Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM NORMAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Maternitas

PEMBIMBING

Rida Milati, Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh:
Nurul Islamy., S.Kep
2014901110068

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM NORMAL

A. Definisi
Post partum merupakan masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa post partum dimulai sejak 2 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu 42 hari (Nugroho, Taufan, 2014). Post partum adalah masa
yang rentan bagi kelangsungan hidup ibu baru bersalin. Pada masa nifas ini tidak sedikit ibu yang
mengalami masalah kesehatan seperti bengkak pada kaki, nyeri pada luka perinium, ketidakmampuan
menyusui, dan nutrisi (Islami & Aisyaroh, 2012).
B. Mekanisme Fisiologis

C. Rencana asuhan keperawatan


1. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
b) Riwayat kesehatan dahulu :
2. Pemeriksaan fisik: data fokus
a) Keadaan umum
Pemeriksaan TTV, ada/tidak tanda anemia, pengkajian tanda edema atau tromboflebitis,
pemeriksaan reflek, kaji adanya varises, kaji CVAT (cortical vertebra area tenderness)
b) Payudara
Pengakajian daerah aerola, adanya abses, nyeri tekan, observasi adanya pembengkakan atau ASI
terhenti, kaji pengeluaran ASI
c) Abdomen atau uterus
Observasi uterus
d) Vulva atau perineum
Observasi pengeluaran lokhea, observasi penjahitan lacerasi atau luka episiotomi, kaji adanya
pembengkakan, luka, hemoroid.
D. Pemeriksaan penunjang

No Jenis pemeriksaan Nilai normal Manfaat


1. Pemeriksaan darah Beberapa uji laboratorium biasa segera
dilakukan pada periodepasca partum. Nilai
hemoglobin dan hematokrit seringkali
dibutuhkan pada hari pertama pada partus
untuk mengkaji kehilangan darah pada
melahirkan.
2. Pemeriksaan urin Pegambilan sampel urin dilakukan dengan
menggunakan cateter atau dengan tehnik
pengambilan bersih (clean-cath) spisimen ini
dikirim ke laboratorium untuk dilakukan
urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas
terutama jika cateter indwelling di pakai
selama pasca inpartum. Selain itu catatan
prenatal ibu harus di kaji untuk menentukan
status rubelle dan rhesus dan kebutuhan
therapy yang mungkin
E. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Diagnosa 1 : Gangguan eliminasi urine beruhubungan dengan obstruksi anatomic.
a) Definisi: disfungsi pada eliminasi urine.
b) Batasan karakteristik: dysuria, sering berkemih, anyang-anyangan, inkontinensia, nokturia, retensi,
dorongan.
c) Faktor yang berhubungan: obstruksi anatomic, penyebab multiple, gangguan sensori motoric,
infeksi saluran kemih.
2. Diagnosa 2 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan tanggung jawab memberi asuhan
a) Definisi: gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
b) Batasan karakteristik : perubahan pola tidur normal, penurunan kemampuan berfungsi,
ketidakpuasan tidur, menyatakan sering terjaga, menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur,
menyatakan tidak merasa cukup istirahat.
c) Faktor yang berhubungan: kelembaban lingkungan sekitar, suhu lingkungan sekitar, tanggung
jawab memberi asuhan, perubahan pejanan terhadap cahaya-gelap, gangguan, kurang kontrol tidur,
kurang privasi, pencahayaan, bising, bau gas, restrain fisik, teman tidur, tidak familier dengan
prabot tidur.
F. Perencanaan
1. Diagnosa 1 : Gangguan eliminasi urine berhubungan dengann obstruksi anatomic.
a) Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan: kebutuhan eliminasi urine terpenuhi , urine continuence.
Kriteria hasil: kandung kemih kosong secara penuh, tidak ada residu urine, intake cairan dalam
rentang normal, bebas dari ISK, tidak ada spasme bladder, balance cairan seimbang.
b) Intervensi keperawatan
1) Memantau asupan dan keluaran
Rasional : mengetahui kebutuhan eliminasi urin.
2) Masukkan keteter kemih
Rasional : membantu proses berkemih
3) Memantau tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi dan perkusi
Rasional : mengetahui pengosongan kandung kemih
2. Diagnosa 2 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan tanggung memberi asuhan,
a) Tujuan dan kriteria hasil:
Tujuan: istirahat tidur terpenuhi
Kriteria hasil: pola tidur, kualitas dalam batas normal, perasaan segar sesudah tidur atau istirahat.
b) Intervensi keperawatan:
1) Jelaskan pentingnya tidur adekuat
Rasional: membantu terhindar dari kelelahan serta penyakit.
2) Ciptakan lingkungan yang nyaman
Rasional: membantu tidur atau istirahat lebih baik
3) Monitor kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam
Rasional: mengetahui kebutuhan tidur dalam satu hari sudah atau belum terpenuhi
G. Daftar pustaka
Nugroho, T. et al. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas. Edisi I. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sukarni, I. (2013). Masa Nifas. Kehamilam, Persalinan dan Nifas. Edisi I. Yogyakarta.
Walyani Elisabeth Siwi & Purwoastusi Th.Endang. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas &Menyusui.
Edisi I. Yogyakarta.
Huda, A., Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa NANDA,
NIC, NOC Dalam Berbagai Kasus. Jilid 1. Jogjakarta: MediAction.

Banjarmasin, Desember 2020

Preseptor Akademik Ners Muda

(Rida Milati, Ns.,M.Kep) (Nurul Islamy, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai