Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL KLINIK DENGAN KASUS THALASEMIA

STASE KEPERAWATAN ANAK

PEMBIMBING AKADEMIK : ESME ANGGERIYANI , NS., M.KEP

DISUSUN OLEH :

MIRRA EDHAYANTIE (2014901110046)


YUNI KHAIRUNISA, S.KEP (2014901110095)
NURUL ISLAMY (2014901110068)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2020/2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

TUTORIAL KLINIK SESI I

Tanggal pengkajian : Sabtu, 10 April 2021


Jam : 12.45 WITA
Ruangan : Merak

Data Pasien
-     Nama (inisial) : An. S
-     Usia / tanggal lahir : 6 tahun/ 30-4-2014
-     Jenis kelamin : laki-laki
-     Alamat : Jl. Guntung Payung
-     Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
-     Status pernikahan : Belum menikah
-     Agama / keyakinan : Islam
-     Pekerjaan / sumber penghasilan : Pelajar
- Diagnosis : Thalasemia + B20

Skenario:
An. S berusia 6 tahun masuk ke RS dengan diagnosa Thalasemia. An. S mengeluh
nyeri di bagian femur kanan, terasa seperti tertusuk dan terbakar, skala nyeri 6, nyeri
dirasa terus menerus. An. S meringis kesakitan sambil memegangi pahanya. Bagian
paha terdapat luka sehingga terbalut perban dan terdapat bercak darah keluar di
balutan perban. Pasien tidak dapat berjalan. Aktivitas sehari-hari An. S dibantu oleh
kedua orang tuanya, sehari-hari An. S hanya terbaring ditempat tidur. Saat
pengakajian didapatkan TTV N: 99x/mnt, RR: 20x/mnt, T: 36,30C.
PROBLEM HYPOTESIS MECHANISM MORE INFO DON’T KNOW LEARNING ISSUE

DS : 1. Nyeri b.d Terlampir 1. Data penunjang 1. Apa saja tanda gejala


1. Faktor-Faktor yang
agen cedera hasil lab cek darah Talasemia?
- P : penyakit Memengaruhi Kualitas
fisik 2. Pemeriksaan Jawaban :
- Q : tertusuk dan terbakar Hidup Penderita Talasemia
- R : femur sinistra 2. Intoleransi radiologi a. Lemah, pucat, berat
Anak di RSUD Al-Ihsan
- S:6 aktifitas b.d badan kurang,
- T : terus menerus Kabupaten Bandung Tahun
imobilisasi jantung berdebar,
- Pasien tidak dapat 2019
berjalan 3. Resiko pusing, tidak nafsu
2. Peningkatan Sikap Dan
Infeksi makan, perut
Motivasi Orangtua Tentang
membengkak akibat
Perawtaan Pasca Transfusi
DO: pembengkakakan
Pada Anak Thalasemia
limfa.
- Pasien meringis kesakitan Melalui Pemberian
sambil memegangi Komunikasi Informasi
2. Gejala khas dari
pahanya Edukasi Berbasis Audio
talasemia?
- Aktivitas sehari-hari Visual Di Kabupaten
Jawaban :
dibantu oleh kedua orang Kuningan
a. Bentuk muka
tua 3. Pengaruh Transfusi Sel
mongoloid yaitu
- Sehari-hari hanya Darah Merah Terhadap
hidung pesek, tanpa
terbaring ditempat tidur Perubahan Kadar Kalium
pangkal hidung,
jarak antara kedua
- Bagian paha terdapat luka pada Pasien Thalassemia
mata lebar dan
sehingga terbalut perban Mayor
tulang dahi juga
dan terdapat bercak darah
lebar 4. Efek Suplementasi Sari
keluar di balutan perban
b. Keadaan kuning Kurma Dan Teh Hijau
- TTV :
pucat pada kulit, jika Terhadap Penurunan Kadar
N: 99 x/mnt
sering di transfusi, Malondialdehyde
RR: 20 x/mnt
kulitnya menjadi (MDA)Lasma Pada Anak
T: 36,3 o C
kelabu karena Dengan Talasemia.
penimbunan besi

3. Penatalaksanaan untuk
penderita talasemia?
Jawaban :
a. Medikamentosa :
Pemberian iron
chelating agen
(Desferoxamine,
Vitamin C 100-250
mg/hari, Asam folat
2-5 mg/hari, Vitamin
E 200-400 IU
b. Bedah :
Transplantasi
sumsung tulang telah
memberi harapan
baru bagi penderita
thalassemia dengan
lebih dari seribu
penderita thalasemia
mayor berhasil
tersembuhkan
dengan tanpa
ditemukannya
akumulasi besi dan
hepatosplenomegali
c. Suportif: Tranfusi
darah, dimana Hb
penderita
dipertahankan antara
8-9,5 mg/dl.

4. Apa saja diagnosa dan


intervensi untuk kasus
talasemia?
Jawaban :
a. Nyeri b.d agen
cedera fisik
b. Intoleransi aktifitas
b.d imobilisasi
c. Resiko Infeksi
TUTORIAL KLINIK SESI II

LEARNING ISSUE
1. Jurnal pertama
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas Hidup Penderita Talasemia Anak di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung Tahun 2019
Peneliti : Jamaluddin Kamil, Tito Gunantara, Yani Dewi Suryani
Abstrak
Talasemia merupakan penyakit genetik dan kronis yang dapat menyebabkan anemia berat sehingga mengganggu kualitas hidup.
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran dan faktor apa saja yang memengaruhi kualitas hidup penderita talasemia anak di
RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung tahun 2019. Subjek penelitian adalah penderita talasemia anak di RSUD Al-Ihsan Kabupaten
Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Data diambil menggunakan teknik total sampling dengan jumlah subjek 65 orang.
Desain penelitian bersifat analitik dengan rancangan potong lintang. Penelitian menggunakan alat berupa kuesioner pediatric
quality of life (PedsQL) yang berisi 23 pertanyaan. Hasil analisis univariat didapatkan kualitas hidup total subjek penelitian adalah
buruk dengan rerata skor 68,9. Fungsi fisik, emosi, dan sekolah buruk dengan nilai rerata skor < 80. Analisis bivariat dengan chi
square test didapatkan hubungan bermakna antara faktor-faktor dan kualitas hidup dengan nilai p ≤ 0,05. Analisis multivariate
dengan n multiple logistic regression test didapatkan faktor yang paling dominan memengaruhi kualitas hidup yaitu fungsi sosial
dengan koefisien beta 1,823 dan nilai p=0,039. Simpulan, rerata kualitas hidup penderita talasemia anak di RSUD Al-Ihsan
Kabupaten Bandung adalah buruk. Fungsi yang terganggu, yaitu fungsi fisik, emosi, dan sekolah. Faktor yang paling dominan
memengaruhi kualitas hidup dengan nilai tertinggi, yaitu fungsi sosial.
Kata kunci: Anak, kualitas hidup, PedsQL, talasemia

2. Jurnal ke-2
Peningkatan Sikap Dan Motivasi Orangtua Tentang Perawtaan Pasca Transfusi Pada Anak Thalasemia Melalui Pemberian
Komunikasi Informasi Edukasi Berbasis Audio Visual Di Kabupaten Kuningan
Peneliti : Nanang Saprudin, Rani Muliany Sudirman
Abstrak :
Insidensi thalasemia pada anak, saat ini terus mengalami peningkatan. Thalasemia yang diderita anak bisa menurunkan kualitas
hidup anak baik aspek fisik maupun psikologis. Perawatan pasca tranfusi yang kurang tepat oleh orang tua dipengaruhi oleh
faktor sikap dan motivasi orangtua. Upaya untuk meningkatkan sikap dan motivasi orang tua dalam perawatan pasca tranfusi bisa
dilakukan melalui pemberian komunikasi informasi dan edukasi berbasis audio visual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan sikap dan motivasi orang tua dalam perawatan pasca tranfusi pada anak thalasemia sebelum dan sesudah pemberian
KIE. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan quasi eksperimen dengan rancangan nonequivalent control group
design dengan menggunakan one group pretest posttest. Subjek penelitian ini adalah orang tua dengan anak thalasemia sesuai
kriteria. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling sejumlah 30 responden. Instrumen yang digunakan
menggunakan kuisioner, pemutar video dan LCD. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji t dependendan uji wilcoxon.
Penelitian menunjukan ada peningkatan skor dan perbedaan sikap (p value = 0,000) dan motivasi (p value = 0,001)< 0,05.
Terdapat peningkatan rerata skor sikap dan motivasi setelah pemberian KIE dan terdapat perbedaan sikap dan motivasi responden
sebelum dan sesudah pemberian KIE. Bagi orang tua untuk menambah informasi menggunakan media elektronik sejenis serta
bagi rumah sakit untuk memasukan KIE berbasis audio visual sebagai pengembangan program dalam media penyuluhan
khususnya tentang perawatan pasca tranfusi kepada orang tua dengan anak thalassemia.
Kata Kunci : KIE, Sikap, Motivasi, Thalasemia

3. Jurnal ke-3
Pengaruh Transfusi Sel Darah Merah Terhadap Perubahan Kadar Kalium pada Pasien Thalassemia Mayor
Peneliti : Sacharissa Ardelia Larasati, Muhammad Riza
Abstrak
Latar belakang. Pada sebagian besar penderita thalassemia mayor, diindikasikan transfusi darah seumur hidup karena adanya
proses hemolitik yang terjadi terus menerus. Pemberian produk darah mengandung beberapa unsur yang berisiko dan berpotensi
menimbulkan efek samping. Metabolisme sel darah merah selama penyimpanan dapat menyebabkan kebocoran pada membran
sel darah merah sehingga terjadi peningkatan kadar kalium. Tujuan. Menganalisis pengaruh transfusi sel darah merah terhadap
perubahan kadar kalium pada pasien thalassemia mayor. Metode. Penelitian dilakukan di ruang perawatan hematologi anak
RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan April-Mei 2018. Subjek penelitian sebanyak 50 pasien diambil secara konsekutif
sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Pasien thalassemia mayor yang mendapatkan transfusi darah terakhir pada saat rawat
inap, dilakukan pemeriksaan kadar elektrolit kalium sebelum dan setelah transfusi sel darah merah. Data diolah dengan SPSS
17.0. Analisis untuk menilai hubungan kedua variabel menggunakan uji wilcoxon rank test. Hasil. Didapatkan pengaruh transfusi
sel darah merah terhadap perubahan kadar kalium pada pasien thalassemia mayor. Nilai ratarata kadar kalium sebelum transfusi
(pre) adalah 3,83±0,45 dan rata-rata kadar kalium setelah transfusi (post) adalah 3,93+0,47. Ada kecenderungan peningkatan
kadar kalium sebesar 2,6% (p =0,064) dan tidak ada yang menimbulkan hiperkalemia (K >5 mmol/L). Kesimpulan. Terdapat
pengaruh transfusi sel darah merah terhadap perubahan kadar kalium pada pasien thalassemia mayor, meskipun secara statistik
tidak signifikan.
Kata kunci: thalassemia, transfusi sel darah merah, kalium
4. Jurnal ke-4

5. Efek Suplementasi Sari Kurma Dan Teh Hijau Terhadap Penurunan Kadar Malondialdehyde (MDA)Lasma Pada Anak Dengan
Talasemia
Peneliti : Istikomah, Bambang Purwanto, Tonang Dwi Ardiyanto
Abstrak
Anak talasemia mempunyai risiko mengalami stress oksidatif. Suplementasi sari kurma bisa menjadi alternatif untuk mencukupi
asupan gizi dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek suplementasi sari kurma sebagai sumber
antioksidan dan teh hijau terhadap penurunan kadar MDA plasma sebagai salah satu penanda stress oksidatif pada anak dengan
talasemia.Penelitian dilaksanakan di Kota Magelang, pada komunitas penderita talasemia β mayor se-eks Karisidenan Kedu yang
rutin menjalani terapi di RSUD Tidar Kota Magelang pada bulan Oktober 2014. Metode penelitian menggunakan randomized
pretest-posttest control group design. Penderita talasemia mayor usia 10- 15 tahun dipilih secara random dan dikelompokkan
menjadi kelompok yang diberi suplementasi sari kurma bersama teh hijau dosis 20% dari Angka Kecukupan Gizi dan kelompok
kontrol yang hanya diberikan teh hijau saja. Perlakuan selama 28 hari, sebelum dan sesudahnya dilakukan pengambilan sampel
darah untuk pemeriksaan kadar MDA plasma.Berdasarkan analisis statistik uji t perpasangan diperoleh hasil bahwa anak dengan
talasemia yang diberi suplementasi sari kurma bersama teh hijau mengalami penurunan kadar MDA plasma yang signifi kan (t:
3.0222, Sig. (2-tailed): 0.014) dengan rata-rata penurunan 0.71 ± 0.07 μmol/l. Pada kelompok kontrol, hasil t: 2.502, Sig.(2-
tailed): 0.034, signifi kan dengan rata-rata penurunan 0.65 ± 0.82 μmol/l. Pemberian suplementasi sari kurma bersama teh hijau
dan konsumsi teh hijau saja pada anak talasemia berefek menurunkan kadar MDA plasma secara signifi kan.
Kata kunci: talasemia, stress oksidatif, sari kurma, teh hijau, kadar MDA plasma.

Diagnosa NOC NIC Rasional


1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Nyeri b.d agen  Pain control komprehensif termasuk lokasi,
1. Mengetahui perasaan nyeri yang
cedera fisik  Pain level dirasakan klien agar tepat dalam
karakteristik, durasi, frekuensi,
 Comfort melakukan manajemen nyeri
kualitas dan faktor presipitasi
2. Mengetahui tingkat nyeri yang
2. Observasi reaksi nonverbal dari
Setelah dilakukan asuhan dirasakan
ketidaknyamanan
keperawatan diharapkan 3. Memberikan perasaan nyaman terhadap
3. Gunakan teknik komunikasi
masalah teratasi dengan klien
terapeutik untuk mengetahui
kriteria hasil : 4. Membantu mengurangi gejala nyeri
pengalaman nyeri pasien
1. Melaporkan bahwa 4. Kontrol lingkungan yang dapat 5. Membantu menurunkan gejala nyeri

nyeri berkurang yang dirasakan klien


mempengaruhi nyeri seperti suhu
dengan menggunakan 6. Memberikan pengobatan yang tepat
ruangan, pencahayaan dan
manajemen nyeri untuk mengatasi nyeri klien
kebisingan
2. Mampu mengenali 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri 7. Mengetahui perasaan nyeri yang

nyeri (skala, intensitas, 6. Pilih dan lakukan penanganan nyeri dirasakan klien

frekuensi dan tanda 8. Memberikan pengobatan dengan cara


(farmakologi, non farmakologi dan
nyeri) manajemen nyeri seperti relaksasi nafas
inter personal)
3. Menyatakan rasa 7. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk dalam

nyaman setelah nyeri 9. Membantu kesembuhan klien


menentukan intervensi
berkurang 8. Ajarkan tentang teknik non
4. Tanda vital dalam farmakologi
rentang normal 9. Kolaborasikan dengan dokter jika
5. Status kenyamanan ada keluhan dan tindakan nyeri
meningkat tidak berhasil
 Energy conservation
Intoleransi 1. Bantu klien mengidentifikasi 1.
 Activity tolerance
aktivitas b.d aktivitas yang mampu dilakukan dapat dilakukan pasien
 Self care: ADLs
imobilisasi 2. Bantu untuk mendapatkan alat 2.

Setelah dilakukan asuhan bantuan aktivitas seperti kursi roda 3.

keperawatan diharapkan 3. Sediakan penguatan positif dari kembali beraktivitas normal

masalah dapat tertasi keluarga

dengan kriteria hasil :

1. Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
TD, nadi, RR
2. Mampu melakukan
aktivitas sehari-hari
(ADLs) secara
mandiri
3. Tanda-tanda vital
normal
4. Energy psikomotor
5. Level kelemahan
6. Mamu berpindah:
dengan atau tanpa
bantuan alat
7. Status
kardiopulmonari
adekuat
8. Sirkulasi status baik
9. Status respirasi:
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat
 Immune Status
Resiko infeksi 1. 1. Dapat membunuh bakteri sehingga
 Knowledge : Infection
cuci tangan meminimalisir adanya bakteri
control
2. 2. Mencegah terjadinya bakteri dari cairan
 Risk control
sesudah tindakan pasien yang menempel atau terkena

Setelah dilakukan asuhan 3. 3. Menjaga proteksi diri dan pasien

keperawatan diharapkan sebagai alat pelindung 4. Membantu mencegah terjadinya

masalah dapat tertasi 4. paparan virus

dengan kriteria hasil : selama pemasangan alat 5. Mengetahui sedini mungkin adanya
5. tanda infeksi
1. Klien bebas dari tanda sistemik dan lokal 6. Membersihkan area kulit sehingga
dan gejala infeksi 6. minimnya resiko infeksi
2. Mendeskripsikan epidema 7. Melihat keadaan adanya tanda infeksi
proses penularan 7. seperti kemerahan, pus
penyakit, factor yang terhadap kemerahan, panas, 8. Mengetahui keadaan luka/insisi bedah
mempengaruhi drainase 9. Gizi yang baik menjaga kekebalan
penularan serta 8. tubuh
penatalaksanaannya, 9. 10.Menghindari resiko dehidrasi
3. Menunjukkan cukup 11.Menunjang keadaan menjadi lebih baik
kemampuan untuk 10. 12.Pemberian obat-obatan salah satu cara
mencegah timbulnya 11. membentuk imun tubuh
infeksi 12. 13.Membantu pengenalan dini tanda
4. Jumlah leukosit antibiotik sesuai resep infeksi
dalam batas normal 13. 14.Membantu pengenalan dini tanda
5. Menunjukkan dan gejala infeksi infeksi
perilaku hidup sehat 14. 15.Membantu pengenalan dini adanya
15. tanda infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Huda Nurarif. (2016). Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Medi Action.
Istiqomah, P. Bambang, T. Dwi Ardiyanto. Efek Suplementasi Sari Kurma Dan Teh Hijau Terhadap Penurunan Kadar Malondialdehyde
(MDA)Lasma Pada Anak Dengan Talasemia. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Juli 2018
J. Kamil, T. Gunantara, Y. Dewi Suryani. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas Hidup Penderita Talasemia Anak di RSUD Al-Ihsan
Kabupaten Bandung Tahun 2019. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Jurnal Integrasi
Kesehatan dan Sains, Vol. 2 No. 2 Tahun 2020. EISSN 2656-8438.
L. Sacharissa Ardelia, M. Riza. Pengaruh Transfusi Sel Darah Merah Terhadap Perubahan Kadar Kalium pada Pasien Thalassemia Mayor.
Sari Pediatri, Vol. 21, No. 4, Desember 2019
NANDA, H. T. (2018). NANDA Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 edisi 11. Jakarta: EGC.
N. Saprudin, R. Muliany Sudirman. Peningkatan Sikap Dan Motivasi Orangtua Tentang Perawtaan Pasca Transfusi Pada Anak Thalasemia
Melalui Pemberian Komunikasi Informasi Edukasi Berbasis Audio Visual Di Kabupaten Kuningan. JOURNAL OF NURSING
EDUCATION AND PRACTICE VOL. 01 NO. 01, DESEMBER 2020
NIC, G. B. (2018). Nursing Intervention Classification (NIC) 6th edition. Philadelpia: Elsevier.
NOC, G. B. (2018). Nursing Outcome Classification (NOC) 6th edition. Philadelpia: Elsevier.

SDKI, P. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

SIKI, P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
SLKI, P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Banjarmasin, April 2021
Pembimbing Akademik,

Esme Anggeriyani, Ns., M.Kep

Anda mungkin juga menyukai