▪ Klien mengatakan disrempet ketika naik motor oleh motor lain
▪ Klien mengeluh sakit pada luka.
DO:
▪ TD : 100/80 mmHg
▪ N : 100 x/menit
▪ T : 36,50C
▪ RR : 24x/menit
▪ Klien tampakkesakitan.
▪ VE pada tungkai kanan
▪ VL pada paha kanan
Dasar pemikiran

Vulnus/ luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh, hal ini
terjadi karena mekanis/traumatis, perubahan suhu, zat kimia, ledakan
,sengatan listrik dan gigitan hewan. VE (vulnus excoriatio) adalah luka lecet
sedangkan VL (vulnus laserasi) adalah luka robek. Pada klien yang
mengalami VE maupun VL dilakukan pemberian ATS, hal ini bertujuan untuk
mencegah tetanus. Pemberian ATS akan efektif dalam jangka waktu 6 jam
setelah terjadinya luka, jika pemberian dilakukan lebih dari 6 jam maka akan
sia-sia.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Memberikan injeksi IM ATS 1 ampul
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Steril
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.
c. Area penusukan yaitu daerah gluteal 1/3 sias bagian atas dan sebelum
dailakukan penusukan harus dilakukan disinfeksi pada area penusukan
4. Analisa tindakan keperawatan
ATS adalah serum yang dibuat dari plasma kuda yang dibalkan terhadap
toksin tetanus. Plasma ini dimurnikan dan dipekatkan serta mengandung fenol
0,25% sebagai pengawet. Pemberian serum ini bertujuan untuk pencegahan
dan pengobatan tetanus. Pencegahan tetanus diberikan secara intra muskuler
1500 iu secepat mungkin kepada seseorang yang luka dan terkontaminasi
dengan tanah, debu atau bahan lainnya yang dapat menyebabkan infeksi
Clostridium tetani. Sebelum memberikan suntikan serum antitetanus dengan
dosis penuh, sebaiknya dilakukan tes hipersensitifitas subkutan terutama bagi
mereka yang mempunyai penyakit alergi.
5. Hasil yang di dapat dan maknanya
S:
▪ Klien mengatakan nyeri pada luka.
O:
▪ TD : 110/80 mmHg
▪ N : 90 x/menit
▪ T : 36,70C
▪ RR : 24x/menit
▪ Klien tampakkesakitan.
▪ Mengalir darah dari luka VL
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di
atas
▪ Membersihkan luka
▪ Hecting

7. Kepustakaan
Price, Sylvia Anderson, Patofisiologi Buku I, 1994,EGC, Jakarta.
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8,
1997, EGC, Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC,
Jakarta.
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta

Gemolong, 19 September 2016


Mahasiswa

Ery Wahyuning S

Anda mungkin juga menyukai